Anda di halaman 1dari 13

INVERTER

Disusun Oleh :
Nama

Jurusan

: Muhammad Faruq

(141341001)

Indri Yunitasari

(141341011)

: Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem tenaga listrik belakangan ini menjadi sebuah aset yang vital dalam
dunia produksi, terutama pada sistem produksi yang memerlukan sumber listrik
secara keseluruhan (sebagai contoh: kilang minyak, pabrik-pabrik, server, dll.).
Hilangnya pasokan listrik tentunya akan membuat proses produksi terhenti
bahkan bisa merusak hasil produksi yang ada. Untuk menghindari permasalahan
tersebut maka perlu dibuat sebuah sistem tenaga listrik cadangan (backup power).
Pada awalnya backup power menggunakan diesel generator, disamping
pemakaian bahan bakar yang besar tentunya backup power ini tidak akan handal
100%. Untuk industri yang tidak memperbolehkan hilangnya sumber listrik
tentunya harus menyiagakan diesel generator (standby) dalam kondisi mesin
berjalan (running) agar apabila sewaktu-waktu sumber listrik hilang maka diesel
generator segera mengambil alih dan memberikan sumber daya listrik yang hilang
tersebut (diesel generator harus dalam kondisi synchro dengan sumber utama,
misal: PLN). Hal inilah yang membuat pemakaian diesel generator kurang handal.
Salah satu sumber daya listrik yang mudah dan handal untuk digunakan
adalah batre yang dapat diisi ulang atau battery rechargeable (DC). Battery akan
terisi arus listrik pada saat sumber utama masuk dan battery akan menyuplai arus
listrik ketika sumber utama hilang, namun battery hanya bekerja pada sistem arus
searah atau direct current (DC). Untuk sumber arus bolak-balik (AC) diperlukan
peralatan semi-konduktor yang dapat merubah/menyearahkan arus bolak-balik
menjadi searah (DC). Perangkat pengubah AC menjadi DC ini dinamakan
rangkaian penyearah (rectifier) dengan komponen utamanya adalah dioda. Jika
pemanfaatan teknologi semi-konduktor bisa merubah arus bolak-balik (AC)
menjadi searah, kenapa tidak dicoba untuk sebaliknya (DC menjadi AC). Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut maka dirancanglah suatu rangkaian gabungan

beberapa unit semi-konduktor menjadi satu paket dengan istilah inverter atau
lebih dikenal sebagai UPS (uninterruptible power suply).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud inverter dan bagaimana prinsip kerjanya?
2. Apa saja jenis inverter?
3. Bagaimana contoh blok diagram sebuah inverter dan jelaskan bagianbagiannya?

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Inverter dan Prinsip Kerjanya
Inverter adalah rangkaian yang mengubah DC menjadi AC. Atau lebih
tepatnya inverter memindahkan tegangan dari sumber DC ke beban AC. Sumber
tegangan inverter dapat berupa batteray, solar panel, aki kering dan sumber
tegangan DC lainya. Sedangkan keluaran dari inverter adalah tegangan AC 220
Volt atau 120 Volt, dan frekuensi output 50 Hz atau 60 Hz.
Pada dasarnya inverter adalah alat yang membuat tegangan bolak-balik
dari tegangan searah dengan cara pembentukan gelombang tegangan. Namun
gelombang yang terbentuk dari inverter tidak berbentuk gelombang sinusoida,
melainkan gelombang persegi. Pembentukan tegangan AC tersebut dilakukan
dengan menggunakan dua buah pasang saklar. Berikut ini adalah gambar yang
menerangkan prinsip kerja inverter dalam pembentukan gelombang tegangan
persegi.

Gambar 2.1 Prinsip Dasar Inverter


Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 sakelar seperti
ditunjukkan pada diatas. Bila sakelar S1 dan S2 dalam kondisi on maka akan
mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan, jika yang hidup
adalah sakelar S3 dan S4 maka akan mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah
kanan ke kiri. Inverter biasanya menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa

(pulse width modulation PWM) dalam proses conversi tegangan DC menjadi


tegangan AC.
Pembentukkan gelombang saklar dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 2.2 Bentuk Gelombang Tegangan

2.3 Jenis Inverter Berdasarkan Gelombang yang Dihasilkan


Berdasarkan gelombang keluaran yang dihasilkan, inverter dapat dibagi menjadi 3
macam yaitu square wave, modified sine wave, dan pure sine wave.
1. Square Wave
Inverter ini adalah yang paling sederhana. Walaupun inverter jenis ini dapat
menghasilkan tegangan 220 VAC, 50 Hz namun kualitasnya sangat buruk.
Sehingga dapat digunakan pada beberapa alat listrik saja. Hal ini disebabkan
karena karakteristik output inverter ini adalah memiliki level total harmonic
distortion yang tinggi. Mungkin karena alasan itu inverter ini disebut dirty
power supply.

