Inverter jembatan satu-fasa seperti Gambar 1, terdiri dari empat buah chopper. Ketika
transistor T1 dan T2 di-on-kan serentak, tegangan masukan Vs terhubung ke beban. Jika
transistor T3 dan T4 di-on-kan bersama-sama, tegangan yang terdapat pada beban
terbalik yaitu sebesar –Vs. Perhatikan tahapan konduksi masing-masing komponen, jika
rangkaian diekivalenkan seperti Gambar 2.
t
Analisa nilai rms tegangan keluaran:
T o/2 1
V o=
[ 2
T0
∫ v 2o d (t )
0
Nilai sesaat tegangan keluaran:
] 2
=V dc =V s
∞ 4Vs
vo ( t ) = ∑ sin ( nωt )
n=1,3,5 ,. . . nπ
v o ( t ) =0 untuk n= 2,4,6,. ..
4V s
v o 1 ( t )=
sin ( ωt )
π ; komponen fundamental tegangan keluaran dengan bentuk
gelombang seperti berikut:
4V s
v o 3 ( t )=
sin ( 3 ωt )
3π ; komponen harmonisa ke 3 tegangan keluaran dengan
bentuk gelombang seperti berikut:
4V s
v o 5 ( t )=
sin ( 5 ωt )
5π ; komponen harmonisa ke 5 tegangan keluaran dengan
bentuk gelombang seperti berikut:
Faktor harmonisa ke n, HFn. Faktor harmonisa (dari harmonisa ke n), yaitu ukuran
kontribusi harmonisa secara individu. didefinisikan sebagai
V
HF n = on
V 01
Dengan Vo1 adalah nilai rms komponen fundamental dan Von adalah nilai rms komponen
harmonisa ke n.
Distorsi harmonisa total THD. Distorsi harmonisa total, yang merupakan ukuran
kedekatan antara bentuk gelombang harmonisa dan komponen fundamental,
didefinisikan sebagai,
∞ 1
1
THD=
V o1 [∑ ]
n=2,3 ,..
2 2
V on
Faktor distorsi DF. THD memberikan kandungan harmonisa total, tetapi tidak
menunjukkan besaran masing-masing komponen harmonisa. Jika keluaran inverter
menggunakan filter, maka pada harmonisa ordo-tinggi akan kurang efektif. Oleh karena
itu, pemahaman dari kedua frekuensi dan besaran masing-masing harmonisa menjadi
penting. Faktor distorsi menunjukkan jumlah distorsi harmonisa yang masih dalam
bentuk gelombang tertentu setelah harmonisa dari gelombang yang telah mengalami
pelemahan terhadap harmonisa orde kedua (yaitu, dibagi dengan n2). sehingga DF
adalah ukuran efektivitas dalam mengurangi harmonisa yang tidak diinginkan tanpa
harus menentukan nilai dari orde kedua filter beban dan didefinisikan sebagai
2 1
V on
[ ∑ ( )]
∞
1 2
DF=
V o1 n=2,3 ,.. n2
Faktor distorsi individu (komponen harmonisa ke n) didefinisikan sebagai
V
DF n = on 2
V o1 n
Ordo harmonisa terrendah LOH. Ordo harmonisa terrendah adalah komponen
harmonisa yang memiliki frekuensi paling dekat dengan komponen fundamental, dan
amplitudonya lebih besar atau sama dengan 3% dari komponen fundamental.
Contoh kasus 1:
Inverter jembatan satu-fasa seperti Gambar 1 memilki beban resistif R = 2,4 dan
tegangan dc masukan adalah Vs = 48 V. Hitunglah: (a) nilai rms tegangan keluaran pada
frekuensi fundamental Vo1, (b) daya keluaran Po, (c) nilai puncak dan nilai rata-rata arus
pada masing-masing transistor (IP dan ID), (d) Tegangan balik puncak VBR pada masing-
masing transistor, (e) distorsi harmonisa total THD, (f) faktor distorsi DF, dan (g) faktor
harmonisa dan faktor distorsi pada harmonisa ordo terrendah.
Selesaian: Vs = 48 V; R = 2,4
(a) Dari persamaan nilai rms tegangan keluaran komponen fundamental,
V o 1=0, 90×48=43 ,2 V
(b) Dari persamaan nilai rms tegangan keluaran total
V o =V s=48 V
2
V
Po = s =482 /2,4=960 W
Daya keluaran, R
(e) Dari persamaan nilai rms tegangan keluaran fundamental, V o 1=0,9 V s . Nilai
rms harmonisa tegangan Vh adalah:
∞ 1 1
V h=
[∑ ]
n=3,5,7,..
2 2 2 2 2
V on = V o −V o1 =0,4352
[ ] Vs
Dari persamaan distorsi harmonisa total, THD=0 ,4352 V s /0,9 V s =48 ,34 %
2 1
V on 0 ,03424 V s
[ ( )]
∞
1 2
DF= ∑ = =3 ,804 %
V o1 n=3,5,7 , .. n 2 0,9 V s
(f) Faktor distorsi,
Contoh Kasus 2:
Inverter jembatan satu-fasa seperti Gambar, memiliki beban RLC dengan nilai resistansi
R = 10 ; induktansi L = 37,8 mH; dan kapasitansi C = 134,4 F, tegangan masukan dc
sebesar Vs = 220 volt. Hitunglah: (a) Persamaan tegangan keluaran sesaat, vo(t);
(b) Arus beban puncak pada frekuensi fundamental, Io1; (c) Distorsi harmonisa arus
keluaran total, THD.
T1 T3 T5 Rc
D1 D3 D5 c vcn
g1 g3 g5
a Ra
van n
Vs
T6 Rb
T4 T2 b
D4 D6 D2 vbn
g4 g6 g2
2 3
t t
0 4 0 2 3 4
g2 -Vs
2 3
t
0 /3 4 vbc
g3 Vs
2 3
t
t 0 4
0 /3 2 3 4
-Vs
g4
t vca
0 2 3 4
Vs
g5
2 3
t
0 4
2 3
t
0 4
-Vs
g6
2 3
t
0 4
5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Pasangan konduksi Saklar Transistor
Nilai sesaat tegangan line to line, vab dalam deret Fourier dapat dituliskan sebagai
berikut,
∞ 4V s nπ π
v ab = ∑
n=1,5,7 , .. nπ
cos
6 ( ) { ( )}
sin n ωt+
6
vbc dan vca beruturut-turut selisih sudut terhadap vab adalah 120° dan 240°.
∞ 4Vs nπ π
v bc = ∑
n=1,5,7 ,. . nπ
cos ( ) { ( )}
6
sin n ωt−
2
∞ 4Vs
v ca = ∑
n=1,5,7,. . nπ
cos ( nπ6 ) sin{n( ωt− 76π )}
Nilai rms tegangan line to line dapat diperoleh melalui,
2π 1
V L=
[ 2
∫
2π 0 ]√
2 2
V 2s d ( ωt ) = V s =0,8165V s
3
Nilai rms komponen harmonisa ke n tegangan line adalah,
4Vs
V Ln=
√ 2 nπ
cos ( nπ6 )
Untuk n = 1, diperoleh tegangan line fundamental yaitu sebesar,
4V s
V L1=
√2 π
cos ( π6 )=0 ,7797 V s
Nilai rms tegang line to neutral (tegangan fasa) dapat diperoleh melalui,
V L √2 V s
V p= =0 , 4714 V s
√3 3
R R R
c b a
R R b R
a c n
Vs n Vs Vs n
R R R
b a c
van van
2Vs/3 2Vs/3
Vs/3 Vs/3
t t
0 2 3 4 0 2 3 4
-Vs/3 -Vs/3
-2Vs/3 -2Vs/3
vbn
2Vs/3
ia
Vs/3
2 3
t t
0 4 0 2 3 4
-Vs/3
-2Vs/3
D1 T1 D4 T4
vcn
2Vs/3
Vs/3
2 3
t
0 4
-Vs/3
-2Vs/3
V ab
V an=
Untuk beban terhubung bintang tegangan fasa √3 dan tertinggal dengan sudut
sebesar 30° terhadap V ab . Arus line ia untuk beban RL diberikan oleh persamaan
berikut,
∞ 4Vs
ia= ∑
n=1,5,7 , .. . [ √3 nπ √ R2 + ( nωL )2
cos ( nπ6 )] sin ( nωt−θ )
n
(e) Nilai rms tegangan fasa pada frekuensi fundamental, V p 1=V L1 / √3=99,03 V .
