TEGANGAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. i
TRANSFORMATOR TEGANGAN ........................................................................... 1
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. PengertianTrafo Tegangan......................................................................... 1
1.2. Fungsi Trafo Tegangan .............................................................................. 2
1.3. Jenis Trafo Tegangan................................................................................. 3
1.4. Bagian-bagian Trafo Tegangan .................................................................. 3
1.4.1. Trafo Tegangan Jenis Magnetik........................................................... 3
1.4.2. Trafo Tegangan Jenis Kapasitif ........................................................... 4
1.5. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).................................................. 6
1.5.1. Mendefinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya ................................ 6
1.5.2. Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem.............................. 7
1.5.3. Menentukan functional failure tiap subsistem ...................................... 7
1.5.4. Menentukan failure mode tiap subsistem............................................. 7
1.5.5. FMEA VT ............................................................................................. 7
2. PEDOMAN PEMELIHARAAN .......................................................................... 8
2.1. In Service inspection .................................................................................. 8
2.2. Dielectric..................................................................................................... 8
2.2.1. Electromagnetic Circuit ........................................................................ 8
2.2.2. Mechanical structure............................................................................ 8
2.2.3. Pentanahan VT .................................................................................... 8
2.3. In Service Measurement............................................................................. 8
2.4. Shutdown testing / Measurement ............................................................... 9
2.4.1. Tahanan isolasi.................................................................................... 9
2.4.2. Tan delta & Kapasitansi ..................................................................... 10
2.4.3. Tahanan Pentanahan ........................................................................ 12
2.4.4. Rasio.................................................................................................. 12
2.4.5. Kualitas Minyak.................................................................................. 12
2.5. Shutdown Treatment ................................................................................ 15
3. EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN DAN REKOMENDASI.......................... 16
3.1. In Service Inspection ................................................................................ 16
3.2. In service measurement ........................................................................... 17
3.2.1. Thermovisi klem, body, isolator, housing dan konduktor ................... 17
3.3. Shutdown testing / Measurement ............................................................. 17
3.3.1. Tahanan Isolasi.................................................................................. 17
3.3.2. Kapasitansi ........................................................................................ 18
3.3.3. Kualitas Minyak.................................................................................. 18
3.4. DGA.......................................................................................................... 20
3.4.1. Tahanan Pentanahan ........................................................................ 20
3.4.2. Pengujian Spark Gap......................................................................... 21
3.4.3. Ratio .................................................................................................. 21
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik i
PT PLN (Persero TRANSFORMATOR
TEGANGAN
TRANSFORMATOR TEGANGAN
1. PENDAHULUAN
E1 N1
= =a
E2 N 2
Dimana:
a; perbandingan /rasio transformasi
N1 > N 2
N1 = Jumlah belitan primer
N2 = Jumlah belitan sekunder
E1 = Tegangan primer
E2 = Tegangan sekunder
Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan
Trafo tegangan berbeda yaitu :
- Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukur,
relai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.
- Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
- Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.
- Struktur penopang VT
- Isolator (keramik/polyester)
• Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi mengalirkan arus lebih akibat
tegangan surja atau sambaran petir ke tanah
Berfungsi sebagai pembagi tegangan tinggi untuk diubah oleh trafo tegangan
menjadi yang lebih rendah.
• Electromagnetic Circuit
Berfungsi sebagai penyesuai tegangan menengah ( medium voltage choke) untuk
mengatur/menyesuaikan agar tidak terjadi pergeseran fasa antara tegangan
masukan (Vi) dengan tegangan keluaran (Vo) pada frekuensi dasar.
• Trafo Tegangan
Berfungsi untuk mentransformasikan besaran tegangan listrik dari tegangan
menengah yang keluar dari kapasitor pembagi ke tegangan rendah yang akan
digunakan pada rangkaian proteksi dan pengukuran.
• Expansion Chamber
Rubber bilow adalah sebagai katup pernapasan (dehydrating breather) untuk
menyerap udara lembab pada kompartemen yang timbul akibat perubahan
temperatur. Hal ini mencegah penurunan kualitas minyak isolasi.
• Terminal Primer
Satu terminal terhubung pada sisi tegangan tinggi (fasa) dan satu lagi terhubung
pada sistim pentanahan (grounding).
• Struktur Mekanikal
Struktur mekanikal adalah peralatan yang menyokong berdirinya trafo tegangan.
Terdiri dari :
- Pondasi
- Struktur penopang CVT
- Isolator penyangga (porselen/polyester). tempat kedudukan kapasitor dan
berfungsi sebagai isolasi pada bagian-bagian tegangan tinggi.
• Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi mengalirkan arus lebih akibat
tegangan surja atau sambaran petir ke tanah.
