Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA

TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
V. DATA HASIL PERCOBAAN
5.1 Rangkaian Input dan Output

Pada gambar di atas terlihat bahwa NO (Normally Open) yang berperan


sebagai switch 1, saat diberikan input 1, arus akan mengalir dan menyebabkan
Output 1 menyala.
5.2 Rangkaian Start-Stop Motor

Pada gambar di atas, terlihat pada rangkaian menggunakan 2 switch NO


(Normally Open) yang berperan sebagai Tombol 1 dan Output 1, 1 switch
NC (Normally Closed) yang berperan sebagai Tombol 2, dan juga sebuah
Digital Output 1. Apabila diberikan input pada Tombol 1, maka Digital
Output 1 akan menyala, namun bila di saat bersamaan Tombol 2 juga
diberikan input, maka arus akan terputus dan menyebabkan Output 1 padam.
5.3 Rangkaian AND

Gambar di atas adalah simulasi dari rangkaian AND, dimana rangkaian


tersebut menggunakan 2 switch NO (Normally Open) yang dirangkai seri,
dan 1 Digital Output R1. Apabila hanya salah satu switch yang diberikan
input, maka arus tidak akan mengalir, namun apabila kedua switch diberikan
input, maka arus akan mengalir dan membuat Output 1 menyala.
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
5.4 Rangkaian OR

Pada gambar di atas merupakan simulasi rangkaian OR yang menggunakan


2 switch NO (Normally Open) yang dirangkai paralel, dan 1 Digital Output
R1. Apabila hanya salah satu switch NO, yakni Tombol 1 atau Tombol 2
yang hidup, maka arus tetap akan mengalir, dan apabila kedua saklar
diberikan input, maka arus akan tetap mengalir.
5.5 Rangkaian Ladder Diagram dengan Timer

Pada gambar di atas, rangkaian menggunakan 1 Timer On Delay, 1 Timer


Off Delay, 1 Digital Output R1, dan 4 buah switch NO (Normally Open)
yang berfungsi sebagai Tombol 1 dan TM0. Apabila Tombol 1 diberikan
output, maka timer akan mulai menghitung sampai Preset yang ditentukan,
dan kemudian apabila Accum sudah mencapai nilai yang dibatasi Preset,
maka arus akan mengalir melalui TM0 dan menyebabkan Output 1 menyala.
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
5.6 Rangkaian Ladder Diagram dengan Counter

Pada rangkaian diatas, merupakan simulasi diagram ladder dengan


menggunakan Counter Up dan Counter Down. Rangkaian tersebut
menggunakan 4 input yaitu input 0, input 1, input 2 dan input 3. Pada saat
input 0 yang diberikan maka Counter akan mereset, pada saat input 1
diberikan maka Counter Up juga akan menyala atau Counter mulai
menambahkan nilai 1, pada saat input 2 diberikan maka Counter Down akan
menyala atau Counter mulai mengurangi nilai 1, kemudian pada saat input
3 diberikan maka Counter akan Stop atau menghentikan perhitungan dalam
Counter.
5.7 Rangkaian Ladder Diagram dengan Analog Input

