Anda di halaman 1dari 52

Transformator Satu Fasa

PERCOBAAN II
TRANSFORMATOR SATU FASA

2.1 RESISTANSI LILITAN TRANSFORMATOR

A. Tujuan Percobaan
 Menentukan tegangan primer transformator dan tahanan dalamnya pada arus
primer tertentu.
 Menentukan tegangan sekunder transformator dan tahanan dalamnya pada
arus sekunder tertentu.
 Membandingkan nilai tahanan dalam transformator pada sisi primer dan sisi
sekunder.

B. Dasar Teori

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
C. Alat dan Bahan
No Kode Nama Alat/Bahan Jumlah
1 LB 725 71 Eksperimental Transformer 1 buah
2 LB 562 13 Kumparan transformator 1 fase N = 500 2 buah
3 LB 562 14 Kumparan transformator 1 fase N = 250 2 buah
4 - Inti besi transformator 2 buah
5 LB 727 32 Moving Iron Meter 2,5 A 1 buah
6 DL 2169 T15 Voltmeter 1 buah
7 CA 5220 Multimeter 1 buah
8 - Kabel konektor secukupnya -

D. Prosedur Percobaan
1. Membat rangkaian percobaan seperti pada Gambar (2.5) untuk sisi primer
transformator.
2. Menghubungkan input rangkaian dengan supply L+/L- (DC supply)
3. Mengatur supply pada posisi On
4. Mengatur nilai arus seperti pada Tabel (2.1).
5. Mencatat penunjukkan Voltmeter sesuai dengan nilai arus pada point 4.
6. Memaitikan power supply.
7. Membuat rangkaian percobaan seperti pada Gambar (2.6) untuk sisi
sekunder transformator.
8. Mengulangi langkah 2-6
9. Apabila semua data untuk Tabel 2.1. didapatkan matikan supply DC sebelum
rangkaian percobaan dilepaskan.

Gambar 2.5 Rangkaian percobaan pada sisi primer

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Gambar 2.6 Rangkaian percobaan pada sisi sekunder

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
E. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Hasil pengamatan percobaan parameter trafo


Ammeter Voltmeter Rx(*) Rxm(*)
Winding
(A) (V) (Ω) (Ω)
0,5
1
500
1,5
2
0,5
1
250
1,5
2
(*)
: nilai dari hasil perhitungan

Nilai tertera : R500 = _______ Ohm


R250 = _______ Ohm

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
F. Analisa Hasil Pengamatan

F.1 Analisa Rangkaian


F.1.1 Analisa rangkaian pada sisi primer

Gambar 2.7 Rangkaian percobaan pada sisi primer

Pada gambar 2.7 teridiri dari beberapa komponen yakni


sumber tegangan DC, Voltmeter, Amperemeter dan lilitan primer.
Amperemeter di rangkai secara seri yang berfungsi untuk mengukur
nilai arus yang akan digunakan sedangkan voltmeter di rangkai secara
paralel yang berfungsi untur mengukur tegangan pada lilitan primer.
Arus akan mengalir ke lilitan primer yang di hubungka pada inti besi
dan akan menimbulkan fluks magnetik yang menyebabkan adanya
GGM (Gaya Gerak Magnet). Jika arus yang mengalir semakin besar
maka tegangan yang terukur juga semakin besar.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
- Analisa rangkaian pada sisi sekunder

Gambar 2.8 Rangkaian percobaan pada sisi sekunder


Berdasrkan gambar 2.8 Dapat di analisa bahwa sisi yang akan
di ukur nilai tegangannya yaitu pada sisi sekunder. Saat sisi sekunder
diberikan teganan DC, arus akan mengalir ke lilitan sekunder yang di
letakkan pada inti besi (core) yang menyebabkan adanya GGM (Gaya
Gerak Magnet ) pada rakitan lilitan. Tegangan pada sisi sekunder di
ukur menggunakan voltmeter yang dirangkai secara paralel sedangkan
untuk amperemeter dirangkai seri dan berfungsi untuk mengukur nilai
arus yang akan di gunakan.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
F.1.2 Analisa Perhitungan
F.1.2.1 Menentukan milai Rx, Rxm dan %error pada transformator dengan
lilitan atau N = 500

IKUTIN YANG DIKIRM ELITA!!!!


- Menentukan milai Rx, Rxm dan %error pada transformator dengan
lilitan atau N =250

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
F.1.3 Analisa Tabel Perhitungan
Tabel 2. Hasil perhitungan resistansi lilitan transformator
Winding Ammeter Voltmeter Rx Rxm % %
(A) (V) (Ω ¿ (Ω) Error Error
Rxi Rxm
0,5 2,1 4,2 33,33
1 3,1 3,1 9,68
500 3,175 11,81%
1,5 4,2 2,8 0
2 5,2 2,6 0,87
0,5 1,1 2,2 59,09
250 1 1,5 1,5 40
1,575 40%
1,5 1,8 1,5 25
2 2,2 1,1 18,18

Berdasarkan tabel 2. Dapat kita analisa bahwa semakin besar nilai


arus yang di gunakan, maka nilai tegangan yang di proleh juga semakin
besar. Hal ini berarti arus dan tegangan berbanding lurus sedangkan untuk
nilai tahanan yang didapatkan semakin kecil seiring dengan bertambahnya
nilai arus dan tegangan. Hal ini sesuai dengan persamaan hukum ohm
yaitu :
V
R=
I

