Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM ELEKTRONIKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diode merupakan alat dengan dua terminal dan terbentuk dari dua jenis semikonduktor
(silikon jenis dan jenis p) yang tersambung. Alat ini mampu dialiri oleh arus secara
relektif mudah dalam satu arah, tetapi amat sukar dalam arah kebalikannya. Oleh karena
dioda tersebut nonlinear, maka persamaan diatas merupakan persamaan nonlinear dan
dapat diselesaikan secara grafis dengan dasar titik demi titik. Dengan demikian, rankaian
ini dapat didekati dengan dua rangkaian linear, yang biasanya yang cukup memadai. Salah
satu penyajian rangkaian digunakan untuk kasus yang diodenya mendapat bias maju,
sedangkan yang lain untuk kasus yang diodenya mendapat bias balik. Bila diode ideal,
maka kedua rankalan tersebut sederhana bahan semikonduktor. Sama halnya seperti dioda
biasa, LED juga memiliki dua buah kutub (polaritas) yaitu kutub positif (Anoda) dan
kutub negatif (Katoda). LED atau hanya akan memancarkan cahaya apabila ada aliran
tegangan listrik dengan arus posisi bias maju dari Anoda menuju Katoda. LED atau Light
Emitting Diode memiliki sebuah chip semikonduktor yang telah mengalami proses doping
sehingga dapat menimbulkan junction positif.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengambil kesimpulan yang didapat dari tegangan yang diperoleh dari
percobaan
2. Untuk mengetahui karateristik statik diode
3. Untuk mengetahui penyusun dasar dioda
4. Untuk mengetahui jenis-jenis diode
5. Untuk mengetahui aplikasi dioda
BAB II

DASAR TEORI
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

Dioda semikonduktor dibentuk dengan cara menyambungkan semikonduktor type p dan type
n. Pada saat terjadinya sambungan (junction) p dan n, hole-hole pada bahan p dan elektron-
elektron pada bahan n disekitar sambungan cenderung untuk berkombinasi. Hole dan elektron
yang berkombinasi ini saling meniadakan, sehingga pada daerah sekitar sambungan ini
kosong dari pembawa muatan dan terbentuk daerah pengosongan (deplection region). Oleh
karena itu pada sisi p tinggal ion-ion akseptor yang bermuatan negatip dan pada sisi n tinggal
ion-ion donor yang bermuatan positip. Namun proses ini tidak berlangsung terus, karena
potensial dari ion-ion positip dan negatip ini akan mengahalanginya. Tegangan atau potensial
ekivalen pada daerah pengosongan ini disebut dengan tegangan penghalang (barrier
potential). Besarnya tegangan penghalang ini adalah 0.2 untuk germanium dan 0.6 untuk
silikon. Sebelum membahas tentang dioda, kalian pelajari dahulu tentang PN-Junction. Apa
itu PN-Junction ?.Sebagai tugas awal, coba kalian cari tahu tentangnya. Junction dioda atau
dioda semikonduktor pada hakekatnya adalah PN-Junction. Karakteristik pokok yang dimiliki
oleh dioda semikonduktor adalah sifatnya yang tidak simetri, maksudnya arus yang mengalir
melewati dioda pada arah tertentu jauh lebih kecil dari pada arus yang mengalir pada arah
yang berlawanan. Oleh karena sifatnya ini maka dalam pemakaian banyak digunakan sebagai
perata arus. Bias mundur adalah pemberian tegangan negatip baterai ke terminal anoda (A)
dan tegangan positip ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan
anoda katoda VA-K adalah negatip (VAK < 0). Karena pada ujung anoda (A) yang berupa
bahan tipe p diberi tegangan negatip, maka hole-hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke
kutup negatip baterai menjauhi persambungan. Demikian juga karena pada ujung katoda (K)
yang berupa bahan tipe n diberi tegangan positip, maka elektron-elektron (pembawa
mayoritas) akan tertarik ke kutup positip baterai menjauhi persambungan. Sehingga daerah
pengosongan semakin lebar, dan arus yang disebabkan oleh pembawa mayoritas tidak ada
yang mengalir. Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron (pada bahan tipe p) dan
hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh mundur (reverse
saturation current) atau Is. Arus ini dikatakan jenuh karena dengan cepat mencapai harga
maksimum tanpa dipengaruhi besarnya tegangan baterai. Besarnya arus ini dipengaruhi oleh
temperatur. Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan
negatipnya ke terminal katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan bias maju (foward bias).
Dengan demikian VA-K adalah positip atau VA-K > 0. Demikian juga elektronnya akan
tertarik oleh kutup positip baterai untuk melewati persambungan. Oleh karena itu daerah
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat dioda diberi bias maju. Dan arus dioda
yang disebabkan oleh pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu ID. Sedangkan pembawa
minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan dari bahan tipe n (hole) akan berkombinasi dan
menghasilkan Is. Arah Is dan ID adalah berlawanan. Namun karena Is jauh lebih kecil dari
pada ID, maka secara praktis besarnya arus yang mengalir pada dioda ditentukan oleh ID.
Hubungan antara besarnya arus yang mengalir melalui dioda dengan tegangan VA-K dapat
dilihat pada kurva karakteristik diode. Pada saat dioda diberi bias maju, yakni bila VA-K
positip, maka arus ID akan naik dengan cepat setelah VA-K mencapai tegangan cut-in (VE).
Tegangan cut-in (V) ini kira-kira sebesar 0.2 Volt untuk dioda germanium dan 0.6 Volt untuk
dioda silikon. Dengan pemberian tegangan baterai sebesar ini, maka potensial penghalang
(barrier potential) pada persambungan akan teratasi, sehingga arus dioda mulai mengalir
dengan cepat. Apabila tegangan VA-K yang berpolaritas negatip tersebut dinaikkaterus, maka
suatu saat akan mencapai tegangan patah (breakdown) dimana arus Is akan naik dengan tiba-
tiba. Pada saat mencapaitegangan break-down ini, pembawa minoritas dipercepat hingga
mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan elektron valensi dari atom.
Kemudian elektron ini juga dipercepat untuk membebaskan yang lainnya sehingga arusnya
semakin besar. Pada dioda biasa pencapaian tegangan break-down ini selalu dihindari karena
dioda bisa rusak.
Hubungan arus dioda (ID) dengan tegangan dioda (VD) dapatdinyatakan dalam
persamaan matematis yang dikembangkan oleh W.Shockley, yaitu:
ID = Is [e(VD/n.VT) - I]........................................................................(2.1)
Karakteristik dioda pada garis besamya dapat dibedakan atas karakteristik forward dan
karakteristik reverse. Untuk mengetahui karakteristik dioda yang menunjukan besarnya arus
pada bermacam macam harga tegangan yang diberikan, coba kalian rangkai seperti gambar
rangkaian dioda forward berikut:
1. Penyearah Setengah Gelombang
Dioda semikonduktor banyak digunakan sebagai penyearah.Penyearah yang paling sederhana
adalah penyearah setengah gelombang, yaitu yang terdiri dari sebuah dioda. Melihat dari
namanya, maka hanya setengah gelombang saja yang akan disearahkan. Rangkaian penyearah
setengah gelombang mendapat masukandari skunder trafo yang berupa sinyal ac berbentuk
sinus, vi = Vm Sin wt Dari persamaan tersebut, V merupakan tegangan puncak atau tegangan
maksimum. Harga Vm ini hanya bisa diukur dengan CRO yakni dengan melihat langsung
pada gelombangnya. Sedangkan pada umumnya harga yang tercantum pada skunder trafo
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

