Disusun oleh :
Dosen pengampu :
Dr. Ir. Ulfah Mediaty Arief, M. T., IPM
Fitria Ekarini, S.Pd., M. Pd.
A. Produk Barang
Alat atau sarana pemuas kebutuhan dapat dibedakan berdasarkan cara memperolehnya,
kegunaan dalam hubungannya dengan barang lain ataupun dengan cara proses
produksinya dsb. Berikut penjelasannya.
a. Barang menurut cara memperolehnya
Berdasarkan dari cara memperolehnya, sarana pemuas kebutuhan dibedakan
menjadi barang bebas dan juga barang ekonomi.
• Barang Bebas
Barang bebas adalah saranan pemuas kebutuhan yang untuk memperolehnya
tidak diperlukan suatu pengorbanan sumber daya ekonomi. Hal yang umum
digunakan sebagai contoh dari barang bebas antara lain udara, sinar matahari,
air, dimana jumlahnya yang melimpah. Barang bebas biasa disebut dengan
barang mudah didapat, yang dikhususkan merupakan ciptaan |Tuhan untuk
dimanfaatkan oleh manusia.
• Barang Ekonomi
Barang ekonomi adalah sarana pemuas kebutuhan untuk memperolehnya
dibutuhkan suatu pengorbanan sumber daya ekonomi. Misalnya pakaian,
makanan dan juga rumah. Barang ekonomi dibedakan menjadi barang
konsumsi dan barang produksi. Barang konsumsi adalah suatu barang secara
langsung dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik yang
memiliki ketahanan lama misalnya pakaian, perabot rumah tangga, dan juga
kendaraan, maupun juga yang tidak tahan lama misalnya bahan bakar,
makanan, dan juga obat-obatan.
Namun, pengertian barang mentah, pengertian barang setengah jadi dan barang
jadi, ditentukan oleh konsumennya. Contohnya beras bagi rumah tangga sudah
merupakan barang jadi, namun bagi pengusaha tepung beras masih merupakan
barang mentah. Proses mengolah barang mentah hingga menjadi barang jadi
disebut dengan proses produksi dari hulu ke hilir ataupun proses produksi dapat
memberikan nilai tambah.
Selain itu dikenal pula istilah barang inferior, superior, dan barang giffen.
• Barang Inferior
Merupakan barang yang tidak memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga akan
mengalami penurunan permintaan manakala pendapatan seseorang naik.
Contoh: mobil murah, layanan bis antar kota, barang bekas yang dijual
kembali kepada orang-orang berpenghasilan rendah, makanan murah seperti
angkringan, warteg, dan sebagainya.
• Barang Superior
Merupakan barang yang mempunyai kualitas unggul, didistribusikan secara
luas, dan mempunyai prestise. Apabila pendapatan seseorang naik maka
permintaan barang superior juga akan naik.
• Barang Giffen
Istilah Giffen berasal dari Sir Robert Giffen, seorang ekonom asal Skotlandia,
memiliki sifat seperti barang inferior serta bertentangan dengan hukum
permintaan. Apabila harga naik permintaannya justru meningkat atau apabila
harga turun permintaan cenderung berkurang akibat efek pendapatan lebih
besar dari efek substitusi. Contoh dari barang jenis ini adalah makanan pokok
berkualitas rendah (Staple food) seperti singkong, gaplek, dan sebagainya.
Permintaan akan barang giffen ini didorong oleh kemiskinan yang membuat
konsumen tidak mampu membeli barang yang lebih berkualitas.
Sejumlah ahli pada bidang jasa telah melakukan berbagai upaya dalam tujuan
untuk dapat merumuskan definisi jasa, namun demikian hingga saat ini belum ada
satu definisi yang dapat diterima secara bulat. Keanekaragaman definisi tentang jasa
tersebut dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli ekonomi sebagai berikut :
Definisi jasa menurut Kotler (2002;486) adalaah setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat
dikaitkan atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Tjiptono (2008;16) mendefinisikan jasa sebagai tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak memiliki kepemilikan sesuatu”,
Berdasarkan definisi diatas, pada dasarnya jasa tidak berwujud, tidak menghasilkan
kepemilikan, dapat memberikan kepuasanserta untuk menghasilkan tersebut
mungkin perlu atau tidak perlu juga memerlukan penggunaan benda nyata.
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau
benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja
(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.
b. Insperability (tidak dapat dipisahkan)
Perishability berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Bila
permintaan bersifat konstan, kondisi ini tidak menjadi masalah, karena staf dan
penyedia jasa bisa direncanakan untuk memenihi permintaan
e. Lack of ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada
pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat
produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau
menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya
memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas
(misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan, dan pendidikan).
4. Jenis Jasa
Dibandingkan barang, jenis jasa jauh lebih banyak, Semakin berkembangnya dunia,
semakin banyak pula jenis jasa yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan. Jenis dan
contoh jasa yang cukup populer antara lain:
• Perawatan pribadi, yaitu; salon kecantikan, laundry, dan lain-lain.
• Komunikasi berupa telepon dan internet.
• Transportasi seperti taksi, jasa kurir, jasa transportasi angkutan, sewa mobil.
• Hiburan berupa konser musik, kebun binatang, dan atraksi.
• Bisnis dan profesi; business consultant, pengacara, dan lainnya.
• Asuransi, Perbankan dan Keuangan.
2. Distribusi
Mengenai distribusi, perbedaan juga sangat jelas. Barang dapat didistribusikan,
disimpan dan dijual kepada konsumen karena proses produksi dan konsumsi
tergabung dalam proses supply chain yang sangat panjang. Sementara jasa tidak
dapat melalui proses distribusi dan disimpan terlalu lama agar tidak mengurangi
nilai jasa.
3. Pengukuran Mutu
Kualitas merupakan faktor penting dalam proses konsumsi. Konsumen
umumnya ingin memperoleh produk berkualitas. Barang dan jasa juga memiliki
perbedaan dari aspek pengukuran. Barang berkualitas biasanya dapat diketahui
setelah dikonsumsi dan melalui proses produksi yang ketat dengan melibatkan
data kuantitatif. Sementara untuk kualitas sebuah jasa bersifat relatif dan
melibatkan data kualitatif.
4. Kepemilikan
Perbedaan juga terletak di kepemilikan. Dalam proses transaksi barang, akan
ada pengalihan kepemilikan dari penjual kepada konsumen. Sedangkan transaksi
jasa, kepemilikan tidak dapat dialihkan dari perusahaan kepada konsumen.
Atau lebih ringkasanya perbedaan antara barang dan jasa adalah seperti yang
diperlihatkan pada tebel berikut ini:
Tabel 1 Perbedaan Barang Dan Jasa
Barang Jasa
Diproduksi lebih dulu baru dikonsumsi Diproduksi bersamaan waktunya dengan konsumsi