Pada rangkaian diatas menggunakan 1 Digital Output, 1 SCALE, dan 1


GEQ. Setelah dimasukan nilai sesuai dengan yang diberikan pada modul,
kemudian slider potensiometer digerakkan hingga mencapai nilai yang
ditentukan berdasarkan SCALE, sehingga akan membuat Output 1 menyala
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
VI. ANALISA HASIL PERCOBAAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang PLC atau disebut
juga dengan Programmable Logic Control. Disini kami menggunakan alat
percobaan berupa kabel USB type B, kabel jumper, modul arduPLC Trainer kit
(PLC tipe compact) dan Modul PLC Scheneider (PLC tipe modular). Untuk
software yang kita gunakan yaitu Outseal dan Twiddo yang sudah terinstall pada
laptop. Percobaan ini bertujuan untuk memahami penggunaan PLC dan
pengaplikasiannya menggunakan software dengan membuat simulasi berupa
rangkaian input output, start stop, AND, OR, timer, dan counter. Pada percobaan
pertama menggunakan software kami membuat rangkaian input dan output dengan
cara menambahkan komponen NO yang berperan sebagai switch 1 yang diprogram
pada button I0.0 dan Relay yang berperan sebagai output 1 pada indikator lampu
Q0.0, saat tombol I0.0 ditekan maka arus akan mengalir melalui tegangan pada
output 1 sehingga output 1 menyala ditandai dengan indikator Q0.0 berwarna hijau.
Selanjutnya pada percobaan kedua kami membuat rangkaian start-stop motor
dengan menggunakan komponen Relay sebagai output 1 pada Q0.0 lalu NO 1
sebagai switch 1 pada button I0.0 dan NC sebagai switch 2 pada button I0.1 yang
dihubungkan secara seri lalu memparalelkannya dengan NO 2 sebagai output 1
pada button Q0.0. Saat switch 1 pada button I0.0 ditekan maka arus mengalir ke
switch 2 pada button I0.1 dan menuju output 1 pada Q0.0 sehingga lampu output 1
menyala ditandai dengan lampu indikator berwarna hijau. Apabila button I0.0 dan
I0.1 ditekan bersamaan maka arus akan terputus dan lampu indikator Q0.0 akan
padam. Pada percobaan ketiga yaitu rangkaian AND, kami menggunakan
komponen NO 1 sebagai switch 1 pada button I0.0 dan NO 2 sebagai switch 2 pada
button I0.1 yang disusun secara seri dan Relay sebagai outputnya pada lampu
indikator Q0.0. Ketika salah satu tombol ditekan maka arus nya tidak dapat
mencapai output. Apabila kedua tombol I0.0 dan I0.1 ditekan secara bersamaan
maka arusnya dapat mengalir menuju outputnya pada lampu indikator Q0.0. Pada
percobaan rangkaian OR, kami menggunakan komponen NO 1 sebagai switch 1
pada button I0.0 lalu NO 2 sebagai switch 2 pada button I0.1 yang disusun secara
paralel dan Relay sebagai outputnya pada lampu indikator Q0.0. Ketika salah satu
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
button I0.0 atau I0.1 ditekan, maka arus dapat mengalir menuju outputnya yaitu
lampu indikator Q0.0. Apabila button I0.0 dan I0.1 ditekan secara bersamaan maka
arus tetap akan mengalir menuju outputnya. Selanjutnya, pada percobaan rangkaian
ladder diagram dengan timer, kami menggunakan komponen NO sebagai switch 1
pada button I0.0, lalu Timer on delay sebagai timer sebelum mencapai setpoint pada
TM0 dan Relay sebagai outputnya pada lampu indikator Q0.0. Sebelumnya kita
sudah memberikan set point pada timer yaitu 5 detik, apabila sudah mencapai 5
detik maka arus dapat mengalir menuju outputnya lampu indikator Q0.0. Pada saat
kita menekan tombol I0.0 maka TM0 mulai menghitung waktu selama 5 detik
sampai arusnya high, ketika sudah mencapai 5 detik maka arusnya dapat mengalir
menuju output Q0.0 sehingga lampu indikator nya menyala. Pada percobaan
terakhir yaitu rangkaian ladder diagram dengan counter, kami menggunakan
komponen yaitu Relay sebagai output pada lampu indikator Q0.2, NO 1 sebagai
output 1 pada button I0.0, NO 2 sebagai switch 1 pada button I0.3, NO 3 sebagai
Counter Up untuk tombol menghitung penambahan pada button I0.1, NO 4 sebagai
Counter Down untuk menghitung pengurangan pada button I0.2, Counter sebagai
penghitung untuk mencapai setpoint yang telah ditentukan, apabila perhitungan
sudah mencapai set point maka arusnya dapat mengalir menuju output Q0.2,
Counter disini memilik 4 input yaitu 0, 1, 2 , dan 3 yang sudah disambungkan pada
komponen sebelumnya. Pada saat button ke I0.1 ditekan, maka Counter mulai
bertambah 1 dan ditekan terus hingga mencapai set point, ketika sudah sampai set
point maka arusnya dapat mengalir menuju output dan menghidupkan lampu
indikator. Apabila counter lebih dari set point maka lampu indikator padam, kita
dapat menyesuaikan dengan mengurangi counter dengan counter down pada button
I0.2 sehingga Counter mencapai set pointnya kembali dan arusnya dapat mengalir
lagi menuju output.
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
VII. TUGAS DAN JAWABAN
1. Review materi full sampe bawah, halaman dari soal !
2. Kelebihan dan kekurangan PLC (3 poin) ?
3. Pengertian pemrograman bahasa PLC, struktur teks dan Instruction List !
4. Foto depan landmark Unsri !

JAWABAN :