Nilai Tahanan(R) dengan N = 500 memiliki nilai yang lebih besar


dibandingkan dengan nilai tahanan (R) untuk N = 250. Hal ini dikarenakan
nilai dari tahanan berbandang lurus dengan banyaknya lilitan pada sisi
primer ataupun sekunder, sesuai persamaan :
I P RP NP
=
I S RS N S

Untuk % Error pada kumparan primer dan sekunder memiliki nilai


% Error yang cukup tinggi yang mana nilai % Error tertingginya yaitu
59,09 % dan terkecil adalah 0% . Hal tersebut dikarenakan tingkat presisi
alat dan human error. Persamaan untuk menentukan % Error yaitu :
%Error=¿

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
Untuk % Error Rxm memiliki nilai % Error yang cukup tinggi yang
mana nilai % Error tertingginya yaitu 40 % pada R250 dan terkecil adalah
0% pada R500 . Hal tersebut dikarenakan tingkat presisi alat dan human
error. Persamaan untuk menentukan % Error Rxm yaitu :
%Error=¿

F.1.4 Analisa Grafik

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
Grafik Hubungan Arus Terhadap Tegangan Saat N=500

Grafik Hubungan Arus Terhadap Tegangan


6 5.2
5 4.2
Tegangan (V) 4
3.1
3
2.1
2
1
0
0.5 1 1.5 2

Arus (A)

N = 500

Grafik 2.1 Hubungan Arus Terhadap Tegangan Saat N=500


Berdasarkan grafik 2.1 dapat di analisa bahwa untuk sisi primer
dengan jumlah lilitan sebanyak 500 nilai arus dan tegangan adalah
berbanding lurus. Semakin tinggi nilai arusnya maka tegangannya akan
semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan persamaan :
V=I.R.

Grafik Hubungan Arus Terhadap Tegangan Saat N=250

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubungan Arus Terhadap Tegangan


2.5 2.2

2 1.8
1.5

Tegangan (V)
1.5
1.1
1

0.5

0
0.5 1 1.5 2

Arus (A)

N = 250

Grafik 2.2 hubungan Arus Terhadap Tegangan Saat N=250


Berdasarkan grafik 2.2 dapat di analisa bahwa untuk sisi primer
dengan jumlah lilitan sebanyak 250 nilai arus dan tegangan adalah
berbanding lurus. Semakin tinggi nilai arusnya maka tegangannya akan
semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan persamaan :
V=I.R

G. Kesimpulan

1. Untuk transformator sisi primer dengan jumlah lilitan N = 500 , nilai


tegangan yang terukur berbanding lurus dengan nilai arus yang digunakan.
Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126
Transformator Satu Fasa
Sedangkan untuk nilai tahanan hitungnya (R x) didapatkan hasil yang semakin
menurun yang seiring dengan bertambahnya nilai tegangan dan arus. Hal ini
sesuai dengan persamaan:
V
R=
I
2. Untuk transformator sisi primer dengan jumlah lilitan N = 250 , nilai
tegangan yang terukur berbanding lurus dengan nilai arus yang digunakan.
Sedangkan untuk nilai tahanan hitungnya (R x) didapatkan hasil yang semakin
menurun yang seiring dengan bertambahnya nilai tegangan dan arus. Hal ini
sesuai dengan persamaan:
V
R=
I
3. Nilai tahanan transformator pada sisi primer lebih besar dibandingkan dengan
nilai tahanan transformator pada sisi sekunder. Hal ini disebabkan oleh
jumlah lilitan primer lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan
sekunder yaitu Np = 500 dan Ns = 250.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

SUB 2 ADA DILEMBAR SELANJUTNYA

F. Analisa Hasil Pengamatan


F.2 Analisa Rangkaian

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
F.2.1 Analisa Rangkaian Transformator Kumparan Primer dan Sekunder
Hubungan Seri

NS

Gambar 2. Rangkaian Transformator Kumparan Primer dan Sekunder


Hubungan Seri

Berdasarkan gambar 2. dapat dianalisa bahwa rangkaian tersebut


terdiri dari beberapa komponen yaitu daya supply (AC), dua voltmeter ,
kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada rangkaian diatas
kumparan primer dan kumparan sekunder memiliki jumlah lilitan yang
sama yaitu N = 500. Volmeter (V p) di rangkai secara paralel dengan
sumber AC dan lilitan primer yang berfungsi untuk mengukur besarnya
tegangan pada lilitan primer. Voltmeter (Vs) dirangkai secara paralel
dengan lilitan sekunder yang berfungsi untuk mengukur tegangan pada
lilitan sekunder. Untuk arus listrik akan mengalir ke kumparan primer
dan menimbulkan medan elektromagnetik. Sehingga dapat
membangkitkan fluks magnetik yang dapat menginduksi GGL pada sisi
sekunder.

