Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PADA

GARDU TIANG PORTAL

Abstrak
Pemeliharaan Gardu Distribusi tiang portal bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan
peralatan secara tiba-tiba, untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai
umur teknisnya ( Preventive Maintenance ), dapat beroperasi sesuai sasaran yang diharapkan,
aman bagi manusia dan lingkungan, andal dalam sistem penyaluran tenaga listrik serta dapat
melakukan effesien. Kegiatan ini dilaksankan secara berkala dengan berpedoman kepada
Instruksi Manual dari pabrik, standar standar yang ada dan pengalaman operasi
dilapangan.Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base
Maintenance ). Metodelogi yang digunakan meliputi literature, diamana perumusan yang
diperoleh selanjutnya sebagai dasar untuk menganalisa. Studi pustaka mengumpulkan bahan-
bahan dari berbagai sumber pustaka yang menunjang pada teori dan data penulisan.
Memperhatikan SOP ( Standar Operating Prosedure ) dalam pelaksanaan Pekerjaan
Pemeliharaan Gardu distibusi tiang portal. Pada saat pelaksanaan tegangan pada Jaringan
Tegangan Menengah ( JTM ) beroperasi dibebaskan dengan membuka Fuse Cut Out, muatan
induksi dari Transformator di buang ( discharge ) dengan menggunakan tongkat arde dan
ditanahkan ( diground ), untuk mencegah tegangan balik yang dimungkinkan adanya pelanggan
menggunkan Genset, lepas Saklar Utama ( Hafboom schakelaar ) dan pasang pentanahan
sampai pekerjaan pemeliharaan selesai.

1. PENDAHULUAN tempat tertentu . sedangkan pemakaian


Sebagaimana peralatan pada tenaga listrik atau pelanggan tenaga listrik
umumnya, peralatan yang beroperasi dalam tersebar diberbagai tempat, maka
instalasi Gardu distribusi perlu dipelihara. penyampaian tenaga listrik dari tempat
Pemeliharaan Gardu distribusi diperlukan dibangkitkan sampai ke pelanggan
agar unjuk kerja peralatan dapat memerlukan berbagai penanganan teknis.
dipertahankan. Karena Gardu distribusi
yang beroperasi jumlahnya cukup banyak Tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-
maka pemeliharaannya memerlukan pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG,
perencanaan yang baik. Pemeliharaan PLTP, dan PLTD kemudian disalurkan
peralatan instalasi gardu distribusi yang melalui saluran transmisi setelah terlebih
sering terjadi korosi / karat pada bagian- dahulu dinaikan tegangannya oleh
bagian tertentu diantaranya : Transformator penaik tegangan ( Step Up
a. Pemeliharaan pada bushing trafo Transformator ) yang ada di Pusat Listrik.
distribusi Saluran tegangan tinggi di PLN kebanyakan
b. Pemeliharaan titik sambung pada mempunyai tegangan 70 kV, 150 kV dan
instalasi 500 kV. Setelah tenaga listrik disalurkan
c. Pemeliharaan PHBTR ( Papan Hubung melalui saluran transmisi maka sampailah
Bagi Tegangan Rendah ) tenaga listrik ke Gardu Induk ( GI ) untuk
diturunkan tegangannya melalui
Transformator penurun tegangan ( Step
2. TINJAUAN PUSTAKA.
down Transformator ) menjadi tegangan
2.1. Proses Penyampaian Tenaga Listrik menengah atau yang disebut juga tegangan
Ke pelanggan. distribusi primer . Hal ini digambarkan pada
Karena berbagai permasalahan teknis, Gambar 1.
tenaga listrik hanya dibangkitkan ditempat
PEMBANGKIT TRANSMISI GI JARINGAN DISTRIBUSI

