Anda di halaman 1dari 11

INSTRUKSI START STOP PADA PLC

OMRON
Perangkat tombol input yang digunakan di lingkungan industrial automation, terutama
untuk mulai mengaktifkan sebuah proses umumnya bersifat momentary switch, yaitu jenis
sakelar yang hanya menyambung saat ditekan. Setelah tidak ditekan, tombol akan
kembali ke kondisi semua. Contoh yang paling mudah ditemukan adalah Push Button.
Dengan adanya tombol seperti ini, maka diperlukan rangkaian khusus agar operator tidak
harus menekan tombol sepanjang waktu mesin beroperasi. Instruksi ini sering dikenal
dengan Start Stop, karena fungsinya yang berperan untuk memulai suatu proses dan
mengakhirinya.

<<Gambar 1. Diagram waktu Instruksi Start Stop>>

Dalam sistem kendali konvensional yang menggunakan relay, dikenal rangkaian


selfholding. Yaitu rangkaian yang bertujuan menjaga kondisi relay agar terus menerus
aktif walau tombol ON nya tidak lagi ditekan. Gambar di bawah adalah contoh rangkaian
Selfholding untuk mengaktifkan motor listrik.

<<Gambar 2. Rangkaian Selfholding Konvensional>>


Pada gambar di atas, begitu Tombol ON ditekan maka relay akan aktif sehingga kontak
NO dari relay akan menyambung. Salah satu kontak NO digunakan sebagai jalur alternatif
bagi arus listrik saat tombol ON tidak lagi ditekan. Rangkaian akan terputus jika tombol
OFF yang memutuskan aliran arus listrik kepada relay ditekan.
Salah satu yang membuat sistem otomasi (dengan PLC) lebih unggul dibanding dengan
sistem konvensional adalah kemudahan operasionalnya. Instruksi Start Stop dapat
dilakukan dengan Selfholding atau dengan cara yang lain dengan tanpa menggunakan
relay. Berikut ini adalah 3 cara instruksi Start Stop pada PLC Omron.

1. Selfholding

Selfholding pada program PLC tidak memiliki perbedaan yang besar dibanding dengan
rangkaian konvensional. Yang perlu diperhatikan adalah alamat Input dan alamat Output
yang sesuai dengan kebutuhan. Gambar di bawah menunjukkan contoh diagram ladder
Selfholding.

<<Gambar 3. Rangkaian Selfholding PLC>>

2. Set – Reset

Set adalah perintah untuk merubah kondisi koil/output dari Off atau On menjadi kondisi
ON (1), kemudian kondisi ini dipertahankan selama PLC masih dalam status Run. Perintah
Set dapat dilakukan dengan memilih (Klik) pada New PLC Instruction atau Ketik [SET
alamat]. Pada contoh di bawah dilakukan Set untuk alamat Q:1.00

<<Gambar 4. SET RESET>>

Untuk mematikannya, kita menggunakan Reset. Reset adalah kebalikan dari Set, berfungsi
untuk merubah kondisi koil/output dari Off atau On menjadi kondisi OFF (0). Ketik [RSET
alamat].
<<Gambar 5. RSET>>

3. KEEP

Pilihan yang ke tiga yaitu dengan menggunakan instruksi KEEP. Fungsi KEEP sama persis
dengan yang dimiliki oleh kombinasi Set dan Reset, hanya akan terlihat lebih simpel.
Kekurangan dari KEEP adalah instruksi untuk Start dan Stop harus satu baris. Beda halnya
dengan Set dan Reset yang bisa dipisahkan menjadi 2 baris berbeda. KEEP dapat diberikan
dengan mengetik [KEEp alamat]. Gambar di bawah adalah contoh penggunaan KEEP.