F.2.2 Analisa Perhitungan

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
F.2.2.1 Menentukan nilai Ax dan A pada kumparan primer dan kumparan
sekunder dalam hubung seri (Np = Ns)
Dik: VP1 = 80 V VS1 = 78 V
VP2 = 60 V VS2 = 59 V
VP3 = 40 V VS3 = 39,5 V
a). Menghitung nilai Ax
V p1
Ax1 =
V s1
80
=
78
= 1,02

V p2
Ax2 =
V s2
60
=
59
= 1,01

V p3
Ax3 =
V s3
40
=
39 ,5
= 1,01

b). Menghitung nilai A


A x 1+ A x 2 + A x3
A=
3
1, 02+1 , 01+1 ,01
¿
3
¿ 1 , 01 A

c). Menghitung persentase error (error%)


Dik : Ax1 = 1,02
Ax2 = 1,01
Ax3 = 1,01
A = 1,01 A
Dit : %Error = …….?

%error A1= | A |
A− A x1
×100 %

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

¿|1 ,01−1
1 , 01 |
,02
×100 %

¿1 %

%error A2= | A |
A− A x 2
×100 %

¿|1 ,01−1
1 , 01 |
,01
×100 %

¿0%

%error A3 = | A−AAx 3|× 100 %


¿|
1 , 01 |
1 ,01−1 ,01
×100 %

¿0%

d) Menentukan nilai Vs hitung (Np=Ns)


Dik : NP = 500
NS = 500
VP1 = 80 V
Vp2 = 60
Vp2 = 40
Dit : Vs hitung =……..?
Ns
Vs1 = Vp1 x
Np
500
= 80 x
500
= 80 v
Ns
Vs2 = Vp2 x
Np
500
= 60 x
500
= 60 v
Ns
Vs3 = Vp3 x
Np
Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126
Transformator Satu Fasa
500
= 40 x
500
= 40 v

e). Menghitung persentase error Tegangan sekunder (error%) (Vs)

% Error Vs1 = | Vsukur |


V s ukur −V s hitung
x 100%

= |78−80
78 |
× 100 %

= 2,56 %

% Error Vs2 = | Vsukur |


V s ukur −V s hitung
x 100%

= |59−60
59 |
×100 %

= 1,69 %

% Error Vs2 = | Vsukur |


V s ukur −V s hitung
x 100%

= |3939, 4−40
,4 |
×100 %

= 1,52 %

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F.2.3 Analisa rangkaian Transformator Step Down (Np>Ns)

NS

Gambar 2. Rangkaian transformator step-down


Berdasarkan gambar 2. diatas dapat di analisa bahwa rangkaian
transformator step-down dengan supply daya AC memiliki lilitan
NP=500 pada primer dan NS=250 pada sekunder. Trafo step-down
berfungsi untuk menurunkan tegangan.
Terdapat dua buah voltmeter yakni Voltmeter primer (V p) dan
Voltmeter sekunder (Vs). Voltmeter primer (Vp) dirangkai secara paralel
dengan sumber AC dan juga dengan lilitan primer. Untuk voltmeter
sekunder (Vs) dirangkai paralel dengan lilitan sekunder. Voltmeter
primer berfungsi untuk mengukur nilai tegangan pada lilitan primer
sedangkan untuk voltmeter sekunder berfungsi untuk mengukur nilai
tegangan pada lilitan sekunder.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F.2.4 Analisa Perhitungan Step Down


F.1.4.1 Menghitung nilai Ax dan A pada transfprmator step down
Dik: VP1 = 80 V VS1 = 39,3 V
VP2 = 60 V VS2 = 30 V
VP3 = 40 V VS3 = 19,4 V
a). Hitung nilai Ax
V p1
Ax1 =
V s1
80
=
39 ,3
= 2,03

V p2
Ax2 =
V s2
60
=
30
=2

V p3
Ax3 =
V s3
40
=
19 , 4
= 2,06

b). Hitung nilai A


A x 1+ A x 2 + A x3
A=
3

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
2, 03+ 2+ 2, 06
¿
3
¿ 2 , 03 A

c). Menghitung persentase error (error%)


Dik : Ax1 = 2,03
Ax2 = 2
Ax3 = 2,06
A = 2,03
Dit : %Error = …….?

%error A1= | A− A x1
A |
×100 %

¿ |2 ,03−2
2 , 03 |
, 03
× 100 %

¿0 %

%error A2= | A− A x 2
A |×100 %

¿ |2 ,03−2
2, 03 |
×100 %

¿ 1 , 47 %

%error A3 = | A− A x 3
A |×100 %

¿ |2 ,03−2
2, 03 |
, 06
×100 %

¿ 1 , 47 %
d) Menentukan nilai Vs hitung (Np>Ns)
Dik : NP = 500
NS = 500
VP1 = 80 V
Vp2 = 60 V
Vp2 = 40 V
Dit : Vs hitung =……..?
Ns
Vs1 = Vp1 x
Np

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
250
= 80 x
500
= 40 v
Ns
Vs2 = Vp2 x
Np
250
= 60 x
500
= 30 v
Ns
Vs3 = Vp3 x
Np
250
= 40 x
500
= 20 v

e). Menghitung persentase error Tegangan sekunder (error%) (Vs)