PMT PMT

STEP UP STEP DOWN


TRANSFORMATO TRANSFORMATOR

GENERATOR

Gambar . 1 . Diagram satu garis system kelistrikan

2.2. Transformator .
Transformator atau trafo adalah suatu transmisi dan distribusi tenaga listrik dapat
alat listrik statis yang dapat memindahkan dibagi dalam 5 golongan: 3]
daya listrik arus bolak-balik dari suatu
a. Trafo generator, digunakan dipusat
rangkaian ke rangkaian yang lain melalui
pembangkitan untuk menaikkan
gandengan magnet dan bekerja berdasarkan
tegangan generator ketegangan lebih
prinsip induksi elektromagnetik. 2]
tinggi untuk keperluan
Trafo penurun tegangan (step down transmisi/penyaluraan.
transformer), yaitu suatu trafo yang b. Trafo gardu induk, digunakan untuk
menerima daya pada suatu tegangan tertentu menurunkan tegangan tinggi dari suatu
dan mengeluarkannya pada tegangan yang sistim transmisi ke-tegangan menengah
lebih rendah. Sedangkan trafo penaik untuk keperluan distribusi.
tegangan (step up transformer), yaitu bila c. Trafo distribusi, digunakan untuk
trafo menerima daya pada tegangan tertentu menurunkan tegangan menengah
dan mengeluarkannya pada tegangan yang ketegangan rendah untuk keperluan
lebih tinggi. Sesuai dengan tujuan distribusi atau pemakaian.
penggunaannya maka trafo terbagi menjadi d. Trafo pengukuran, dipergunakan untuk
beberapa macam. Penggunaan trafo tujuan pengukuran listrik.
dijaringan pembangkitan,
.2.1 Konstruksi Dasar
Kontruksi dasar trafo diperlihatkan
pada gambar 2 berikut

Gambar 2 Konstruksi dasar transformator dua lilitan terpisah


Keterangan : d (m sin 2ft )
V1= Tegangan primer atau tegangan sumber e1 = −N1 ...(4)
( volt ), V2= Tegangan sekunder ( volt ), dt
N1= Lilitan primer, N2= Lilitan sekunder
e1 = −N1m 2f cos 2ft …… ( 5 )
E1= Ggl induksi pada lilitan primer ( volt )
E2= Ggl induksi pada lilitan sekunder ( volt Harga e1 mempunyai bentuk gelombang
sinus tetapi ketinggalan terhadap  dengan
)
sudut 900.
2.2.2 Prinsip Kerja Transformator
Harga maksimum Em1 = 2fN1m
Pada kumparan primer akan
Em1
mengalir arus jika kumparan primer Harga efektif = =E1
dihubungkan ke sumber listrik arus bolak- 2
balik, sehingga pada inti transformator yang
terbuat dari bahan ferromagnet akan 2fN1m
terbentuk sejumlah garis-garis gaya magnet E1=
( flux = Φ ). Karena arus yang mengalir 2
merupakan arus bolak-balik maka flux yang
terbentuk pada inti akan mempunyai arah E1 = 2fN1m
dan jumlah yang berubah-ubah. Jika arus
yang mengalir berbentuk sinus maka flux E1 = 4.44 fN1m ………… (6)
yang terjadi akan berbentuk sinus pula.
Karena flux tersebut mengalir melalui inti Karena : m = Bm A, maka
yang mana pada inti tersebut terdapat lilitan
E1 = 4,44 fN1Bm A ……. (7)
primer dan lilitan sekunder maka pada
lilitan primer dan sekunder tersebut akan Dengan cara yang sama akan diperoleh :
timbul ggl ( gaya gerak listrik ) induksi,
tetapi arah dari ggl induksi primer E2 = 4,44 fN2m.....................................( 8 )
berlawanan dengan arah ggl induksi
sekunder sedangkan frekuensi masing- E2 = 4,44 fN 2 Bm A .................. ( 9 )
masing tegangan tersebut sama dengan
frekuensi sumbernya. Keterangan :  m = Jumlah garis gaya
maksimum yang mengalir dalam inti (
2.2.3 Analisa Transformator weber ), Bm = Kerapatan garis gaya magnit
Secara analisis dijelaskan sebagi berikut, ( Wb/m2 ), Am = Luas penampang efektif
arus yang mengalir mempunyai bentuk inti ( m2 )
gelombang sinus, maka flux (  ) yang
terjadi akan mempunyai bentuk sinus juga.
2.2.4 Perbandingan Transformasi
Jika  sesaat mempunyai persamaan :
Perbandingan transformasi dapat dinyatakan
 = mak sint dengan : ( 2.1 )
E1
= sin 2ft ............... (1) a= =
4,44N1 fm ( 2.2 )
mak
E2 4,44N2 fm
Berdasarkan hukum farraday :
E1 N1 .................................................
d a= = ( 10 )
e1 = −N1 …… ( 2 ) E2 N2
dt
d Dari persamaan ( 2.13 ) didapat bahwa :
( 2.4 )
e2 = −N 2 ................... (3)
Jika : a<1, disebut transformator penaik
dt
tegangan a>1, disebut tranformator penurun
Dengan memasukkan persamaan ( 1 ) ke tegangan a=1, disebut transformator isolasi
persamaan ( 2.) maka :
Dapat dinyatakan pula bahwa besarnya
perbandingan transformasi :
I2
a= …………………… ( 11) I2 ' R2 '= a(I2 R2 )
I1 I2
R '= a(I R )
a 2 22
Keterangan :I1 = Arus yang mengalir pada
lilitan primer (ampere), I2 = Arus yang maka :
mengalir pada lilitan sekunder (ampere)
R '= a2R ………………… 14 )
2 2

