Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LABORATORIUM MESIN LISTRIK 1

PENGUJIAN TRANSFORMATOR 3 FASA


TAHANAN KUMPARAN

KELAS : D3TL2B

No NIM Nama PJ/Anggota Nilai Nilai


Analisa/Kesimpulan Tugas
1 223112000 Salman PJ
6 Alfarisi
2 223112003 Abdur Rosid Anggota
1
3 223112008 Achmad Dava Anggota
3 Irgi Fahrensi
4 223112006 Farhan Ainur Anggota
7 Ridho
5 223112004 M. Fajar Anggota
2 Alfarizqi

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2023
1. Tujuan
1. Menjelaskan mengapa dilaksanakan pengukuran tahanan kumparan transformator dan
bagaimana perbandingan besarnya tahanan kumparan pada trafo 3 fasa diantara 2 hubungan
trafo yang berbeda (Y-y & Y-d) (M. Fajar Alfarizqi)
2. Menganalisa dan memastikan sisi HV dan LV pada trafo 3 fasa (Achmad Dava Irgi Fahrensi)
3. Mengetahui dan menganalisa apakah kondisi kumparan trafo 3 fasa dalam kondisi “BAIK”
(kontinyu) (Farhan Ainur Ridho)
4. Menganalisa apakah kondisi kumparan trafo dalam kondisi seimbang (tegangan input sama)
dengan standar yang ada (Abdur Rosid)

2. Dasar Teori
2.1 Pengukuran tahanan kumparan pada trafo ini bertujuan untuk mengetahui berapa nilai
tahanan pada kumparan trafo yang akan menimbulkan panas apabila kumparan tersebut dialiri
arus listrik. Cara pengukuran tahanan kumparan ini dapat dilakukan dengan mengukur tahanan
kumparan pada kedua sisi, baik di sisi HV dan LV.
2.2 Pengukuran tahanan kumparan tersebut dapat digunakan untuk membuktikan benar tidaknya
keterangan sisi HV dan LV yang ada. Sisi HV memiliki banyak lilitan dibanding dengan sisi LV
sehingga besarnya tahanan kumparan pada sisi HV lebih besar dibanding pada sisi LV. Jika nilai
tahanan kumparan besar maka tegangan juga besar, hal ini sesuai dengan rumus persamaan
angka transformasi :
Np Vp Is
a= = =
Ns Vs Ip

Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa arus yang ada pada sisi HV (Primer) lebih kecil
dibandingkan dengan arus yang ada di sisi LV (Sekunder).

2.3 Pengukuran tahanan kumparan tersebut juga dapat digunakan untuk membuktikan apakah
kondisi tahanan kumparan trafo 3 fasa dalam kondisi yang baik. Arti kata “BAIK” disini berarti
kumparan tersebut berada dalam kondisi yang terhubung (kontinyu). Jika berada dalam posisi
yang terhubung, maka pengukuran kumparan yang diukur melalui ohmmeter dapat memiliki
hasil (> 0). Berbeda halnya jika kondisi kumparan tersebut berada dalam kondisi yang terputus,
maka pengukuran kumparan yang diukur melalui ohmmeter dapat memiliki hasil (∞ / Tidak
Terhingga). Dengan tes pengukuran tersebut mengetahui lilitan pada trafo tersebut dalam kondisi
terhubung atau terputus.

2.4 Pengukuran tahanan kumparan ini juga dapat digunakan untuk membuktikan apakah kondisi
tahanan kumparan trafo 3 fasa dalam kondisi yang seimbang (mendapat tegangan input yang
sama). Perbandingan dilakukan pada tiga hasil tes tahanan kumparan (fasa R, S, T dengan
netralnya) ketika trafo sudah dihubungkan. Jika ketiga hasil tes tersebut apabila hasilnya hampir
sama, maka trafo tersebut bisa dikatakan dalam keadaan seimbang. Karena jika masing-masing
nilai tahanan kumparan pada tiap fasa hampir sama, maka rugi-rugi yang terjadi ketika kumparan
dialiri arus juga sama, sehingga memungkinkan adanya keluaran yang seimbang dari ketiga fasa
trafo tersebut.

Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu kumparan pada
saat pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar atau saat kondisi trafo dalam
keadaan dingin. Alat ukur yang digunakan dalam percobaan pengujian tahanan kumparan adalah
ohmmeter. Pada percobaan ini tidak dapat diukur menggunakan megger. Karena tegangan yang
dihasilkan megger sangat besar sehingga akan terjadi short circuit pada trafo yang akan
menyebabkan megger yang digunakan menjadi rusak.
3. Rangkaian Percobaan

Ω Ω

Ω Ω

Ω Ω Ω Ω Ω Ω

Ω Ω

Gambar 4.1 Gambar Percobaan Tahanan Kumparan Trafo 3 Fasa


Hubungan Y-y

Ω Ω

Ω Ω

Ω Ω Ω Ω

Gambar 4.2 Gambar Percobaan Tahanan Kumparan Trafo 3 Fasa Hubungan


Y-d
4. Alat dan Bahan
1. Transformator 3 Fasa 1 buah
2. Ohmmeter/Mili Ohmmeter 1 buah
3. Kabel Penghubung 5 buah

5. Langkah Percobaan
a) Percobaan Tahanan Kumparan Trafo 3 Fasa:
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2. Pastikan transformator tidak terhubung ke sumber tegangan
3. Pengukuran dilakukan saat trafo dalam kondisi suhu yang dingin dimana faktor suhu ini
dapat memengaruhi hasil pengukuran nantinya
4. Kalibrasi terlebih dahulu alat ukur agar mendapat hasil yang akurat
5. Rangkai sambungan pada transformator 3 fasa sesuai dengan gambar percobaan. Untuk
percobaan yang pertama menggunakan hubungan Y-y. Selanjutnya untuk percobaan yang
kedua menggunakan hubungan Y-d
6. Letakkan alat ukur sesuai dengan gambar rangkaian percobaan dan lakukan pengukuran
sesuai dengan data pada tabel percobaan
7. Catat hasil pada tabel percobaan

6. Tabel Percobaan

Hasil Pengukuran (Ω)


Sambungan
HV LV
R-N S-N T-N r-n s-n t-n

7,5 7,5 7,5 1,3 1,3 1,3


Y-y
R-S S-T T-R r-s s-t t-r

15,0 15,0 15,0 2,6 2,6 2,6

R-N S-N T-N r-s s-t t-r

7,5 7,5 7,5


Y-d
R-S S-T T-R 0,6 0,6 0,6

15,0 15,0 15,0


7. Analisa Percobaan Sesuai Tujuan Percobaan

MUHAMMAD FAJAR ALFARIZQI

D3 TL 2B

2231120042

Tujuan: Menjelaskan mengapa dlaksanakan pengukuran tahanan kumparan transformator dan


bagagaimana perbandingan besarnya tahanan kumparan pada trafo 3 fasa diantara 2 hubungan trafo
yang berbeda (Y-y dan Y-d)

Pokok pikiran & analisa percobaan: Pengukuran tahanan kumparan pada trafo ini bertujuan untuk
mengetahui berapa nilai tahanan pada kumparan trafo yang akan menimbulkan panas apabila
kumparan tersebut dialiri arus listrik. Cara pengukuran tahanan kumparan ini dapat dilakukan dengan
mengukur tahanan kumparan pada kedua sisi, baik di sisi HV dan LV. Untuk perbandingan besarnya
tahanan kumparan pada trafo 3 fasa diantara 2 hubungan trafo yang berbeda (Y-y dan Y-d) memiliki
hasil yang sama pada sisi HV karena sama-sama hubungan Y dan memiliki hasil yang berbeda pada
sisi LV karena perbedaan hubungan.