<<Gambar 6. KEEP>>

Ketiga instruksi di atas memiliki langkah kerja yang sama. Saat tombol I:0.0 ditekan
sesaat, maka output Q:1.0 akan menyala (ON). Saat I:0.01 ditekan sesaat, maka Q:1.0
akan mati (OFF)
MODUL 3
PERCOBAAN DIFU dan DIFD

A. Tujuan:
1. Mahasiswa mampu memahami operasi DIFU dan DIFD pada PLC
2. Mahasiswa mampu menggunakan DIFU dan DIFD dalam pemrograman Ladder
Diagram

B. Alat dan Bahan


1. CX-Programmer
2. PLC Omron CP1E
3. Power Supply
4. Kabel-kabel
5. Lampu AC

C. Dasar Teori
Instruksi Differentiate Up – DIFU(13) dan Differentiate Down – DIFD(14)
digunakan untuk mengubah kondisi bit operand menjadi ON selama 1 siklus saja.
Ketika dieksekusi, DIFU(13) akan membandingkan kondisi eksekusi sekarang
dengan kondisi eksekusi sebelumnya. Jika kondisi eksekusi sebelumnya adalah
OFF dan kondisi eksekusi sekarang adalah ON, maka DIFU(13) akan
mengaktifkan bit operand menjadi ON selama 1 siklus saja.
Kebalikan dari instruksi DIFU(13) yang mengaktifkan bit operand selama 1
siklus ketika kondisi eksekusi berubah dari OFF ke ON, maka instruksi DIFD(14)
akan mengaktifkan bit operand selama 1 siklus ketika kondisi eksekusi berubah
dari ON ke OFF. Contoh berikut akan menjelaskan prinsip kerja dari DIFU(13)
dan DIFD(14).

DIFU(13)

1
Ketika sensor ketinggian aktif, DIFU hanya akan aktif 0,1s. Oleh karena itu
diperlukan perintah KEEP untuk melakuka penguncian agar kerja dari DIFU bisa
terlihat. Silahkan lihat LED 10.01 yang ada dalam keadaan menyala.

DIFD(14)

DIFD merupakan kebalikan dari DIFU. Penulisan syntaxnya adalah DIFD 10.02.
0.02 berfungsi untuk mengaktifkan bit DIFD 10.02 untuk satu scan time pada saat
perubahan sinyal masukan dari 1 ke 0 (falling). Ketika alamat 0.02 ter-energize,
maka DIFD 10.02 tidak akan aktif, namun ketika alamat 0.02 kembali mati, tak ter-
energize baru kemudian DIFD 10.02 akan aktif, silahkan lihat keluaran pada PLC,
namun aktifnya LED hanya dalam 0,1s, sangat cepat dan susah untuk dilihat. Lebih
jelasnya lihat timing diagram, masukan 0.00 adalah sensor pembatas. Ketika sensor
pembatas kembali tak ter-energize, DIFD hanya akan aktif 0,1s.

Contoh Program

2
Ketika kondisi eksekusi (Input 000.00) berubah dari OFF ke ON,
instruksi DIFU(13) akan mengaktifkan bit Output 010.00 selama 1 siklus.
Proses tersebut dapat dilihat pada LED indikator pada badan PLC yang akan
terlihat berkedip. Selanjutnya, ketika kondisi eksekusi berubah dari ON ke
OFF, maka instruksi DIFD(14) akan mengaktifkan bit Output 010.01 selama 1
siklus.
DIFU dan DIFD merupakan sebuah blok fungsi dari PLC Omron
yang berfungsi untuk melakukan proses One Shot. Dalam percobaan
terdahulu telah dikemukakan tentang internal relay dan penggunaannya.
One shot bisa diimplementasikan menggunakan rangkaian Ladder Diagram dan
juga bisa menggunakan DIFU dan DIFD. DIFU merupakan singkatan dari
Differentiate Up, artinya bahwa sebuah output atau bit akan aktif jika ada
perpindahan input dari OFF ke ON. Output DIFU akan ON selama satu siklus
PLC. Sedangkan DIFD merupakan singkatan dari Differentiate Down, artinya
bahwa sebuah output atau bit akan aktif jika ada perpindahan input dari ON ke
OFF. Contoh kerja dari DIFU dan DIFD dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Simbol dan siklus kerja DIFU