2.2.5 Harga Ekivalen Dengan analisa yang sama akan diperoleh


harga yang lain :
Telah dinyatakan di atas bahwa :
E N X 2 '= a2 X 2............................ ( 15 )
1
= 1= a atau E1 = a E2
E2 N2 Z 2'= a2Z 2 ……………… ( 16 )
secara pendekatan : E1 I1 = E2 I2 atau Sebaliknya jika harga R, X dan Z primer
: I1 N1 = I2N2, E2 jika dipandang dari sisi dipandang dari sisi sekunder, maka :
primer : 1
E '= N1 E I1'= aI1 dan E1 '= E1
2 2
a
N2
E '= aE …………………… ( 12 ) R1'= 12 R1.............................................................................( 17 )
2 2 a
I2 jika dipandang dari sisi primer :
1
N2 I2 X 1 '= 2 X1 …..…………… ( 18 )
I '= I I '= …… ( 13 ) a
2 2 2
N1 a 1
Kerugian tegangan pada sisi sekunder jika Z1 '= 2 Z1 ................................................... ( 19 )
dipandang dari sisi primer : a
I2’ . R2’ dan Secara keseluruhan dapat dilukiskan seperti
gambar 4 dan gambar 5 dipandang dari sisi
primer :

R1 X1 R2’ X2’

Gambar 2.4. Rangkaian ekivalen dari sisi primer

Tahanan total : X t = X a1 = X 1+ X a22 …( 21 )


Rt = Ra1 = R1 + R2 ' Impedansi total :
R = R = R + R a2 ……. (20) Zt = Za1 = Z1 + Z2 ' ( 2.23 )
t a1 1 2

Reaktansi total : Zt = Za1 = Z1 + Z 2 a2 … ( 22 )


