Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. PT PLN Persero Unit Layanan Pelanggan Manado Utara

PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Manado Utara berlokasi di Jl.

Maesa No.58, Paal Dua, Kecamatan. Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara,

Indonesia

Gambar 4.1 PT. PLN (Persero) ULP Manado Utara

45
46

4.1.2. Penyulang SR 1

Gambar 4.2 Single Line SR-1

Pada penyulang SR 1 di PT. PLN (Persero) ULP Manado Utara di dari

Gardu Induk , penyulang SR 1 memiliki 117 buah gardu ditribusi

4.1.3 Gardu Distribusi RU 43 Tagaroa

 Gardu RU 43

Gardu RU 43 Tagaroa terletak pada penyulang SR-1 dengan daya

terpasang 200 KVA dan berjenis gardu Cantol


47

Gambar 4.3 RU 43 Tagaroa

 Analisa Parameter Susut Daya

Setiap penyaluran energi listrik dari sumber tenaga listrik ke konsumen

yang letaknya berjauhan seringkali mengalami rugi-rugi daya yang cukup besar

yang diakibatkan oleh rugi-rugi pada saluran dan juga rugi-rugi pada trafo yang

digunakan. Rugi-rugi pada saluran distribusi meliputi rugi-rugi daya listrik dan

rugi-rugi tegangan saluran. Rugi-rugi tegangan biasanya dikenal dengan istilah

jatuh tegangan (drop voltage). Rugi-rugi saluran dan rugi-rugi trafo tersebut

memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas daya serta tegangan yang

dikirimkan ke sisi pelanggan. Nilai tegangan yang melebihi batas toleransi akan

menyebabkan tidak optimalnya kerja dari peralatan listrik pada sisi konsumen.

Selain itu, rugi-rugi daya yang besar akan menimbulkan kerugian finansial di sisi

pengelola energi listrik.


48

Tolok ukur dari kegiatan sistem operasi jaringan distribusi tenaga listrik

memiliki beberapa parameter, salah satunya mutu listrik, dan salah satu tolak

ukur mutu dalah tegangan. Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang

hilang pada suatu penghantar atau bisa dikatakan bahwa adanya perbedaan

tegangan antara tegangan kirim dan tegangan terima. Jatuh tegangan pada

suatu saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus dengan panjang

saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang

penghantar. Jika ada arus yang mengalir melalui saluran distribusi maka akan

terjadi penurunan tegangan sepanjang saluran. Dengan demikian tegangan pada

pusat beban tidak sama dengan tegangan pengiriman. Batas toleransi tegangan

pelayanan yaitu pada konsumen TM adalah ±5 %, dan pada konsumen TR

adalah maksimum 5 % dan minimum 10 %.

Tegangan yang diterima pelanggan haruslah sesuai dengan standart atau

ketentuan yang berlaku untuk pengoperasian peralatan-peralatan listrik yaitu

tegangan 220 volt dengan toleransi -10% untuk batas bawah dan + 5% batas

atas, atau tegangan maksimum 231 volt dan minimum 198 volt. Untuk itu

bagaimana caranya agar tegangan yang sampai ke pelanggan atau beban dapat

memenuhi standart yang berlaku atau ketentuan tersebut.

Jatuh tegangan pada suatu saluran tenaga listrik secara umum

berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik

dengan luas penampang penghantar. Panjang jaringan dan banyak pelanggan

sangat mempengaruhi penurunan tegangan juga dapat memperbesar losses

jaringan rugi daya sehingga hanya merugikan pihak penyedia tenaga listrik atau

dalam hal ini pihak PLN, Selain itu tegangan diluar dari toleransi yang ditetapkan
49

bisa juga merugikan atau membahayakan pihak konsumen berupa timbulnya

kerusakan akan barang atau peralatan elektronik.

untuk mengetahui besaran jatuh tegangan dan rugi-rugi daya dari

tranformator tersebut sesuai dengan standart PUIL & SPLN No : SPLN 118-3-1-

1996 (mengenai perangkat hubung bagi), SPLN 50 : 1997 (mengenai spesifikasi

transformator distribusi), SPLN 3 : 1978 (mengenai pentanahan jaringan

tegangan rendah PLN dan pentanahan instalasi), dan juga akan menjadi acuan

untuk sistem yang lain.

