Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum

SISTEM PLC
(21EC2010)

Modul ke- III


(JUDUL)
Simulator Ladder Diagram

PEMBUAT LAPORAN :
NAMA : Anwar Rais NIM: 221311009

PARTNER SAAT PRAKTIKUM:

1. Achmad Faishal Fahmi NIM: 221311001


2. Fadly Al Ghifary NIM: 221311014
3. Fawwaz Muhammad NIM: 221311015
Daffa
4. NIM:

13-02-2023
Tgl. Penugasan Paraf Pengajar
Tgl. Pengumpulan 19-02-2023 Nilai

Pengajar

Ir . Edi Rakhman, M.Eng.

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2024
MODUL III SIMULASI APLIKASI PLC

PRAKTIKUM
OTOMASI INDUSTRI

PERCOBAAN III

SIMULASI APLIKASI PLC

Oleh : Edi Rakhman

Program Studi Teknik Elektronika


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
2020

III - 0
OTOMASI INDUSTRI
MODUL III SIMULASI APLIKASI PLC

I. Tujuan
 Mahasiswa mampu menggunakan Ladsim untuk simulasi aplikasi sistem
kendali berbasis PLC
 Mahasiwa mampu menyusun perancangan aplikasi sistem kendali berbasis
PLC yang menggunakan semua komponen LADSIM

II. Petunjuk keselamatan kerja


 Periksa sumber tegangan untuk komputer yang digunakan dan kabel koneksi
power komputer dalam keadaan baik
 Periksa, sebelum menyalakan komputer, pastikan posisi tombol power
monitor komputer dalam keadaan OFF.

III. Landasan Teori


Sistem kendali otomatis berbasis PLC dalam lingkup sitem otomasi adalah ditunjukkan
pada Gambar 3.1.

PLANT /
PROSES
Modul Power
Output Driver penggerak

PLC
MODUL Level
INPUT
Detektor
kontinyu

Limit switch sebagai


Sensor-sensor Logik

Gambar 3.1 Konsep Sistem Kendali Berbasis PLC

PLC mengendalikan plant/proses melalui modul output yang telah disediakan baik yang
bersifat logika maupun yang menggunakan sinyal kontinyu. Keputusan PLC

III - 1
OTOMASI INDUSTRI
mengendalikan plant dibantu oleh informasi yang berasal dari modul input. Pada
praktikum ini PLC yang digunakan hanya menggunakan modul input digital sehingga
penggunaan modul pengendali seperti PID tidak dibahas di sini. Selain itu, sinyal-sinyal
yang berasal dari plant yang kontinyu seperti misalkan berasal dari plant termperatur,
kecepatan motor listrik, tekanan dan sebagainya harus melalui modul level detektor
sebagai pengondisi sinyal agar hasilnya berupa sinyal lojik. Pembatatasn jenis modul
input tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan fitur yang dimiliki oleh
simulator LADSIM.
Tahap perancangan dan implementasi sistem kendali berbasis PLC dapat dirumuskan ke
dalam beberapa tahap berikut ini yang dilakukan secara berturutan.
1. Analisis dan Perumusan Masalah
2. Deskripsi Kerja Proses
3. Definisi Input dan Output
4. Perancangan dan Pembuatan Ladder Diagram
5. Simulasi Sistem sebagai pra implementasi
6. Implementasi pada PLC
7. Testing dan Debuging
8. Instalasi Input/Output Sistem
9. Pengujian Sistem (Real) dan Dokumentasi
Pada praktikum ini langkah prosedur perancangan terhenti pada tahap simulasi sistem
saja.
Sebagai contoh perancangan dan implementasi dengan simulator LADSIM untuk sistem
kendali berbasis PLC adalah sebagai berikut.
Perhatikan Gambar 3.2 adalah Lift pemindah barang 1 lantai.

Gambar 3.2 Bagan Lift Satu Tingkat

III - 2
OTOMASI INDUSTRI
Dari Gambar 3.2, terdapat sebuah lift barang yang hanya mengangkut barang dari lantai
1 ke lantai 2 saja secara bolak balik. Artinya, lift tersebut hanya untuk mengangkut
barang pada satu tingkat saja, yang sering disebut lift 1 tingkat. Diinginkan ketika
dihidupkan sistemnya, lift tersebut akan selalu bergerak ke lantai bawah dan siap
mengangkut ke lantai atas. Pada persoalan ini disederhakan tidak mempermasalahkan
beban maksimum yang dibolehkan karena memang bebannya memiliki berat relatif
konstan, dalam arti tidak ada fluktuasi beban seperti halnya lift pengangkut orang.
Diinginkan pula tombol operasi yang tidak terlalu banyak dan sederhana untuk
memudahkan operasional. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya akan terdapat
empat tombol saja yang diperlukan, yakni tombol START, tombol STOP, tombol UP,
dan tombol DOWN.
Dari sini diperolehkan rumusan deskripsi kerja sistem lift 1 tingkat tersebut, sebagai
berikut.

