Anda di halaman 1dari 11

UAS TECHNOPRENEURSHIP

PRODUK BARANG DAN PRODUK JASA

Disusun oleh :

Raafika Puteri Wulan Sari (5301419037)


Taufik Ulil Albab (5301419038)
Muhammad Naufal Faras (5301419040)

Dosen pengampu :
Dr. Ir. Ulfah Mediaty Arief, M. T., IPM
Fitria Ekarini, S.Pd., M. Pd.

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
Produk Barang dan Produk Jasa

A. Produk Barang

1. Pengertian Produk Barng

Barang merupakan produk dengan wujud fisik yang menjadikannya bisa


dilihat, dirasa, disentuh, dipegang, dan mendapat perlakuan fisik lainnya. ( Fandy
Tjiptono )
Barang adalah produk yang dihasilkan perusahaan untuk memenuhi
permintaan konsumen dengan karakteristik tertentu seperti bentuk, penampilan,
ukuran, berat dan lain-lain. Konsumen yang menggunakan barang akan merasa puas
dan dapat menggunakan beberapa kali sampai nilai guna barang habis. Namun, ada
pula barang yang hanya bisa digunakan sekali. Contohnya adalah makanan dan masker
medis. Barang dapat dilihat, dirasakan, disentuh, dipegang, dan mendapat perlakuan
fisik lainnya.
Ketika konsumen membeli barang dan membayar, kepemilikan barang
langsung beralih kepada konsumen. Perusahaan memproduksi barang dengan quality
control yang ketat agar menghasilkan unit yang identik dan sama kualitasnya dengan
barang yang sudah beredar di pasar sebelumnya. Ciri-ciri barang antara lain:

2. Ciri Ciri Barang

Adapun ciri-ciri barang antara lain:

• Produk yang memiliki wujud


• Produk yang dapat dimiliki, dijual kembali
• Produk yang dapat disimpan, dipegang
• Produk yang dapat diangkut
• Produksi dan konsumsi terpisah
• Penjualan dan produksi terpisah
• Mutu dapat diukur dengan mudah
• Otomisasi mudah
• Produk menghasilkan penerimaan
3. Macam-Macam Barang

Alat atau sarana pemuas kebutuhan dapat dibedakan berdasarkan cara memperolehnya,
kegunaan dalam hubungannya dengan barang lain ataupun dengan cara proses
produksinya dsb. Berikut penjelasannya.
a. Barang menurut cara memperolehnya
Berdasarkan dari cara memperolehnya, sarana pemuas kebutuhan dibedakan
menjadi barang bebas dan juga barang ekonomi.
• Barang Bebas
Barang bebas adalah saranan pemuas kebutuhan yang untuk memperolehnya
tidak diperlukan suatu pengorbanan sumber daya ekonomi. Hal yang umum
digunakan sebagai contoh dari barang bebas antara lain udara, sinar matahari,
air, dimana jumlahnya yang melimpah. Barang bebas biasa disebut dengan
barang mudah didapat, yang dikhususkan merupakan ciptaan |Tuhan untuk
dimanfaatkan oleh manusia.
• Barang Ekonomi
Barang ekonomi adalah sarana pemuas kebutuhan untuk memperolehnya
dibutuhkan suatu pengorbanan sumber daya ekonomi. Misalnya pakaian,
makanan dan juga rumah. Barang ekonomi dibedakan menjadi barang
konsumsi dan barang produksi. Barang konsumsi adalah suatu barang secara
langsung dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik yang
memiliki ketahanan lama misalnya pakaian, perabot rumah tangga, dan juga
kendaraan, maupun juga yang tidak tahan lama misalnya bahan bakar,
makanan, dan juga obat-obatan.

Adapaun barang produksi adalah barang yang secara tidak langsung


dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia karena harus mengalami
beberapa proses produksi seperti bahan baku dan juga mesin-mesin. Akan tetapi
pembedaan antara barang bebas dan juga barang ekonomi tidaklah kaku. Atas
usaha tersebut, udara, sinar matahari dan juga air telah diubah dari barang bebas
menajd ibarang ekonomi berupa air bersih, udara bersih, dan energi matahari.
b. Barang menurut kegunaan barang dalam hubungannya dengan barang
lain
Berdasarkan kegunaan dalam hubungannya dengan barang lain, sebagai
saranan pemuas kebutuhan bisa dibedakan kedalam barang substitusi dan barang
komplementer.
• Barang Substitusi.
Barang subsitusi adalah barang yang mempunyai kegunaan untuk
menggantikan barang lain. Seperti, buss dapat mengggantikan angkutan kereta
api, jagung mampu menggantikan beras sebagai kebutuhan pokok masyarakat.
• Barang Komplementer
Barang komplementer adalah barang yang mempunyai kegunaan dalam
melengkapi barang lain. Barang demikian dapat bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan manusia, apabila digunakan secara bersama-sama. Misalnya bensin
dengan kendaraan, dan tinta dengan pena.

Pengertian barang subsititusi dan barang komplementer tersebut tidak sama


bagi setiap barang atau setiap masyarakat. Misalnya, gula dan kopi bukan
barangkomplementer bagi penduduk Inggris.

c. Barang menurut proses produksinya


Berdasarkan dari proses produksinya, barang ataupun saranan pemuas kebutuhan
terbagi ke dalam barang mentah, barang setengah jadi, dan juga barang jadi.
• Barang Mentah
Barang mentah adalah barang yang belum mengalami suatu proses produksi
(pengolahan), dan akan dijadikan sebagai bahan yang laku dalam proses
produksi. Misalnya kapas, kayu gelondongan, dan beras.
• Barang Setengah Jadi
Barang setengah jadi adalah barang yang telah mengalami proses produksi,
namun belum dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan manusia
khususnya secara sempurna, misalnya kapas menjadi benang, kayu menjadi
papan, dan beras menjadi tepung.
• Barang Jadi
Barang jadi adalah barang yang dalam saranan pemuas kebutuhan
manusia telah mengalami proses produksi secara tuntas atau sempurna dan
mampu untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan. Contohnya, kue, meja,
pakaian dan juga kursi.

Namun, pengertian barang mentah, pengertian barang setengah jadi dan barang
jadi, ditentukan oleh konsumennya. Contohnya beras bagi rumah tangga sudah
merupakan barang jadi, namun bagi pengusaha tepung beras masih merupakan
barang mentah. Proses mengolah barang mentah hingga menjadi barang jadi
disebut dengan proses produksi dari hulu ke hilir ataupun proses produksi dapat
memberikan nilai tambah.

d. Barang Menurut Fungsinya


Menurut fungsinya atau tujuan penggunaannya, alat pemuas kebutuhan manusia
atau barang dan jasa dibedakan menjadi barang konsumsi dan barang modal.
• Barang Konsumsi
Adalah barang yang sudah jadi dan dapat langsung digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia . Barang konsumsi disebut juga barang
siap pakai atau barang jadi. Contoh barang konsumsi adalah buku, tas,
pakaian, smartphone, televise, dan lain-lain.
• Barang Produksi / Barang Modal
Adalah barang yang tidak langsung memenuhi kebutuhan manusia/konsumen,
tetapi merupakan alat pembantu dalam proses produksi. Misalnya mesin
produksi, gedung/bangunan pabrik, tanah, dan bahan baku.
• Barang Illith
Yaitu barang yang jika tersedia dalam jumlah berlebihan maka akan menjadi
mengerikan. Contohnya adalah air dan api. Dalam keadaan normal, air
menjadi berkah untuk minum, mandi, mengairi sawah, dan lain-lain. Dalam
jumlah berlebih, air menjadi banjir yang bisa membunuh dan merugikan
manusia secara materi. Api menjadi berkah ketika memasak, tetapi ketika
berlebihan api menjadi penyebab kebakaran.
e. Barang Menurut Wujudnya
Menurut wujudnya, alat pemuas kebutuhan dibedakan menjadi barang konkret
(berwujud) dan barang abstrak (tidak berwujud).
• Barang Konkret
Adalah alat pemuas kebutuhan manusia yang sifatnya nyata, berupa zat, dapat
diraba, dirasakan dan dilihat. Barang konkret sifatnya adalah materi. Misalnya
pakaian, televisi, computer, laptop, mobil, villa mewah, dan lain-lain.
• Barang Abstrak atau Immateria
Adalah alat pemuas kebutuhan manusia yang tidak dapat diraba dan dilihat
tetapi dapat dirasakan, atau lebih dikenal dengan jasa. Misalnya nama baik
(goodwill), hak cipta, merk dagang, jasa pengiriman barang, jasa SEO, dan
lain-lain.

f. Barang Menurut Kepemilikan


• Barang Privat
Adalah barang yang kepemilikannya dimiliki oleh seseorang. Misalnya:
televisi, mobil, dan rumah.
• Barang Publik
Adalah barang yang kepemilikannya dimiliki oleh masyarakat. Misalnya:
jembatan dan jalan umum.

Selain itu dikenal pula istilah barang inferior, superior, dan barang giffen.

Definisi dari ketiga jenis barang ini ialah:

• Barang Inferior
Merupakan barang yang tidak memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga akan
mengalami penurunan permintaan manakala pendapatan seseorang naik.
Contoh: mobil murah, layanan bis antar kota, barang bekas yang dijual
kembali kepada orang-orang berpenghasilan rendah, makanan murah seperti
angkringan, warteg, dan sebagainya.
• Barang Superior
Merupakan barang yang mempunyai kualitas unggul, didistribusikan secara
luas, dan mempunyai prestise. Apabila pendapatan seseorang naik maka
permintaan barang superior juga akan naik.
• Barang Giffen
Istilah Giffen berasal dari Sir Robert Giffen, seorang ekonom asal Skotlandia,
memiliki sifat seperti barang inferior serta bertentangan dengan hukum
permintaan. Apabila harga naik permintaannya justru meningkat atau apabila
harga turun permintaan cenderung berkurang akibat efek pendapatan lebih
besar dari efek substitusi. Contoh dari barang jenis ini adalah makanan pokok
berkualitas rendah (Staple food) seperti singkong, gaplek, dan sebagainya.
Permintaan akan barang giffen ini didorong oleh kemiskinan yang membuat
konsumen tidak mampu membeli barang yang lebih berkualitas.

4. Kegunaan Suatu Barang.

Kegunaan suatu barang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya menurut AJ


Meyers dapat dibedakan menjadi element utility, form utility, place utility, time utility,
ownership utility, dan service utility.
• Element utility
Kegunaan barang karena mempunyai zat asli yang dibutuhkan, seperti: telur, beras,
singkong, dan sebagainya.
• Time utility
Berguna karena waktu, contoh: payung, jas hujan pada musim hujan.
• Place utility
Kegunaan barang karena tempat, misalnya: buah di kebun dengan di toko, pasir di
sungai dengan pasir di kota.
• Form utility
Berguna karena perubahan bentuk, contoh: kayu menjadi meja, kulit ular menjadi
tas, batu menjadi marmer.
• Ownership utility
Barang berguna karena perpindahan kepemilikan, misalnya: sepeda motor pameran
tidak bisa dipakai, tetapi ketika sudah dibeli bisa dipakai.
• Service utility
Kegunaan karena faktor pelayanan, contoh: perawat di rumah sakit, pembantu
rumah tangga, dan sebagainya.
B. Produk Jasa

1. Pengertian Produk Jasa

Sejumlah ahli pada bidang jasa telah melakukan berbagai upaya dalam tujuan
untuk dapat merumuskan definisi jasa, namun demikian hingga saat ini belum ada
satu definisi yang dapat diterima secara bulat. Keanekaragaman definisi tentang jasa
tersebut dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli ekonomi sebagai berikut :
Definisi jasa menurut Kotler (2002;486) adalaah setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat
dikaitkan atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Tjiptono (2008;16) mendefinisikan jasa sebagai tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak memiliki kepemilikan sesuatu”,
Berdasarkan definisi diatas, pada dasarnya jasa tidak berwujud, tidak menghasilkan
kepemilikan, dapat memberikan kepuasanserta untuk menghasilkan tersebut
mungkin perlu atau tidak perlu juga memerlukan penggunaan benda nyata.

2. Ciri ciri Jasa

Adapun ciri ciri jasa antara lain :

• Produk tidak memiliki wujud


• Produk tidak bisa dijual kembali atau sulit untuk dijual kembali
• Umumnya produk tidak bisa disimpan
• Produksi dan konsumsi terjadi secara simultan
• Mutu sulit diukur
• Penjualan merupakan bagian dari jasa
• Tinggi interaksi
• Produk disediakan, bukan dijual
• Otomisasi sulit dilakukan
• Kumpulan jasa menghasilkan penerimaan
3. Karakteristik Jasa

Jasa memiliki karakteristik yang sangat mempengaruhi perencanaan program


pemasarannya tersendiri. Tjiptono (2008) menyatakan lima karakteristik pokok
pada jasa yang membedakannya dengan barang. Kelima karakteristik itu antara lain:
a. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau
benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja
(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.
b. Insperability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa


pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi
pada waktu dan tempat yang sama.
c. Variability (berubah-ubah)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya


banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan
dimana jasa tersebut diproduksi.
d. Perishability (kurangnya daya tahan)

Perishability berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Bila
permintaan bersifat konstan, kondisi ini tidak menjadi masalah, karena staf dan
penyedia jasa bisa direncanakan untuk memenihi permintaan
e. Lack of ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada
pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat
produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau
menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya
memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas
(misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan, dan pendidikan).

4. Jenis Jasa

Dibandingkan barang, jenis jasa jauh lebih banyak, Semakin berkembangnya dunia,
semakin banyak pula jenis jasa yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan. Jenis dan
contoh jasa yang cukup populer antara lain:
• Perawatan pribadi, yaitu; salon kecantikan, laundry, dan lain-lain.
• Komunikasi berupa telepon dan internet.
• Transportasi seperti taksi, jasa kurir, jasa transportasi angkutan, sewa mobil.
• Hiburan berupa konser musik, kebun binatang, dan atraksi.
• Bisnis dan profesi; business consultant, pengacara, dan lainnya.
• Asuransi, Perbankan dan Keuangan.

C. Perbedaan Barang dan Jasa

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan beberapa perbedaan antara


barang dan jasa yang paling terlihat. Di bawah ini adalah penjelasan perbedaan barang
dan jasa :
1. Bentuk
Perbedaan barang dan jasa ada pada wujudnya. Barang mempunyai wujud
tertentu yang bisa dilihat dan disentuh. Sedangkan jasa tidak memiliki bentuk,
tetapi dapat dirasakan. Contoh barang misalnya adalah meja yang bisa digunakan
dan disentuh dengan mudah. Sementara contoh jasa adalah jasa konsultasi
keuangan atau financial advisor, dimana bentuk tak terlihat tetapi fungsinya bisa
dirasakan dan juga dinikmati.

2. Distribusi
Mengenai distribusi, perbedaan juga sangat jelas. Barang dapat didistribusikan,
disimpan dan dijual kepada konsumen karena proses produksi dan konsumsi
tergabung dalam proses supply chain yang sangat panjang. Sementara jasa tidak
dapat melalui proses distribusi dan disimpan terlalu lama agar tidak mengurangi
nilai jasa.

3. Pengukuran Mutu
Kualitas merupakan faktor penting dalam proses konsumsi. Konsumen
umumnya ingin memperoleh produk berkualitas. Barang dan jasa juga memiliki
perbedaan dari aspek pengukuran. Barang berkualitas biasanya dapat diketahui
setelah dikonsumsi dan melalui proses produksi yang ketat dengan melibatkan
data kuantitatif. Sementara untuk kualitas sebuah jasa bersifat relatif dan
melibatkan data kualitatif.

4. Kepemilikan
Perbedaan juga terletak di kepemilikan. Dalam proses transaksi barang, akan
ada pengalihan kepemilikan dari penjual kepada konsumen. Sedangkan transaksi
jasa, kepemilikan tidak dapat dialihkan dari perusahaan kepada konsumen.

Atau lebih ringkasanya perbedaan antara barang dan jasa adalah seperti yang
diperlihatkan pada tebel berikut ini:
Tabel 1 Perbedaan Barang Dan Jasa

Barang Jasa

Berwujud Tidak berwujud

Bisa disimpan Tidak bisa disimpan

Diproduksi lebih dulu baru dikonsumsi Diproduksi bersamaan waktunya dengan konsumsi

Penjualan kembali dapat dilakukan Tidak dapat dijual kembali

Produk mudah distandardisasikan Sulit distandardisasikan

Komunikasi dengan konsumen rendah Komunikasi dengan konsumen tinggi

Kualitas bersifat obyektif Kualitas bersifat subyektif

Banyak menggunakan proses mesin Banyak menggunakan proses manusia

Anda mungkin juga menyukai