% Error Vs1 = | Vsukur |


V s ukur −V s hitung
x 100%

= |3939, 3−40
,3 |
×100 %

= 1,78 %

% Error Vs2 = | Vsukur |


V s ukur −V s hitung
x 100%

= |30−30
30 |
×100 %

=0%

% Error Vs2 = | Vsukur |


V s ukur −V s hitung
x 100%

= |1919, 4−20
,4 |
×100 %

= 3,09 %

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F.2.5.Analisa rangkaian Transformator Step Up (Np<Ns)

NS

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
Gambar 2. Rangkaian transformator step-up
Berdasarkan gambar 2. dapat di analisa bahwa rangkaian
transformator step-up dengan supply daya AC memiliki lilitan
NP=250 pada primer dan NS=500 pada sekunder. Trafo step-up
berfungsi untuk menaikkan tegangan.
Terdapat dua buah voltmeter yakni Voltmeter primer (V p) dan
Voltmeter sekunder (Vs). Voltmeter primer (Vp) dirangkai secara
paralel dengan sumber AC dan juga dengan lilitan primer. Untuk
voltmeter sekunder (Vs) dirangkai paralel dengan lilitan sekunder.
Voltmeter primer berfungsi untuk mengukur nilai tegangan pada
lilitan primer sedangkan untuk voltmeter sekunder berfungsi untuk
mengukur nilai tegangan pada lilitan primer.

F.2.6 Analisa Perhitungan


F.2.6.1 Menghitung nilai Ax dan A pada transformator step up
Dik: VP1 = 80 V VS1 = 156 V
VP2 = 60 V VS2 = 117 V
VP3 = 40 V VS3 = 79 V
a). Hitung nilai Ax
V p1
Ax1 =
V s1
80
=
156

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
= 0,51

V p2
Ax2 =
V s2
60
=
117
= 0,51

V p3
Ax3 =
V s3
40
=
79
= 0,50

b). Hitung nilai A


A x 1+ A x 2 + A x3
A=
3
0 ,51+ 0 ,51+0 , 50
¿
3
¿ 0 , 50 A

c). Menghitung persentase error (error%)


Dik : Ax1 = 0,51
Ax2 = 0,51
Ax3 = 0,50
A = 0,50
Dit : %Error = …….?

%error A1= | A |
A− A x1
×100 %

¿|0 , 50−0
0 ,50 |
, 51
× 100 %

¿2 %

%error A2= | A |
A− A x 2
×100 %

¿|0 , 50−0
0 ,50 |
, 51
× 100 %

¿2%

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

%error A3 = | A− A x 3
A |
×100 %

¿|0 , 50−0
0 ,50
, 50
|×100 %
¿0%
d) Menentukan nilai Vs hitung (Np<Ns)
Dik : NP = 500
NS = 250
VP1 = 80 V
Vp2 = 60 V
Vp2 = 40 V
Dit : Vs hitung =……..?
Ns
Vs1 = Vp1 x
Np
500
= 80 x
250
= 160 v
Ns
Vs2 = Vp2 x
Np
500
= 60 x
250
= 120 v
Ns
Vs1 = Vp1 x
Np
500
= 40 x
250
= 80 v
e). Menghitung persentase error Tegangan sekunder (error%) (Vs)

% Error Vs1 = | Vsukur |


V s ukur −V s hitung
x 100%

= |156−160
156 |
×100 %

= 2,56 %

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

% Error Vs2 = | Vsukur |


V s ukur −V s hitung
x 100%

= |117−120
117 |
×100 %

= 2,56 %

% Error Vs3 = | Vsukur |


V s ukur −V s hitung
x 100%

= |79−80
79 |
×100 %

= 1,26 %

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F.2.7 Analisa Tabel Hasil


Tabel 2. Hasil perhitungan percobaan transformasi transformator

VP VS Ax A %
Catatan
(Volt) (Volt) error
100 78 1,02 1 Sisi sekunder
80 59 1,01 1,01 0 dalam hubungan
60 39,5 1,01 0 seri
100 39,3 2,03 0
80 30 2 2,03 1,47 Step-down
60 19,4 2,06 1,47
100 156 0,51 2
80 117 0,51 0,50 2 Step-up
60 79 0,50 0
Pada tabel 2. dapat dianalisa bahwa pada trafo primer dan
sekunder sama sisi mempunyai nilai tegangan yang hampir sama. Hal
ini disebabkan karena jumlah lilitan pada lilitan primer dan sekunder
sama (NP=NS) sehingga nilai tegangan pada kedua sisi hampir sama
karena adanya rugi-rugi pada trafo.
Pada trafo step-down dengan jumlah lilitan primer 500 dan
lilitan sekunder 250 dapat dianalisa bahwa nilai V S didapatkan lebih
kecil dengan nilai VP. Hal ini sesuai dengan persamaan
Ns
V S =V p x
Np
dan trafo ini berfungsi untuk menurunkan tegangan.
Sedangkan pada trafo step-up dengan jumlah lilitan primer 250
dan lilitan sekunder 500 dapat dianalisa bahwa V S didapatkan lebih
besar dengan nilai VP. Hal ini sesuai dengan persamaan
Ns
V S =V p x
Np
dan fungsi trafo ini untuk menaikkan tegangan.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F.2.8 Analisa Grafik


Grafik Hubungan tegangan Primer dan Tegangan Sekunder Hubung
Seri (Np=Ns)