DATA PERCOBAAN :

Hasil Pengukuran (Ω)


Sambungan
HV LV
R-N S-N T-N r-n s-n t-n

7,5 7,5 7,5 1,3 1,3 1,3


Y-y
R-S S-T T-R r-s s-t t-r

15,0 15,0 15,0 2,6 2,6 2,6

Y-d R-N S-N T-N r-s s-t t-r


0,6 0,6 0,6
7,5 7,5 7,5

R-S S-T T-R


15,0 15,0 15,0
PEMBUKTIAN

1. Nilai tahanan kumparan di sisi HV>Nilai tahanan di sisi LV

2. Hasil nilai tahanan kumparan terhadap titik netralnya maupun nilai tahanan antar kumparan
baik di sisi HV maupun LV mempunyai hasil yang sama
ACHMAD DAVA IRGI FAHRENSI

D3 TL 2B

2231120083

Tujuan: Menganalisa dan memastikan sisi HV dan LV pada trafo 3 fasa

Pokok pikiran & analisa percobaan: Analisis sisi tegangan tinggi (HV) dan tegangan rendah (LV)
pada transformator tiga fasa melibatkan pemahaman tentang konfigurasi dan hubungan antara
gulungan pada trafo tersebut. Berikut analisa dan memastikan sisi HV dan LV pada trafo tiga fasa

DATA PERCOBAAN :

Hasil Pengukuran (Ω)


Sambungan
HV LV
R-N S-N T-N r-n s-n t-n

7,5 7,5 7,5 1,3 1,3 1,3


Y-y
R-S S-T T-R r-s s-t t-r

15,0 15,0 15,0 2,6 2,6 2,6

R-N S-N T-N r-s s-t t-r

7,5 7,5 7,5


Y-d
R-S S-T T-R 0,6 0,6 0,6

15,0 15,0 15,0

PEMBUKTIAN

1. Nilai Tahanan Kumparan di sisi HV > Nilai Tahanan di sisi LV


2. Hasil nilai tahanan kumparan terhadap titik netralnya maupun nilai tahanan antar kumparan
baik di sisi HV maupun LV mempunyai hasil yang sama
FARHAN AINUR RIDHO

D3 TL 2B

2231120067

Tujuan: Mengetahui dan menganalisa apakah kondisi kumparan trafo 3 fasa dalam kondisi “BAIK”
(kontinyu)

Pokok pikiran & analisa percobaan: Jika berada dalam posisi yang terhubung, maka pengukuran
kumparan yang diukur melalui ohmmeter dapat memiliki hasil (> 0). Pada percobaan tahanan
kumparan trafo 3 fasa mendapatkan hasil.

DATA PERCOBAAN :

Hasil Pengukuran (Ω)


Sambungan
HV LV
R-N S-N T-N r-n s-n t-n

7,5 7,5 7,5 1,3 1,3 1,3


Y-y
R-S S-T T-R r-s s-t t-r

15,0 15,0 15,0 2,6 2,6 2,6

R-N S-N T-N r-s s-t t-r

7,5 7,5 7,5


Y-d
R-S S-T T-R 0,6 0,6 0,6

15,0 15,0 15,0


PEMBUKTIAN

1. Nilai Tahanan Kumparan di sisi HV > Nilai Tahanan di sisi LV

2. Hasil nilai tahanan kumparan terhadap titik netralnya maupun nilai tahanan antar kumparan
baik di sisi HV maupun LV mempunyai hasil yang sama
ABDUR ROSID

D3 TL 2B

2231120031

Tujuan: Menganalisa apakah kondisi kumparan trafo dalam kondisi seimbang (tegangan input
sama) dengan standar yang ada

Pokok pikiran & analisa percobaan: Yang dimaksud dengan trafo dalam keadaan seimbang adalah
keadaan dimana salah Ketiga vektor arus atau tegangan sama besar tau saling mendekati, dari data
percobaan yang didapatkan

DATA PERCOBAAN :

Hasil Pengukuran (Ω)


