NIM : 1705541067
Kelas : B
Mata Kuliah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Rele dan Alat Pengaman pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
Sistem proteksi busbar dan diameter merupakan suatu sistem kolektif yang meliputi: trafo arus
(CT)/trafo tegangan (PT), rele proteksi, pemutus tenaga (PMT), catu daya dan rangkaian
pengawatannya. Bagian-bagian dari sistem proteksi ini seperti terlihat pada Gambar 1.
Daerah kerja proteksi busbar adalah daerah di antara semua trafo arus (CT) bay yang tersambung
di busbar tersebut. Sistem proteksi busbar harus bekerja tanpa tunda waktu (instantaneous) apabila
terjadi gangguan di dalam zona proteksiannya (area warna hijau) seperti diperlihatkan pada
Gambar 2. Namun, untuk gangguan yang terjadi di luar zona proteksiannya (di luar area warna
hijau), proteksi busbar tidak boleh bekerja (rele harus stabil).
Circulating Current Protection (CCP) merupakan jenis proteksi yang digunakan untuk
mengamankan diameter. CCP umumnya diterapkan pada sistem Gardu Induk satu setengah
breaker yang menggunakan CT line. Sistem proteksi CCP digunakan untuk mengamankan daerah
di antara CT pada bay T/L dengan CT pada PMT pengapit diameter tersebut. Apabila terjadi
gangguan di daerah kerja rele CCP, maka rele ini akan men-trip-kan 2 buah PMT diameter dan
mengirimkan sinyal direct transfer trip (DTT) ke GI lawan/depan.
Rele Circuit Breaker Failure (CBF) merupakan proteksi yang bekerja apabila terjadi
kegagalan pemutusan PMT saat terjadi gangguan. Pada sistem gardu induk 1 breaker, rele CBF
akan men-trip-kan semua PMT yang terhubung ke busbar yang sama serta mengirimkan sinyal
direct transfer trip ke gardu induk lawan. Kegagalan PMT trip dapat disebabkan oleh kesalahan
wiring dari salah satu rele ke tripping coil PMT atau oleh kegagalan PMT itu sendiri, sehingga
untuk mengatasi kegagalan karena wiring biasanya pada tahap awal CBF memerintahkan trip ke
PMT yang gagal tersebut, baru kemudian ke PMT lainnya. Pada sistem gardu induk satu setengah
PMT rele CBF akan men-trip-kan PMT berdasarkan PMT yang gagal trip yaitu:
a. Apabila PMT A yang gagal trip, maka rele CBF akan men-trip-kan kembali PMT A dan
apabila masih gagal trip maka akan men-trip-kan PMT AB dalam satu diameter, seluruh
PMT yang terhubung pada busbar A dan mengirimkan sinyal direct transfer trip.
b. Apabila PMT B yang gagal trip, maka rele CBF akan men-trip-kan kembali PMT B, dan
apabila masih gagal trip maka akan men-trip-kan PMT AB dalam satu diameter, seluruh
PMT yang terhubung pada busbar B dan mengirimkan sinyal direct transfer trip.
c. Apabila PMT AB yang gagal trip, maka rele CBF akan men-trip-kan kembali PMT AB
dan apabila masih gagal maka akan men-trip-kan PMT pengapitnya (PMT A dan PMT B)
serta mengirimkan sinyal direct transfer trip.
Rele CBF merupakan proteksi cadangan karena kerjanya menunggu proteksi utama/proteksi
cadangan bekerja terlebih dahulu. Rangkaian tripping rele CBF menggunakan rangkaian tripping
yang sama dengan rele busbar proteksi. Kerusakan hardware rele CBF tidak mempengaruhi fungsi
proteksi busbar atau sebaliknya karena secara hardware kedua rele tersebut terpisah.
Rele CBF akan bekerja apabila beberapa persyaratannya terpenuhi di antaranya:
a. Arus gangguan melebihi setting arus rele CBF.
b. Ada initiate dari proteksi utama atau proteksi cadangan atau dari rele lock out.
c. Pada batas waktu tertentu PMT masih dalam kondisi menutup (close).
(a)
(b)
(c)
Gambar 6 Prinsip Kerja Rele SZP untuk lokasi CT (a) sebelum PMT; (b) setelah PMT; (c) diantara PMT Tengah
dan PMT Bus
Rele Short Zone Protection (SZP) merupakan jenis proteksi yang digunakan untuk
mengamankan daerah antara CT dan PMT pada diameter saat PMT tersebut dalam kondisi terbuka
(open). Apabila PMT dalam kondisi tertutup (close), daerah tersebut diamankan oleh rele CCP.
Adapun prinsip kerja rele SZP adalah sebagai berikut:
a. Apabila rele SZP mendeteksi gangguan pada daerah antara CT dan PMT 7B2 seperti yang
terlihat pada Gambar 6(a), maka rele SZP akan men-trip-kan semua PMT bay yang
tersambung pada busbar B dan mengirimkan sinyal direct transfer trip ke gardu induk
lawan. (Untuk lokasi CT sebelum PMT dari sisi Busbar). Apabila pada lokasi CT setelah
PMT, rele SZP mendeteksi gangguan pada daerah antara CT dan PMT 7B2 seperti Gambar
6(b), maka rele SZP akan men-trip-kan PMT pengapit dan mengirimkan sinyal direct
transfer trip ke gardu induk lawan.
b. Jika gangguan terjadi pada daerah antara CT dan 7AB1, rele SZP akan men-trip-kan PMT
7B1 (untuk lokasi CT diantara 7AB1 dan 7B1) atau PMT 7A1 (untuk lokasi CT diantara
7AB1 dan 7A1) dan mengirimkan sinyal direct transfer trip ke gardu induk lawan.