Xt = Xa1 = X1 + X 2 '
Dipandang dari sisi sekunder :
x1’ R1’ X2 R2

Gambar 5. Rangkaian ekivalen dari sisi sekunder

Tahanan total : c. Pemeliharaan Dudukan Nh Fuse ( Fuse


base ) .
Rt = Ra2 = R2 + R1 ' d. Penyesuaian Kapsitas beban pada NH
Fuse.
R1 .....................................
Rt = Ra 2 = R2 + ( 23 ) 3.3 Pemeliharaan Lighting Arrester
a2 a. Pemeliharaan kondisi fisik yang sering
kena kotoran / jamur
Reaktansi total : b. Pemeliharaan pengawatan pada elektroda
bagian atas dan bawah yang kendor.
Xt = Xa2 = X 2 + X1 ' c. Pemeriksaan tahanan katup ( valve
X1 ...................... resistor ) dengan alat ukur tahanan
X =X = X + ( 24 ) isolasi
t a2 2
a2 3.4 Pemeliharaan Fuse Cut Out :
a. Pemeliharaan selongsong fuse masih
Impedansi total : laik atau tidak
b. Pemeliharaan pada dudukan selongsong
Zt = Za2 = Z2 + Z1 ' fuse bagian atas yang kendor
Z c. Pemeriksaan arus pengenal pada fuse
Z=Z = Z + 1 .............. (25) link ( 2.28 )
t a2 2
a2 3.5 Pemeriksaan tahanan pentanahan (
Aarde )
a. Pemeriksaan pengawatan pentanahan
3. METODOLOGI PEMELIHARAAN pada arrester dan body trafo distribusi
b. Pengukuran nilai tanahan pentanahan
Ada beberapa hal yang perlu dengan alat ukur pentanahan
dilaksanakan untuk pemeliharaan Gardu 3.6 Pemeliharana lingkungan tarfo
distribusi tiang portal . a. Pemeliharaan Pagar pengaman gardu
3.1 .Pemeliharaan Transformator Distribusi b. Pemeliharaan halaman gardu dari
meliputi: sampah dan rumput.
a. Pemeliharaan bushing pada sisi primer
dan sisi skunder
b. Pemeliharaan Mur & baut dari sifat- 3.2. Pemeliharaan Instalasi Gardu
sifat kimia ( Korosi dan kendor. Distribusi
c. Pemeliharan Tahanan pentanahan
terutama pada elektrodanya . Instalasi gardu distribusi yang sudah lama
d. Pemeliharaan Minyak trafo, radiator terpasang akan terjadi kerusakan terutama
dan konservator. pada bagian titik sambung yang mur-
3.2 Pemeliharaan PHB-TR ( Papan Hubung bautnya kendor dan kena korosi, sehingga
Bagi Tegangan Rendah ) akan mengakibatkan terjadinya unjuk kerja
a. Pemeliharaan Sakelar utama yang peralatan terpasang tidak sesuai dengan
kena debu dan angus akibat terjadi desainnya, untuk mencegah terjadinya hal
busur api yang besar pada alat tersebut maka dilakukan pemeliharaan
kontak. berbagai sistem , diantaranya :
b. Pemeliharaan Mur & baud yang kendor
. a. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan untuk mencegah c. Menggunakan unit gardu bergerak atau
terjadinya kerusakan peralatan yang Genset yang bergerak yaitu mengganti
lebih parah. pasokan listrik pada trafo yang akan
b. Pemeliharaan rutin dipelihara dengan peratan pengganti
Pekerjaan pemeliharaan yang berupa satu unit gardu distribusi atau
dilakukan secara berkala dan terus genset yang bisa dipindah-pindah.
menerus untuk mempertahankan
kondisi jaringan agar tetap berada Pada pemeliharaan trafo dalam keadaan
dalam kondisi baik dan prima. tidak bertegangan , berarti melakukan
c. Pemeliharaan prediktif pemadaman. Ada hal yang perlu
Sistem pemeliharaan yang berbasis diperhatikan saat pemadaman / melepas
kondisi ( Condition base sirkit pada trafo, sedapat mungkin
maintenance) dengan cara memonitor diusahakan beban trafo tidak terlalu besar,
kondisi peralatan / jaringan secar on terutama trafo yang dipasang diluar atau
line maupun off line. sering disebut gardu tiang portal atau cantol,