(f) V L1=0 ,7797×220=171 , 53 V
∞ 1
[∑ ]
n=5,7 ,...
V L1 = V 2L−V 2L1
2 2
[ ]=0,24236V s
.
THD=0 , 24236V s / ( 0 ,7797 V s ) =31, 08 %
Dari persamaan (10-7), . nilai rms
harmonisa tegangan line adalah,
1
V Ln
[ ]
∞
2
V Lh= ∑ 2
=[ V 2L−V 2L1 ]=0 ,00666 V s
(g) n=5,7 ,... n
DF=0 ,00666 V s / ( 0 ,7797 V s )=0 , 854 %
Dari persamaan (10-8), .
(h) Ordo harmonisa terendah adalah ke lima, V L5=V L1 /5 . Dari persamaan (10-6),
HF 5 =V L5 /V L1 =1/5=20 % ,
V L5
(i) Untuk beban terhubung bintang, arus line sama dengan arus fasa dan nilai rms arus
line adalah,
1
2 2 2 2 2 2 2
[ 14 +0 , 64 +0 , 33 +0 , 13 + 0 ,10 +0 , 06 ]
I L= =9 , 91 A
√2 .
2
beban Po =3 I L R=3×9 , 91×5=1. 473 W
Daya
(j) Nilai rata-rata arus sumber, I s =P o /220=1. 473/220=6,7 A , dan nilai rata-rata
arus transistor I D=6,7/3=2, 233 A .
(k) Karena arus line melalui dua transistor, nilai rms arus transistor adalah,
I R=I L / √ 2=9 , 91/ √ 2=5 ,72 A .
Untuk mode konduksi 120°
T1 T3 T5 c Rc
D1 D3 D5
g1 g3 g5 vcn
a Ra
Vs n
van
T4 T6 T2 Rb
D4 D6 D2
g4 g6 g2 b vbn
2 3
t t
0 4 0 2 3 4
g2 Vs/2
2 3
t
0
/3 4 vbn
g3 Vs/2
2 3
t
t 0 4
0
/3 2 3 4
g4 Vs/2
t vcn
0 2 3 4
Vs/2
g5
2 3
t
0 4
2 3
t
0 4
Vs/2
g6
2 3
t
0 4
6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Pasangan konduksi Saklar Transistor
van van
Vs 2Vs/3
Vs/2 Vs/3
3
t
0 2 4 0 2 3 4
t
-Vs/2 -Vs/3
-Vs -2Vs/3
vbn
Vs
ia
Vs/2
2 3
t
0 4 0 2 3 4
t
-Vs/2
-Vs
D1 T1 D4 T4
vcn
Vs
Vs/2
2 3
t
0 4
-Vs/2
-Vs
g1
2 3
t
0 4
g2
2 3
t
0 / 3 4
g3
2 3
t
0
/3 4
g4
2 3
t
0 4
g5
2 3
t
0 4
g6
2 3
t
0 4
van
2 3
t
0 4
vbn
2 3 4
t
0
vcna
2 3
t
0 4