Sambungan
HV LV

R-N S-N T-N r-n s-n t-n

7,5 7,5 7,5 1,3 1,3 1,3

Y-y
R-S S-T T-R r-s s-t t-r

15,0 15,0 15,0 2,6 2,6 2,6

Y-d R-N S-N T-N r-s s-t t-r


7,5 7,5 7,5

R-S S-T T-R 0,6 0,6 0,6

15,0 15,0 15,0

PEMBUKTIAN

1. Nilai Tahanan Kumparan di sisi HV > Nilai Tahanan di sisi LV

2. Hasil nilai tahanan kumparan terhadap titik netralnya maupun nilai tahanan antar
kumparan baik di sisi HV maupun LV mempunyai hasil yang sama
❖ Diketahui pada sambungan Y-y sisi HV, pada kumparan :

- R-S mempunyai nilai 15,0

- S-T mempunyai nilai 15,0

- T-R mempunyai nilai 15,0

- R-N mempunyai nilai 7,5

- S-N mempunyai nilai 7,5

- T-N mempunyai nilai 7,5

- Ketiganya memiliki nilai saling yang hampir sama atau mendekati, sehinnga
pada sisi HV trafo dengan sambungan Y-y didapatkan seimbang

❖ Diketahui pada sambungan Y-y sisi LV, pada kumparan :

- R-S mempunyai nilai 2,6

- S-T mempunyai nilai 2,6

- T-R mempunyai nilai 2,6

- R-N mempunyai nilai 1,3

- S-N mempunyai nilai 1,3

- T-N mempunyai nilai 1,3

- Ketiganya memiliki nilai saling yang hampir sama atau mendekati, sehinnga pada
sisi LV trafo dengan sambungan Y-y didapatkan seimbang

❖ Diketahui pada sambungan Y-d sisi HV, pada kumparan :

- R-S mempunyai nilai 15,0

- S-T mempunyai nilai 15,0

- T-R mempunyai nilai 15,0

- R-N mempunyai nilai 7,5


- S-N mempunyai nilai 7,5

- T-N mempunyai nilai 7,5

- Ketiganya memiliki nilai saling yang hampir sama atau mendekati, sehinnga pada
sisi HV trafo dengan sambungan Y-d didapatkan seimbang

❖ Diketahui pada sambungan Y-d sisi LV, pada kumparan :

- r-s mempunyai nilai 0,6

- r-t mempunyai nilai 0,6

- s-t mempunyai nilai 0,6

- Ketiganya memiliki nilai saling yang hampir sama atau mendekati, sehinnga pada
sisi LV trafo dengan sambungan Y-d didapatkan seimbang
8. Jawaban Tugas Percobaan Sesuai Soal Tugas Percobaan

MUHAMMAD FAJAR ALFARIZQI

D3 TL 2B

2231120042

Soal nomor 2: Buktikan dengan data anda dan buktikan pula secara teoritis, mengapa tahanan sisi
HV lebih besar dibandingkan tahanan sisi LV dan mengapa tidak tepat menggunakan megger
untuk pengukuran tahanan kumparan.

- Secara teoritis: Tahanan HV akan selalu lebih besar daripada LV dikarenakan tegangan pada
sisi HV juga lebih besar daripada LV ,agar arus antara HV dan LV seimbang sesuai I nominal
trafo
- Secara data:

Hasil Pengukuran (Ω)


Sambungan
HV LV
R-N S-N T-N r-n s-n t-n

7,5 7,5 7,5 1,3 1,3 1,3


Y-y
R-S S-T T-R r-s s-t t-r

15,0 15,0 15,0 2,6 2,6 2,6

R-N S-N T-N r-s s-t t-r

7,5 7,5 7,5


Y-d
R-S S-T T-R 0,6 0,6 0,6

15,0 15,0 15,0

- Karena megger biasanya digunakan untuk mengukur tahanan isolasi bukan tahanan kumparan,
megger sendiri berfungsi sebagai mengukur tahanan isolasi dari suatu instalasi atau untuk
mengetahui apakah penghantar dari suatu instalasiterdapat hubung langsung.
ACHMAD DAVA IRGI FAHRENSI

