Anda di halaman 1dari 13

PROJECT BASED LEARNING

PROPOSAL PROYEK

RANGKAIAN RECTIFIER

Disusun Oleh : Kelompok 5


1. Ridho Raynaldi NIM. 226121011
2. Yoga Laurencius Hutahaean NIM. 226121012

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


LABORATORIUM ELEKTRONIKA DIGITAL
SAMARINDA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rectifier adalah suatu perangkat atau rangkaian elektronik yang digunakan
untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Proses ini disebut juga
dengan istilah penyearahan. Rectifier sangat penting dalam banyak aplikasi yang
memerlukan pasokan listrik DC, seperti sistem satu daya, pengisian baterai,
pengisian kendaraan listrik, dan perangkat elektronik lainnya.
Rectifier bekerja dengan memanfaatkan sifat konduktor dan isolator dari
dioda, yang merupakan komponen semikonduktor dasar dalam elektronika. Dioda
hanya mengizinkan aliran arus dalam satu arah, dan ini memungkinkan komponen
untuk memisahkan gelombang AC menjadi arus DC dengan membuang salah satu
polaritas arus.
Tergantung pada jenis rectifier yang digunakan, ada dua jenis utama rectifier:
1. Rectifier Setengah Gelombang (Half-Wave Rectifier): Pada jenis ini, hanya
setengah dari gelombang AC yang diteruskan. Rectifier setengah gelombang
umumnya menggunakan satu dioda.
2. Rectifier Gelombang Penuh (Full-Wave Rectifier): Pada jenis ini, seluruh
gelombang AC diteruskan, dan bisa diterapkan dengan menggunakan
konfigurasi dioda jembatan atau transformator pusaran pusat. Rectifier
gelombang penuh menggunakan empat dioda untuk mengonversi seluruh
gelombang AC menjadi arus DC.

Dalam kedua jenis rectifier ini, tegangan DC yang dihasilkan mungkin masih
memiliki komponen gelombang sisa yang terkait dengan karakteristik sisa-sisa
gelombang AC. Oleh karena itu, biasanya digunakan komponen tambahan seperti
kapasitor dan sirkuit penyaringan lainnya untuk menghaluskan tegangan keluaran
dan mengurangi ripple. Rectifier memiliki peran penting dalam mengubah sumber
energi listrik AC menjadi bentuk yang sesuai dengan berbagai perangkat dan
sistem elektronik yang memerlukan energi DC.

1
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang didapat dari praktikum kali ini yaitu :
1. Bagaimana membuat simulasi Rangkaian Rectifier?
2. Bagaimana merealisasikan Rangkaian Rectifier dalam Praktek?
3. Data apa saja yang didapat setelah melakukan praktikum tersbut?

BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Proyek Yang Sudah Ada Sebelumnya


Pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nur Kausar, Nurinsani, dan
Yuly Kristina Hutagaol Dioda Penyearah. Dari praktikum yaitu dioda akan
mengalirkan arus ketika di beri tegangan maju (forward bias) dan akan
menghambat arus apabila di beri tegangan terbalik (reverse bias). Dioda dikatakan
sebagai penyearah apabila dioda tersebut mengubah tegangan bolak-balik menjadi
tegangan searah, dioda penyearah terdapat tiga macam yaitu rectifier setengah
gelombang, rectifier gelombang penuh, dan rectifier jembatan.
Dari ketiga penyearah tersebutrectifier jembatan adalah penyearah yang
paling baik diantara penyearah lainnya dikarenakan bentuk gelombang keluaran
pada rectifier jembatan memiliki kerapatan yang lebih dari penyearah
lainnya.Pada ketiga rangkaian penyearah tersebut menggunakan Transformator
CT yang berfungsi untuk menurunkan tegangan (step down).

2.2 Komponen dan Modul yang Digunakan


Komponen-Kompenen yang diperlukan untuk mendukung selesai nya proyek ini :
2.2.1 Tranformator CT
Trafo CT dikenal dengan istilah trafo seri karena trafo ini memiliki
dua gulungan sekunder yang disusun seri. Trafo CT berfungsi untuk
mengubah besaran arus yang ada pada sebuah rangkaian listrik. Tujuannya
yaitu untuk memantau kestabilan arus listrik. Selain itu, trafo CT juga
berfungsi untuk mengatur besar atau kecilnya arus dan bisa digunakan

