Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH SISTEM OTOMASI

LAPORAN PROGRAM CX-PROGRAMMER

BUKA TUTUP PINTU GARASI

Disusun Oleh :

Haristio Sanjaya (E41151004)

Rifqi Eka Fakhri (E41151006)

Thomi Taufikurrahman (E41151008)

D3 Teknik Elektro

POLITEKNIK TEDC BANDUNG


2016
1. Tujuan
Mampu memahami pengalamatan input dan output pada PLC Omron
Mampu memahami perintah perintah dasar pada sistem otomasi seperti Kontak
NO (Normaly Open) , NC (Normaly Close)
Mampu memahami Wiring pada PLC
Sebagai media pembelajaran untuk membuat program ladder diagram pada
aplikasi CX-Programmer

2. Materi Pembelajaran

2.1 PLC (Programmer Logic Control)

Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah rangkaian elektronik


yang dapat mengerjakan berbagai fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks.
PLC dapat diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh operator yang tidak
berpengalaman dalam mengoperasikan komputer. PLC umumnya digambarkan dengan
garis dan peralatan pada suatu diagram ladder. Hasil gambar tersebut pada komputer
menggambarkan hubungan yang diperlukan untuk suatu proses. PLC akan
mengoperasikan semua siatem yang mempunyai output apakah harus ON atau OFF.
Dapat juga dioperasikan suatu sistem dengan output yang bervariasi. PLC pada awalnya
sebagai alat elektronik untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya bekerja
untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor, solenoid, dan actuator. Alat ini
mampu mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan relay biasa. PLC pertama-
tama banyak digunakan pada bagian otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak
peralatan kontrol sequence, ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi
kontrol sequence yang utama. Ketika transistor muncul, solid state relay yang diterapkan
seperti untuk kontrol dengan kecepatan tinggi
Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai berikut :
1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran

Perangkat Keras Programmable Logic Controller


Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat pengendali logika yang
dapat diprogram. PLC ini merupakan perangkat kontrol yang menerima data input dari
luar yang ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan disimpan dalam
memori. PLC mempunyai perangkat keras yang berupa CPU (Central Processing Unit),
modul input dan output, memori serta piranti program.
Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input dan output, menjalankan
program instruksi, serta menjalankan peralatan eksternal.

Central Processing Unit

Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data
dari seluruh sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah
mengontrol semua operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur
komunikasi antara input-output, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga
berfungsi menjalankan dan mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan
program yang telah ditentukan.

Memori

Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk
menjalankannya. Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat
mengakses perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan
untuk menyimpan data sementara selama pelaksanaan program.

Model Input Output

Model input output merupakan piranti yang menghubungkan antara PLC dengan
peralatan yang dikendalikannya. Sebagai contoh pada PLC OMRON rata-rata
mempunyai 16 built-in input yang terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun
demikian jumlah ini dapat ditambah dengan memasang unit ekspansi I/O. Model input
atau output tambahan ini dapat dipasang secara bebas sesuai dengan kebutuhan.

Programming Console

Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM


(Random Access Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi permanen
pada sebuah program yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke
dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini dapat dihubungkan langsung
ke CPU dengan menggunakan kabel ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap
saat. Apabila proses eksekusi program telah melewati satu putaran maka panel
(Programming Console) ini dapat dicabut dan dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU
yang pertama tadi masih tetap bisa untuk menjalankan programnya, tetapi harus pada
posisi RUN atau MONITOR

2.2 Instruksi dasar PLC


Semua intruksi-instruksi tangga atau laddder instruction adalah intruksi-intruksi
yang terkait dengan kondisi-kondisi di dalam diagram tangga. Intruksi-intruksi tangga,
baik yang independen maupun kombinasi atau gabungan dengan blok intruksi, akan
membentuk suatu eksekusi.

LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT)


Intruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu system control hanya
membutuhkan suatu kondisi logika saja dan sudah dituntut untuk mengeluarkan 1 output.
Logikanya seperti kontak NO Relay untuk intruksi LOAD dan seperti kontak NC Relay
untuk intruksi LOAD NOT.

Contoh instruksi LD dan LD NOT

AND dan AND NOT


Jika terdapat dua atau lebih kondisi yang dihubungkan secara seri pada garis
instruksi yang sama, maka kondisi yang pertama menggunakan instruksi LOAD atau
LOAD NOT dan sisanya menggunakan intruksi AND atau AND NOT. Pada gambar
dibawah ditunjukkan sebuah penggalan dan diagram tangga yang mengandung tiga
kondsi yang dihubungkan secara seri pada garis intruksi yang sama berkaitan dengan
LOAD, AND NOT, dan AND. Intruksi yang digambarkan paling kanan sendiri akan
memiliki kondisi ON jika ke tiga kondisi di kiri semuanya ON, dalam hal ini IR000.00
dalam kondisi ON, IR010.00 dalam kondisi OFF, dan LR00.00 dalam kondisi ON.