Adapun solusi yang diambil untuk menganalisa transformator distribusi

sekunder Gardu RU 43 Tagaroa Penyulang SR 1 dengan melakukan perhitungan

pada penghantar SUTR dengan menjalani tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Material yang terpasang :

a. Trafo distribusi dengan memiliki kapasitas 200 kVA/ 3 phasa

dengan 1 jurusan,

b. Panjang Penghantar SUTR Jurusan 1:

- NYY 4 kabel x 50 mm2 = 180 meter

c. Jumlah tiang yang ada pada trafo distribusi :

1) SUTR Jurusan 1 = 6 tiang

d. Bahan penghantar Alluminium

2. Data Pengukuran Arus

a. Arus (Ampere) Siang Hari :

Table 4.1 Arus Siang hari

Tanggal jam Fasa R Fasa S Fasa T N

5 oktober 09:10 145,6 138,6 212 80,1

b. Arus ( Ampere ) Malam Hari:


50

Table 4.2 Arus malam hari

Tanggal jam Fasa R Fasa S Fasa T N

5 oktober 15:50 160 186 189 62

3. Data Pengukuran Tegangan Perwaktu

a. Tegangan (Volt) Siang Hari :

Tabel 4.3. Tegangan Siang Hari

RU 43 Tagaroa Waktu Hasil Pengukuran

R-N S-N T-N P-P

Jurusan Tegangan 09:10 227,2 227 224,2 393

1 Pangkal

Tegangan 11:58 220 210 220

Ujung

b. Tegangan (volt) pada malam hari :

Tabel 4.4 Tegangan Malam Hari

RU 43 Tagaroa Waktu Hasil Pengukuran

R-N S-N T-N P-P

Jurusan Tegangan 09:10 230 230 229 404

1 Pangkal
51

Tegangan 11:58 212 208 208

Ujung

c. Presentase pengukuran beban

Tabel 4.5 Presentase pengukuran beban

Beban

siang malam
Unbalanced Unbalanced
Rata- Rata-
kVA % kVA % siang siang
rata rata

165,4 112,58 56% 177,33 124,09 63% 19% 7%

d. Hasil Pengukuran Pada Waktu Keadaan Tak Berbeban

Untuk tegangan transformator = 229 volt

Untuk arus phasa tranformator = 1,5 A

Untuk arus netral transformator = 0A

4. Data Pendukung Lainnya

Dengan jumlah pelanggan RU 43 Tagaroa sebanyak 85 pelanggan,

memakai penghantar kabel NYY terbuat dari bahan tembaga. adapun perincian

sesuai tarif dari pelanggan yang ada di gardu ini adalah sebagai berikut :

- 36 pelanggan tarif R1/450 VA

- 35 pelanggan tarif R1/900 VA

- 12 pelanggan tarif R1/1300 VA

- 8 pelanggan tarif R1/2200 VA

- 1 pelanggan tarif S2/1300 VA


52

- 3 pelanggan tarif R1/1300 VA

4.2. PEMBAHASAN

4.2.1 Perhitungan susut tegangan

penyaluran energi listrik dari sumber tenaga listrik ke konsumen yang

letaknya berjauhan seringkali mengalami rugi-rugi daya yang cukup besar yang

diakibatkan oleh rugi-rugi pada saluran dan juga rugi-rugi pada trafo yang

digunakan. Rugi-rugi pada saluran distribusi meliputi rugi-rugi daya listrik dan

rugi-rugi tegangan saluran.

Yang dimaksudkan dengan kerugian tegangan didalam suatu penghantar

ialah tegangan yang hilang atau tegangan yang tidak dapat dimanfaatkan. Hal ini

disebabkan karena adanya arus listrik yang mengalir melalui penghantar,

sedangkan penghantar itu sendiri memiliki tahanan listrik.

Sebagaimana lazimnya bahwa alat-alat listrik, menerima energi listrik dari

pusat tenaga listrik, melalui saluran penghantar listrik. Jika besarnya tegangan

yang terdapat pada gardu trafo cabang diberi tanda E 1 dan besarnya tegangan

pada pemakai E2 . Dimana tegangan yang berada pada E2 lebih kecil bila

dibandingkan dengan tegangan yang berada pada E1 . beda antara kedua

tegangan tadi disebut rugi tegangan dalam kawat penghantar.

Dalam hal ini menggunakan rumus dari tahanan jenis yaitu :

l
R = ρx
A

Maka V = I.R

l
= I. ρ x
A
53

Dimana :

ρ = Tahanan jenis tembaga (Ω mm2/m)

I = Arus (A)

l = Panjang (m)

A = Luas Penampang (mm2)

V = Tegangan (volt)