1. Pada praktikum kali ini yaitu tentang PLC atau disebut juga dengan
Programmable Logic Control. Alat yang digunakan pada percobaan ini
yaitu kabel jumper, kabel USB type B, laptop, Modul arduPLC Trainer kit
(PLC tipe compact) dan Modul PLC Scheneider (PLC tipe modular).
Percobaan ini dilakukan sebanyak 6 kali pada kedua jenis modul PLC.
Percobaan ini juga disimulasikan pada software Outseal dan Twiddo yang
sudah diinstall pada laptop. Percobaan pertama kami menggunakan Modul
arduPLC, modul ini masuk kedalam tipe compact dimana bagian nya tidak
bisa dipisahkan. Pada percobaan ini kami melakukan uji coba mengenai
komponen NO, NC, dan Coil dengan menyambungkan kabel jumper pada
modul untuk melakukan uji coba nya. Selanjutnya kami melakukan uji coba
yang kedua pada Modul PLC Scheneider. Modul ini termasuk kedalam tipe
modular, dimana bagiannya dapat dipisahkan atau dilepas. Pada percobaan
ini, kami melakukan uji coba dengan modul sekaligus dengan software.
Percobaan yang akan dilakukan yaitu membuat rangkaian input dan output,
start stop, AND, OR, Timer, dan Counter. Percobaan pertama, kita membuat
rangkaian terlebih dahulu pada software dari input menuju output dengan
komponen NO dan Relay setelah itu kita sambungkan kabel USB ke laptop
untuk disambungkan pada modul setelah disambungkan kita bisa langsung
mengcompile programnya pada modul. Setelah selesai program dicompile
maka modul sudah terprogram sesuai dengan rangkaian yang kita buat pada
software di laptop. Proses pengcompile an ini dilakukan terus menerus
terhadap percobaan yang akan dilakukan pada praktikum ini sesuai dengan
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
jenis rangkaian dan komponen yang dibutuhkan pada masing-masing
percobaan.
2. Kelebihan PLC :
 Fleksibilitas dalam Program :
PLC dapat diprogram untuk melakukan berbagai fungsi berbeda,
membuatnya sangat fleksibel dalam mengontrol berbagai jenis
proses.
 Reprogrammable :
Kemampuan untuk direprogram memungkinkan perubahan dalam
proses produksi tanpa harus mengganti perangkat keras fisik.
 Keandalan Tinggi :
PLC dirancang untuk keandalan tinggi, sehingga cocok untuk
penggunaan dalam lingkungan industri yang keras.

Kekurangan PLC :
 Biaya Awal Tinggi :
Biaya perangkat keras dan perangkat lunak awal untuk PLC bisa
cukup tinggi, terutama untuk sistem yang kompleks.
 Pemrograman yang Rumit :
Meskipun Ladder Logic mudah dipahami, untuk sistem yang
kompleks, pemrograman PLC bisa menjadi rumit dan memerlukan
keahlian khusus.
 Keterbatasan Kecepatan :
Meskipun PLC mampu melakukan pengendalian real-time, untuk
aplikasi yang memerlukan kecepatan ekstrem, mungkin diperlukan
solusi pengendalian yang lebih canggih.
3. Pemrograman bahasa PLC (Programmable Logic Controller) :
 PLC adalah proses menulis kode atau serangkaian instruksi untuk
mengontrol perilaku sistem otomatis yang menggunakan PLC
sebagai kontroler.
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
Ladder Logic (Logika Tangga) :
 Ladder Logic adalah bahasa pemrograman yang umum digunakan
untuk PLC. Ini didasarkan pada simbol-simbol logika tangga yang
menyerupai diagram rangkaian listrik. Setiap instruksi atau fungsi
direpresentasikan oleh simbol-simbol logika tangga seperti kontak,
coil, relay, dan lainnya. Pemrograman Ladder Logic memungkinkan
penyusunan program secara visual dan mudah dipahami oleh teknisi
atau insinyur yang memiliki latar belakang listrik.

Instruction List (Daftar Instruksi) :


 Instruction List (IL) adalah bahasa pemrograman PLC yang lebih
mirip dengan kode mesin atau bahasa assembly. Setiap instruksi
dalam Instruction List mewakili operasi atau tugas tertentu yang
akan dilakukan oleh PLC. Program ditulis dalam bentuk daftar
instruksi yang terstruktur.
4. Foto depan landmark Unsri :
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
VIII. KESIMPULAN
1. Pada rangkaian AND, jika menggunakan 2 buah NO yang dirangkai secara
seri, apabila button tidak ditekan secara bersamaan, maka arus tidak dapat
mengalir menuju outputnya.
2. Pada rangkaian OR, jika menggunakan 2 NO yang dirangkai secara paralel,
apabila button ditekan salah satunya, maka arus tetap akan mengalir menuju
output.
3. NO adalah komponen yang selalu terbuka, apabila ditekan maka rangkaian
akan tertutup.
4. NC adalah komponen yang selalu tertutup, apabila ditekan maka rangkaian
akan terbuka.
5. Pada saat NO dan NC dirangkai secara seri, arus akan mengalir menuju
output jika NO ditekan dan NC dibiarkan saja.
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
6.1. Lampiran Alat
6.1.1. Modul ArduPlc

6.1.2. Modul PLC Scheneider


LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
6.1.3. Laptop
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
6.1.4. Software Outseal Studio

6.1.5. Software Twiddo


LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. HAEQAL SALEHUDIN
NIM : 03041282227051
6.1.6. Kabel Uploader

6.1.7. Kabel Jumper

Anda mungkin juga menyukai