Rele SZP akan bekerja apabila beberapa persyaratannya terpenuhi yakni:
a. Rele SZP mendeteksi adanya arus gangguan.
b. PMT dalam kondisi terbuka.
5. Stub Protection
Rele stub digunakan pada sistem GI/GITET satu setengah breaker yang tidak menggunakan
CT line dan membutuhkan status Pemisah Line kondisi open sebagai persyaratan untuk bekerja.
Sistem proteksi stub digunakan untuk mengamankan daerah antara dua CT pada diameter hingga
pemisah line. Apabila terjadi gangguan di daerah kerja rele stub, maka rele ini akan men-trip-kan
2 buah PMT diameter.
6. Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah Bay Kopel (OCR/GFR Kopel)
Rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang terpasang pada kopel lebih berfungsi sebagai
pembatasarus pada bay kopel. Proteksi ini bekerja dengan cara mendeteksi besaran arus pada
daerah yang diamankan. Apabila besaran arus tersebut melampaui setting rele, rele akan bekerja
membuka PMT setelah waktu tundanya tercapai.
a. Rele Arus Lebih (OCR)
Rele arus lebih merupakan proteksi cadangan busbar untuk jenis gangguan fasa-fasa.
b. Rele Gangguan Tanah (GFR)
Rele gangguan tanah merupakan proteksi cadangan busbar untuk gangguan fasa-tanah.
Discrepancy control switch adalah peralatan/saklar yang berfungsi untuk merubah status PMT
dan PMS dari posisi masuk (close) menjadi buka (open) ataupun dari posisi buka menjadi masuk.
Pengoperasian switch ini dilakukan dengan cara memutar, menekan dan memutar ataupun
memutar dan menekan. Switch ini dilengkapi dengan lampu indikator ketidaksesuaian yang
menerangkan status peralatan terkait.
12. Meter
Meter merupakan alat yang dapat memonitoring pembebanan busbar dan tegangan yang
terjadi. Beban busbar diukur dengan Amperemeter, sedangkan tegangan busbar diukur dengan
Voltmeter.
(a)
(b)
Gambar 9 Typical Compounent Sistem Proteksi (a) SUTET;(b) SUTT
Sistem proteksi bay penghantar adalah suatu sistem yang yang berfungsi untuk
mengamankan/mengisolir penghantar (saluran udara/saluran kabel) tegangan tinggi atau tegangan
ekstra tinggi dari gangguan temporer dan gangguan permanen yang terjadi pada penghantar
tersebut. Secara umum, bagian dari sistem proteksi penghantar dapat digambarkan pada Gambar
9(a) dan Gambar 9(b).
Komponen sistem proteksi terdiri dari transformator arus (CT), transformator tegangan (PT/CVT),
relai proteksi, pemutus tenaga (PMT), catu daya rangkaian pengawatannya (wiring) dan
teleproteksi.
Proteksi penghantar yang umum digunakan adalah skema proteksi menggunakan relai jarak
(distance relay) dan relai diferensial saluran (line current differential). Pola proteksi untuk bay
penghantar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Pola Proteksi Penghantar 150 kV dan 70 kV
Tabel 1 Pola Proteksi Penghantar 150 kV dan 70 kV (TT) SPLN T5.002-1:2010
Proteksi Saluran
Saluran yang Diproteksi Proteksi Utama
Cadangan Telekomunikasi
Cad 1: Z + DEF
Saluran Pendek (DEF Optional)
Teleproteksi CD FO
(SIR > 4) Cad 2: OCR +
GFR
SUTT 150 kV
Saluran Sedang
Teleproteksi Z +
(0.5 SIR 4)
DEF (DEF PLC/FO
dan Panjang
Optional)
(SIR < 0.5)
Saluran Pendek Pilot Wire CD FO
SKTT 150 kV Saluran Sedang
Teleproteksi CD Pilot Wire/FO
dan Panjang
Fasa-Fasa: Rele
Jarak (Reactance
Relay)
Fasa-Fasa:
Teleproteksi Z
Fasa-Netral:
Teleproteksi
DEF
Pentahanan Teleproteksi Z +
Netral dengan DEF (DEF PLC/FO
Tahanan Rendah Optional)
Pentahanan
Fasa-Fasa dan
Netral dengan Rele Jarak
Fasa-Tanah: Pilot Wire/FO
Tahanan Tinggi OCR + GFR
Teleproteksi CD
dan Rendah
Saluran transmisi yang terdiri dari saluran kabel dan saluran udara (campuran), bila saluran
kabel lebih dominan maka digunakan proteksi saluran kabel sebaliknya jika saluran udara
yang lebih dominan maka digunakan proteksi saluran udara. Penerapan autoreclose untuk
saluran transmisi campuran sama seperti pada saluran kabel yaitu tidak diaktifkan reclose.