D3 TL 2B

2231120083

Soal nomor 5: Jelaskan apakah kriteria trafo dalam kondisi “kontinu” dan apakah bisa mencheck
kontinuitas trafo dengan menggunakan megger pada range merah (insulation).
Kriteria trafo dalam kondisi “Kontinu”:
1. Ketahanan Insulasi yang Baik: Trafo harus memiliki ketahanan insulasi yang tinggi antara gulungan
primer dan sekunder, serta antara gulungan dan inti besi. Ini penting untuk mencegah arus bocor
dan kerugian energi.
2. Tegangan Primer dan Sekunder yang Stabil: Tegangan keluaran trafo harus stabil dan sesuai dengan
spesifikasi desain. Perubahan besar dalam tegangan dapat mengakibatkan masalah pada peralatan
listrik yang terhubung.
3. Ketahanan Terhadap Beban: Trafo harus mampu menangani beban dengan baik tanpa mengalami
overheating atau kerusakan.
4. Tidak Ada Kebocoran Minyak: Jika trafo menggunakan minyak sebagai pendingin, tidak boleh ada
kebocoran minyak yang dapat mengurangi efisiensi pendinginan.
5. Tidak Ada Bunyi Berisik atau Getaran Berlebihan: Bunyi berisik atau getaran yang tidak biasa
dapat menjadi indikator adanya masalah internal pada trafo

Penggunaan Megger untuk Mengecek Kontinuitas Trafo:

Megger adalah alat pengukur isolasi yang umumnya digunakan untuk mengukur resistansi isolasi dalam
peralatan listrik. Pengujian isolasi dengan menggunakan megger pada trafo dapat membantu
mendeteksi potensi masalah isolasi. Namun, dalam konteks trafo, megger lebih umum digunakan untuk
mengukur resistansi isolasi daripada untuk menguji kontinuitas langsung.

Pengukuran resistansi isolasi dengan megger dilakukan dengan mengaplikasikan tegangan tinggi pada
gulungan trafo dan mengukur arus isolasi. Range merah pada megger biasanya menunjukkan bahwa
alat tersebut digunakan untuk mengukur tegangan isolasi yang lebih tinggi.

Namun, untuk menguji kontinuitas trafo, alat pengujian yang lebih sesuai adalah ohmmeter atau
multimeter pada mode resistansi. Kontinuitas pada trafo biasanya diuji dengan mengukur resistansi
antara titik-titik tertentu pada gulungan primer, sekunder, atau antara gulungan dan inti trafo.
FARHAN AINUR RIDHO

D3 TL 2B

2231120067

SOAL nomor 3: Jelaskan mengapa tahanan belitan trafo 3 fasa yang terukur berharga kecil untuk
trafo dengan daya yang besar dan dengan menggunakan data percobaan anda, apakah data
percobaan saat trafo belum terhubung 3 fasa “sesuai” dengan data percobaan saat trafo sudah
terhubung menjadi trafo 3 fasa

Salah satu faktor utama adalah perbedaan antara pengukuran tahanan belitan saat trafo belum
terhubung dan saat trafo sudah terhubung sebagai trafo 3 fasa. Beberapa poin yang perlu
dipertimbangkan dalam menjelaskan fenomena ini termasuk:

1. Pengaruh Tegangan dan Arus Listrik:

Saat trafo belum terhubung, pengukuran tahanan belitan dilakukan dengan tegangan dan arus yang
relatif kecil. Ini dapat menghasilkan nilai resistansi yang kecil.
Saat trafo terhubung sebagai trafo 3 fasa, tegangan dan arus yang terlibat dalam belitan dapat
menjadi lebih besar, yang dapat mengakibatkan kenaikan tahanan belitan.
2. Faktor Kondisi Belitan:
Belitan trafo mungkin memiliki lapisan pelindung atau isolasi tertentu yang dapat mempengaruhi
resistansinya.
Saat trafo terhubung dan beroperasi secara penuh, lapisan ini dapat berubah kondisinya dan dapat
mempengaruhi resistansi belitan.
3. Perubahan Temperatur:
Pengukuran tahanan belitan sangat dipengaruhi oleh suhu. Saat trafo mulai bekerja dan
mengalirkan daya listrik, suhu belitan bisa meningkat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
resistansi.
Saat trafo belum terhubung, suhu belitan mungkin lebih rendah, sehingga resistansinya tampak
lebih rendah.
ABDUR ROSID