Contoh penggunaan AND dan AND NOT

OR dan OR NOT
Jika dua atau lebih kondisi dihubungkan secara pararel, artinya dalam garis
intruksi uang berbeda kemudisn bergabung lagi dalam satu garis intruksi yang sama,
maka kondisi yang pertama terkait dengan intruksi LOAD atau LOAD NOT dan sisanya
berkaitan dengan intruksi OR atau OR NOT.

Contoh penggunaan instruksi OR atau OR NOT


Blok intruksi ini akan memiliki kondisi eksekusi ON jika cukup salah satu dari
ketiga kondisi dalam keadaan ON. Dalam hal ini kondisi OR dapat dibayangkan akan
selalu menghasilkan kondisi ON jika salah satu dari dua atau lebih kondisi yang
terhubungkan dengan intruksi ini dalam kondisi ON

OUTPUT dan OUTPUT NOT


Cara yang paling mudah untuk mengeluarkan kondisi eksekusi adalah dengan
menghubungkan langsung dengan keluaran melalui intruksi OUT atau OUT NOT. Kedua
ntruksi ini digunkan untuk mengontrol BIT operan yang bersangkutan berkaitan dengan
kondisi eksekusi. Dengan menggunakan intruksi OUT, maka BIT operan akan menjadi
ON jika kondisi eksekusinya juga OFF. Pada gambar di bawah terlihat jika IR010.00
akan ON selama IR000.00 juga ON, sedangkan IR010.01 akan ON selama IR000.01
dalam kondisi OFF.

Contoh penggunaan instruksi OUT atau OUT NOT

3. Ladder Diagram Program

4. Tabel Input-Output

Tabel Input

Alamat Peralatan Comment


0.00 Push Button Stop STOP
0.01 Push Button Open OPEN
0.02 Limit Switch Up LS1
0.03 Push Button Close CLOSE
0.04 Limit Switch Down LS2

Tabel Output

Alamat Peralatan Comment


100.00 Motor Motor Up
100.01 Motor Motor Down
100.02 LED Lampu Ajar
100.03 LED Lampu Open
100.04 LED Lampu Close

5. Wiring PLC
Keterangan :

STOP = Push Button Stop


OPEN = Push Button Open
LS UP = Limit Switch UP
CLOSE = Push Button Close
LS DOWN = Limit Switch Down
UP = Motor Up
DOWN = Motor Down
LA = Lampu Ajar
LO = Lampu Open
LC = Lampu Close

6. Cara Kerja Program



Pada kondisi awal pintu garasi tertutup rapat sehingga menekan LS1 dan
LS2 maka keduanya bernilai 1 dan Lampu Close pun akan menyala (bernilai 1)
sebagai indicator bahwa pintu garasi tertutup secara sempurna .
Kondisi awal STOP bernilai 1 (sesuai Wiring PLC) . Pada saat membuka
pintu garasi maka akan menekan Push button OPEN (bernilai 1) dan akan
melepasnya kembali menjadi bernilai 0 . Lalu pintu garasi akan membuka
melewati LS 2 sehingga LS 2 tidak tertekan dan menjadi bernilai 0 dan Lampu
close pun akan mati serta lampu ajar akan menyala (bernilai 1) sebagai indicator
motor berfungsi . Pintu garasi akan terus membuka ke atas sehingga melewati LS
1 (bernilai 0) dan Lampu Open pun akan menyala (bernilai 1) sebagai indicator
bahwa pintu garasi terbuka secara sempurna .
Lalu pada saat akan menutup pintu garasi maka akan menekan Push
button CLOSE (bernilai 1) dan akan melepasnya kembali menjadi bernilai 0 .
Lalu pintu garasi akan menekan LS 1 sehinggal LS 1 tertekan dan bernilai 1 dan
Lampu open pun akan mati serta lampu ajar akan menyala (bernilai 1) sebagai
indicator motor berfungsi . Pintu garasi akan terus menutup ke bawah sehingga
menekan LS 2 (bernilai 1) dan Lampu Close akan menyala (bernilai 1) sebagai
indicator bahwa pintu garasi tertutup secara sempurna

7. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai