Anda di halaman 1dari 9

Fakultas Teknik UNP Lembaran Kerja 1

Jurusan Teknik Elektronika Mata Kuliah : Praktikum Digital


Waktu : 150 Menit Topik : Sistem dan Sinyal Digital
Kode : ELA1.61.3310/S1 Judul : Sinyal Digital High dan Low

A. TUJUAN :
Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mampu menguasai konsep dasar sistem dan sinyal digital.
2. Mampu membedakan sinyal digital dan sinyal analog dalam posisi sinyal
tinggi dan rendah.

B. TEORI SINGKAT
1. Sinyal Digital
Dalam mempelajari teknik digital, akan berhubungan dengan
kelistrikan dan elektronika yang keduanya menggunakan rangkaian
Analog. Sumber tegangan DC ataupun AC merupakan sinyal analog, yang
berkerja secara gradual artinya sinyal listrik dapat digambarkan pada nilai
terendah hingga tertinggi dan kembali ke posisi terendah yang bergerak
secara kontinu. Sinyal analog ini tidak memiliki priode yang pasti / tetap
dia akan berubah sesuai dengan tinggi rendahnya tegangan. Bila kita
misalkan volume suara maka priode suara tidak tetap.
Pada perangkat digital dioperasikan dengan sinyal digital, sinyal
ini dihasilkan oleh sebuah generator yang priodenya pasti / tetap dalam
bentuk gelombang kotak. Jika ditampilkan secara visual sinyal digital ini
memiliki puncak yang datar dan lembah yang datar pula. Secara diagram
dapat dilihat pada gambar 1.1. berikut ini.

Gambar 1.1. Sinyal Analog

1
2. Pengunaan Sinyal Digital
Perekayasa digital dan teknisi digital harus memiliki pengetahuan
tentang system digital dan analog, teknisi harus mampu mebedakan sinyal
ini pada saat dia akan menggunakan pada sebuah system, atau kombinasi
dari kedua system ini.

Gambar 1.2. Sinyal Digital

Sistem elektronika analog sederhana biasanya diganakan untuk


mengukur tinggi air dalam tangki dengan memanfaatkan resistor yang
nilai tahanannya bervariasi menggunakan hokum Ohm’s I = V/R.
Keluarannya dapat dikalibrasi dengan menggunakan ammeter.
Pada system digital informasi dalam bentuk data harus disimpan
terlebih dahulu, kemudian diproses untuk menampilkan keluarannya yang
ditampilkan dalam bentuk bilangan atau huruf, yang pekerjaannya lebih
rumit dibandingkan dengan system analog. Masukan yang masih dalam
bentuk analog diubah terlebih dahulu agar dapat ditampilkan pada layar
monitor melalui sebuah alat yang disebut dengan Analog to Digital
Converter ( ADC). Data ini diteruskan ke Central Prosessing Unit ( CPU )
yang akan memanipulasi data masukan kemudian disimpan dan
memungkinkan untuk ditampikan kembali dalam bentuk angka, huruf dan
kode lainnya.

3. Membentuk Sinyal Digital


Sinyal digital mempunyai dua level tegangan yangumum
digunakan yaitu +3 V dan +5 V, untuk level tinggi dan 0 V ( GND) untuk
level rendah. Tegangan level ini sering digunakan untuk perangkat digital
TTL, pada IC yang terbentuk dari TTL juga menggunakan level tegangan
diatas.
2
Sinyal digital untuk jenis TTL biasanya dibentuk secara mekanik
yaitu dengan menggunakan saklar, melalui pergerakan saklar putus dan
tersambung (SPDT) melahirkan sinyal digital yang disebut dengan pulsa
dengan priode waktu t1, tegangan 0V atau rendah (L) pada t2 tegangan
+5V atau tinggi (H) dan seterusnya dapat dilihat pada gambar 1.3.

Gambar 1.3. Pembentuk Sinyal Digital

Satu hal yang terjadi dengan menggunakan saklar mekanik


terjadinya bunga api saat tersambung dan terputus sehingga bentuk
gelombangnya (pulsa) terjadi seperti gambar 1.4. Pembentukan
gelombang peralihan langsung dari rendah ke tinggi pada titik A dan pada
saat melepas saklar dari A ke B dan kembali ke posisi A terjadi gangguan,
gangguan inilah yang disebut tidak boleh terjadi pada system digital akan
mengganggu proses berikutnya.

Gambar 1.4. Bentuk Pulsa Akibat SPDT

Walaupun gangguan ini terjadi dalam waktu singkat rangkaian


digital cukup cepat mendeteksi gejala tersebut untuk mengetahui rendah,
Tinggi, Rendah, Tinggi. Ada daerah yang tidak terdeteksi antara Tinggi
dan Rendah ini menyebabkan kesalahan dalam system digital harus
dihindari.
3
Gambar 1.5. Penambahan Alat Penghilang Gangguan

Agar gangguan pada pulsa dapat dihindari setelah saklar,


ditambahkan satu unit lain yang dinamakan dengan Latch ( Flip-Flop).
Dengan catatan bahwa keluaran selama waktu priode t1 adalah Rendah
tetapi tidak lansung 0 V. Selam t2 keluaran latch Tinggi dapat dikatakan
disebut +5 V, sebaliknya pada t3 Rendah dan t4 Tinggi dapat dilihat pada
gambar 1.5.

Gambar 1.6. Push Button Tidak Menghasilkan Sinyal Digital

Disarankan gambar 1.5. saklarnya ditukar dengan saklar tekan


yang lebih sederhana mencegah terjadi gangguan pada pulsa yang cara
kerjanya sama dengan saklar biasa, pada saat ditekan akan menghasilkan
+5 V dan saat dilepas akan menjadi keluarannya tidak diketahui. Disebut
rangkaian dalam keadaan terbuka tidak berkerja sebagai saklar logika
lihat gambar 6.
Rangkaian normalnya dapat dipakai seperti gambar 1.7, yang
memperlihatkan sebuah saklar tekan keluarannya disambungkan dengan
multivibrator.

4
Gambar 1.7. Saklar tekan dengan Multivibrator

Agar mendapatkan pulsa yang baik dapat digunakan cara yang


terdapat pada gambar 1.7, dengan melengkapi multivibrator, pada saat
ditekan mengeluarkan pulsa positip +5V dan saat melepas akan
mengeluarkan pulsa negatip +0V, lebar pulsa akan ditentukan berapa lama
menekan saklar tekan itu.
Banyak cara lain yang dapat ditempuh untuk menghasilkan pulsa
digital dengan menggunakan multivibrator yang telah tersedia saat ini
seperti IC 555, untuk menghasilkan sebuah pulsa Clock

4. Mengetes Sinyal Digital


Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengetes atau
mengetahui pulsa digital ada dan tidak ada yang timbul ada sebuah unit
penghasil pulsa seperti alat tes pada gambar 1.8. Ada dua buahindikator
yang terdapat pada alat ini merah untuk tinggi dan hijau untuk rendah.

Gambar 1.8. Konstruksi Probe Digital


Sesuai dengan indikator sebagai petunjuk mendeteksi tinggi rendahnya pulsa
digital, bila Clip Merah disambungkan ke +5 V dan Clip hitam (GND)
disambung ke sasis atau negatip maka lampu menyala menumjukkan ada
pulsa dan jika lampu tidak menyala artinya dalam posisi rendah.
5
Tegangan yang dapat dideteksi mulai dari 2 V sampai dengan 5 V, kurang
dari 2V tidak dideteksi.
Ada alat lain yang dapat mendeteksi pulsa digital yang disebut dengan
Osciloscope, peralatan laboratorium yang memiliki sensitifitas tinggi.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Logic Probe 1 set
2. Power Supply 1 set
3. Multimeter 1 set
4. Osciloscope 1 set
5. Resistor 330 Ω,150 Ω 2 buah
6. Resistor 1KΩ,100 KΩ,470 KΩ, 33KΩ 1 buah
7. LED 2 buah
8. Capasitor 1 µF, 10 µF, 0.1 µF 1 buah
9. IC NTE555N 1 buah
10. IC SN74121N 1 buah
11. Transistor 2N3904 1 buah
12. N.O pushbutton switch (not debounced) 1 buah
13. Breadboard 1 buah
14. Kabel Penghubung Secukupnya