Grafik Hubungan Tegangan Primer dan


Tegangan Sekunder Hubung Seri
Tegangan Sekunder (Vs)

90 78
80
70 59
60
50 39.5
40
30
20
10
0
40 60 80

Tegangan primer (Vp)

Vs

Grafik 2.3 Hubungan tegangan Primer dan Tegangan Sekunder


hubungan seri
Berdasarkan grafik 2.3 dapat dianalisa bahwa nilai tegangan
sekunder (VS) memiliki nilai yang mendekati nilai tegangan primer (V P)
. Hal tersebut dikarenakan jumlah lilitan pada sisi primer dengan sisi
sekunder sama (Np=Ns) Selisih nilai antara tegangan primer dengan
tegangan sekunder di akibatkan karena adanya rugi-rugi tegangan pada
trafo.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubungan Tegangan Primer (V P) dan Tegangan Sekunder (V S)


pada Step-down
TTgangan Sekunder (Vs)

Grafik Hubungan Tegangan Primer (VP) dan Tegangan


Sekunder (VS) pada Step-down
50 39.3
40 30
30 19.4
20
10
0
40 60 80
Tegangan Primer (Vp)

Tegangan sekunder (Vs)

Grafik 2.4 Hubungan tegangan Primer dan Tegangan Sekunder pada


tranformator step-down
Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa bahwa nilai tegangan
primer (VP) dengan tegangan sekunder (VS) berbanding lurus. Nilai
tegangan pada sisi sekunder (VS) lebih kecil dibandingkan tegangan
primer (VP). Hal tersebut dikarenakan Jumlah lilitan primer (Np) lebih
banyak dibandingkan dengan lilitan sisi sekunder (Ns) yakni Np = 500
dan Ns = 250.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubungan Tegangan Primer (V P) dan Tegangan Sekunder (V S)


pada Step-up

Grafik Hubungan Tegangan Primer (VP) dan Tegangan


Sekunder (VS) pada Step-up
Tegangan Sekunder (Vs)

200
156
150 117
100 79

50
0
40 60 80
Tegangan Primer (Vp)

Tegangan Sekunde (Vs)

Grafik 2.5 Hubungan tegangan primer (VP) dan tegangan sekunder (VS)
pada step-up
Berdasarkan grafik 2.5 dapat dianalisa bahwa nilai tegangan
primer (VP) dengan tegangan sekunder (VS) berbanding lurus, jika
tegangan pada lilitan primer semakin besar maka tegangan pada lilitan
sekunder akan semakin besar pula. Hal tersebut dikarenakan Jumlah
lilitan primer (Np) lebih sedikit dibandingkan dengan lilitan sisi
sekunder (Ns) yakni Np = 250 dan Ns = 500. Oleh karena itu
transformator tersebut berfungsi untuk menaikkan tegangan.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

G. Kesimpulan
1. Pada transformator dengan lilitan pada sisi sekunder dan sisi primer sama,
tegangan pada sisi primer diperoleh nilai : 40, 60, 80 dan pada sisi sekunder
diperoleh nilai : 39,5, 59, 78 berarti dapat disimpulkan tegangan yang
dihasilkan pada sisi primer lebih besar dari sisi sekunder tapi mendekati
nilai pada sisi sekunder . Hal ini terjadi karena drop tegangan, dimana
seharusnya tegangan yang dihasilkan pada sisi primer dan sekunder harus
sama, karena jumlah lilitannya sama ( N P ¿ N S). Pada transformator step-
down tegangan pada sisi primer diperoleh nilai : 40, 60, 80 sedangkan pada
sisi sekunder diperoleh nilai : 19.4, 30, 39,3 jadi dapat disimpulkan tegnagan
pada sisi sekunder lebih kecil dari sisi primer ( N P ¿ N S). Dan pada
transformator step-up tegangan pada sisi primer diperoleh nilai : 40, 60, 80
sedangkan pada sisi sekunder diperoleh nilai : 79, 117, 156 dapat
disimpulkan bahwa nilai tegangan yang dihasilkan pada sisi sekunder lebih
banyak dari tegangan sisi primer disebabkan jumlah lilitan pada sisi
sekunder lebih besar daripada sisi primer ( N P ¿ N S).
2. Perbandingan lilitan pada transformator yang jumlah lilitan primer dan
sekundernya sama. Sehingga didapatkan tegangan pada sisi sekunder yang
sama hampir mendekati nilai tegangan primer. Pada trafo step-down jumlah
lilitan pada sisi sekunder lebih sedikit daripada jumlah lilitan pada sisi
primer yang menyebabkan tegangan akan turun. Dan pada trafo step-up
jumlah lilitan pada sisi primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan pada sisi
sekunder yang menyebabkan tegangan akan dinaikkan.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

E. Hasil Pengamatan
Tabel 2.3. Hasil pengamatan percobaan transformator tanpa beban.

VP,NL IP,NL PP,NL Rc(*) Xm(*)


( Cos Φ(*)
(V) (A) (W) (Ω) (Ω)
* 60 0.53 9
)
50 0.28 6
40 0.23 4
30 0.19 3
nilai dari hasil perhitungan

Tabel 2.4. Hasil pengamatan percobaan transformator hubung-singkat.


