Anda di halaman 1dari 16

PERANGKAT ELEKTRONIKA

ARTIKEL PENGERTIAN, FUNGSI, CARA KERJA, DAN CONTOH


APLIKASI

Dosen Pengampu :
Sidiq S.H.,S.T.,M.T.,DR.Eng.
Disusun Oleh :
Suswanti (3.33.23.2.22)

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023
PENGERTIAN, FUNGSI, CARA KERJA DAN CONTOH APLIKASI

I. Half-Wave Rectifier

Pengertian :
Half Wave Rectifier atau Penyearah Setengah Gelombang adalah jenis
penyearah yang paling sederhana karena hanya menggunakan satu dioda untuk
menghalangi sisi negatif dari gelombang AC dari sumber daya listrik dan melewati sisi
positifnya.

Fungsi :
Fungsi utama dari half wave rectifier adalah untuk mengubah arus bolak-balik
menjadi arus searah dengan melewati hanya setengah gelombang dari sinyal AC.

Cara kerja :

Cara kerja half wave rectifier cukup sederhana. Saat sinyal AC masukan
melewati dioda, hanya satu setengah dari gelombang sinusoidal yang diteruskan. Pada
setengah gelombang positif, dioda mengizinkan arus untuk mengalir, sementara pada
setengah gelombang negatif, dioda memutuskan aliran arus. Oleh karena itu, hanya
setengah gelombang yang diizinkan untuk melewati dioda, dan ini menciptakan sinyal
searah.

Contoh aplikasi :
1. Power Supplies: Digunakan dalam catu daya sederhana untuk aplikasi seperti
lampu penerangan atau pengisian baterai.
2. Pendeteksi Sinyal: Dalam beberapa aplikasi deteksi sinyal, half wave rectifier
dapat digunakan untuk mengubah sinyal AC menjadi bentuk DC yang dapat
diukur dan diolah lebih lanjut.
3. Pengisian Baterai: Dalam beberapa kasus, half wave rectifiers digunakan untuk
mengisi baterai kecil, meskipun mereka kurang efisien dibandingkan dengan
jenis rectifier yang lebih canggih.

II. Full-Wave Bridge Rectifier

Pengertian :
Sebuah Full Wave Bridge Rectifier (Jembatan Rectifier Gelombang Penuh)
adalah suatu rangkaian elektronika yang digunakan untuk mengubah arus bolak-balik
(AC) menjadi arus searah (DC). Desain ini memiliki keunggulan karena mampu
menggunakan kedua siklus gelombang AC, sehingga efisiensinya lebih tinggi
dibandingkan dengan Half Wave Rectifier.

Fungsi :
Fungsi utama dari Full Wave Bridge Rectifier adalah mengubah arus AC
menjadi arus DC dengan memanfaatkan kedua siklus gelombang positif dan negatif
dari sumber AC. Hal ini membantu menghasilkan keluaran yang lebih stabil dan
memiliki tingkat riple (fluktuasi) yang lebih rendah.

Cara kerja :
Full Wave Bridge Rectifier bekerja dengan memanfaatkan empat dioda yang
disusun dalam bentuk jembatan. Selama setengah siklus gelombang AC, dua dioda
melewatkan arus, dan selama setengah siklus berikutnya, dua dioda lainnya
melewatkan arus. Ini memungkinkan aliran arus searah (DC) di sepanjang waktu.
Prosesnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Setengah siklus positif
• Dioda D1 dan D2 melewatkan arus saat tegangan positif.
• Arus mengalir dari trafo melalui D1 dan memasuki beban (misalnya
resistor atau kapasitor).
• Dioda D3 dan D4 memutus aliran arus selama setengah siklus ini.
2. Setengah siklus negatif
• Dioda D3 dan D4 melewatkan arus saat tegangan negatif.
• Arus mengalir dari trafo melalui D4 dan memasuki beban.
• Dioda D1 dan D2 memutus aliran arus selama setengah siklus ini.

Contoh aplikasi :
1. Power Supplies: Untuk mengubah arus AC dari sumber daya listrik menjadi
arus DC yang dapat digunakan oleh perangkat elektronik.
2. Chargers: Dalam pengisian baterai dan perangkat portabel.
3. Motor Drives: Untuk mengubah arus AC menjadi arus DC yang diperlukan
untuk menggerakkan motor listrik.
III. Basic AC to-DC Power Supply

Pengertian :
Power supply adalah suatu perangkat elektronik yang digunakan untuk
menyediakan energi listrik ke perangkat elektronik lainnya. AC to-DC power supply
adalah jenis power supply yang mengubah arus listrik bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC). Ini umumnya diperlukan karena sebagian besar perangkat elektronik
menggunakan arus searah untuk perlindungan peroperasi.

Fungsi :
1. Konversi arus
Mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang biasanya dihasilkan oleh sumber
daya listrik umum, seperti stop kontak rumah, menjadi arus searah (DC) yang
dibutuhkan oleh perangkat elektronik.
2. Stabilisasi tegangan
Menyediakan tegangan DC yang stabil untuk memastikan kinerja yang
konsisten dan aman dari perangkat yang menggunakan daya tersebut.
3. Perlindungan
Beberapa power supply juga dilengkapi dengan fitur perlindungan seperti
proteksi dari lonjakan tegangan, overcurrent, dan perlindungan termal.

Cara kerja :
1. Transformasi: AC to-DC power supply biasanya dimulai dengan menggunakan
sebuah transformator untuk mengubah tegangan AC pada tingkat yang sesuai.
2. Rectifikasi: Menggunakan satu atau lebih dioda untuk merubah AC menjadi
DC. Proses ini disebut rectifikasi.
3. Filtering: Menggunakan kapasitor dan induktor untuk menyaring gelombang
DC, menghasilkan tegangan DC yang lebih halus dan stabil.
4. Regulasi: Seringkali, power supply dilengkapi dengan regulator tegangan untuk
memastikan bahwa tegangan keluaran tetap pada tingkat yang diinginkan.

Contoh aplikasi :
1. Pengisi Daya Ponsel: Sebagian besar pengisi daya ponsel mengubah arus listrik
rumah tangga (AC) menjadi arus searah yang digunakan oleh baterai ponsel
(DC).
2. Adaptor Laptop: Adaptor laptop juga adalah contoh yang umum dari power
supply AC to-DC. Mereka mengubah arus listrik rumah tangga menjadi arus
yang dapat digunakan oleh laptop.
3. Power Supply Komputer: Unit power supply di dalam komputer juga
menggunakan konsep ini untuk menyediakan daya yang diperlukan oleh
berbagai komponen dalam komputer.
4. Pengisi Daya Elektronik Rumah Tangga: Misalnya, pengisi daya untuk kamera
digital, alat pengukur, atau perangkat elektronik rumah tangga lainnya.
5. Sistem Catu Daya Tertanam: Digunakan dalam berbagai aplikasi seperti sistem
kontrol industri, sistem komunikasi, dan perangkat elektronik lainnya.

IV. Voltage Dropper

Pengertian :
Voltage dropper adalah perangkat atau rangkaian elektronika yang dirancang
untuk menurunkan tegangan listrik dari satu tingkat ke tingkat yang lebih rendah.
Fungsi :
1. Menyediakan Tegangan yang Sesuai: Fungsi utama voltage dropper adalah
menyediakan tegangan yang sesuai untuk perangkat atau sistem tertentu yang
memerlukan tegangan yang lebih rendah.
2. Regulasi Tegangan: Beberapa voltage dropper dapat digunakan untuk
memberikan tingkat regulasi tegangan, sehingga tegangan keluarannya stabil
meskipun tegangan masuknya bervariasi.

Cara kerja :
1. Resistor
Voltage dropper sering kali menggunakan resistor untuk menurunkan tegangan.
Resistor menghasilkan penurunan tegangan sesuai dengan hukum Ohm (V = I
* R), di mana V adalah tegangan, I adalah arus, dan R adalah resistansi.
2. Zener diode
Zener diode dapat digunakan sebagai voltage dropper dengan menempatkan
diode dalam kondisi reverse breakdown. Diode ini akan mempertahankan
tegangan konstan di sepanjang titik breakdown-nya.
3. Transformator
Beberapa voltage dropper menggunakan transformator untuk menurunkan
tegangan. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Contoh aplikasi :
1. Adaptor Daya:
Adaptor daya seringkali menggunakan voltage dropper untuk menyediakan
tegangan yang sesuai dengan perangkat elektronik seperti ponsel atau laptop.
2. Regulator Tegangan:
Voltage dropper digunakan dalam regulator tegangan untuk menjaga tegangan
keluar tetap stabil.
3. Pemakaian Baterai:
Dalam beberapa aplikasi yang menggunakan baterai dengan tegangan tinggi,
voltage dropper digunakan untuk menurunkan tegangan ke tingkat yang lebih
aman untuk perangkat elektronik yang dijalankan oleh baterai tersebut.
V. Voltage Regulator

Pengertian :
Voltage regulator atau regulator tegangan adalah suatu perangkat elektronik
yang digunakan untuk mempertahankan tegangan listrik pada suatu level tertentu yang
diinginkan.

