jenis
KAWAT EMAIL
Perbedaan
GULUNGAN SINGLE dan DOUBLE
Alasan Kenapa dibuat gulungan double, triple dan seterusnya
alasan yang tepat sebenarnya bukanlah untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.
kecepatan yang tinggi adalah hasil akhir yang akan di dapat.
Alasan pertama, perlu di ingat, bahwa penampang kawat adalah berbentuk lingkaran,
maka jika kita menggulung dinamo dengan kawat yang berukuran besar, akan
memiliki celah atau ruang yang besar juga. jika kita menggunakan kawat yang kecil
atau halus, maka celah akan semakin kecil.
Perhitungan
misalnya kita menggunakan kawat 0,7 mm. artinya penampang luas jari-jari kawat
tersebut adalah 0,7/2=0,35
L = 0,38465
Dan, jika kita menggunakan kawat 0,5 mm, maka luas penampangnya adalah:
L = 3,14 x 0,25 x 0,25
L = 0,19625
jika kita menggunakan kawat 0,5 mm double, maka luas penampangnya nya adalah:
0,19625 x 2 = 0,3925
GULUNGAN DOBLE
9-9 * 10-9 * 9-10 * 11-10 * 9-11* 11-13
TERGANTUNG DARI (ANKUR/CERENT DAN KAWAT YANG DIPAKAI)
CUKUP ATAU TDAK.
GULUNGAN TRIPLE
7-7-7 * 8-8-8 * 9-9-9
TERGANTUNG DARI (ANKUR/CERENT DAN KAWAT(0.4 -0.5mm) YANG
DIPAKAI)
CUKUP ATAU TDAK.
GULUNGAN KWARTET
6-6-6-6 * 7-7-7-7
TERGANTUNG DARI (ANKUR/CERENT DAN KAWAT YANG DIPAKAI)
CUKUP ATAU TDAK.
Hal ini agar proses winding tidak dilakukan secara per-rongga, akan tetapi dilakukan
secara bersama-sama. Tujuannya tiada lain agar setiap rongga dililit tidak melebihi
batas rongga yang lain. Akan dibahas lebih detail saat masuk proses Bagian IV yaitu
kemungkinan-kemungkinan kendala saat proses winding dilakukan.
2.
Angkur Dummy
Lepaskan kepala angkur dan hubungkan dengan angkur dummy menggunakan gear
14.
Komutator/kepala angkur biasanya akan menghalangi saat proses winding dilakukan
dan biasanya kawat akan menyentuh dan bergesekan dengan permukaan komutator
yang tajam. Jika dibiarkan hal ini bisa mengakibatkan lapisan kawat yang bergesekan
akan terkelupas dan terjadi hubungan singkat (short) baik dengan body angkur
ataupun lapisan kabel pada baris sebelum atau sesudahnya.
Angkur dummy bisa digantikan dengan baud panjang yang biasa dipergunakan untuk
tiang.
3.
Dummy_2
Lilitkan salahsatu potongan kawat pada angkur dummy.
Tujuannya adalah agar saat proses penarikan, kawat memiliki pegangan agar posisi
kawat tidak berubah.
4.
Luruskan kawat dengan menariknya menggunakan lap bahan kaos. Setelah lurus
kemudian memasukkan kawat tersebut ke salah satu rongga angkur.
5.
Kawat_pertama
Mulailah proses melilit dengan mengaitkan kawat pada bagian belakang
angkur.Sebelum mengaitkan pada bagian depan, tariklah ujung kawat menggunakan
tang capit agar kawat menjadi tegang dan kuat pada kaitan pertama.
Jangan terlalu kuat menarik kawat, karena selain bisa merubah ukuran diameter hal
ini bisa menyebabkan putusnya kawat, terutama untuk diameter < 0.5mm).
6.
Lilitan_Pertama_Depan
Kaitkan pada bagian depan kemudian ulangi proses penarikan menggunakan tang
capit seperti proses diatas.
7.
Lilitan_ke-2
Lanjutkan 2 proses diatas dengan mengaitkan kawat rapat dengan kawat yang
dikaitkan sebelumnya. Proses melilit di mulai pada bagian bawah angkur menuju
bagian atas hingga penuh. Kemudian pada baris kedua dimulai dari atas kebawah
dengan meletakkan kawat pada sela-sela kawat baris pertama. Sehingga baris terakhir
hanya memiliki satu lilitan saja.
8.
Rongga1_Completed
Setelah baris terakhir selesai, kaitkanlah kawat pada angkur dummy, dan rongga
pertamapun telah selesai dikerjakan. Silakan kembali lagi ke langkah no.3 untuk
melilit rongga-rongga berikutnya.
9.
Lilitan_Selesai
Setelah semua rongga penuh maka proses melilit angkurpun selesai dilakukan. Dan
hasilnya akan terlihat seperti gambar disamping.