D3 TL 2B

2231120031

SOAL nomor 4: Jelaskan apakah trafo 3 fasa dalam kondisi seimbang ditinjau dari data
percobaan resistansi kumparan dan seberapa besar ke pengukuran dapat ditoleransi dalam
trafo 3 fasa.
Jawaban:
- Trafo 3 fasa dalam kondisi seimbang memiliki tiga kumparan yang setara secara resistansi.
Dalam situasi seimbang, tahanan masing-masing kumparan sama, menciptakan distribusi arus
dan tegangan yang merata pada setiap fasa.
Kekacauan dalam trafo 3 fasa dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti perbedaan resistansi
atau impedansi pada kumparan-kumparan, atau beban yang tidak merata. Toleransi
ketenagakerjaan dapat bervariasi tergantung pada aplikasi dan standar tertentu. Secara umum,
trafo 3 fasa dirancang untuk menanggung kecukupan yang relatif kecil, biasanya kurang dari
5%. Toleransi yang lebih besar dari ini dapat mengakibatkan distribusi daya yang tidak merata
dan efisiensi yang menurun. Oleh karena itu, desain dan pengujian trafo memperhatikan batasan
toleransi untuk memastikan kinerja yang optimal.
9. Kesimpulan

1. Tujuan 1: Menjelaskan mengapa dilaksanakan pengukuran tahanan kumparan transformator dan


bagaimana perbandingan besarnya tahanan kumparan pada trafo 3 fasa diantara 2 hubungan trafo
yang berbeda (Y-y & Y-d)

Kesimpulan: Dengan dilaksanakan pengukuran tahanan kumparan transformator kita dapat


mengetahui keandalan kinerja transformator, mendeteksi kerusakan transformator, menjamin
keamanan operasional transformator, dan juga bagian dari perawatan preventif untuk
memperpanjang umur operasional transformator dan mencegah kegagalan yang tidak terduga.
Untuk perbandingan besarnya tahanan kumparan pada trafo 3 fasa diantara 2 hubungan trafo yang
berbeda (Y-y dan Y-d) memiliki hasil yang sama pada sisi HV karena sama-sama hubungan Y dan
memiliki hasil yang berbeda pada sisi LV karena perbedaan hubungan.

2. Tujuan 2: Menganalisa dan memastikan sisi HV dan LV pada trafo 3 fasa


Kesimpulan: Dengan menganalisa dan memastikan sisi HV dan LV pada trafo 3 fasa sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan dan memenuhi standar keselamatan dan kinerja agar
memastikan bahwa trafo 3 fasa siap dioperasikan dengan aman dan efisien.

3. Tujuan 3: Mengetahui dan menganalisa apakah kondisi kumparan trafo 3 fasa dalam kondisi
“BAIK” (kontinyu)
Kesimpulan:. Dengan hasil pengukuran tahanan kumparan sesuai atau mendekati nilai yang
diharapkan, dapat disimpulkan bahwa kumparan trafo dalam kondisi baik (kontinyu).

4. Tujuan 4: Menganalisa apakah kondisi kumparan trafo dalam kondisi seimbang (tegangan input
sama) dengan standar yang ada
Kesimpulan: Dengan menganalisa apakah kondisi kumparan trafo dalam kondisi seimbang
(tegangan input sama) dengan standar yang ada kita dapat mengetahui nilai keseimbangan antar
fasa, jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara fasa-fasa dapat dikatakan trafo pada kondisi
seimbang, dan bekerja secara simetris sesuai dengan persyaratan standar.
10. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai