Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM 6

APLIKASI PLC UNTUK MEMBATASI KAPASITAS PARKIR KENDARAAN

I. TUJUAN
1. Mengetahui cara kerja aplikasi membatasi kapasitas parkir kendaraan berbasis
PLC
2. Mengetahui beberapa fungsi counter pada aplikasi pembatasan parkir mobil
3. Membuat progam parkir otomatis menggunakan fungsi dalam PLC

II. LANDASAN TEORI

Parkir mobil otomatis adalah sebuah sistem berbasis PLC yang mngatur keluar
masuk mobil secara otomatis dalam sebuah parking area. Display parkir otomatis
menonjolkan sistem yang bisa menginformasikan kondisi kepadatan ruang parkir.
Otomatisasi diterapkan mulai dari pintu masuk parkir. Dengan PLC, semua sistem
dilahan parkir beroperasi tanpa petugas. Konsumen diuntungkan dengan informasi
ada-tidaknya tempat yang kosong.

1. Prinsip Kerja Lift

Pada sistem aplikasi PLC ini dapat membatasi kapasitas kendaran dengan
maksimum 100, setiap kali mobil masuk secara otomatis PLC akan menambahkan ke
jumlah total kendaraan, setiap kali mobil keluar maka PLC akan mengurangi nilai
total kendaraan secara otomatis. Ketika jumlah kendaraan mencapai nilai 100 maka
sinyal indikator tempat parkir akan menyala yang menandakan kapasitas penuh, dan
memberi tahu pengemudi lain untuk tidak masuk karena sudah tidak ada tempat lagi.

Gambar prinsip kerja pembatasan parkir


Sensor S1 pada pintu masuk garasi parkir di set pada IR200.00, bit ini untuk
mengeksekusi dua instruksi dalam program, yang pertama mereset Carry bit CY (Ini
diperlukan sebelum perhitungan lain dilakukan), instruksi kedua untuk menambahkan
satu jumlah mobil pada HR00 dan menjumlahkannya lalu hasilnya disimpan dalam
HR00. Ruang memory HR (Holding Relay) dipilih untuk menyimpan jumlah
kendaran karena ketika supply padam memori didalam HR tidak akan hilang.

Symbol “#” disamping dan intruksi pengurangan mendefinisikan konstanta


decimal yang sedang ditambahkan atau dikurangkan dari sejumlah mobil yang sudah
ada digarasi.

Kondisi untuk melaksanakan instruksi perbandingan BPT selalu dieksekusi


karena bit SR 253.13 selalu diset, perbandingan akan dilakukan dalam setiap siklus
terlepas apakan mobil telah memasuki atau meninggalkan garasi.

Sinyal lampu untuk “garasi penuh”terhubung ke output IR010.00. kerja lampu


dikendalikan oleh EQ (equal) flag di alamat SR255.06 dan GR (greater than) flag di
alamat SR255.05.

Kedua bit di OR kan (OR logika) dengan output IR010.00 lampu sinyal. Lampu
yang menyala ketika sejumlah mobila lebih besar dari atau sama dengan 100.

2. Intruksi yang digunakan

Pola kerja konsep otomatis display ini memanfaatkan sensor yang ditempatkan
disetiap area parkir mobil. Tak hanya otomatis menginformasikan pilihan tempat
parkir yang kososng, sistem ini juga otomatis menutup pintu masuk [portal] jika
tempat parkir telah penuh. Dalam program ini dirancangan sebuah program yang
mengatur area parkir yang dapat memuat 100 mobil .
Instruksi – instruksi yang digunakan pada program ini adalah Move, CMP, DIFU,
INC, DEC.

 MOVE
Instruksi MOVE - MOV(21) digunakan untuk meng-copy nilai dari Source ke
Destination. Source dapat berupa konstanta (#), ataupun data yang ada di alamat
tertentu dalam register IR, SR, AR, DM, HR, TC, dan LR. Sedangkan Destination
adalah alamat register IR, SR, AR, DM, HR, LR. Jika kondisi eksekusi MOV(21)
ON, maka data di Source (Sumber) akan di-copy ke Destination (Tujuan).
 Instruksi MOV(21) tidak dapat digunakan untuk mengubah nilai PV (Process Value)
pada Timer/Counter.
 Instruksi MOV(21) tidak dapat digunakan untuk mengubah nilai DM6144 sampai
DM6655.
 CMP
InstruksiCMP(20) berfungsi membandingkan dua buah operand bertipe word. Ketika
kondisi eksekusi instruksi ini terpenuhi, maka CMP(20) akan membandingkan nilai
operand1 dengan nilai operand2. Hasil perbandingan tersebut disimpan dalam bit flag
EQ (EQuals), LE (LEss-than), dan GR (GReater-than) yang menyatakan operand1 =
operand2, operand1 < operand2, dan operand1 > operand2
 Jika membandingkan nilai PV (Process Value) pada Timer atau Counter, maka perlu
diingat bahwa nilai PV pada Timer dan Counter adalah bilangan BCD. Jadi nilai
pembandingnya sebaiknya juga BCD agar tidak bingung.
 Sebaiknya langsung memproses hasil perbandingan instruksi CMP(20) sebelum
instruksi lain dijalankan karena mungkin saja bit flag EQ, LE, dan GR mengalami
perubahan nilai.