Fungsi :
1. Pertahankan Tegangan Stabil: Fungsi utama voltage regulator adalah menjaga
tegangan keluaran pada level yang diinginkan, terlepas dari variasi tegangan
masukan atau beban yang terhubung.
2. Proteksi Perangkat: Voltage regulator membantu melindungi perangkat
elektronik dari kerusakan yang dapat disebabkan oleh fluktuasi tegangan yang
signifikan.

Cara kerja :
Tergantung pada jenisnya, voltage regulator dapat bekerja dengan beberapa
cara. Namun, secara umum, regulator tegangan dapat beroperasi dengan
menggunakan prinsip kontrol umpan balik (feedback control). Prosesnya adalah
sebagai berikut:
1. Sensing: Komponen dalam regulator mengukur tegangan keluaran.
2. Perbandingan: Tegangan keluaran dibandingkan dengan tegangan referensi
yang diinginkan.
3. Koreksi: Jika ada perbedaan antara tegangan keluaran aktual dan yang
diinginkan, regulator akan mengubah daya yang disediakan ke perangkat hingga
mencapai tegangan yang diinginkan.
Contoh aplikasi :
1. Sistem Catu Daya Komputer: Voltage regulator digunakan dalam power supply
unit (PSU) komputer untuk menyediakan tegangan stabil ke komponen-
komponen seperti prosesor, kartu grafis, dan motherboard.
2. Ponsel dan Gadget: Voltage regulator digunakan dalam baterai dan sirkuit
pengisian ponsel untuk memastikan bahwa perangkat menerima tegangan yang
sesuai dan tidak merusak baterai.
3. Kendaraan: Dalam sistem kendaraan, voltage regulator dapat ditemukan dalam
alternator untuk menjaga tegangan keluaran konstan.
4. Elektronik Rumah Tangga: Dalam perangkat-perangkat seperti televisi, kulkas,
atau perangkat elektronik rumah tangga lainnya, voltage regulator dapat
digunakan untuk melindungi perangkat dari fluktuasi tegangan.

VI. Voltage-Multiplier Circuits

Pengertian :
Voltage multiplier circuits adalah jenis rangkaian elektronika yang digunakan
untuk meningkatkan tegangan input dengan menggunakan pengganda tegangan
(voltage multiplier). Rangkaian ini dapat berbentuk setumpuk diode dan kapasitor
yang diatur dengan cara tertentu.

Fungsi :
1. Meningkatkan Tegangan: Fungsi utama dari voltage multiplier circuits adalah
meningkatkan tegangan DC dari input ke output.
2. Catu Daya Tinggi: Digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan tegangan
tinggi seperti dalam tabung sinar katoda (CRT), detektor sinyal tinggi, atau
dalam eksperimen fisika.
Cara kerja :
Ada beberapa jenis voltage multiplier circuits, tetapi salah satu yang paling
umum adalah Cockcroft-Walton multiplier. Cara kerjanya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Fase 1: Kapasitor diisi melalui sumber tegangan melalui dioda.
2. Fase 2: Kapasitor dihubungkan secara seri dengan sumber tegangan melalui
dioda.
3. Fase 3: Proses ini diulangi sebanyak n kali (tergantung pada jumlah dioda)
sehingga tegangan keluaran menjadi n kali tegangan input.

Contoh aplikasi :
1. Tabung Sinar Katoda (CRT): Digunakan dalam layar monitor dan televisi
tabung sinar katoda.
2. Detektor Sinyal Tinggi: Dalam beberapa aplikasi detektor sinyal tinggi, seperti
dalam peralatan medis atau detektor partikel.
3. Penyuplai Tegangan Tinggi: Dalam rangkaian catu daya tinggi yang digunakan
dalam percobaan atau perangkat lain yang memerlukan tegangan tinggi.

VII. Diode Clamp

Pengertian :
Dioda clamp, juga dikenal sebagai dioda Zenner atau dioda flyback, adalah
jenis dioda yang digunakan untuk melindungi sirkuit dari lonjakan tegangan yang
berlebih. Dioda ini bekerja dengan cara mengarahkan tegangan yang melampaui
ambang batas tertentu ke jalur lain, sehingga mencegah terjadinya kerusakan pada
komponen sirkuit yang lebih sensitif.
Fungsi :
Perlindungan Tegangan Berlebih: Dioda clamp digunakan untuk melindungi
sirkuit elektronik dari lonjakan tegangan yang dapat merusak komponen-komponen
sensitif.

Cara kerja :
Dioda clamp bekerja berdasarkan karakteristik dioda Zenner, yang dapat
mengalirkan arus dalam satu arah dan memiliki tegangan ambang tertentu (tegangan
Zenner). Saat tegangan melampaui ambang batas ini, dioda mengalirkan arus dan
menjaga tegangan di sekitar ambang batas tersebut.

Contoh aplikasi :
1. Sirkuit Penyiaran dan Penerimaan TV: Dioda clamp sering digunakan dalam
sirkuit penyiaran dan penerimaan TV untuk melindungi komponen sirkuit dari
lonjakan tegangan yang dapat terjadi selama pemancaran atau penerimaan
sinyal.
2. Sirkuit Flyback pada Monitor CRT: Dioda clamp digunakan dalam sirkuit
flyback pada monitor CRT (Cathode Ray Tube) untuk melindungi transistor
keluaran horizontal dari lonjakan tegangan yang dihasilkan selama proses
pemindaian balik layar.
3. Sirkuit Pengaturan Tegangan (Voltage Regulation): Dioda clamp dapat
digunakan dalam sirkuit pengaturan tegangan untuk menjaga tegangan pada
tingkat yang diinginkan, mencegah lonjakan tegangan yang dapat merusak
komponen lainnya.
4. Sirkuit Penyearah (Rectifier): Dalam beberapa aplikasi penyearah, dioda
clamp dapat digunakan untuk melindungi sirkuit penyearah dari lonjakan
tegangan yang tidak diinginkan.

VIII. Waveform Clipper


Pengertian :
Waveform clipper adalah sebuah alat atau metode yang digunakan untuk
memotong atau memangkas bagian dari gelombang sinyal elektrik (gelombang
osilasi) sehingga amplitudonya dibatasi atau "dipotong" pada tingkat tertentu. Tujuan
utama dari penggunaan waveform clipper adalah untuk menghindari distorsi atau
overdrive pada sinyal yang melebihi batas amplitudo yang diinginkan.
Fungsi :
1. Menghindari Distorsi: Waveform clipper membantu menghindari distorsi pada
sinyal dengan memotong bagian atas atau bawah gelombang yang melebihi
ambang batas tertentu.
2. Pengendalian Amplitudo: Digunakan untuk mengontrol amplitudo sinyal agar
tetap dalam batas yang diinginkan.

Cara kerja :
Waveform clipper bekerja dengan cara memotong bagian dari gelombang
sinyal yang melebihi ambang batas tertentu. Ada beberapa cara untuk melakukan ini,
tetapi prinsip dasarnya adalah dengan menggunakan elemen-elemen semikonduktor
seperti dioda atau transistor untuk memotong sinyal.
Contoh cara kerja menggunakan dioda:
1. Dioda dapat diatur untuk menghantarkan arus hanya dalam satu arah.
2. Saat sinyal melewati dioda, bagian yang melebihi ambang batas akan
terpotong.

Contoh aplikasi :
1. Audio Processing: Dalam industri audio, waveform clipper dapat digunakan
untuk mengontrol amplitudo sinyal audio dan mencegah distorsi yang dapat
terjadi saat sinyal mencapai level yang terlalu tinggi.
2. Telekomunikasi: Dalam sistem komunikasi, waveform clipper dapat
digunakan untuk memastikan bahwa sinyal yang dikirimkan atau diterima
tetap dalam rentang amplitudo yang diinginkan.
3. Musik: Pada industri musik, waveform clipper dapat digunakan dalam proses
produksi untuk mencapai efek suara tertentu atau untuk memastikan bahwa
rekaman tetap dalam batas dinamika yang diinginkan.
4. Transmisi Data Digital: Dalam transmisi data digital, waveform clipper dapat
digunakan untuk menghilangkan noise atau interferensi yang dapat terjadi
karena sinyal yang terlalu kuat.
IX. Reverse-Polarity Protector

