PROPOSAL PROYEK
RANGKAIAN RECTIFIER
Dalam kedua jenis rectifier ini, tegangan DC yang dihasilkan mungkin masih
memiliki komponen gelombang sisa yang terkait dengan karakteristik sisa-sisa
gelombang AC. Oleh karena itu, biasanya digunakan komponen tambahan seperti
kapasitor dan sirkuit penyaringan lainnya untuk menghaluskan tegangan keluaran
dan mengurangi ripple. Rectifier memiliki peran penting dalam mengubah sumber
energi listrik AC menjadi bentuk yang sesuai dengan berbagai perangkat dan
sistem elektronik yang memerlukan energi DC.
1
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang didapat dari praktikum kali ini yaitu :
1. Bagaimana membuat simulasi Rangkaian Rectifier?
2. Bagaimana merealisasikan Rangkaian Rectifier dalam Praktek?
3. Data apa saja yang didapat setelah melakukan praktikum tersbut?
BAB II
STUDI PUSTAKA
2
sebagai parameter daya listrik. Tegangan yang tinggi bisa membuat alat
ukur tersebut cepat panas dan mengalami kerusakan. Oleh karena itu, trafo
CT digunakan sebagai penstabil tegangan sehingga arus listrik pada
rangkaian terhindar dari resiko overload dan lebih ramah untuk diukur
menggunakan alat. Alat ukur atau panel metering bisa membaca besarnya
nilai arus yang ada pada rangkaian tersebut ketika arus listrik bertegangan
tinggi telah distabilkan oleh trafo CT.
Trafo CT memiliki fungsi diantara lain :
1. Trafo CT berfungsi menghasilkan arus AC pada belitan sekunder agar
jumlahnya sama dengan tegangan yang ada pada lilitan primer.
2. Mengukur Arus Listrik. Trafo CT berfungsi untuk mengukur arus
listrik, bertegangan tinggi sulit untuk diukur tanpa bantuan trafo CT
karena bisa mengakibatkan panel metering menjadi rusak. Kuat arus
dalam suatu rangkaian akan diturunkan intensitasnya agar bisa terbaca
dan dideteksi oleh alat ukur ketika menggunakan trafo CT.
3. Menyetabilkan Tegangan. Peran trafo CT sebagai penyetabil tegangan
dalam sebuah rangkaian, besar kecilnya kuat arus yang mengalir bisa
diatur dan distabilkan menggunakan alat ini.
4. Melindungi Peralatan. Trafo CT dibuat dengan dua lilitan sekunder
yang terhubung secara seri. Lilitan sekundernya berfungsi untuk
memperkecil arus listrik sehingga jumlahnya sama dengan lilitan
primer. Tujuannya untuk melindungi peralatan agar tidak mudah rusak
akibat jumlah tegangan yang overload.
Gambar 1. Transformator CT
3
Penting untuk dicatat bahwa transformator ideal diasumsikan tidak ada
kerugian atau dissipation, tetapi dalam dunia nyata, selalu ada beberapa
kerugian energi dalam bentuk panas akibat resistansi kawat dan faktor
lainnya.
2.2.2 Diode
Dioda 1N4002 adalah salah satu jenis dioda penyearah yang umum
digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik. Dioda adalah komponen
semikonduktor yang memungkinkan arus listrik mengalir hanya dalam
satu arah, dari anoda ke katoda, dan menghalangi aliran arus dalam arah
sebaliknya. Dioda 1N4002 adalah bagian dari keluarga dioda penyearah
1N400x yang sering digunakan dalam rangkaian penyearah (rectifier) dan
aplikasi penyearahan pada berbagai perangkat elektronik.
4
4. Aplikasi: Dioda 1N4002 sering digunakan dalam rangkaian penyearah
setengah gelombang (half-wave rectifier) dan penyearah gelombang
penuh (full-wave rectifier). Fungsi utama dioda penyearah adalah
mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) dengan
menghilangkan setengah atau seluruh gelombang arus terbalik.
Aplikasi ini sangat umum dalam pasokan daya (power supply) untuk
perangkat elektronik.
5. Polaritas: Dioda ini memiliki polaritas, yang berarti harus
dihubungkan dengan benar dalam rangkaian. Anoda (A) dihubungkan
dengan tegangan positif, sementara katoda (K) dihubungkan dengan
tegangan negatif atau ground.
6. Karakteristik Dioda: Dioda 1N4002 memiliki karakteristik diode drop
(juga dikenal sebagai tegangan jembatan potensial) sekitar 0,7 V saat
mengalirkan arus maju yang cukup besar.
2.2.3 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronik yang digunakan untuk
menyimpan energi dalam bentuk medan listrik antara dua pelat atau
konduktor terpisah. Kapasitor memiliki kemampuan untuk mengumpulkan
dan menyimpan muatan listrik, dan kemudian melepaskannya saat
diperlukan. Kapasitor digambarkan dengan dua nilai utama: kapasitansi
(dinyatakan dalam farad) dan tegangan kerja (voltage rating).
5
Gambar 3. Kapasitor 100 uF/25 v
2.2.4 Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan
dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur
atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya
terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut
Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Gambar 4. Resistor
6
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan
kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari
resistor. Resistor ini Mimouna bentuk seperti tabung dengan dua kaki di
kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode
warna, kode ini untuk mengetahui besar resistansi tanpa harus mengukur
besarnya dengan ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar
manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association)
7
atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari dioda biasa yang hanya
menyalurkan arus listrik ke satu arah.
Dioda Zener 6.3 volt adalah tipe dioda Zener yang dirancang
khusus untuk mempertahankan tegangan tetap pada tingkat tertentu, yaitu
sekitar 6.3 volt, bahkan jika tegangan inputnya berubah. Dioda Zener
adalah jenis khusus dioda yang beroperasi berlawanan arah yang melebihi
nilai ambang tertentu akan memungkinkan arus berlalu.
8
2.4 Simulasi Rangkaian
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
AC Source Transformator Diode
220 V Center Tap 9V Bridge
/ 12 V
Dioda Zener
Regulator 6,3 Rangkaian
V Filter RC
1. Pada awalnya, kita punya sumber listrik yang memiliki tegangan sebesar
220 Volt (V), ini tegangan yang cukup tinggi.
2. Kita ingin mengurangkan tegangan ini menjadi lebih rendah, yaitu sekitar
9V atau 12V. Untuk melakukan ini, kita menggunakan alat yang disebut
transformator arus terpisah (CT).
3. Setelah tegangan turun, kita akan menyusunnya agar menjadi arus listrik
yang hanya mengalir ke satu arah saja dengan bantuan alat yang disebut
jembatan dioda (Diode Bridge).
4. Namun, setelah proses tersebut, masih ada sedikit gejolak atau fluktuasi
pada tegangan listriknya. Untuk membuatnya lebih stabil, kita
menggunakan rangkaian filter. Rangkaian ini terdiri dari komponen-
komponen bernama kapasitor polar dan resistor.
5. Setelah melalui proses pemfilteran, kita ingin memastikan tegangan
keluarannya tepat pada 6,3 Volt (V). Ini dilakukan dengan menggunakan
komponen bernama dioda zener yang dirancang khusus untuk menjaga
tegangan tetap pada nilai tertentu.
6. Akhirnya, setelah semua langkah ini, kita akan memiliki tegangan
keluaran sekitar 6,3 Volt yang stabil dan bisa digunakan untuk berbagai
keperluan elektronik
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/428224522/Jurnal-Dioda-Penyearah
12