Deskripsi Kerja :
Elevator Pemindah Barang Bergerak secara vertikal (naik dan turun). Tujuan alat ini
adalah jika tombol UP ditekan, maka barang akan naik sampai ke lantai atas. Untuk
mengembalikan posisi ke tempat semula, tekan tombol Down. STOP adalah tombol
untuk menonaktifkan lift tersebut dan akan berhenti di posisi lift berada. START adalah
tombol memulai pekerjaan lift tersebut dengan selalu membawanya ke posisi lantai
bawah ketika tidak di posisi di tempat itu.
Adapun detail deskripsi kerjanya dirumuskan sebagai berikut.
• Untuk sistem start-stop sistem penggerak motor digunakan Latching-work-bit.
• Ketika start-up, otomatis motor akan berberak ke bawah hingga LS2 open.
Motor tidak bergerak lagi jika LS2 open. Selanjutnya, sistem akan memindai
keempat input tombol: Up,Down, Start dan Stop.
• Jika Start ditekan, pemindah barang(lift) akan bergerak ke bawah.
• Jika Stop ditekan, maka lift akan berhenti begitu saja di posisi saat Stop ditekan.
• JIka Up ditekan, maka jika tidak sedang bergerak ke bawah, maka lift akan naik
.
• JIka Down ditekan, maka jika tidak sedang bergerak naik, maka lift akan turun.

Definisi Input dan Output


Dari deskripsi di atas dan bagan yang tersaji pada Gambar 3.2 dapat dirumuskan input
dan outputnya sebagai berikut.
Elemen Output
• M1 = motor menggerakkan lift naik (Up)
• M2 = motor menggerakkan lift turun (Down)

III - 3
OTOMASI INDUSTRI
Elemen Input
• LS1 (nc) = limit switch untuk indikator posisi UP
• LS2 (nc) = limit swithc untuk indikator posisi Down
• START (no) = push button untuk menghidupkan sistem
• STOP (no) = push button untuk mematikan sistem
• UP (no) = push button untuk menaikkan barang
• DOWN (no) = push button untuk menurunkan barang
Keterangan: nc = normally closed, no = normally open

Tabel 3.1 Definisi Input – Output


No Jenis Variabel Label Alamat Deskripsi
(Input/Output/CR) pada PLC
1. INPUT LS1 IP4 LS untuk indikator posisi UP
2. INPUT LS2 IP5 LS untuk indikator posisi DOWN
3. INPUT START IP0 PS menjalankan sistem
4. INPUT STOP IP1 PS menghentikan sistem
5. INPUT UP IP2 Menaikan elevator
6. INPUT DOWN IP3 Menurunkan elevator
7. OUTPUT M1 OP0 Motor bergerak ke atas
8. OUTPUT M2 OP1 Motor bergerak ke bawah
9. CR CR1 F1 Kontrol Latch untuk START
10. CR CR2 F2 Kontrol untuk STOP
11. CR CR3 F3 Kontrol untuk START-STOP
12. CR CR4 F4 Kontrol LS untuk UP
13. CR CR5 F5 Kontrol LS untuk DOWN

Rumusan algoritma:
Start:
CR1 = ( START + CR1 ) . LS2’
Stop:
CR2 = STOP

III - 4
OTOMASI INDUSTRI
Proses Kendali:
CR3 = ( START + CR3 ) . CR2’
CR4 = CR3 . (UP + CR4) . LS1’
CR5 = CR3 . (DOWN + CR5 ) . LS2’
Output:
M1 = CR4 . CR5’
M2 = ( CR1 + CR5 ) . CR4’.LS2’

Ladder Diagram

Gambar 3.3 Ladder Diagram elevator 1 lantai

III - 5
OTOMASI INDUSTRI
IV Alat dan Komponen Yang digunakan
1. Seperangkat PC dengan Windows XP
2. Program LADSIM versi 3.0

V. Langkah – langkah percobaan


1. Buatlah ladder diagram seperti pada Gambar 3.3. Dengan memerhatikan
saklar-saklar yang telah didefinisikan pada Tabel 3.1, lakukanlah simulasi.
Perhatikan bahwa saklar untuk START, STOP , UP, dan DOWN adalah
bertipe Push button. Sedangkan, LS1 dan LS2 sebagai limit switch bertipe
Toggle. Jika IP4 pada posisi tertutup, maka elevator berada di lantai atas dan
jika IP5 tertutup, maka pada posisi lantai bawah. Jika keduanya dalam
keadaan terbuka, maka elevator berapa diantara lantai atas dan bawah. Tidak
mungkin dalam waktu bersamaan saklar IP4 dan IP5 dalam keadaan tertutup.
Mengapa demikian? Selanjutnya, jika OP0 dalam keadaan ON (warna
merah), maka motor sedang bergerak ke atas; dan jika OP1 ON, maka motor
bergerak ke bawah. Tidak mungkin dalam waktu bersamaan OP0 dan OP1
dalam keadaan ON, mengapa demikian?
2. Buatlah simulasi untuk persoalan berikut ini.
Diketahui sebuah tangki proses pencampur 2 buah zat kimia cair pada
Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Pencampur cairan zat kimia

Buat program pada PLC untuk kasus ini. Interprestasikan sendiri deskripsi
kerjanya. Perlu diketahui H adalah pemanas(heater). S adalah pengaduk.
VA dan VB adalah kendali katup pipa zat A dan zat B, dan VC adalah katup
pembuangan. Sedangkan, LA, LB, serta LE adalah sensor-sensor posisi
ketinggian zat cair pada tangki. TM adalah trigger timer dan TU adalah
saklar penyetop pemanas dan pengaduk.

III - 6
OTOMASI INDUSTRI
Cara kerjanya dimulai dengan memindai LE. Jika LE=1, maka VA=1 yang
menyebabkan fluida dari A masuk hingga LA=1. VA=0 dan VB=1, fluida
dari B masuk hingga LB=1. Setelah itu pengaduk berputar atau S=1 dan
Heater aktif atau H=1. TM=1 untuk waktu tertentu. Jika TU=1
(Accumulator Timer sudah mencapai nilia Preset), maka H=0 S=0 dan
VC=1, fluida tangki tersebut keluar melalui katup C. Siklus berulang.

3. Buatlah simulasi Lampu lalulintas sebagai berikut.

Gambar 3.5 Lampu Lalu-Lintas Simpang Tiga

Dari Gambar 3.5, tanda angka di dalam lingkaran menunjukkan lalu lintas
dari arah 3 simpang. Lampu lalu lintas yang terkait diberi nomor sesuai
dengan nomor simpang jalan. Ketentuannya rule trafict-light tesebut adalah
sebagai berikut.
 Hurup tersebut pada lampu(gambar lingkaran) menunjukkan pada
warna lampu: M=merah tanda berhenti, K=kuning tanda hati-hati,
dan H=hijau tanda jalan. M1=lampu merah untuk arah dari simpang
1, K1=lampu Kuning untuk arah dari Simpang 1, H1=lampu Hijau
untuk arah dari Simpang 1, dan seterusnya hingga pada Simpang 3.
 Pada Saat giliran kendaraan dari arah simpang 1 maju, LL no.1 akan
memiliki status M1=off, K1=off, H1=on selama 20 detik. LL no.2

III - 7
OTOMASI INDUSTRI
statusnya adalah M2=on, K2=off, H2=off selama 20 detik.
Sedangkan LL no.3, M3=on, K3=off, H3=off selama 20 detik.
 Setelah waktu tunda pada LL no.1 tercapai 20 detik, maka giliran
sebelum giliran Simpang 3 maju, terjadi K3=on selama 2 detik.
Lainnya semua off selama 2 detik itu, kecuali M1 dan M2 dalam
keadaan tetap on.
 Kemudian, giliran Simpang 3 yang jalan. M3=off, K3=of, H3=on
selama 20 detik. LL no.2 statusnya adalah M2=on, K2=off, H2=off
selama 20 detik. Sedangkan LL no.1, M1=on, K1=off, H1=off
selama 20 detik.
 Selanjutnya, pada LL no.2 K2=on selama 2 detik, lainnya tidak
berubah statusnya
 Sebelum Simpang 2 maju, terjadi K2=on selama 2 detik. Lainnya
semua off selama 2 detik itu, kecuali M1 dan M3 dalam keadaan on.
 Kemudian, giliran Simpang 2 yang jalan. M2=off, K2=of, H2=on
selama 20 detik. LL no.1 statusnya adalah M1=on, K1=off, H1=off
selama 20 detik. Sedangkan LL no.3, M1=on, K1=off, H1=off
selama 20 detik.
 Setelah waktu tunda pada LL no.2 tercapai 20 detik, maka giliran
sebelum giliran Simpang 1 maju, terjadi K1=on selama 2 detik.
Lainnya semua off selama 2 detik itu, kecuali M2 dan M1.
 Selanjutnya siklus terulang kembali.

4. Buatlah simulasi alat pengepakan buah apel seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 3.6.
Alat tersebut terdiri atas 2 konveyor (ban berjalan) yang masing-masing
digerakkan oleh satu motor listrik. Konveyor I dimuati oleh buah-buah apel
yang bekerja terus-menerus. Saat START ditekan, mula-mula Konveyor II
akan bergerak melewatkan boks-boks pengepak dan berhenti saat SE2
berlojik 1. Kemudian, konveyor I bergerak melewatkan apel-apel yang akan
dipak dan berhenti ketika counter telah menunjukkan angka tertentu yang
identik dengan kapasitas boks pengepak apel (counter telah mencapai nilai
PRESET) dan limit switch SE2 masih berlojik 1. Sensor SE1 akan
menghitung satu persatu apel or 1 yang melewatinya. Konveyor II, yang
bertugas melewatkan boks pengepak, mulai bergerak lagi jika counter SE1
telah mencapai PRESET-nya. Konveyor II akan berhenti jika SE2 berlojik 1,
yang menunjukkan bahwa terdapat boks pengepak baru yang masih kosong.
Seterusnya siklus berulang hingga tombol STOP ditekan.

III - 8
OTOMASI INDUSTRI
Gambar 3.6 Sistem Alat Pengepakan Buah Apel
Gambar 3.7 adalah rumusan input-output serta diagram waktu proses
tersebut di atas. Gunakan gambar ini untuk membantu dalam menyusun
ladder diagramnya. Sesuaikanlah kode yang ada dengan kode input output
yang terdapat pada LADSIM.

Gambar 3.7 Definisi input-output dan diagram waktu alat pengepak apel

III - 9
OTOMASI INDUSTRI
VI. Hasil Pengamatan
Dari keempat kasus simulasi yang diberikan, susunlah secara sistematik
dimulai dari deskripsi kerja alat/sistem tersebut dan definisikan input output.
Kemudian susun ladder diagram serta sertakan diagram waktu yang sesuai.
Jawab:

1. Program ini mengoperasikan Elevator Pemindah Barang yang bergerak


secara vertikal, dengan kemampuan naik dan turun. Fungsinya adalah ketika
tombol UP ditekan, barang akan naik ke lantai atas, sedangkan tombol Down
digunakan untuk mengembalikan barang ke posisi awal. STOP berfungsi
untuk menghentikan lift dan mempertahankan posisinya. Sedangkan START
digunakan untuk memulai operasi lift, mengembalikannya ke lantai bawah
saat tidak berada di posisi itu..
Ladder Diagram :

2. Penjelasan :
Program ini beroperasi menggunakan tiga sensor, yakni LE, LA, dan LB. Sensor
LE mengaktifkan keran cairan pada keran A. Keran A mengalirkan cairan hingga
mencapai sensor LA. Saat cairan mencapai LA, keran VA dimatikan dan keran
VB diaktifkan, yang akan mengalirkan cairan hingga sensor LB terdeteksi.
Setelah sensor LB aktif, keran VB akan berhenti dan menghidupkan pengaduk S
serta pemanas H untuk jangka waktu yang telah ditetapkan oleh timer. Setelah
timer mencapai batas waktu, pengaduk S dan pemanas H akan berhenti, dan
keran pembuangan cairan VC akan dibuka. VC akan tetap terbuka hingga sensor
III - 1
OTOMASI INDUSTRI
LE tidak lagi mendeteksi adanya cairan di tangki tersebut. Proses ini berulang
secara terus-menerus. Input dari program mencakup sensor LE, LA, dan LB,
sedangkan outputnya mencakup VA, VB, S, H, dan VC.
Ladder Diagram :

III - 1
OTOMASI INDUSTRI
III - 1
OTOMASI INDUSTRI
3. Cara operasi lampu lalu lintas ini terus berjalan ketika saklar aktif. Sistem ini
dilengkapi dengan tiga lampu berwarna berbeda: merah, kuning, dan hijau,
yang akan menyala secara bergantian. Lampu hijau pada lampu lalu lintas 1
akan menyala selama 20 detik, diikuti oleh kuning selama 2 detik, dan
kemudian merah selama 20 detik. Sementara itu, saat lampu lalu lintas 1
menunjukkan lampu merah, lampu pada lalu lintas 2 akan berubah menjadi
hijau. Proses yang sama berlaku untuk lampu lalu lintas 2, dengan waktu
perpindahan dari hijau ke kuning selama 20 detik, kemudian 2 detik kuning,
dan kembali merah sebelum lampu lalu lintas 3 aktif. Oleh karena itu, dalam
diagram tangga, kami menggunakan sistem timer yang saling mengendalikan
satu sama lain secara penuh.
Ladder Diagram :

III - 1
OTOMASI INDUSTRI
III - 1
OTOMASI INDUSTRI
4. Program ini mengoperasikan dua conveyor yang secara bergantian aktif,
dengan kontrol pergerakan keduanya dilakukan oleh sebuah counter. Buah
apel akan dimasukkan ke dalam kotak secara bergantian. Ketika jumlah buah
apel mencapai batas yang telah ditentukan, conveyor untuk buah apel akan
berhenti beroperasi, dan conveyor untuk kotak akan mulai bergerak. Dengan
demikian, terjadi integrasi antara counter dan sensor dalam proses tersebut.
Ladder Diagram :

III - 1
OTOMASI INDUSTRI
VII. Pertanyaan dan Tugas

1. Adakah kekurangan pada LADSIM dalam mengimplementasikan simulasi


yang disajikan pada panduan praktikum ini? Jika ada sebutkan satu persatu
Jawab :
Keterbatasan-keterbatasan dalam merepresentasikan semua aspek perangkat
keras,
2. Adakah solusi untuk mereduksi kekurangan pada LADSIM?
Jawab :
Dengan penyesuaian dan pembaruan terhadap LADSIM dan model perangkat
keras yang didukung.

3. Sejauh mana LADSIM ini dapat menggambarkan situasi simulasi aplikasi


berbasis PLC

Jawab :
LADSIM mampu menggambarkan situasi simulasi aplikasi berbasis PLC dengan
baik, meskipun terdapat keterbatasan dalam merepresentasikan semua aspek
perangkat keras yang mungkin ada dalam sistem yang sebenarnya.
4. Kira-kira aplikasi apa saja yang agak dan sangat sulit yang simulasinya
diimplementasikan menggunakan LADSIM*
Jawab :
Aplikasi yang agak sulit atau sangat sulit untuk disimulasikan menggunakan
LADSIM umumnya melibatkan sistem kontrol yang sangat kompleks, memerlukan
interaksi dengan perangkat keras eksternal yang kompleks, atau melibatkan
algoritma atau fungsi yang sangat spesifik. Contoh:
1. Sistem Otomatisasi Industri Berbasis Robot: Simulasi sistem yang melibatkan robot
industri dengan berbagai gerakan kompleks dan interaksi dengan lingkungan fisik yang
kompleks.
2. Pengendalian Proses Kimia yang Rumit: Sistem pengendalian proses kimia yang
melibatkan reaksi kimia yang kompleks, kontrol suhu, tekanan, dan aliran, serta interaksi
dengan berbagai sensor dan aktuator yang rumit.
3. Sistem Transportasi Otomatis (Misalnya, Monorel atau Kendaraan Otomatis): Simulasi
sistem transportasi otomatis yang melibatkan navigasi, pengaturan kecepatan, koordinasi
antara kendaraan, dan deteksi objek di sekitar.
4. Sistem Pembangkit Energi yang Kompleks: Simulasi sistem pembangkit energi seperti
pembangkit listrik tenaga nuklir atau energi terbarukan, yang melibatkan kontrol reaktor,
III - 1
OTOMASI INDUSTRI
distribusi energi, dan sistem keamanan yang rumit.
5. Sistem Kendali Lalu Lintas yang Terintegrasi: Simulasi sistem kendali lalu lintas yang
melibatkan koordinasi antara lampu lalu lintas, sensor lalu lintas, sistem navigasi kendaraan,
dan pemantauan lalu lintas secara real-time.
Dalam aplikasi-aplikasi ini, kompleksitas sistem dan interaksi antara berbagai
komponen membuatnya sulit untuk direpresentasikan dengan akurat dalam simulasi
menggunakan LADSIM, terutama jika simulasi memerlukan tingkat detail yang
tinggi atau interaksi yang sangat kompleks antara perangkat keras dan perangkat
lunak.
VIII. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari modul ini bahwa simulator LADSIM dapat digunakan untuk
menjalankan aplikasi dari sistem kendali. Program kendali yang terdapat dalam modul
ini diimplementasikan menggunakan prinsip dasar logika digital.

III - 1
OTOMASI INDUSTRI

Anda mungkin juga menyukai