Pengertian :
Reverse-Polarity Protector (RPP) adalah sebuah perangkat elektronik yang
dirancang untuk melindungi peralatan elektronik dari kerusakan yang disebabkan oleh
penyambungan listrik dengan polaritas yang salah. Pada dasarnya, polaritas yang
salah terjadi ketika koneksi positif dan negatif pada sumber daya listrik dibalik, yang
dapat merusak komponen elektronik yang sensitif.

Fungsi :
Fungsi utama dari Reverse-Polarity Protector adalah melindungi peralatan
elektronik dari kerusakan yang disebabkan oleh penyambungan polaritas yang salah.
Ini dapat memainkan peran kunci dalam mencegah kerusakan peralatan, terutama
pada peralatan yang menggunakan sumber daya listrik yang sensitif terhadap
polaritas.

Cara kerja :
Cara kerja umum dari Reverse-Polarity Protector adalah dengan menggunakan
diode (dioda) sebagai komponen kunci. Dioda memungkinkan arus listrik mengalir
hanya ke satu arah. Dengan menempatkan diode dalam sirkuit perlindungan, arus
dengan polaritas yang benar dapat mengalir dengan mudah, sementara arus dengan
polaritas yang salah akan diblokir atau dialihkan.

Contoh aplikasi :
1. Perangkat Elektronik Portabel: Misalnya, di dalam perangkat seperti flashlight
(senter) atau perangkat pengisian daya portabel.
2. Kendaraan dan Perlengkapan Otomotif: Pada mobil atau sepeda motor, diode
pelindung polaritas terbalik dapat digunakan untuk melindungi sistem listrik
dari kesalahan polaritas yang dapat terjadi selama perawatan atau penggantian
baterai.
3. Peralatan Elektronik Rumah Tangga: Beberapa peralatan rumah tangga yang
menggunakan baterai atau adaptor eksternal juga dapat dilengkapi dengan
RPP, seperti perangkat audio portabel atau alat pengukur listrik.
4. Alat Listrik dan Peralatan Elektronik Industri: Pada tingkat industri,
perlindungan polaritas terbalik dapat diterapkan pada berbagai peralatan listrik
dan elektronik untuk mencegah kerusakan yang mungkin disebabkan oleh
kesalahan pemasangan atau koneksi.

X. Transient Protector
Pengertian :
Transient Protector adalah sebuah perangkat atau komponen yang dirancang
untuk melindungi sistem elektronik dari lonjakan atau transien tegangan yang dapat
merusak atau merusak peralatan tersebut. Transien tegangan dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk petir, gangguan listrik, dan perubahan mendadak dalam arus
listrik. Fungsi utama dari Transient Protector adalah untuk menstabilkan atau
membatasi tegangan yang masuk ke peralatan elektronik, sehingga melindungi
mereka dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat lonjakan tegangan.

Fungsi :
1. Pelindungan terhadap Lonjakan Tegangan (Surge Protection): Melindungi
peralatan dari lonjakan tegangan yang dapat disebabkan oleh petir, kegagalan
pembangkit listrik, atau penyimpangan listrik lainnya.
2. Pencegahan Gangguan Elektromagnetik (EMI) dan Gangguan Frekuensi
Radio (RFI): Beberapa transient protector juga dapat membantu dalam
menyaring gangguan elektromagnetik dan frekuensi radio yang dapat
mengganggu kinerja peralatan elektronik.

Cara kerja :
Cara kerja umum Transient Protector adalah dengan mendeteksi lonjakan
tegangan atau transien dan kemudian memberikan jalur yang aman untuk mengalirkan
kelebihan tegangan ke tanah. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan
semikonduktor atau komponen lain yang dapat mengalirkan arus lebih ke tanah dan
menjaga tegangan pada tingkat yang aman.