2
sebagai parameter daya listrik. Tegangan yang tinggi bisa membuat alat
ukur tersebut cepat panas dan mengalami kerusakan. Oleh karena itu, trafo
CT digunakan sebagai penstabil tegangan sehingga arus listrik pada
rangkaian terhindar dari resiko overload dan lebih ramah untuk diukur
menggunakan alat. Alat ukur atau panel metering bisa membaca besarnya
nilai arus yang ada pada rangkaian tersebut ketika arus listrik bertegangan
tinggi telah distabilkan oleh trafo CT.
Trafo CT memiliki fungsi diantara lain :
1. Trafo CT berfungsi menghasilkan arus AC pada belitan sekunder agar
jumlahnya sama dengan tegangan yang ada pada lilitan primer.
2. Mengukur Arus Listrik. Trafo CT berfungsi untuk mengukur arus
listrik, bertegangan tinggi sulit untuk diukur tanpa bantuan trafo CT
karena bisa mengakibatkan panel metering menjadi rusak. Kuat arus
dalam suatu rangkaian akan diturunkan intensitasnya agar bisa terbaca
dan dideteksi oleh alat ukur ketika menggunakan trafo CT.
3. Menyetabilkan Tegangan. Peran trafo CT sebagai penyetabil tegangan
dalam sebuah rangkaian, besar kecilnya kuat arus yang mengalir bisa
diatur dan distabilkan menggunakan alat ini.
4. Melindungi Peralatan. Trafo CT dibuat dengan dua lilitan sekunder
yang terhubung secara seri. Lilitan sekundernya berfungsi untuk
memperkecil arus listrik sehingga jumlahnya sama dengan lilitan
primer. Tujuannya untuk melindungi peralatan agar tidak mudah rusak
akibat jumlah tegangan yang overload.

Gambar 1. Transformator CT

3
Penting untuk dicatat bahwa transformator ideal diasumsikan tidak ada
kerugian atau dissipation, tetapi dalam dunia nyata, selalu ada beberapa
kerugian energi dalam bentuk panas akibat resistansi kawat dan faktor
lainnya.

2.2.2 Diode
Dioda 1N4002 adalah salah satu jenis dioda penyearah yang umum
digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik. Dioda adalah komponen
semikonduktor yang memungkinkan arus listrik mengalir hanya dalam
satu arah, dari anoda ke katoda, dan menghalangi aliran arus dalam arah
sebaliknya. Dioda 1N4002 adalah bagian dari keluarga dioda penyearah
1N400x yang sering digunakan dalam rangkaian penyearah (rectifier) dan
aplikasi penyearahan pada berbagai perangkat elektronik.

Gambar 2. Diode 1N4002

1. Tegangan Maksimum: Dioda 1N4002 memiliki tegangan puncak


terbalik (reverse voltage) maksimum sekitar 100 V. Artinya, jika
tegangan terbalik melebihi nilai ini, dioda bisa mengalami breakdown
dan mulai mengalir arus ke arah yang tidak diinginkan.
2. Arus Maksimum: Dioda ini dapat menangani arus kontinyu hingga
sekitar 1 A. Ini membuatnya cocok untuk aplikasi di mana arus relatif
rendah, tetapi tetap perlu untuk dilakukan penyearahan.
3. Bentuk Fisik: Secara fisik, dioda 1N4002 umumnya hadir dalam paket
DO-41, yang juga dikenal sebagai paket axiale-lead (silinder dengan
dua kaki)

4
4. Aplikasi: Dioda 1N4002 sering digunakan dalam rangkaian penyearah
setengah gelombang (half-wave rectifier) dan penyearah gelombang
penuh (full-wave rectifier). Fungsi utama dioda penyearah adalah
mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) dengan
menghilangkan setengah atau seluruh gelombang arus terbalik.
Aplikasi ini sangat umum dalam pasokan daya (power supply) untuk
perangkat elektronik.
5. Polaritas: Dioda ini memiliki polaritas, yang berarti harus
dihubungkan dengan benar dalam rangkaian. Anoda (A) dihubungkan
dengan tegangan positif, sementara katoda (K) dihubungkan dengan
tegangan negatif atau ground.
6. Karakteristik Dioda: Dioda 1N4002 memiliki karakteristik diode drop
(juga dikenal sebagai tegangan jembatan potensial) sekitar 0,7 V saat
mengalirkan arus maju yang cukup besar.

Dalam praktiknya, dioda 1N4002 adalah komponen yang andal dan


banyak digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik yang memerlukan
penyearahan arus listrik.

2.2.3 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronik yang digunakan untuk
menyimpan energi dalam bentuk medan listrik antara dua pelat atau
konduktor terpisah. Kapasitor memiliki kemampuan untuk mengumpulkan
dan menyimpan muatan listrik, dan kemudian melepaskannya saat
diperlukan. Kapasitor digambarkan dengan dua nilai utama: kapasitansi
(dinyatakan dalam farad) dan tegangan kerja (voltage rating).

5
Gambar 3. Kapasitor 100 uF/25 v

1. Kapasitansi (C): Kapasitor ini memiliki kapasitansi sebesar 100


mikrofarad (uF). Kapasitansi mengukur seberapa besar kapasitor dapat
menyimpan muatan pada tegangan tertentu.
2. Tegangan Kerja (Voltage Rating): Kapasitor ini dirancang untuk
bekerja dengan tegangan hingga 25 volt (V). Ini adalah tegangan
maksimum yang dapat diterapkan pada kapasitor tanpa merusaknya.

Kapasitor 100 uF/25 V dapat digunakan dalam berbagai aplikasi


elektronik, seperti dalam rangkaian penyaringan dan penghalus tegangan
pada sirkuit daya atau sirkuit yang membutuhkan penyimpanan energi
sementara.