Simbol dan siklus kerja DIFD

3
C. Prosedur Percobaan
1. Operasi dasar DIFU dan DIFD
a. Jalankan program CX PROGRAMMER dan buat sebuah PLC baru
dengan CPU CP1E.
b. Buat sebuah kontaktor normally open dengan alamat 001 dan komentar pb
start 1
c. Lengkapi Ladder Diagram-nya sehingga menjadi seperti pada gambar
berikut ini :

d. Simulasikan Ladder tersebut dengan menekan pb start 1 dan pb start


2.Amati output 6.00 dan 6.01 dengan mengklik kanan DIFU dan D IFD
lalu pilih Differential Monitor sehingga muncul window berikut. Ubah sesuai
dengan karakteristik inputnya.
e. Buatlah diagram pengawatan dari ladder diagram di atas. Dan transfer ladder
tersebut ke dalam PLC.
f. rangkai diagram pengawatan yang telah dibuat ke dalam sistem peraga
transfer tadi.

D. Tugas
1. Menggunakan DIFU dan DIFD buatlah sebuah sistem saklar untuk
menghidupkan dan mematikan sebuah aktuator yang pergerakannya
di matikan karena adanya sensor yang mengaktifkan DIFU ataupun
DIFD dan memfungsikan TIMER dan COUNTER.
2. Buatlah laporan praktik dari percobaan yang dilakukan dan tugas yang
dibuat.

4
Belajar PLC Gerbang Logika
Gerbang logika tersebut yakni :

 AND
 OR
 NOT
 NOR
 NAND
 EX-OR
 EX-NOR

Simbol-simbol Gerbang Logika


Gerbang Logika pada Program PLC

Berikut ini adalah beberapa ladder PLC yang menggambarkan penggunaan gerbang logika.

AND

 Dengan menghubungkan dua buah kontak NO secara seri, gerbang logika AND
terbentuk.
 Ketika kedua input menyala (value 1), maka OUTPUT akan menyala.

OR

 Dengan menghubungkan dua buah kontak NO secara paralel, gerbang logika OR


terbentuk.
 Ketika salah satu input menyala (value 1), maka OUTPUT akan menyala.

NOT

 Dengan hanya menggunakan satu buah kontak NC, gerbang logika NOT terbentuk.
 Ketika input tersebut menyala (value 1), maka OUTPUT akan mati. Begitu sebaliknya.

NOR
 Dengan menghubungkan dua buah kontak NC secara seri, gerbang logika NOR
terbentuk.
 Ketika salah satu input diberi nilai 1 (value 1), maka OUTPUT akan mati. Begitu
sebaliknya.

NAND

 Dengan menghubungkan dua buah kontak NC secara paralel, gerbang logika NAND akan
terbentuk.
 Ketika salah satu input menyala (value 1), OUTPUT masih tetap menyala.
 Ketika kedua input menyala (value 1), maka OUTPUT akan mati.

EX-OR

 Dengan menghubungkan kontak NO dan kontak NC secara seri, dan diparalel dengan
kontak NO dan kontak NC yang juga dipasang seri, maka gerbang logika EX-OR
terbenuk.
 Ketika A menyala, OUTPUT akan menyala.
 Ketika B menyala, OUTPUT juga akan menyala.
 Ketika A dan B menyala bersama, OUTPUT tidak akan menyala.

EX-NOR
 Dengan menghubungkan kontak NC A dan B secara seri, dengan kontak NO A dan B
yang dihubungkan secara seri juga, dan keduanya dipasang secara paralel, maka gerbang
logika EX-NOR terbentuk.
 Jika A dan B mati bersama, OUTPUT akan menyala.
 Jika A dan B menyala bersama, OUTPUT akan menyala.
 Jika hanya salah satu antara A dan B yang menyala ataupun mati, OUTPUT tidak
akan menyala.

Anda mungkin juga menyukai