a. Perhitungan pada siang hari Jurusan 1

 Fasa R

Diketahui : ρ = 0,0265 ohm

I = 145,6 Ampere

l = 200 meter

A = 50 mm2

l
maka : R = ρx
A

l
V = I.ρx
A

200
= 145,6. 0,0265 x
50

200
= 3,858 x
50

= 771.6/50

= 15,432 Volt

Jadi Hasil Perhitungan Tegangan pada siang hari = 227,2 – 15,432 = 211.768

volt

Sedangkan Hasil pengukuran = 209 Volt, 211.768 – 209 = 1.768

terjadi selisih 1.768 volt


54

 Fasa S

Diketahui : ρ = 0,0265 ohm

I = 138,6 Ampere

l = 200 meter

A = 50 mm2

l
maka : R = ρx
A

l
V = I.ρx
A

200
= 138,6. 0,0265 x
50

200
= 3.6729 x
50

= 734,58 /50

= 14,691Volt

Jadi Hasil Perhitungan Tegangan pada siang hari = 227 – 14,691= 212.309 volt

Sedangkan Hasil pengukuran = 210 Volt, 212.309 – 210 = 2.309

terjadi selisih 2.309 volt

 Fasa T

Diketahui : ρ = 0,0265 ohm

I = 212 Ampere

l = 200 meter

A = 50 mm2

l
maka : R = ρx
A

l
V = I.ρx
A
55

200
= 212 . 0,0265 x
50

200
= 5.618 x
50

= 1123,6/50

= 22.472 Volt

Jadi Hasil Perhitungan Tegangan pada siang hari = 224,2 – 22.472= 201.728 volt

Sedangkan Hasil pengukuran = 201 Volt, 201.728 – 201 = 0.728

terjadi selisih 0.728 volt

b. Perhitungan pada malam hari jurusan 1

 Fasa R

Diketahui : ρ = 0,0265 ohm

I = 160 Ampere

l = 200 meter

A = 50 mm2

l
maka : R = ρx
A

l
V = I.ρx
A

200
= 160 . 0, 0265 x
50

200
= 4,24 x
50

= 848 /50

= 16,96 Volt

Jadi Hasil Perhitungan Tegangan pada malam hari = 230 – 16,96 = 213,04 volt

Sedangkan Hasil pengukuran pangkal = 212 Volt,


56

213,04 - 212 = 1,04

terdapat selisih 1,04 volt

 Fasa S

Diketahui : ρ = 0,0265 ohm

I = 186 Ampere

l = 200 meter

A = 50 mm2

l
maka : R = ρx
A

l
V = I.ρx
A

200
= 186 . 0, 0265 x
50

200
= 4,929 x
50

= 985,8 / 50

= 19,716 Volt

Jadi Hasil Perhitungan Tegangan pada malam hari = 230 – 19,716 = 210,284

volt

Sedangkan Hasil pengukuran pangkal = 208 Volt,

210,284 - 208 = 2,284

terdapat selisih 2,284 volt

 Fasa T

Diketahui : ρ = 0,0265 ohm

I = 189 Ampere

l = 200 meter

A = 50 mm2
57

l
maka : R = ρx
A

l
V = I.ρx
A

200
= 189 . 0, 0265 x
50

200
= 5x
50

= 1000 / 50

= 20 Volt

Jadi Hasil Perhitungan Tegangan pada malam hari = 229 – 20 = 209 volt

Sedangkan Hasil pengukuran pangkal = 208 Volt,

209 - 208 = 1

terdapat selisih 1 volt

4.2.2 Perhitungan susut Daya

Rugi daya dipengaruhi dengan adanya jatuh tegangan karena

pendistribusian listrik haruslah menggunakan penghantar dan penghantar

tersebut memiliki tahanan jenis. kerugian tegangan didalam suatu penghantar

ialah tegangan yang hilang atau tegangan yang tidak dapat dimanfaatkan. Hal ini

disebabkan karena adanya arus listrik yang mengalir melalui penghantar,

sedangkan penghantar itu sendiri memiliki tahanan listrik. Besarnya susut daya

dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini. (Muchyi, 2009)

P = I² × R

P = V.I

Keterangan :

P = susut daya (W)


58

I = arus saluran (A)

R = tahanan penghantar (Ohm)

V = Tegangan

Sehingga dapat dihitung:

a. Fasa R

Diketahui

P = susut daya (W)

V = Tegangan (susut)

I = arus saluran (A)

Diketahui

Pada siang hari

V = 15,4 Volt

I = 145,6 A

Pada malam hari

V = 16,96 Volt

I = 160 A

Maka, P = V.I

P = 15,4 Volt . 145,6

P = 2242,2 Watt pada siang hari

Dan

P = V.I

P = 16,96 . 160

P = 2713,6 Watt pada malam siang

b. Fasa S
59

Diketahui

P = susut daya (W)

V = Tegangan (susut)

I = arus saluran (A)

Diketahui

Pada siang hari

V = 14,691 Volt

I = 138,6 A

Pada malam hari

V = 19,716 Volt

I = 186 A

Maka, P = V.I

P = 14,691 Volt . 138,6

P = 2036,1 Watt pada siang hari

Dan

P = V.I

P = 19,716 . 186

P = 3667,1 Watt pada malam siang

c. Fasa T

Diketahui

P = susut daya (W)

V = Tegangan (susut)

I = arus saluran (A)

Diketahui

Pada siang hari


60

V = 14,691 Volt

I = 212 A

Pada malam hari

V = 22.472 Volt

I = 189 A

Maka, P = V.I

P = 14,6 Volt . 212

P = 3095,2 Watt pada siang hari

Dan

P = V.I

P = 22.4 . 189

P = 4233,6 Watt pada malam siang

Anda mungkin juga menyukai