 DIFU
Instruksi Differentiate Up – DIFU(13) dan Differentiate Down – DIFD(14)
digunakan untuk mengubah kondisi bit operand menjadi ON selama 1 siklus saja.
Ketika dieksekusi, DIFU(13) akan membandingkan kondisi eksekusi sekarang
dengan kondisi eksekusi sebelumnya. Jika kondisi eksekusi sebelumnya adalah OFF
dan kondisi eksekusi sekarang adalah ON, maka DIFU(13) akan mengaktifkan bit
operand menjadi ON selama 1 siklus saja.
Kebalikan dari instruksi DIFU(13) yang mengaktifkan bit operand selama 1 siklus
ketika kondisi eksekusi berubah dari OFF ke ON, maka instruksi DIFD(14) akan
mengaktifkan bit operand selama 1 siklus ketika kondisi eksekusi berubah dari ON ke
OFF. Contoh berikut akan menjelaskan prinsip kerja dari DIFU(13) dan DIFD(14).

 INC
Instruksi ini berfungsi untuk menambah satu nilai pada operand bertipe word.
Operand dalam hal ini bisa salah satu dari register IR, SR, AR, DM, HR, dan LR.
Jika kondisi eksekusi instruksi INC(38) terpenuhi, maka nilai operand akan ditambah
satu tanpa mempengaruhi bit flag Carry (CY).
Instruksi ini termasuksalahsatuinstruksi yang dapatdidiferensiasi. Jika INC(38) tidak
didiferensiasi, maka selama kondisi eksekusi terpenuhi, nilai operand akan bertambah
satu setiap siklusnya. Jika dibutuhkan untuk memicu instruksi INC(38) sekali saja
selama kondisi eksekusi terpenuhi, maka gunakan instruksi INC(38) yang
didiferensiasi atau dengan menggabungkaninstruksi INC(38)
denganinstruksiDIFU(13) dan DIFD(14) .
 DEC
Instruksi ini berfungsi untuk mengurangi satu nilai pada operand bertipe word.
Operand dalam hal ini bisa salah satu dari register IR, SR, AR, DM, HR, dan LR.
Jika kondisi eksekusi instruksi DEC(39) terpenuhi, maka nilai operand akan
dikurangi satu tanpa mempengaruhi bit flag Carry (CY).
Instruksi ini termasuksalahsatuinstruksi yang dapatdidiferensiasi. Jika DEC(38) tidak
didiferensiasi, maka selama kondisi eksekusinya terpenuhi, nilai operand akan
bertambah satu setiap siklusnya. Jika dibutuhkan untuk memicu instruksi DEC(39)
sekali saja selama kondisi eksekusi terpenuhi, maka gunakan instruksi DEC(38) yang
didiferensiasi atau dengan menggabungkan instruksi DEC(38) dengan instruksi
DIFU(13) atau DIFD(14).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Software CX-Programmer
2. Seperangkat PC/laptop
3. OMRON CPM1A-10CDR-A-V1
4. Kabel jumper
5. Pushbutton NO
6. Source AC 220 Volt
7. MCB
8. Lampu 220 VAC
IV. LANGKAH KERJA
1. Menjalankan dan buka program CX Programmer pada laptop/PC

2. membuat lembar kerja baru yaitu dengan memilih Create New pada toolbar kemudian
mengisi device name yang dikehendaki dan memilih device type OMRON yang
sesuai tipenya. Kemudian klik ok.
3. Merangkai rangkaian diagram ladder pada CX-Programmer seperti gambar dibawah.

4. Amati hasil melalui OMRON dan print Scrin data dasil praktikumnya.

Anda mungkin juga menyukai