D. PROSEDUR PENGAMATAN
1. Periksalah terlebih dahulu semua komponen dan peralatan yang akan
digunakan dalam kondisi baik. Kemudian rangkitlah rangkaian dengan
tegangan sumber power supply 0-5 Vdc, seperti Gambar 1.9. dibawah ini!

Gambar 1.9. Sinyal Digital High/Low

6
2. Tentukan indikator LED “HIGH” atau “LOW” sinyal digital dan catatlah
hasil pengamatan serta pengukuran anda, dimana tegangan input diatur
sesuai dengan Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Uji Sinyal Digital Menggunakan Indikator LED

Tegangan LED
Input (V) (Terang/Nyala,Redup,Mati) Kondisi (H/L)

1.
0
2.
1.
2
2.
1.
3
2.
1.
4
2.
1.
5
2.

3. Buatlah Rangkaian uji sinyal digital Gambar 1.10. Dibawah ini, Dimana
rangkaian bekerja pada sumber tegangan 5V.

Gambar 1.10. Astable multivibrator

4. Gunakan logic probe untuk menentukan sinyal “High” or “Low” pada pin
3 IC Timer 555! Pilihlah threshold swicth logic probe untuk TTL atau
CMOS dan pilihlah Mode Pulse atau MEM. Catatlah hasil pengamatan
anda pada tabel 1.2.

7
5. Hubungkan dengan osciloscope untuk menggambarkan bentuk gelombang
output pada pin 3 IC. Kemudian catatlah bentuk gelombang tersebut pada
tabel 1.2. berikut ini!
Tabel 1.2. Astable Multivibrator

IC
Langkah PIN 3 LED Kondisi Bentuk Frekuensi
(Terang/Redup/Mati) H/L Gelombang

4
5
6
7

6. Gantilah nilai R2 pada gambar 1.10. di atas menjadi 100K KΩ, catatlah
hasil pengamatan pada tabel 1.2.
7. Ulangi langkah 4-6, gantilah nilai C1 pada gambar 1.10. di atas menjadi
10 µF. Catatlah hasil pengamatan anda pada Tabel 1.2.
8. Rakitlah rangkaian Gambar 1.11. One-Shot Multivibrator berikut ini!

Gambar 1.11. One-Shot Multivibrator


8
9. Catatlah hasil pengamatan pada Tabel 1.3. Berikut ini.
Tabel 1.3. One-Shot Multivibrator

IC PIN
Langkah LED Kondisi H/L Bentuk
(Terang/Redup/Mati) Gelombang
6 1 LED 1 LED 2 LED 1 LED 2
8

10

10. Gantilah nilai R3 menjadi 330 Ω dan C1 10 µF, amatilah dan catat
hasilnya pada tabel 1.3.

E. TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Jelaskanlah pengaruhnya terhadap cahaya LED dan bentuk gelombang


output gambar 2., berdasarkan hasil pengamatan anda pada saat capasitor
diganti dari 1µF menjadi 10 µF?
2. Jelaskanlah pengaruhnya terhadap cahaya LED dan bentuk gelombang
output gambar 3., berdasarkan hasil pengamatan anda pada saat capasitor
diganti dari 1K Ω menjadi 330 Ω dan 0.1 µF menjadi 10 µF

Anda mungkin juga menyukai