1.5.5. FMEA VT
Di dalam FMEA VT terdiri dari Subsistem VT, functional failure, dan failure mode pada VT
(lampiran 1)
2. PEDOMAN PEMELIHARAAN
2.2. Dielectric
• Memeriksa rembesan / kebocoran minyak
• memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.
• Memeriksa isolator dari keretakan, flek, pecah dan kelainan yang lainnya
2.2.3. Pentanahan VT
Inspeksi pentanahan VT dilakukan dengan memeriksa kawat dan terminal pentanahan
terhubung ke mess grounding switchyard dengan kencang dan sempurna.
Thermovision digunakan untuk melihat hot spot pada instalasi listrik, dengan Infra red
thermovision dapat dilihat losses yang terjadi di jaringan. Semakin tinggi suhu hotspot
yang terjadi maka semakin besar losses yang terjadi. Losses dapat diakibatkan oleh
sambungan yang kurang baik, Pemeriksaan dengan thermovision pada CVT digunakan
untuk melihat titik-titik sambungan pada CVT.
Thermovisi dilakukan pada:
• Konduktor dan klem VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suhu
antara konduktor dan klem VT
• Isolator dan housing VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya kelainan /
hotspot di dalam VT.
Thermovisi dilakukan setiap 3 bulan, kecuali untuk CVT 500 kV dilakukan setiap 2 minggu.
Pengujian dengan mode GST-Ground pada VT bertujuan untuk mengetahui nilai tan delta
overall (secara umum). Tegangan uji yang digunakan adalah 2kV sampai 10 kV.
Keterangan:
*) pada pengukuran C2, terminal F dilepas( tidak terhubung ke EMU)
2.4.4. Rasio
Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio hasil pengukuran dengan
nilai pada nameplate.
Pengukuran dilakukan dengan menginjeksi tegangan AC 2 – 10KV pada sisi primer dan
dibandingkan dengan output tegangan pada sisi sekunder.
Pengujian ini hanya dilakukan ketika pemasangan baru atau setelah relokasi.
transformer ≤ 170 kV). Pengujian Kualitas minyak pada trafo instrument hanya dapat
dilakukan pada trafo instrument jenis nonhermetically sealed. Pengujian kualitas isolasi
dilakukan setelah VT 10 tahun beroperasi. Pengambilan sample yang selanjutnya perlu
dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan manufacturer atau mengacu pada manual
instruction dari manufacturer masing-masing.
Dimana:
f = 2,24e −0,04ts
Ket :
f= faktor koreksi
ts = Suhu minyak pada waktu diambil (sampling)
c. Pengujian Acidity
Minyak yang rusak akibat teroksidasi akan menghasilkan senyawa asam yang akan
menurunkan kualitas isolasi kertas isolasi pada trafo. Asam ini juga dapat menjadi
penyebab proses korosi pada tembaga dan bagian trafo yang terbuat dari bahan
metal.
3.3.2. Kapasitansi
Tabel 3.4 Evaluasi dan Rekomendasi Pengujian Kapasitansi
Nilai Deviasi Terhadap
No. Bagian Yang Diukur Rekomendasi
Data Name Plate
1. Unit Kapasitor Sesuai name plate Normal
3.4. DGA
Standar yang digunakan IEC 60599 tahun 1999 “Mineral oil-impragnated electrical
equipment in service-Guide to interpretation of Dissolved and free gas analysis”.
Tabel Interpretasi DGA berdasarkan IEC 60599 :
Tabel 3.6 Evaluasi dan Rekomendasi DGA
Jenis fault C2H2/C2H4 CH4/H2 C2H4/C2H6 Rekomendasi
PD Partial
Discharge NS <0.1 <0.2
D1 Discharge of
Low energy >1 0.1-0.5 >1
D2 Discharge of
High energy 0.6-2.5 0.1-1 >2
T1 Thermal Fault
< 300oC NS >1 (NS) <1
T2 Thermal Fault
300<t<700oC <0.1 >1 1-4
T3 Thermal Fault
>700oC <0.2 >1 >4
6 60 60
12 50 50
75 85
20 60 60
125 155
30 95 115
170 220
70 145 180
325 400
3.4.3. Ratio
Standard yang digunakan : IEEE Std C57.13-1993 “Standard Requirements for Instrument
Transformers”.
Error ratio hasil pengukuran dan nameplate dikategorikan menjadi dua batasan yaitu :
1. VT untuk keperluan metering : error maksimum + 0.1%
2. VT untuk keperluan lain (proteksi, load control dan keperluan sejenisnya) : error
maksimum + 1.2%
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 21
PT PLN (Persero TRANSFORMATOR
TEGANGAN
LAMPIRAN
FMEA TRANSFORMATOR TEGANGAN
No SUB SYSTEM FUNCTION SUB SYSTEM SUB - SUB SYSTEM FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE FAILURE MODE LEVEL 1 FAILURE MODE LEVEL 2 FAILURE MODE LEVEL 3
Mentransformasi tegangan sumber menjadi level Spark Gap Melindungi trafo step-down dari over Fungsi pengaman Spark gap terbakar deformasi belitan trafo
3 Electromagnetic Circuit tegangan yang dapat digunakan untuk keperluan voltage berkurang/tidak berfungsi
proteksi dan metering
Series Reactor Meniadakan pengaruh impedansi unit transformasi tidak sesuai tegangan output tdk stabil
kapasitor nameplate
Harmonic supressor Mencegah osilasi feroresonansi yang interferensi pada tegangan distorsi gelombang output
terjadi terus menerus output
Media ekspansi minyak kapasitor unit level kemampuan rembes / kebocoran minyak
4 Expansion Chamber Media ekspansi minyak pada CVD menahan tekanan minyak
berkurang
Konektor CVT dengan konduktor bertegangan level kekuatan mekanik stud patah
5 Stud
(primer) terlampui
Menopang CVT level kekuatan mekanik support miring / bengkok
6 Mechanical Struktur Penopang fisik CVT
berkurang
LAMPIRAN
FORMULIR IN SERVICE INSPECTION - HARIAN
PT. PLN ( PERSERO )
Keterangan
NO Peralatan yang dilakukan Inspeksi Cara pengisian
(Jika ada anomali)
Fasa R
I. Dielektrik
1 Level Minyak PT/CVT normal maximum minimum tidak terbaca tidak terpasang
2 Kebocoran minyak pada base box PT/CVT normal rembes bocor
34 Kebocoran minyak pada expansion chamberPT/CVT normal rembes bocor
Fasa S
I. Dielektrik
1 Level Minyak PT/CVT normal maximum minimum tidak terbaca tidak terpasang
2 Kebocoran minyak pada base box PT/CVT normal rembes bocor
3 Kebocoran minyak pada expansion chamberPT/CVT normal rembes bocor
Fasa T
I. Dielektrik
1 Level Minyak PT/CVT normal maximum minimum tidak terbaca tidak terpasang
2 Kebocoran minyak pada base box PT/CVT normal rembes bocor
3 Kebocoran minyak pada expansion chamberPT/CVT normal rembes bocor
(……………………………..) (……………………………..)
LAMPIRAN
FORMULIR IN SERVICE INSPECTION - MINGGUAN
PT. PLN ( PERSERO )
Keterangan
NO Peralatan yang dilakukan Inspeksi Cara pengisian
(Jika ada anomali)
Fasa R
Dielektrik
Kondisi isolator PT/CVT normal kotor flek retak pecah
Electromagnetic circuit
Kondisi Spark gap (khusus untuk yang eksternal) normal tdk terpsg lepas salah pasang
Mechanical structure
Kondisi core housing PT/CVT normal korosi retak
Fasa S
Dielektrik
Kondisi isolator PT/CVT normal kotor flek retak pecah
Electromagnetic circuit
Kondisi Spark gap (khusus untuk yang eksternal) normal tdk terpsg lepas salah pasang
Mechanical structure
Kondisi core housing PT/CVT normal korosi retak
Fasa T
Dielektrik
Kondisi isolator PT/CVT normal kotor flek retak pecah
Electromagnetic circuit
Kondisi Spark gap (khusus untuk yang eksternal) normal tdk terpsg lepas salah pasang
Mechanical structure
Kondisi core housing PT/CVT normal korosi retak
Catatan ketidaknormalan dan perbaikan : Tanda tangan
Pelaksana Penanggung jawab
(……………………………..) (……………………………..)
LAMPIRAN
FORMULIR IN SERVICE INSPECTION - BULANAN
Keterangan
NO Peralatan yang dilakukan Inspeksi Cara pengisian
(Jika ada anomali)
Fasa R
Grounding
Kondisi grounding normal korosi rantas kendor putus hilang
Fasa S
Grounding
Kondisi grounding normal korosi rantas kendor putus hilang
Fasa T
Grounding
Kondisi grounding normal korosi rantas kendor putus hilang
(……………………………..) (……………………………..)
LAMPIRAN
FORMULIR IN SERVICE INSPECTION - BULANAN
Keterangan
NO Peralatan yang dilakukan Inspeksi Cara pengisian
(Jika ada anomali)
Fasa R
Mechanical structure
Kondisi Support Structure normal korosi kendor bengkok hilang
Fasa S
Mechanical structure
Kondisi Support Structure normal korosi kendor bengkok hilang
Fasa T
Mechanical structure
Kondisi Support Structure normal korosi kendor bengkok hilang
Catatan ketidaknormalan dan perbaikan : Tanda tangan
Pelaksana Penanggung jawab
(……………………………..) (……………………………..)