Anda di halaman 1dari 17

Laporan Laboratorium

PRAKTIKUM PEMBANGKIT DAN PENYALURAN SISTEM


TENAGA LISTRIK

“ PENGUJIAN PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR”

KELOMPOK 3B

RAHMAT SAIFUL (421 18 023)


RAHMAN HAMZAH (421 18 022)
RIKA NURUL ANNISA (421 18 024)
SRI MULYANI. K (421 18 025)

3A D4 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2021
PENGUJIAN PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR

I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini, praktikan diharapkan mampu untuk:
1. Untuk mengukur dan mentukan perbandingan jumlah kumparan sisi
primer dan sisi sekunder.
2. Untuk menentukan error perbandingan belitan transformator antara name
plate dan pengukuran.
3. Untuk mengetahui tapping pada transformator dan kegunaannya.

II. Teori Dasar

Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk


menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya. Transformator menggunakan prinsip hukum induksi faraday dan
hukum lorentz dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang
mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi
magnet. Dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada
kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda potensial. Arus yang mengalir
pada belitan primer akan menginduksi inti besi transformator sehingga
didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux magnet ini akan
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan
terdapat beda potensial.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Transformator


Tujuan dari pengujian ratio belitan pada dasarnya untuk mendiagnosa
adanya masalah dalam antar belitan dan seksi-seksi sistem isolasi pada trafo.
Pengujian ini akan mendeteksi adanya hubung singkat atau ketidaknormalan
pada tap changer. Tingginya nilai resistansi akibat lepasnya koneksi atau
konduktor yang terhubung ground dapat dideteksi dan untuk mengetahui
rasio atau perbandingan sebenarnya dari alat yang berfungsi untuk
mentranformasikan besaran listrik, antara lain transformator tenaga,
transformator arus dan transformator tegangan (termasuk didalamnya
Capasitive Voltage Trans-formator).

Rasio yang akan dibandingkan adalah nilai awal (nilai desainnya,


factory report atau site test report) dengan nilai pengujian terakhir. Sehingga
dapat diketahui rasio dari alat listrik tersebut masih sesuai atau tidak.

Dari prinsip kerja transformator yang mentransformasikan tegangan


atau besaran listrik lainnya dengan menggunakan teori induktansi dan atau
kapasitansi. Ratio Transformator dapat dilihat dengan perbandingan sebagai
berikut :

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Transformator

Persamaan dasar transformator adalah :

E2 N 2
= =K
E1 N 1

yang mana :

N2 adalah banyaknya belitan pada sisi sekunder.


N1 adalah banyaknya belitan pada sisi primer.

E1 adalah tegangan pada sisi primer.

E2 adalah tegangan pada sisi sekunder.

K adalah konstanta Transformator atau rasio transformator.

Jika N2 > N1 atau K > 1 maka trafo tersebut berfungsi sebagai penaik

tegangan atau step-up transformer, demikian sebaliknya bila N2 < N1 atau K <

1 berfungsi sebagai trafo penurun tegangan atau step-down transformator.

Idealnya tranformator mempunya daya input sama dengan daya output, dalam

persamaan:

Input VA =Output VA

I2 V1 1
V 1 I 1=V 2 I 2 atau = =
I1 V2 K

Toleransi yang diijinkan berdasarkan Standard ANSI C57 adalah 0,5 %

terhadap teraannya.
III. Alat dan Bahan
 3 unit transformator 1 phasa atau 1 unit transformator 3 phasa
 2 buah Voltmeter (Analog / Digital)
 Kabel penghubung secukupnya
 Sumber tegangan 3 phasa

IV. Rangkaian Percobaan

Gambar 4.3 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 1 Sisi Sekunder 3

(L-N)

Gambar 4.4 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 1 Sisi Sekunder 3

(L-L)
Gambar 4.5 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 1 Sisi Sekunder 2

(L-N)

Gambar 4.6 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 1 Sisi Sekunder 2

(L-L)
Gambar 4.7 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 1 gabungan Sisi

Sekunder 3 dan 2 (L-N)

Gambar 4.8 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 1 gabungan Sisi

Sekunder 3 dan 2 (L-L)


Gambar 4.9 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 2 Sisi Sekunder 2

(L-N)

Gambar 4.10 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 2 Sisi Sekunder 3

(L-L)
Gambar 4.11 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 2 Sisi Sekunder 2

(L-N)

Gambar 4.12 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 2 Sisi Sekunder 2

(L-L)
Gambar 4.13 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 2 gabungan Sisi

Sekunder 3 dan 2 (L-N)

Gambar 4.14 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 2 gabungan Sisi

Sekunder 3 dan 2 (L-L)


V. Prosedur Percobaan

Pada percobaan ini kami melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan percobaan.


2. Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan.
3. Merangkai alat percobaan yaitu transformator dan kabel hubung sesuai
dengan gambar percobaan 1.
4. Memeriksa besar tegangan output sumber tegangan.
5. Mencatat dan menghitung name plate transformator ratio pada setiap
tapping.
6. Menghubungkan sumber tegangan sesuai rangkaian percobaan.
7. Menyalakan sumber tegangan.
8. Mengukur phasa-netral, phasa-phasa pada sisi primer untuk ketiga phasa
R,S, dan T.
9. Mengukur tegangan pada sisi sekunder, untuk semua tapping.
10. Mencatat hasil pengukuran.
11. Mengulangi langkah 3 sampai dengan 10 untuk gambar percobaan 2.
12. Menghitung ratio pengukuran.
13. Membandingkan hasil pengukuran dan name plate transformer ratio.
VI. Hasil Percobaan
Data name plate (perhatikan tegangan yang tercantum di atas belitan
transformator):
Sisi Primer
1 U 1−1 U 2=1 V 1−1V 2=1W 1−1W 2=400 V
1 U 1−1 U 3=1 V 1−1V 3=1W 1−1W 3=230,94 V

Tabel 6.1 Hasil Percobaan

Tegangan Primer Tegangan Sekunder Ratio Error


Keterangan
(V) (V) Name Plate Pengukuran (%)
2U1–2V1 119,7 3,48 3,272 5,99 Tidak Sesuai
1U1–1V1 391,6 3U1–3V1 118,6 3,48 3,302 5,12 Tidak Sesuai
2U1–2V1 237,3 1,74 1,65 5,16 Tidak Sesuai
2V1–2W1 123,4 3,48 3,202 7,99 Tidak Sesuai
1V1–1W1 395,1 3V1–3W1 119,8 3,48 3,298 5,23 Tidak Sesuai
2V1–2W1 239,4 1,74 1,65 5,15 Tidak Sesuai
2U1–2W1 112,7 3,48 3,475 0,15 Sesuai
1U1–1W1 391,6 3U1–3W1 118,5 3,48 3,305 5,04 Tidak Sesuai
2U1–2W1 237,3 1,74 1,65 5,16 Tidak Sesuai
2U1–2U2 67,9 3,48 3,302 5,12 Tidak Sesuai
1U1–1U2 224,2 3U1–3U2 68,0 3,48 3,297 5,26 Tidak Sesuai
2U1–3U2 135,9 1,74 1,65 5,19 Tidak Sesuai
2V1–2V2 68,3 3,48 3,322 4,54 Tidak Sesuai
1V1–1V2 226,9 3V1–3V2 68,3 3,48 3,322 4,54 Tidak Sesuai
2V1–3V2 136,9 1,74 1,657 4,75 Tidak Sesuai
2W1–2W2 68,3 3,48 3,329 4,33 Tidak Sesuai
1W1–1W2 227,4 3W1–3W2 68,3 3,48 3,329 4,33 Tidak Sesuai
2W1–3W2 137,5 1,74 1,654 4,95 Tidak Sesuai

VII. Analisis

Dari hasil pengukuran, rasio transfomator ditentukan dengan


menggunakan metode perbandingan tegangan sehingga pengujian ini terkesan
praktis karena hanya memelukan voltmeter sebagai instrument. Adapun
selanjutnya melihat perbedaan antara rasio dari hasil pengukuran dan rasio
name plate transformator itu sendiri. Dimana akuasi pembacan ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Rasio name plate−Rasio Pengukuran


Error ( % )= ×100
Rasio name plate

         Hasil Percobaan

Dari hasil pengukuran dari transformator diperoleh data yang tertera


pada tabel hasil percobaan. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa nilai eror
(%) paling besar yaitu pengukuran phasa ke phasa sebesar 5,99%. Hasil ini
tidak sesuai dengan standar yang diizinkan. Ini berarti kondisi transformator
kurang baik atau normal untuk digunakan dan jauh dari nilai toleransi yang
diijin oleh ANSI dan IEEE yaitu sebesar ± 0.5% dari name plate.

Dari modul transformator di atas diperoleh data name plate sebagai


berikut:

Sisi Primer:
1U1 – 1U2 = 1V1 – 1V2 = 1W1 – 1W2 = 400 V
400
1U1 – 1U3 = 1V1 – 1V3 = 1W1 – 1W3 =  = 230,94 V
√3

Sisi Sekunder:
2U1 – 2U2 = 2V1 – 2V2 = 2W1 – 2W2 = 115 V
3U1 – 3U2 = 3V1 – 3V2 = 3W1 – 3W2 = 115 V
2U1 – 3U2 = 2V1 – 3V2 = 2W1 – 3W2 = 230 V (gabungan)

Rasio transformator berdasarkan name plate:

Rasio pada transformator ditentukan dari rumus persamaan (1), yaitu:


V p 400
a= = =3,48
V s 115

Untuk gabungan antara sekunder 2 dan sekunder 3, yaitu:

V p 400
a= = =1,74
V s 230

Contoh (2U1–2V1)

Tegangan Primer
Rasio Pengukuran=
Tegangan Sekunder

391,6
¿ =3,27
119,7

Sementara persentase error ditentukan dari rumus berikut.

Rasio name plate−Rasio Pengukuran


Error ( % )= ×100
Rasio name plate

3,48−3,27
Error ( % )= ×100=5,99 %
3,48
VIII. Analisa Percobaan

Pada percobaan ini dilakukan pengukuran tegangan trafo pada sisi


primer dan sisi sekunder transformator. Pengukuran perbandingan belitan
transformator adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah
pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh
transformator sesuai dengan yang dikehendaki. Tujuan dari pengujian ratio
belitan pada dasarnya untuk mendiagnosa adanya masalah dalam antar belitan
dan seksi sistem isolasi pada trafo. Pengujian ini akan mendeteksi adanya
hubung singkat atau ketidaknormalan pada tap changer. Tingginya nilai
resistansi akibat lepasnya koneksi atau konduktor yang terhubung ground
dapat dideteksi. .Alat yang yang digunakan dalam percobaan yaitu
multimeter. Setelah melakukan percobaan, maka didapatkan data hasil
percobaan sesuai dengan tabel 6.1.

Dari data hasil percobaan, dapat dilihat bahwa nilai error terendah
pada sisi sekunder 2U1-2W1 yaitu 0,15 % yang menunjukkan transformator
dalam keadaan baik sementara untuk nilai error tertinggi yang didapatkan
yaitu pada tapping 2U2-2V1 dengan besar error 5,99 % yang menunjukkan
transformator dalam keadaan kurang baik. Nilai rasio yang didapatkan
digunakan sebagai tolak ukur apakah transformator dalam kondisi baik atau
dalam kondisi kurang baik. Nilai toleransi yang diizinkan oleh ANSI dan
IEEE yaitu sebesar ± 0,5% dari name plate.
IX. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum Uji Belitan Trafo, maka dapat disimpulkan


bahwa:

1. Nilai error terendah pada sisi sekunder 2U1-2W1 yaitu 0,15 % yang
menunjukkan transformator pada tapping tersebut dalam keadaan baik
sementara untuk nilai error tertinggi yang didapatkan yaitu pada tapping
2U2-2V1 dengan besar error 5,99 % yang menunjukkan transformator
dalam keadaan kurang baik.
2. Transfomator yang diuji tidak memenuhi standar karena nilai rasio
pengukuran dan name plate jauh dari toleransi yang telah ditentukan oleh
ANSI dan IEEE yaitu sebesar 0.5 % dari rasio name plate.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Transformator Jenis Gangguan dan Macam Macam Pengukuran.


(diakses tanggal 15 Januari 2021). Online: Online:
https://materiselamasekolahwordpress.com.cdn.ampproject.org/v/s/materisel
amasekolah.wordpress.com/2016/12/15/transformator-jenis-gangguan-dan-
macam-macam-pengukurannya/

Jobsheet Laboratorium Pembangkit dan Penyaluran Sistem Tenaga Listrik,


Semester 5: Pengujian Perbandingan Belitan Transformator.

Syarifuddin, 2012, “Mesin Arus Searah dan Transfomator”, Makassar: Politeknik


Negeri Ujung Pandang.

Thariq Fathony Aziz, Bambang Winardi, “Pengujian Rasio Transformator


Tenaga 1250 kVA 70 kV dengan Automatic Transformer Ratio Tester PT.
PLN (Persero) Udiklat Semarang”, Semarang: Universitas Diponegoro,
2014.

Anda mungkin juga menyukai