Anda di halaman 1dari 19

1.

LOAD (LD) = Perintah ini digunakan jika urutan kerja suatu sistem kontrol hanya membutuhkan satu
keadaan logika. Logika ini mirip dengan kontak relay NO.

Simbol :

ld.jpg

2. LOAD NOT = Perintah ini digunakan jika urutan kerja sistem kontrol hanya membutuhkan satu kondisi
logika. Logika ini mirip dengan kontak relay NC.

Simbol :

ldnot.jpg
3. AND = Perintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem kontrol yang lebih dari satu kondisi logika
yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay
NO.

Simbol :

and.jpg

4. AND NOT = Perintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem kontrol yang lebih dari satu kondisi
logika yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak
relay NC.
Simbol :

andnot.jpg

5. OR = Perintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem kontrol yang lebih dari salah satu kondisi logika
yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay
NO.

Simbol :

or.jpg
6. OR NOT = Perintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem kontrol yang lebih dari salah satu kondisi
logika yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak
relay NC.

Simbol :

ornot.jpg

7. OUT = Jika kondisi logika terpenuhi, perintah ini digunakan untuk mengeluarkan satu output. Logika
ini mirip dengan kontak relay NO
Simbol :

out.jpg

8. OUT NOT = Jika kondisi logika terpenuhi, perintah ini digunakan untuk mengeluarkan satu output.
Logika ini mirip dengan kontak relay NC

Simbol :

outnot.jpg
9. TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)

Timer (TIM) dan Counter (CNT) Timer/Counter pada PLC berjumlah 512 buah yang bernomor TC 000
sampai dengan TC 511 (tergantung tipe PLC). Dalam satu program tidak boleh ada nomor Timer/Counter
yang sama.

Nilai Timer/Counter pada PLC bersifat menghitung mundur dari nilai awal yang ditetapkan oleh
program, setelah mencapai angka nol maka contact NO timer/counter akan ON. Timer mempunyai batas
antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk BCD dan dalam orde 100 ms. Sedangkan untuk counter
mempunyai orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.

Instruksi Timer (TIM) :

Pada sebagian besar aplikasi kontrol terdapat peralatan untuk beberapa aspek kontrol pewaktuan
(timing). PLC mempunyai fasilitas pewaktuan untuk program yang dapat digunakan. Metode umum dari
pemrograman sebuah rangkaian timer adalah untuk menentukan interval yang dihitung dari suatu
kondisi atau keadaan
Cara kerja dari instruksi Timer adalah, ketika Timer (TIM 0000) mendapatkan input selama set value
akan mengaktifkan contact-contactnya (T0000).

Catatan: dalam satu program alamat nomer Counter dan Timer tidak boleh sama. Misal, jika alamat
nomer counter 0000 maka alamat Timer tidak boleh menggunakan alamat 0000. Set value timer adalah
set x 10. Sehingga misal set value yang diinginkan 10 detik maka penulisan set valuenya adalah 10 detik
x 10 = #100

instruksi_timer.png
Contoh Instruksi Timer

Simbol TIMER :

timer.jpg

Keterangan :
Timer aktif bila kondisi eksekusi ON dan reset bila OFF. Pertama dieksekusi TIM mengukur SV dalam
orde 0,1 detik.

Instruksi Counter (CNT) :

Cara kerja instruksi counter adalah, Ketika counter (CNT 0000) Mendapat input sebanyak dari set value
maka akan mengaktifkan contact C0000 sehingga output (1.00) akan aktif. Sedangkan untuk mereset
counter bisa menggunakan input 0.01.

instruksi_counter.png
Contoh Instruksi Counter

Simbol COUNTER:

cnt.jpg
10. Instruksi COMPARE – CMP(20) = Instuksi ini digunakan untuk membandingkan dua buah data.

Kegunaan :

Membandingkan Cp1 dan Cp2 dan hasil output ke GR, EQ dan LE flag dalam area SR

Range : Cp1 ; data ke-1 yang dibandingkan (IO, AR, DM, TC, LR, #)

Cp2 : data ke-2 yang dibandingkan (IO, AR, DM, TC, LR, #)

cmp.jpg
instruksi_compare1.png
Contoh Instruksi Compare

Cara kerja instruksi Compare adalah apabila data D100 < D200 maka output (1.02) akan aktif, jika D100 =
D200 maka output (1.03) akan aktif, dan apabila D100 > D200 maka output (1.03) yang akan aktif.

11. Instruksi IL dan ILC = IL adalah singkatan dari Inter Lock sedangkan ILC adalah singkatan dari Interlock
Clear berfungsi untuk mengunci program.Biasanya IL dan ILC digunakan untuk tombol Emergency.

Cara kerja dari instruksi IL dan ILC adalah, apabila tombol emergency (input 0.02) ditekan maka semua
diantara instruksi IL dan ILC tidak akan aktif.

Instruksi_IL_dan_ILC.png
Contoh Instruksi IL dan ILC
12. Instruksi DIFU/DIFD = Aplikasi kontrol ini berfungsi untuk mengaktifkan output selama satu scan.

Instruksi_DIFU_atau_DIFD.png

Contoh Time Chart DIFU/DIFD

Untuk mengaktifkan output selama satu scan selain menggunakan instruksi DIFU / DIFD juga bisa
menggunakan contact dengan differentiation up/down. Untuk membuat instruksi contact dengan
differentiation up/down yaitu, klik New Contact – Detail>> – Differentiation up / down.

differentiation_up.jpg
Contoh cara membuat instruksi contact dengan differentiation up

13. Instruksi Holding Relay = Holding Relay adalah relay internal yang bisa di pakai untuk menahan
system yang sedang bekerja walau aliran supply power off, misalnya jika Sumber Power/ PLN mati,
apabila di pasang holding Relay maka proses bisa tetap lanjut tidak mulai dari awal lagi.

Holding_relay.png
Contoh program instruksi Holding Relay

14. Instruksi MOV = Instruksi ini digunakan untuk memindahkan data

15. Instruksi Scaling/SCL = Instruksi ini digunakan untuk mengkonversi secara linier 4 digit data
hexadecimal menjadi 4 digit BCD.

CATEGORY

Programmable Logic Control (PLC)

Inverter

Linear Motion

Servo Motor & Drive

Pump & Solenoid Valve

Pneumatic & Hydraulic

Industrial Components

Services & Repair

Timbangan, Load Cell & Indicator

CUSTOMER SERVICE

Call Sales : 021 2851 8059


021 2851 8058

Sales :

Skype : kitoma.indonesia

Lihat Peta Lebih Besar

Anda mungkin juga menyukai