Contoh aplikasi :
1. Pelindungan Listrik Rumah Tangga: Transient Protector dapat digunakan
dalam stop kontak atau panel listrik rumah tangga untuk melindungi peralatan
elektronik seperti komputer, televisi, dan peralatan dapur dari lonjakan
tegangan.
2. Peralatan Elektronik Industri: Dalam lingkungan industri, transient protector
dapat diintegrasikan ke dalam sistem kontrol, peralatan pemrosesan data, atau
peralatan elektronik lainnya untuk melindungi mereka dari lonjakan dan
gangguan listrik.
3. Peralatan Komunikasi: Peralatan komunikasi seperti modem, router, dan
perangkat jaringan sering dilengkapi dengan transient protector untuk
melindungi mereka dari gangguan listrik yang dapat mempengaruhi kinerja
jaringan.

XI. Battery Powered Backup


Pengertian :
Battery-Powered Backup merujuk pada sistem cadangan yang menggunakan
daya baterai untuk memberikan pasokan daya listrik tambahan atau sebagai sumber
daya cadangan saat daya utama terputus. Sistem ini dirancang untuk menjaga
kelangsungan operasi perangkat atau sistem elektronik selama pemadaman listrik atau
gangguan daya lainnya.

Fungsi :
1. Kelangsungan Daya: Mempertahankan daya listrik untuk perangkat atau
sistem saat terjadi pemadaman listrik.
2. Perlindungan Data: Melindungi data yang sedang diproses atau disimpan
dalam perangkat elektronik dari kehilangan atau kerusakan karena pemadaman
tiba-tiba.
3. Mencegah Kerusakan Perangkat: Menghindari potensi kerusakan perangkat
elektronik yang dapat terjadi akibat pemadaman listrik yang tiba-tiba.
4. Memberikan Waktu Penyelamatan: Memberikan waktu tambahan bagi
pengguna untuk menyimpan pekerjaan atau mematikan perangkat dengan
benar saat pemadaman berlangsung.

Cara kerja ;
1. Deteksi Pemadaman: Sistem mendeteksi pemadaman listrik atau gangguan
daya.
2. Peralihan ke Daya Baterai: Sistem beralih secara otomatis atau manual ke
daya baterai sebagai sumber daya cadangan.
3. Pemeliharaan Daya: Baterai menyuplai daya ke perangkat elektronik selama
periode pemadaman.
4. Pengisian Ulang: Setelah daya listrik utama pulih, baterai diperbarui atau diisi
ulang untuk kesiapan di masa depan.

Contoh aplikasi :
1. Komputer dan Server: Pada sistem komputer dan server, battery-powered
backup (UPS - Uninterruptible Power Supply) sering digunakan untuk
memberikan waktu tambahan bagi pengguna untuk menyimpan pekerjaan dan
mematikan sistem dengan benar saat terjadi pemadaman listrik.
2. Perangkat Jaringan: Router, switch, dan perangkat jaringan lainnya dapat
menggunakan battery-powered backup untuk menjaga konektivitas selama
pemadaman dan memastikan jaringan tetap berjalan.
3. Sistem Telekomunikasi: Pusat telekomunikasi dan stasiun pangkalan
menggunakan sistem cadangan bertenaga baterai untuk memastikan
komunikasi tetap berjalan selama pemadaman listrik.
4. Sistem Keamanan: Kamera pengawas, sistem keamanan pintu, dan perangkat
keamanan lainnya dapat menggunakan battery-powered backup untuk
mempertahankan fungsi selama pemadaman listrik dan menjaga keamanan
area tersebut.
5. Peralatan Medis: Peralatan medis penting, seperti peralatan pemantauan pasien
atau peralatan yang digunakan dalam prosedur medis, dapat dihubungkan ke
sumber daya cadangan baterai untuk memastikan kelangsungan operasi selama
pemadaman.

Sumber referensi :
https://www.bengkeltv.id/pengertian-rectifier-penyearah-gelombang/
https://www.jagobelanja.com/fungsi-dioda-bridge-sebagai-full-bridge-rectifier/
https://www.dosenpendidikan.co.id/power-supply/
https://www.anakteknik.co.id/rahasia1/articles/mengenal-apa-itu-ic-regulator-pengertian-
fungsi-dan-cara-kerja
https://thecityfoundry.com/ic-adalah/ic-regulator/
https://www.sentrakalibrasiindustri.com/prinsip-kerja-dan-cara-menggunakan-multimeter-
analog-avometer/
https://www.sentrakalibrasiindustri.com/prinsip-kerja-dan-cara-menggunakan-multimeter-
analog-avometer/

Anda mungkin juga menyukai