IP,SC VP,SC PP,SC Req(*) Xeq(*)
Cos ΦSC(*)
(A) (V) (W) (Ω) (Ω)
0.50 18.9 1
0.45 16,7 1
0.40 14,7 1
0.35 13,1 1
0.30 11,1 0
( )
* nilai dari hasil perhitungan

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F. Analisa Hasil Pengamatan


F.3 Analisa Rangkaian
F.3.1 Analisa Rangkaian Trafo Tanpa Beban

NS

Gambar 2. Rangkaian trafo tanpa beban


Berdasarkan gambar 2. Dapat dianalisa bahwa trafo yang
digunakan trafo step-up yang dimana kumparan primer dapat
dihubungkan dengan daya supply (AC) yang memiliki lilitan N P =
250 dan NS = 500. Dimana trafo dihubungkan dengan AC supply dan
kumparan primer, AC supply dihubungkan dengan wattmeter untuk
mengukur daya kemudian amperemeter dipasang secara seri untuk
mengukur arus primer dan voltmeter dirangkai secara paralel untuk
mengukur tegangan pada sisi primer. Di sisi sekunder dihubungkan
dengan voltmeter secara paralel agar dapat mengukur tegangan
sekunder.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F.3.2
F.3.2.1 Analisa Perhitungan transformator tanpa beban
Dik:
V P=60 V
I P =0 ,53 A
P P=9 W
Dit:
a) Nilai cos Ф = …?
b) Nilai RC = …?
c) Nilai Xm = …?
d) Nilai IC = …?
e) Nilai Im = …?
Jawab:
PP
a) cos Φ=
VP×IP
9
¿
60× 0 , 53
¿ 0 , 28
VP
b) RC =
I P ×cos Φ
60
¿
0 ,53 × 0 ,28
¿ 428 ,57 Ω
VP
c) X m=
I P × sin Φ
60
¿
0 ,53 × 1
¿ 113 , 20 Ω
d) I C =I P ×cos Φ
¿ 0 , 53 ×0 , 28
¿ 0,148 A
e) I m=I P ×sin Φ

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa
¿ 0 , 53 ×1
¿ 0 , 53 A

F.3.3 Analisa tabel hasil perhitungan


Tabel 2.7 Hasil perhitungan trafo tanpa beban

VP IP PP RC Xm
Cos Ф
(V) (A) (W) (Ω) (Ω)
60 0.53 9 0,28 404,31 113,20
50 0.28 6 0,42 425,17 178,57
40 0.23 4 0,43 404,4 173,91
30 0.19 3 0,52 303,64 157,89

Berdasarkan 2.7 dapat dianalisa bahwa dengan nilai tegangan primer


(Vp) yang semakin menurun, maka nilai arus yang didapatkan semakin
menurun juga. Hal ini terjadi karena nilai arus dan tegangan berbanding
lurus yang mengakibatkan nilai daya yang dihasilkan juga menurun sesuai
dengan persamaan
P=V.I
Untuk nilai tahanan (RC) pada tabel di atas dapat dianalisa bahwa
semakin besar tegangan yang diberikan maka nilai tahanan (R C) fluktuatif.
Hal ini karena adanya rugi-rugi pada transformator saat melakukan
pengukuran. untuk nilai Xm didapatkan fluktuatif juga. Persamaan ntuk
mencari nilai Xm :
VP
X m=
I P × sin Φ

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F.3.4 Analisa Grafik


Grafik Hubungan Arus Primer (IP) Terhadap Daya

Grafik Hubungan Arus Primer Dengan Daya


Primer
10 9
Daya Primer (W)

8
6
6
4
4 3
2
0
0.19 0.23 0.28 0.53
Arus Primer (A)

Daya (W)

Grafik 2. Hubungan arus primer (IP) terhadap daya

Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa bahwa arus primer (I P)


dengan daya berbanding lurus. Hal ini terjadi pada saat nilai arus semakin
besar maka daya yang dihasilkan juga semakin besar dimana hal ini sesuai
dengan persamaan:
P=V × I ×cos Φ

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubungan Arus Primer (IP) Terhadap Tegangan Primer (VP)

Grafik Hubungan Arus Primer Dengan


Tegangan Primer
0.6 0.53
0.5
0.4 0.28
Arus (Ip)

0.3 0.19 0.23


0.2
0.1
0
30 40 50 60
Tegangan (Vp)

Arus

Grafik 2. Hubungan arus primer (IP) terhadap tegangan primer (VP)

Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa bahwa arus primer (I P)


berbanding lurus dengan tegangan primer (V P). Jika tegangan primer
semakin besar maka arus primer juga akan semakin besar, sesuai dengan
persamaan:
V =I × R

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubungan Tegangan Primer (VP) Terhadap Cos Ф

Grafik Hubungan Tegangan Primer (Vp) Trafo


Terhadap Cos φ
0.6 0.52
0.5 0.43 0.42
0.4 0.28
(Cos φ)

0.3
0.2
0.1
0
30 40 50 60
Tegangan Primer (Vp)

