Analisis aliran daya dalam sistem tenaga listrik merupakan analisis yang
mengungkapkan kinerja suatu sistem tenaga listrik dan aliran daya (nyata dan reaktif)
untuk keadaan tertentu ketika sistem bekerja. Hasil utama dari aliran daya adalah besar
dan sudut fasa tegangan pada setiap saluran (bus), daya nyata dan daya reaktif yang ada
pada setiap saluran. Hasil analisis aliran daya dapat digunakan untuk mengetahui
besarnya losses (rugi daya dan tegangan), alokasi daya reaktif dan kemampuan sistem
untuk memenuhi pertumbuhan beban. Untuk mengetahui aliran daya dari PLTA Tabang
dapat dilakukan dengan cara mensimulasikan dengan software ETAP 16.0. Gambar 4.1
berikut adalah gambar single line diagram dari PLTA Tabang yang dibuat menggunakan
Software Etap 16.0.
Gambar 4.1 Single line diagram PLTA Tabang menggunakan ETAP 16.0
Gambar 4.2 Single line diagram dan load flow PLTA Tabang menggunakan simulasi ETAP 16.0
Pada gambar single line diagram dan load flow PLTA Tabang diatas didapat
beberapa hasil aliran daya dari PLTA Tabang hingga ke Gardu Induk Kembang Janggut.
Aliran Daya ini dapat dilihat secara detail dari Load Flow Report ETAP 16.0 seperti
pada gambar 4.3 berikut
Gambar 4.3 Load Flow Report PLTA Tabang menggunakan simulasi ETAP 16.0
Pada gambar 4.3 di atas terdapat load flow report yang berisi semua data aliran daya dari
pembangkit yang membangkitkan daya aktif masing-masing sebesar 72 MW dan daya
reaktiv sebesar 3,849 MVar. Pada Transformator tegangan dinaikan dari 13,8 kV
menjadi 150 kV pada saluran transmisi. Posisi tap trafo dinaikan 5% sehingga tegangan
pada Bus 5 naik menjadi 157,1 kv. Hal ini bertujuan untuk agar tegangan yang sampai
pada grid GI Kembang Janggut persis pada tegangan 150 KV.
Gambar 4.4 Losses Report PLTA Tabang menggunakan simulasi ETAP 16.0
Pada gambar 4.4 di atas merupakan losses report dari PLTA tabang yang di
simulasikan menggunakan software ETAP 16.0. losses yang didapat pada rangkaian ini
termasuk besar yaitu sebesar 19,54 MW. Losses terbesar terdapat pada saluran Transmisi
yang cukup jauh yaitu sepanjang 140 KMS (Kilo Meter Sirkuit)
4.2 Analisa Proteksi Transformator
1. Tranformator
Transformator adalah komponen sistem tenaga listrik yang dapat memindahkan daya
listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainya
berdasarkan induksi elektromagnetik pada frekuensi yang tetap. Trafo yang digunakan
pada pembangkit ini adalah transformator step up 85 MVA
2. Proteksi Transformator
C. Rele differensial
I diferensial=I d=I p + I s
Dimana:
Dari gambar 3.18 diatas dapat kita lihat bahwa arus pada sisi sekunder dan
ssi primer sama. Maka tidak ada tegangan yang melintasi coil relay dan tidak ada
arus yang mengalir pada rele tersebut, sehingga rele differensial tidak bekerja
∆I=0
Pada gambar 3.19 diatas dapat kita lihat bahwa terjadi gangguan di lar
daerah CT2. Ganguan seperti ini tidak dapat di deteksi oleh relai differensia
karena arus pada sisi primer sama dengan sisi sekunder.
2) Gangguan di dalam daerah yang dilindungi
Pada gambar 3.20 diatas dapat dilihat bahwa terjadi gangguan pada
transformator. Hal ini akan menyebabkan arus pada sisi primer akan berbeda
dengan arus yang berada pada sisi sekunder. Sehingga relay differensial akan
bekerja dan circuit breaker mentripkan trafo.
Str 90000
I tr = = =4948,7 A
V tr x √ 3 10,5 x √ 3
Dengan menggunakan rasio trafo arus 3000/5 A arus Primer trafo
yaitu :
I tr 4948,7
I sec , LV = = x 5=8,25 A
CT ratio 3000
Ptr 90000
I tr = = =346,4 A
V tr x √ 3 150 x √ 3
E. Rele buchholz
F. Rele suhu
Rele suhu ini mengukur suhu kumparan transformator. Cara kerja dan
fungsinya serupa dengan rele suhu pada generator. Pada suhu tertentu rele ini akan
membunyikan alarm. Jika suhu kumparan transformator terus naik, maka rele ini
kemudian men-trip PMT transformator di sisi primer dan sekunder.