Gambar 2.3 Output Square Wave


2. Modified Sine Wave
Modified Sine Wave disebut juga Modified Square Wave atau Quasy Sine
Wave karena gelombang modified sine wave hamper sama dengan square wave,
namun pada modified sine wave outputnya menyentuh titik 0 untuk beberapa saat
sebelum pindah ke positif atau negatif. Selain itu karena modified sine wave

mempunyai harmonic distortion yang lebih sedikit dibanding square wave maka
dapat dipakai untuk beberapa alat listrik seperti computer, tv, lampu namun tidak
biasa untuk beban-beban yang lebih sensitive.

Gambar 2.4 Output Modified Sine Wave


3. Pure Sine Wave
Pure Sine Wave atau true sine wave merupakan gelombang inverter yang hampir
menyerupai (bahkan lebih baik dibandingkan dengan gelombang sinusoida
sempurna pada jaringan listrik dalam hal ini PLN. Dengan total harmonic
distortion (THD) < 3% sehingga cocok untuk semua alat elektronik. Oleh sebab
itu inverter ini juga disebut clean power supply. Teknologi yang digunakan
inverter jenis ini umumnya disebut pulse width modulation (PWM) yang dapat
mengubah tegangan DC menjadi AC dengan bentuk gelombang yang hampir
sama dengan gelombang sinusoida.

Gambar 2.5 Output Pure Sine Wave


Inverter juga dapat dibedakan dengan cara pengaturan tegangan-nya, yaitu :
a. Voltage Fed Inverter (VFI) yaitu inverter dengan tegangan input yang
diatur konstan.

b. Current Fed Inverter (CFI) yaitu inverter dengan arus input yang diatur
konstan.
c. Variable DC Linked Inverter yaitu inverter dengan tegangan input yang
dapat diatur.

Inverter berdasarkan jumlah fasa output :


a. Inverter 1 Phase
Inverter 1 phase ada 2 yaitu:
1. Inverter Setengah Gelombang
Prinsip kerja dari inverter satu fasa dapat dijelaskan dengan gambar diatas.
Ketika transistor Q1 yang hidup untuk waktu T0/2, tegangan pada beban
V0 sebesar Vs/2. Jika transistor Q2 hanya hidup untuk T0/2, Vs/2 akan
melewati beban. Q1 dan Q2 dirancang untuk bekerja saling bergantian.
Pada gambar diatas juag menunjukkan bentuk gelombang untuk tegangan
keluaran dan arus transistor dengan beban resistif.

Gambar 2.6 Inverter Setengah Gelombang


2. Inverter Gelombang Penuh
Rangkaian dasar inverter gelombang penuh dan bentuk gelombang output
dengan beban resistif ditunjukkan pada gambar diatas. Ketika transistor
Q1 dan Q2 bekerja (ON), tegangan Vs akan mengalir ke beban tetapi Q3
dan Q4 tidak bekerja (OFF). Selanjutnya, transistor Q3 dan Q4 bekerja
(ON) sedangkan Q1 dan Q2 tidak bekerja (OFF), maka pada beban akan
timbulteganganVs.

Gambar 2.7 Inverter Gelombang Penuh

b. Inverter 3 Phase
Inverter 3 phase merupakan inverter dengan tegangan keluaran
berupa tegangan bolak balik (ac) 3 phase per segi. Sebuah rangkaian dasar
inverter 3 phase tunggal sederhana terdiri dari 3 buah inveter 1 phase
dengan menggunakan mosfet daya (power mosfet) sebagai sakelar
diperlihatkan pada gambar dibawah. Tegangan suplai merupakan sumber
dc dengan tegangan sebesar Vs, dengan titik netral merupakan titik
hubung dari titik bintang (Y) pada beban. Terdapat 2 jenis mode operasi
dari inverter jenis ini, yaitu mode kondusi 120 dan mode konduksi 180.
Diagram blok dari inverter 3 phase dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.8 Inverter 3 Fasa

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih inverter DC ke AC diantaranya


adalah
a. Kapasitas beban yang akan disupply oleh inverter dalam Watt, usahakan
memilih inverter yang beban kerjanya mendekati dengan beban yang
hendak kita gunakan agar effisiensi kerjanya maksimal.
b. Sumber tegangan input inverter yang akan digunakan, input DC 12 Volt
atau 24 Volt.
c. Bentuk gelombang output inverter, Sinewave ataupun square wave untuk
tegangan output AC inverter. Hal ini berkaitan dengan kesesuain dan
efisiensi inverter DC ke AC tersebut.