Grafik 2. Hubungan tegangan primer (VP) terhadap Cos Ф


Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa dengan nilai tegangan primer yang
semakin besar didapatkan nilai Cos Ф yang semakin kecil, dimana nilai
tegangan primer berbanding terbalik dengan nilai Cos Ф. Hal ini sesuai dengan
persamaan:
PP
cos Φ=
VP×IP

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubungan Tegangan Primer (VP) Terhadap Rc

Grafik Hubungan Tegangan Primer (Vp) Trafo


Terhadap Rc
500 404.4 425.17 404.31
400 303.64
Rc (Ω)

300
200
100
0
30 40 50 60
Tegangan Primer (Vp)

Grafik 2. Hubungan tegangan primer (VP) terhadap Rc

Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa dengan nilai tegangan primer yang


semakin besar didapatkan nilai Rc yang fluktuatif dikarenakan tingkat presisi
dari alat yang digunakan, persamaan untuk mencari nilai Rc :
VP
RC =
I P ×cos Φ

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubungan Tegangan Primer (VP) Terhadap Xm

Grafik Hubungan Tegangan Primer (Vp) Trafo


Terhadap Xeq
200 173.91 178.57
Xeq (Ω)

150 130.43
113.2
100
50
0
30 40 50 60
Tegangan Primer (Vp)

Grafik 2. Hubungan tegangan primer (VP) terhadap Xm

Berdasarkan grafik 2.dapat dianalisa dengan nilai tegangan primer


yang semakin besar didapatkan nilai Xm yang fluktuatif. Persamaan
untuk mencari nilai Xm :
VP
X m=
I P × sin Φ

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F.3.5 Rangkaian Trafo Hubung Singkat

NS

Gambar 2. Rangkaian trafo hubung singkat

Berdasarkan gambar 2.33 dapat dianalisa bahwa yang


digunakan trafo step-down dengan NP = 500 dan NS = 250.
Kemudian sisi primer trafo dihubungkan ke sumber AC untuk
mengetahui arus yang mengalir dan diparalel dengan sumber agar
mengetahui tegangan. Untuk trafo dihubungkan singkat dan
keluaran sisi sekunder tersebut agar tegangan primer relatif kecil
maka fluks pada inti trafo dapat dihindari.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

F.3.6 Analisa Perhitungan


F.3.6.1 transformator hubung singkat
Dik:
V P=18 , 9 V
I P =0 ,50 A
P P=1 W
Dit:
a) Nilai cos Ф = …?
b) Nilai Zeq = …?
c) Nilai Req = …?
d) Nilai Xeq = …?
Jawab:
PP
a) cos Φ=
VP×IP
1
¿
18 ,9 × 0 ,50
¿ 0 , 10
VP
b) Z eq=
IP
18 ,9
¿
0 ,50
¿ 37 , 8 Ω
PP
c) Req = 2
IP
1
¿
( 0 ,50 )2
¿4 Ω
d) X eq=√ Z eq2−Req 2
Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126
Transformator Satu Fasa
¿ √ 37 , 82−42
¿ √ 1428 , 84−16
¿ √ 1412 ,84
¿ 37 , 58 Ω

F.3.7 Analisa Tabel hasil Perhitungan


Tabel 2. Hasil perhitungan trafo hubung singkat
IP,SC VP,SC PP,SC Req Xeq
Cos ФSC
(V) (A) (W) (Ω) (Ω)
0,50 18,9 1 0,10 4 37,58
0,45 16,7 1 0,13 4,93 36,77
0,40 14,7 1 0,17 6,25 36,21
0,35 13,1 1 0,21 8,16 36,52
0,30 11,1 0 0 0 37
Berdasarkan tabel 2. dapat dianalisa bahwa semakin besar nilai arus yang
diberikan maka nilai tegangan yang dihasilkan juga semakin besar. Hal ini
dikarenakan tegangan dan arus berbanding lurus sesuai dengan persamaan V= I.R
Untuk nilai daya yang dihasilkan cendrung konstan.
Untuk nilai Xeq yang dihasilkan fluktuatif karena adanya rugi rugi pada trafo.
Sedangkan untuk nilai Req yang dihasilkan juga fluktuatif karena rugi rugi pada
trafo.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubungan Arus Primer (IP) Terhadap Daya pada Trafo Hubung
Singkat

Grafik Hubungan Arus Primer (IP) Terhadap


Daya pada Trafo Hubung Singkat
1.2 1 1 1 1
1
0.8
Daya (W)

0.6
0.4
0.2 0
0
0.3 0.35 0.4 0.45 0.5

Arus (A)

Daya

Grafik 2. Hubungan arus primer (IP) terhadap daya pada trafo hubung singkat

Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa bahwa saat arus semakin besar nilai
daya cendrung konstan. Seharusnya nilai daya berbanding lurus dengan nilai
arus, hal ini sesuai dengan persamaan:
P=V × I ×cos Φ

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubung Arus Primer (IP) Terhadap Tegangan Primer (VP) pada
Trafo Hubung Singkat

Grafik Hubungan Arus Primer (IP) Terhadap


Tegangan Primer (VP) pada Trafo Hubung
Singkat
18.9
20 16.7
14.7
Tegangan (V)

15 13.1
11.1
10
5
0
0.3 0.35 0.4 0.45 0.5

Arus (A)

Tegangan Primer (V)