2.2.4 Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan
dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur
atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya
terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut
Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).

Gambar 4. Resistor

6
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan
kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari
resistor. Resistor ini Mimouna bentuk seperti tabung dengan dua kaki di
kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode
warna, kode ini untuk mengetahui besar resistansi tanpa harus mengukur
besarnya dengan ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar
manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association)

Tabel 1. Tabel perhitungan nilai Resistor

Besaran resistansi suatu resistor dibaca dari posisi cincin yang


paling depan ke arah cincin toleransi. Biasanya posisi cincin toleransi ini
berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang
lebih menonjol, sedangkan posisi cincin yang pertama agak sedikit ke
dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa
toleransi dari resistor tersebut. Kalau kita telah bisa menentukan mana
cincin yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.

2.2.5 Dioda Zener


Dioda Zener adalah dioda yang memiliki karakteristik
menyalurkan arus listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan
yang diberikan melampaui batas "tegangan tembus" (breakdown voltage)

7
atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari dioda biasa yang hanya
menyalurkan arus listrik ke satu arah.

Gambar 5. Diode Zener 3.6 volt

Dioda Zener 6.3 volt adalah tipe dioda Zener yang dirancang
khusus untuk mempertahankan tegangan tetap pada tingkat tertentu, yaitu
sekitar 6.3 volt, bahkan jika tegangan inputnya berubah. Dioda Zener
adalah jenis khusus dioda yang beroperasi berlawanan arah yang melebihi
nilai ambang tertentu akan memungkinkan arus berlalu.

2.3 Gambar Rangkaian


Rangkaian yang telah diberikan untuk menyelesaikan tugas ini yaitu :

Gambar 6. Rangkaian Rectifier

8
2.4 Simulasi Rangkaian

Gambar 7. Simulasi dengan keluaran trafo CT 12 V

Rumus: Vdc = (2 x V Rms)/π


= (2 x 11,8)/3,14
= 23,6/3,14 = 7,51 V
Tegangan Vdc sebesar 7.51V adalah tegangan DC sebelum melewati diode Zener,
setelah melewati diode Zener tegangan turun menjadi 6.25V dan -6.25V

Gambar 8. Simulasi dengan keluaran trafo CT 9 V

Rumus: Vdc = (2 x V Rms)/π


= (2 x 8,64)/3,14
= 17,8/3,14 = 5,63 V

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu pengerjaan yang diberikan adalah 16 minggu yang mana digunakan
sebaik baiknya untuk melakukan pengajuan proposal, pembuatan alat beserta
revisi dan presentasi, untuk tempat melakukan pembuatan alat dapat disesuaikan
dengan kenyamanan dan keleluasaan dalam bekerja, dapat dikerjakan di
laboratorium Teknik elektro maupun dirumah.

3.2 Proses Pelaksanaan Penelitian


P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
Pr Pn Pre
Pdh Pro Pro PnP PnP PnP PnP PnP Lap Lap Lap Pres Pres
o P s
Keterangan :
Pdh = Pendahuluan Lap = Penyusunan laporan
Pro = Pengajuan proposal Pres = Presentasi
PnP = Pengerjaan proyek

3.3 Gambaran Sistem


Berikut merupakan diagram blok yang sesuai dengan simulasi rangkaian:

10
AC Source Transformator Diode
220 V Center Tap 9V Bridge
/ 12 V

Dioda Zener
Regulator 6,3 Rangkaian
V Filter RC

1. Pada awalnya, kita punya sumber listrik yang memiliki tegangan sebesar
220 Volt (V), ini tegangan yang cukup tinggi.
2. Kita ingin mengurangkan tegangan ini menjadi lebih rendah, yaitu sekitar
9V atau 12V. Untuk melakukan ini, kita menggunakan alat yang disebut
transformator arus terpisah (CT).
3. Setelah tegangan turun, kita akan menyusunnya agar menjadi arus listrik
yang hanya mengalir ke satu arah saja dengan bantuan alat yang disebut
jembatan dioda (Diode Bridge).
4. Namun, setelah proses tersebut, masih ada sedikit gejolak atau fluktuasi
pada tegangan listriknya. Untuk membuatnya lebih stabil, kita
menggunakan rangkaian filter. Rangkaian ini terdiri dari komponen-
komponen bernama kapasitor polar dan resistor.
5. Setelah melalui proses pemfilteran, kita ingin memastikan tegangan
keluarannya tepat pada 6,3 Volt (V). Ini dilakukan dengan menggunakan
komponen bernama dioda zener yang dirancang khusus untuk menjaga
tegangan tetap pada nilai tertentu.
6. Akhirnya, setelah semua langkah ini, kita akan memiliki tegangan
keluaran sekitar 6,3 Volt yang stabil dan bisa digunakan untuk berbagai
keperluan elektronik

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/428224522/Jurnal-Dioda-Penyearah

12

Anda mungkin juga menyukai