2.4 Rangkaian dan Blok Diagram Inverter

Gambar 2.9 Rangkaian Inverter

Analisis Blok Diagram


a. Input
Pada Rangkaian diberi Tegangan searah sebesar +12Volt DC sebagai
input. Pada umumnya, contoh tegangan searah yang digunakan sebagai input
bisa berupa baterai ataupun AKI, sesuai keperluan.
b. Pengubah
Dioda berfungsi sebagai pengubah tegangan searah menjadi tegangan
bolak balik berasal dari kapasitor. Kapasitor menyimpan tegangan dan
mengeluarkan kembali tegangan listrik tersebut, karena muatan listrik pada
kapasitor. Tegangan yang diberi sebesar 12 volt DC di ubah menjadi 90-150
volt AC. Disini dioda berfungsi sebagai pengubah tegangan searah menjadi
tegangan bolak-balik.

Gambar 2.10 Dioda


c. Filter (Penyaring)
Dimana tegangan yang sudah di ubah akan dianalisa apakah tegangan
yang telah diubah benar benar menjadi tegangan bolak-balik dengan
menggunakan dioda, tegangan akan di saring menggunakan kapasitor yang
akan mengubah tegangan serarah menjadi bolak-balik. Kapasitor berperan
penting sebagai alat untuk menstabilkan tegangan sesudah di ubah.

Gambar 2.11 Kapasitor


d. Penguat
Penguat dipengaruhi oleh besarnya watt yang dihasilkan oleh transistor
dan dipengaruhi oleh transformator yang menghasilkan daya 20 watt dengan
menggunakan 1 Ampere. Pada rangkaian, arus inputannya menggunakan arus
DC dengan penguat oleh transistor jenis NPN 2N3055 dan transformator.

Gambar 2.12 Transistor


e. Output
R4 & R3 terhubung ke input +12Volt DC dan arus yang masuk
disimpan terlebih dahulu oleh C1 & C2. Jika R4 terhubung dengan Q2 dan di
beri inputan +12Volt DC sementara R3 tertutup karena R4 lebih dahulu
menerima input +12Volt DC dan disimpan oleh C1, lalu setelah muatan listrik
yang disimpan telah penuh maka muatan listrik akan dilepaskan dan arus yang
di lepaskan adalah arus AC Begitu juga jika R3 terhubung dengan Q1 dan
diberi inputan +12Volt DC karena memilki besar resistor yang sama sebesar
180 Ohm sehingga R3 & R4 akan saling bergantian. Sehingga tegangan akan
menghasilkan tegangan sebesar 150 Volt AC.

Gambar 2.13 Transformator

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Inverter adalah rangkaian yang mengubah DC menjadi AC. Atau lebih
tepatnya inverter memindahkan tegangan dari sumber DC ke beban AC. Sumber
tegangan inverter dapat berupa batteray, solar panel, aki kering dan sumber
tegangan DC lainya. Sedangkan keluaran dari inverter adalah tegangan AC 220
Volt atau 120 Volt, dan frekuensi output 50 Hz atau 60 Hz.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih inverter DC ke AC diantaranya


adalah
a. Kapasitas beban yang akan disupply oleh inverter dalam Watt, usahakan
memilih inverter yang beban kerjanya mendekati dengan beban yang
hendak kita gunakan agar effisiensi kerjanya maksimal.
b. Sumber tegangan input inverter yang akan digunakan, input DC 12 Volt
atau 24 Volt.
c. Bentuk gelombang output inverter, Sinewave ataupun square wave untuk
tegangan output AC inverter. Hal ini berkaitan dengan kesesuain dan
efisiensi inverter DC ke AC tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
http://elektronika-dasar.web.id/inverter-dc-ke-ac/
http://nurindrapraja.blogspot.co.id/2013/01/inverter-elektronika-daya.html
http://antonanka.blogspot.co.id/2012/10/inverter_27.html
http://elektronika-dasar.web.id/inverter-3-phase/inverter-3-phase/

Anda mungkin juga menyukai