Grafik 2. Hubungan arus primer (IP) terhadap tegangan primer (VP)


pada trafo hubung singkat

Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa bahwa semakin besar


nilai arus primer (IP) maka tegangan primer (VP) juga semakin besar.
Hal ini membuktikan bahwa nilai arus berbanding lurus dengan nilai
tegangan sesuai dengan persamaan:
P=V × I ×cos Φ

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubung Arus Primer (IP) Terhadap cos Φ pada Trafo Hubung
Singkat

Grafik Hubungan Arus Primer (Ip) Trafo


Terhadap Cos φ
0.25 0.21
0.2 0.17
0.13
0.15
(Cos φ)

0.1
0.1
0.05 0
0
0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
Arus Primer (Ip)

Grafik 2. Hubungan arus primer (IP) terhadap cos Φ pada trafo hubung
singkat
Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa bahwa dengan arus primer (I p)
yang semakin meningkat didapatkan nilai cos Φ yang fluktuatif, seharusnya
nilai cos Φ yang didapatkan semakin kecil dikarenakan cos Φ berbandimg
terbalik dengan arus primer (Ip) Sesuai dengan persamaan :
PP
cos Φ=
VP×IP

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubung Arus Primer (IP) Terhadap Req pada Trafo Hubung
Singkat

Grafik Hubungan Arus Primer (Ip) Trafo


Terhadap Req
10 8.16
8 6.25
Req (Ω)

6 4.93
4
4
2 0
0
0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
Arus Primer (Ip)

Grafik 2. Hubungan arus primer (IP) terhadap Req pada trafo


hubung singkat

Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa bahwa dengan arus


primer (Ip) yang semakin meningkat didapatkan nilai R eq yang
fluktuatif, seharusnya nilai Req yang didapatkan semakin kecil
dikarenakan Req berbandimg terbalik dengan arus primer (I p) Sesuai
dengan persamaan :
PP
Req = 2
IP

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

Grafik Hubung Arus Primer (IP) Terhadap Xeq pada Trafo Hubung Singkat

Grafik Hubungan Arus Primer (Ip) Trafo


Terhadap Xeq
38 37.58
37.5 37
Xeq (Ω)

37 36.77
36.52
36.5 36.21
36
35.5
0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
Arus Primer (Ip)

Grafik 2. Hubungan arus primer (IP) terhadap Req pada trafo


hubung singkat
Berdasarkan grafik 2. dapat dianalisa bahwa dengan arus primer (I p)
yang semakin meningkat didapatkan nilai Xeq yang fluktuatif, seharusnya
nilai Xeq yang didapatkan semakin kecil dikarenakan Xeq berbandimg
terbalik dengan arus primer (Ip).

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

G. Kesimpulan
1. Pada trafo tanpa beban jika diberikan tegangan yang berbeda-beda pada sisi
primer maka arus dan daya yang diperoleh akan semakin besar atau kecil
tergantung pada nilai tegangan. Hal ini terjadi sesuai dengan persamaan:
P=V × I
2. Pada trafo tanpa beban, jika tegangan semakin kecil maka nilai tahanan (Req)
dan reaktansi (Xm) juga semakin kecil.
3. Pada trafo hubung singkat, jika diberikan variasi arus, tegangan dan daya
yang diperoleh akan meningkat atau menurun tergantung pada nilai arus.
Karena daya berbanding lurus terhadap arus. Hal ini sesuai dengan
persamaan:
P=V × I
4. Pada trafo hubung singkat arus primer yang semakin besar menghasilkan nilai
tahanan Req, Xeq dan Zeq bernilai fluktuatif.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

H. Tugas Tambahan
1. Jelaskan rugi-rugi yang ada pada transistor?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan arus Eddy dan bagaimana arus Eddy
tersebut?
Jawab:
1. Rugi-rugi transformator
a) Rugi tembaga yang disebabkan arus beban mengalir di kawat
tembaga. Untuk mencari nilainya dengan persamaan:
2
PW =I × R
b) Rugi besi yaitu:
 Rugi histeris karena fluks bolak-balik pada inti besi. Untuk
mencari nilainya dengan persamaan:
Pn=k × n × F × B
 Rugi arus Eddy karena pusat pada inti besi. Untuk mencari
nilainya dengan persamaan:
Ps =Pn + Pe
2. Arus Eddy adalah kerugian pada inti besi karena GGL maksimum yang
menimbulkan arus pada inti magnet. Untuk menguranginya dengan
menggunakan inti besi yang berlapis-lapis.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126


Transformator Satu Fasa

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. “ Modul Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik”. Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Matarm.
Badaruddin, dkk. 2016. “ Analisa Minyak Transformator Pada Transformator 3
Fasa”. Jakarta : Universitas Mercu Buana.
Sumardjati, Orih, dkk. 2001. “ Teknik Teanaga Listrik “. Jakarta : Direktronik
Pembangun Sekolah Menengah Keguruan.
Tondok. Taved Paserang dkk. 2019. “ Perencanaan Transformator Distribusi 125
KVa“. Jurnal Teknik Elekro dan Komputer vol.8 No 2.
Zuhal. 2000. “ Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya “. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik 2023/F1B021126

Anda mungkin juga menyukai