G. Rele tekanan mendadak
Rele ini berfungsi sama dengan rele buchholz, hanya saja yang dideteksi
adalah tekanan gas dalam transformator yang naik secara mendadak.
Gambar 4.5 diatas adalah lokasi sungai Belayan sebagai tempat dibangunnya
PLTA di Tabang.
Data dasar dari potensi Tabang untuk dijadikan PLTA dapat diperoleh dari studi
pendahuluan, survei dan analisa data yang diperoleh dari wiratman & associates.
Survei dibagi menjadi beberapa aspek yang dilakukan dalam pelaksanaannya. Aspek
kondisi hidrologi, curah hujan, ketersediaan air, dan geologi regional
Gambar 4.6 sungai belayan di peta dan rencana lokasi pembangkit listrik tenaga air tabang
Gambar 4.6 diatas adalah rencana lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air Tabang
yang dapat ditempuh dari Kota Tenggarong selama 12 Jam dengan jarak 225 Km dan
lokasi sungai belayan pada peta.
A
B
NWSMD
#1
60 2 x HAWK (20 ,0 KM)
MVA
2 x HAWK (20 ,0 KM)
BKNAI
A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B B B B
BBIRU SMBTN
1 2 3 4
#1 #1
MELAK
#1
KTBGN
#2 #1 #4 #3 #1 #2 #1 HARBA #2 #1 #2 #3 #1 #2 #1 #2 #1 #2 #3 #1 #2
10
MVA
30
MVA
30
MVA
#1
30 MVA
#2
30MVA
30
MVA
30
MVA
60
MVA
60
MVA
30
MVA
30
MVA TGKWG
60 30
BKUAN
30
MVA
60
MVA
60
MVA
30 60 30 30
MRBDK
30
MVA
20
MVA
60
MVA TLPDN SNGTA 30
MVA
30
MVA
MBLUT MVA MVA MVA MVA MVA MVA
A #1 #2 #3 #1 #2
#1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10 #1 1 #12 #1 3 #14 #15 #1 6
B
PLTG
PLTMG PLTGU PLTMG
PLTMG PKING
BANGKANAI TBATU PLTD PLTU PLTD PLTU BMBNG
TRAFO KTMX4
SST KRSAM PWRDO KLDNG MHS
1 2
TRAFO
SST
GISKS BNTOK
KALTIM
#1
#1
30
#1
30
#1
30 TEWEH #1
30 AMTAI #1
30 TMYNG #1
1 2 30 FTP-2
MVA KURUN MVA PCAHU MVA MVA MVA
30
MVA
MVA
#1 #2 #1 #2
PLTU
PLTU SKS RIMAU PLTU
PLTD
PNKLN 2 x H AWK (26,0 KM)
2 x H AWK (26,0 KM)
2 x H AWK (58,2 KM) 1 x H AWK (96,4 KM) 1 x LISBON (28,5 KM) 2 x H AWK (59,8 KM) 2 x HAWK (52 ,5 KM) 2 x HAWK (89 ,7 KM) 2 x HAWK (45 ,4 KM) 2 x ZEBRA (1 1,1 KM) 2 x H AWK (13,4 KM) 1 x H AWK (21,2 KM)
2 x H AWK (58,2 KM) 1 x H AWK (96,4 KM) 1 x LISBON (2 8,5 KM) 2 x H AWK (59,8 KM) 2 x HAWK (52 ,5 KM) 2 x HAWK (89 ,7 KM) 2 x H AWK (45,4 KM) 2 x ZEBRA (1 1,1 KM) 1 x H AWK (21,2 KM)
PPSAU
2 x HAWK (52 ,0 KM) 2 x HAWK (45 ,1 KM)
#1 #2 KSNGN #1 KOMAM #1
LGKIS PTUNG #2 5B5 5B2 5B1 KARJO SNPA H
30 60
#1 #2 #1
60 SBGAU MINTIN
#1
10
#1
20
#2
30 30 BRKIN
#1
30
#2
30
#1
30 PRNGN #1
60
#2
60
IBT #1
30
#1
20 30
#1
30 60
#2
30
#1
60 1 2
#1
30
#4
60
#3
30
#2
60
#1
20
#1
60
#3
30
#2
60
#1
60
MVA MVA
60
MVA
30
MVA MVA MVA MVA MVA MVA MRBHN MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA
KUARO MVA MVA MVA
#1
MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA
60
MVA MSARI
PLTD #1 #2 #1 #2
1 x LISBON (4 1,8 KM)
KHYAN
PLTU PLTD #2
PLTG
2 x H AWK (110,3 KM)
#1
2 x HAWK (11 0,3 KM)
BGNDG #1
30
#2
30
#1 #2 #1 #2 #1 KYTNG MVA MVA #1 #2
60 60 SMPIT 30 30 20 30 30
PLTD PLTD
1 x HAWK (19 ,1 KM)
MVA
3 4
#1
31
#2
31
1 x HAWK (10 ,8 KM) 1 x HAWK (31 ,4 KM)
2 x H AWK (15,2 KM) 2 x HAWK (33 ,5 KM) 2 x HAWK (33 ,4 KM) 1 x GULL (45,9 KM)
BTLCN
A A A A A
B B B B B
MTUIL PLHRI
7 6 5 4 3 2 1
A
#1 SATUI
30
MVA
PLTU
AASAM
#4 #3 #2 #1
Gardu induk 150 kV Kembang Janggut memilik jarak yang paling dekat
dengan lokasi pembangunan PLTA Tabang. Jika dibangun saluran transmisi,
saluran ini dapat mencapai panjang 70 km.
S=4 x 85 MVA
S=340 MVA
V =150 kV
Untuk mencari arus dari saluran transmisi dapat dicari dengan rumus berikut
S
I Nom =
V √3
Keterangan :
I Nom =Arus setiap fasa salurantransmisi ( A)
S= DayaYang Dikirimkan (VA )
V =Tegangan SaluranTransmisi (V )
Perhitungan :
S
I Nom =
V √3
340.000 kVA
I Nom =
150 kV x √ 3
I Nom =1308,66 A
Dengan daya 340 MVA dan tegangan nominal transmisi sebesar 150 kV
maka degan perhitungan diatas didapat nilai arus nominal dari PLTA Tabang
sebesar 1231,68 A.
Kapasitas daya yang dapat disalurkan oleh sirkuit bila menggunakan
konduktor tunggal 340 MVA. Digunakan bundle conductor untuk meningkatkan
kapasitas daya saluran transmisi. Untuk menjaga kontinuitas daya perlu digunakan
saluran vertikal ganda, sehingga jika salah satu saluran terputus transmisi masih
mampu menyalurkan daya dengan satu saluran yang lain.
Rencana daya yang dialirkan sebesar 340 MVA menggunakan saluran
vertikal ganda. Perhitungan arus dilakukan berdasarkan daya yang akan disalurkan,
maka perhitungan arus adalah sebagai berikut :
Rating Arus :
I Nom =1308,66 A
I =110 % x 654,33 A
I =719,76 A
Dengan menggunakan standar dari ASTM B 549 : 2004 Dipilih konduktor
ACSR type Hen dengan luas aluminium 241,6 mm 2 dan luas AS 56,3 mm2 dengan
diameter total 22,4 mm atau jari – jari 11,2 mm yang memiliki kapasitas hantar
arus 663 A. Dari hasil perhitungan diatas maka ditentukan saluran menggunakan
sirkuit ganda kawat ACSR type finch dengan bundle conductor dua (n=2).
PLTA Tabang memilki saluran transmisi 150 kV sepanjang 100 km.
Berdasarkan Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN) NO.13-1978 tentang
kriteria dasar bagi perencanaan Saluran Udara Tegangan Tinggi 60 kV dan 150 kV
jarak span antar tower adalah sebagai berikut :
Diketahuhi :
Panjang Transmisi=70 km
Jarak rata−rata antar tower=400 m
Jumlah Fasa=3 Fasa
Jumlah Sirkit=2 sirkit
Bundle Konduktor=2 bundle
Perhitungan :
Panjang Transmisi
JumlahTower =
Jarak Antar Tower
70.000 m
JumlahTower =
400 m
JumlahTower =175
Rugi-rugi Jaringan
I Nom =1308,66 A
I Nom
I Sirkit =
Sirkit
1308,66 A
I Sirkit =
2
I Sirkit =654,33 A
I Sirkit
I Konduktor =
n
654,33 A
I Konduktor =
2
I Konduktor =327,17 A
2
S Losses =I x R x L Jaringan
S Losses =834.675 VA
Rugi-Rugi Total :
S LossesTotal =834.675VA x 2 x 3 x 2
S LossesTotal =10.016 .100 VA
S Losses Total
% Losses= x 100 %
S Total
10,016100 MVA
% Losses= x 100 %
520 MVA
% Losses =2,9459 %