d. Pemeliharaan khusus / Darurat dimana alat pemutus sirkit primer hanya
Pekerjaan pemeliharaan untuk berupa Fuse Cut Out, sehingga pada saat
memperbaiki peralatan / jaringan melepas akan terjadi busur api yang sulit
yang rusak akibat bencana alam , untuk dihindarkan.
kebakaran, huru-hara dll. Dampak lain akibat pemutusan sirkit dalam
keadaan berbeban tinggi, terhadap trafo
berarti pengurangan arus induksi pada
3.3 Pemeliharaan Trafo Distribusi. gulungan trafo dapat menimbulkan gerakan
yang dapat merusak konstruksi tarfo.
Pemeliharaan Trafo dilakukan secra Sedangkan pada sistem jaringan secara
terjadwal dan dalam keadaan beroperasi / keseluruhan, hilangnya beban yang besar
bertegangan maupun tidak. secara tiba-tiba dapat menyebabkan
Seperti diketahui pada umumnya, sistem goncangan tegangan.
distribusi tenaga listrik ke pelanggan Kegiatan pemeliharaan trafo distribusi
sumber tenaga listrik dipasok hanya oleh dilapangan tentunya berkaitan dengan
satu unit trafo, sehingga pada waktu adanya tegangan listrik yang berpotensi
pemeliharaan trafo dengan pemadaman, bahaya, maka masalah keselamat kerja bagi
berarti pemadaman pula pada pelanggan, personil, kelayakan peralatan kerja dan
hal tersebut tentu bagi pelanggan keamanan peralatan listrik yang menjadi
merupakan sesuatu yang kurang objek pekerjaan merupakan yang perlu
menyenangkan, baiak pelanggan daya kecil mendapat perhatian serius.
maupun pelanggan daya besar untuk
keperluan industri dampak Uantuk mencapai hasil yang baik seperti
pemadaman dapat mempengaruhi produksi yang diharapkan , maka perlu pengaturan
hingga menimbulkan kerugian. secara baku pelaksanaan pemeliharaan
berupa :
Beberapa tindakan yang dimaksudkan untuk • Prosedur pemeliharaan
mengurangi kesan kurang baik dari dampak • Prosedur keselamat kerja
pemadaman antara lain :
3.4 SOP ( Standar Operasi Prosedur )
a. Pelaksanaan pemadaman terencana dan
disanpaikan pemberitahuan pemadaman Sebagai panduan dalam
ke pelanggan sebelum waktu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan
pelaksanaan pemadaman melalui diperlukan Standar Operasi Prosedur (SOP)
berbagai media masa atau yang harus dibaca pada setiap point-point
pemberitahuan langsung melalui surat. pekerjaan yang akan dilaksanakan , agar
b. Pelaksanaan pemeliharaan efektif , pelaksanaannya tidak menympang dan
yaitu merencanakan dan melaksanakan sesuai yang direncanakan. Prosedur
pemeliharaan dengan menggunakan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
peralatan sesuai yang dibutuhkan dan instalasi gardu tiang adalah sebagai berikut :
personil yang berkompeten.
3.4.1. Langkah persiapan : e. Periksa kerapatan penjepit pisau NH
Fuse , bila longgar stel pernya
a. Periksa kelengkapan Alat kerja dan f. Periksa titik sambung pada mur-baut
material serta peralatan K-3, bila dan kencangkan, untuk mencegah los
sudah lengkap bawa dan dekatkan kontak yang mengakibatkan timbulnya
kelokasi pekerjaan untuk bunga api.
mempermudah pengambilan g. Pemeliharaan pada pentanahan ( arde
peralatan. gardu ) :
b. Pasang tangga dan ikatkan ke salah h. Ukur nilai tahanan pada pentanahan
satu tiang pada gardu portal. Arrester dan body Trafo
c. Ukur tegangan dan beban i. Bila hasil ukur nilai pentanahan tidak
pemakaian dengan tang ampere sesuai standar ( 1,7 ohm) , maka harus
sebelum dilaksanakan pekerjaan ditambah lagi elektroda dan hubungkan
pemeliharaan. ke elektroda yang ada sehingga
mencapai nilai yang diinginkan.
3.4.2 Pemadaman sebelum pemeliharaan j. Yakinkan pemeliharaan sudah selesai
Sebelum pekerjaan dimulai lakukan dilakukan dan gardu distribusi siap
komunikasi ke petugas piket dan dioperasikan kembali.
informasikan bahwa petugas pemeliharaan
siap melaksanakan pekerjaan sekekalian 3.4.4. Pengoperasian kembali setelah
mohon ijin untuk beban gardu akan pemeliharaan :
dikeluarkan ( sesuai SOP komunikasi ). Bila
sudah diijinkan keluarkan beban dengan a. Pasang kembali kabel turun pada
langkah-langkah sebagai berikut : bushing trafo dan pada sakelar utama /
a. Lepas beban trafo dengan cara melepas sisi keluar masuk tegangan.
satu persatu NH fuse , bila beban tidak b. Lepas kawat pentanahan / Gounding
terlalu besar. c. Periksa keadaan disekitar Trafo dan
b. Buka Fuse Cut Out dengan alat pelepas yakinkan PHB-TR aman untuk
( Schakle stock 20 kV ) dioperasikan.
c. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah d. Periksa dan inventarisir kelengkapan
dihubungkan ke elektroda pentanahan alat kerja dan peralatan K-3 .
dimulai dari ke empat bushing trafo sisi e. Laporkan ke petugas piket bahwa
tegangan rendah, lalu ke tiga bushing pekerjaan sudah selesai dan gardu
trafo disisi tegangan menengah. distribusi siap dioperasikan kembali,
d. Buka kabel turun yang dihubungkan sampai menunggu jawaban ijin
pada terminal kabel masuk dan kabel pengoperasian.
keluar, kemudian hubungkan jadi satu f. Masukan Fuse Cut Out dengan Schakle
dan sambungkan pada kabel stock 20 kV.
pentanahan. g. Ukur tegangan dan urutan fasa sisi
tegangan rendah, dan yakinkan
3.4.3 Langkah kerja : besarnya tegangan dan urutan fasa
Langkah kerja pemeliharan sudah benar.
dilakukan sebagai berikut: h. Masukan sakelar utama , dan
a. Bersihkan baud bushing trafo dan perhatikan adanya kelainan-kelainan.
sepatu kabel pada kabel turun , dengan i. Ukur tegangan pada busbar dan
kain lap dan cairan pembersih yang yakinkan bahwa tegangan fasa –netral
mudah menguap, catat data trafo / name dan fasa-fasa sesuai.standar tegangan
platnya. pelayanan .
b. Pemeliharaan pada Papan Hubung j. Masukan kembali NH-fuse dengan
Tegangan Rendah ( PHB-TR) : berurutan pada setiap jurusan.
c. Periksa kesesuaian nilai NH fuse
terhadap dudukannya ( Ground plat). 3.5 Alat kerja dan Peralatan K-3
d. c. Bersihkan kotoran pada terminal
groud plat dan pisau NH Fuse dengan Dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
kuas atau kain lap dan caiaran yang diperlukan alat kerja dan peralatan
mudah menguap. keselamata kerja K-3 sebagai berikut :
a. Alat kerja : 3]. F. Suryatmo; Dasar-Dasar Teknik
• Tool keet set / kunci-kunci Listrik; Jembatan;Jakarta, 2001
• And press 4]. Hasan Basri; Sistem Distribusi Daya
• Gergaji besi Listrik:1997
• Tang kombinasi 5]. Materi pelatihan pembekalan Uji
b. Alat bantu : Kompetensi PT. PLN (Persero) Jasa
Tangga fiber glass 11 meter Diklat unit Pendidikan dan Pelatihan
Tambang rami pj. 20 mtr. Bogor;2005
6] Djiteng Marsudi ; Operasi sistem
c. Perlengkapan K-3 : Tenaga listrik ; Graha Ilmu ;Jakarta;
1. Helm plactik 2005
2. Sabuk pengaman
3. Sepatu lars karet 20 kV
4. Sarung tangan karet 20 kV
5. Sepatu lars kulit
6. Sarung tangan kulit / kain
7. Shackle stock 20 kV
8. Grounding / Pentanahan TM
d. Alat Ukur :
1. Megger Instalasi
2. Megger Tanah

4. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pemeliharaan pada gardu


portal dapat disimpulkan:
a. Pada gardu portal terdiri dari peralatan
Transformator distribusi, traves beserta
asesorisnya, dan Panel Distribusi, perlu
dilakukan pemeliharaan secara rutin,
agar kerusakan yang lebih parah darat
dihindari.
b. Pemeliharaan gardu portal dilakukan
dengan jalan membebaskan tegangan
listrik disekitar gardu portal dengan
cara memasang arde pentanahan dan
membuka cut out
c. Setelah dilakukan pemeliharaan,
pelayanan kepada konsumen lebih
meningkat, sehingga efisiensi
pemadaman dan gangguan secara teknis
dapat ditekan.
Perawatan Generator di Diesel Air dan Gas

Masalah pemadaman listrik oleh PLN sering terjadi akibat gempa, banjir, badai hingga
munculnya gangguan pada peralatan utama PLN. Karena itu dalam kegiatan industri
diperlukan sistem generator set yang baik dan terpelihara sehingga bisa dioperasikan ketika
diperlukan. Saat generator diesel mengalami gagal starting, maka ada tiga penyebab
utamanya yakni aki untuk starting dalam kondisi mati atau kurang charging, tombol Start
tidak dalam posisi Auto melainkan dalam posisi Off, dan tersumbatnya filter bahan bakar.

Semua permasalahan yang umum terjadi sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan
perawatan generator set secara rutin. Operator genset juga perlu mendapatkan pelatihan
dan pengarahan. Pemeliharaan generator set diesel perlu dilakukan dengan frekuensi
harian, mingguan, bulanan, 6 bulan dan tahunan. Pemeliharaan harian meliputi
pemeriksaan level coolant, pemeriksaan level solar dan pengecekan saluran udara.
Pemeliharaan mingguan meliputi mengecekan filter udara, pemeriksaan charger baterai,
membuang solar pada filter, dan membuang air pada tangki solar.

Sementara pemeliharaan bulanan meliputi pengecekan kosentrasi, pemeriksaan tegangan


belt, pemeriksaan pengembunan pada knalpot dan pemeriksaan baterai. Perawatan 6
bulanan meliputi penggantian oli filter, penggantian filter coolant, pembersihan pada
crankcase breather, penggantian filter udara, pengecekan selang radiator, dan penggantian
filter solar. Sedangkan perawatan tahunan hanya berupa pembersihan pada sistem
pendingin.

Selain melakukan pemeriksaan rutin sesuai dengan frekuensi tersebut, perlu juga dilakukan
pemeliharaan yang bersifat pencegahan. Pemeliharaan pencegahan ini meliputi:

1. Pemeriksaan umum

Saat genset beroperasi atau running, waspadai munculnya masalah mekanik yang
berpotensi membahayakan. Untuk itu sebaiknya lakukan pemeriksaan pada bagian-bagian
berikut:

• Pemeriksaan sistem pembuangan. Lakukan pemeriksaan pada semua sistem


pembuangan, termasuk exhaust manifold, pipa knalpot dan muffler. Periksa pula
kemungkinan kebocoran pada semua koneksi, las, join dan gasket serta pastikan
tidak terjadi pemanasan berlebihan di sekitar pipa knalpot.
• Pemeriksaan sistem bahan bakar. Lakukan pemeriksaan jalur bahan bakar, jalur
balik, filter, dan pada fitting.

• Pemeriksaan sistem listrik DC atau aki. Lakukan pemeriksaan terminal pada


baterai starting. Pastikan koneksi bersih dan kencang.

• Pemeriksaan mesin. Secara berkala lakukan pemeriksaan level cairan, tekanan


oli, dan suhu radiator. Waspadai bila terjadi kegagalan
pembakaran, munculnya getaran, asap knalpot berlebihan, penurunan kekuatan,
atau peningkatan bahan bakar.

• Pemeriksaan sistem control. Lakukan pemeriksaan sistem kontrol secara berkala.


Pastikan log data benar selama pemanasan dan pastikan untuk mengembalikan
sistem kontrol ke normal automatic standby atau Auto ketika pengujian dan
pemeliharaan selesai dilakukan.

2. Perawatan sistem pelumasan

Lakukan pemeriksaan level oli ketika mesin dimatikan dan setelah menunggu sekitar 10
menit. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan oli bagian atas mesin mengalir ke
dalam bak mesin. Lakukan pula penggantian oli dan filter sesuai dengan rekomendasi
frekuensi perawatan rutin.

3. Perawatan sistem pendingin

Lakukan pemeriksaan level cairan pendingin atau coolant saat mesin tidak menyala sesuai
dengan rekomendasi frekuensi pemeriksaan. Buka tutup radiator sesudah mesin dingin
dan bila perlu tambahkan pendingin hingga sekitar 3/4 inch di bawah seal tutup
radiator. Lakukan pula pemeriksaan bagian luar radiator dan bersihkan semua
kotoran dengan hati-hati agar tidak merusak sirip–sirip pendingin atau radiator fin.

4. Perawatan sistem bahan bakar

Pemanasan mesin rutin perlu dilakukan salah satunya untuk menghabiskan bahan bakar
yang tersimpan di tanki sebelum rusak. Bila bahan bakar tidak
dipakai dalam kurun waktu 3-6 bulan, maka sebaiknya harus diisi ulang. Selain itu lakukan
pula pemeriksaan pipa-pipa dan selang sistem pendingin untuk mengetahui
kebocoran atau koneksi yang longgar.
5. Perawatan baterai starting

Baterai mulai lemah atau undercharged menjadi penyebab umum terjadinya kegagalan
genset standby. Meskipun terus terisi dan dirawat, baterai lead-acid akan mengalami
penurunan kualitas dan kerusakan. Karena itu penggantian perlu dilakukan setiap 24–36
bulan, lebih-lebih bila tidak dilakukan charging dengan teratur. Adapun perawatan baterai
starting meliputi:

• Melakukan pengujian baterai. Pada beberapa generator, uji


diagnostik dapat dilakukan secara otomatis setiap kali genset starting. Atau dapat
pula dengan memakai baterai load tester untuk memverifikasi kondisi
setiap kali baterai starting.

• Membersihkan baterai. Bersihkan baterai dan bila terjadi korosi di sekitar


terminal, maka lepaskan kabel baterai lalu cuci terminal
dengan menggunakan larutan baking soda dan air dengan takaran ¼ lb baking
soda untuk 1 liter air. Lakukan dengan hati-hati, jangan sampai larutan masuk ke
sel-sel baterai sebab akan menetralkan zat asam pada baterai. Setelah itu siram
baterai dengan air bersih. Selain itu, sesudah penggantian konektor, lapisi
terminal dan konektor dengan lilin tipis untuk mencegah korosi.

• Pemeriksaan berat jenis. Pakailah hydrometer untuk memeriksa berat jenis


elektrolit pada setiap sel baterai. Baterai yang terisi penuh mempunyai berat
jenis 1.260. Lakukan charging pada baterai bila berat jenis di bawah 1,215.

• Pemeriksaan tingkat elektrolit. Pada baterai lead acid cell terbuka, lakukan
pemeriksaan tingkat elektrolit paling tidak setiap 200 jam pengoperasian. Bila
rendah, maka isi sel baterai ke bagian bawah leher pengisi dengan distilled
water.

6. Pemeriksaan visual

Pemeriksaan visual akan membantu mengidentifikasi masalah sebelum terjadi kerusakan


pada engine. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan visual meliputi
kebocoran yang ditandai dengan tetesan atau area yang menjadi basah, pemeriksaan
korosi pada baterai dan tempatnya, pemeriksaan elektrolit pada baterai jenis konvensional,
pemeriksaan kabel dan sambungan pada baterai, pemeriksaan tekanan oli, suhu, alternator
dan alat ukur lainnya untuk memastikan semua bekerja dengan baik, pemeriksaan level oli
dan kondisinya, pemeriksaan semua hose dan clamp di saluran sistem pendingin,
pemeriksaan kondisi radiator fins, pemeriksaan level air pendingin, pemeriksaan air intake
system dari kebocoran, pemeriksaan fuel system terhadap kebocoran, dan jika
mesin dilengkapi belt maka periksa kondisi belt serta pulley dari keausan dan tanda-tanda
kerusakan.

Dengan melakukan perawatan dan pemeliharaan berkala pada generator untuk keperluan
industri, maka generator bisa beroperasi dengan baik saat diperlukan. Tak hanya itu saja,
perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan terus menerus juga akan mengurangi biaya
dan kerugian yang berpotensi muncul akibat kegagalan penggunaan generator.

Anda mungkin juga menyukai