adalah tegangan efektif. Hubungan antara tegangan puncap Vm dengan tegangan efektif
(Veff) atau tegangan rms (Vrms) adalah:
Veff = Vrms = Vm / 2 = 0,707 Vm …………………………………...(2.2)
Tegangan (arus) efektif atau rms (root-mean-square) adalah tegangan (arus) yang terukur oleh
voltmeter (amper-meter). Karena harga Vm pada umumnya jauh lebih besar dari pada Vg
(tegangan cut-in dioda), maka pada pembahasan penyearah ini Vy diabaikan. Prinsip kerja
penyerah setengah gelombang adalah bahwa pad saat sinyal input berupa siklus positip maka
dioda mendapat bias maj sehingga arus (1) mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal
inpu berupa siklus negatip maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak mengalir arus
2. Penyearah Gelombang Penuh Dengan Trafo CT
Rangkaian penyearah gelombang penuh ada dua macam, Yaitu dengan menggunakan trafo
CT (center-tap tap tengah) dan dengan sistem jembatan. Gambar 7.11 menunjukkan rangkaian
penyearah gelombang penuh dengan menggunaka trafo CT.
Terminal skunder dari Trafo CT mengeluarkan dua buah Tegangan keluaran yang sama
tetapi fasanya berlawanan dengan titik CT sebagai titik tengahnya. Kedua keluaran ini
masing-masing dihubungkan ke D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positip
maka D1 mendapat sinyal siklus negatip, dan sebaliknya. Dengan demikian D1 dan D2
hidupnya bergantian. Namun karena arus i1 dan 12 melewati tahanan beban (RL) dengan arah
yang sama, maka iL menjadi satu arah.
3. Penyearahan gelombang penuh dengan CT
4. Penyearahan gelombang penuh system jembatan
Penyearahan gelombang penuh system jembatan ini bisa menggunakan sembarang trafo baik
yang CT maupun yang biasa atau bahkan bisa juga tanpa menggunakan trafo.
(Sutiaga, 2013)
Dioda merupakan salah satu komponen semikonduktor elektronika daya yang banyak
digunakan untuk aplikasi di rumah tangga maupun industri. Komponen dioda memilki dua
terminal yang disebut dengan nama Anoda (kutup positif) dan Katoda (kutub negatif). Pada
rangkaian elektronika daya, dioda berfungsi sebagai switching atau saklar untuk melewatkan
arus listrik dalam satu jalan. Dioda pada rangkaian elektronik dapat berfungsi sebagai
penyearah, pemotong, penjepit dan fungsi lainnya. Pada pokok bahasan ini yang akan dibahas
adalah Dioda sebagai saklar. Dioda akan berada pada keadaan konduksi (ON) jika potensial
pada anoda lebih positif daripada potensial pada katoda. Dioda akan berada pada kondisi
(OFF) jika potensial pada anoda lebih. negatif daripada potensial pada katoda. Pada kondisi
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

ideal, pada waktu dioda dalam kondisi ON akan memiliki karakteristik tegangan pada dioda
sama dengan nol dan arus yang mengalir pada dioda sama dengan arus bebannya. Sebaliknya,
dioda dalam kondisi OFF memiliki karakteristik tegangan pada dioda sama dengan tegangan
sumbernya dan arus yang mengalir sama dengan nol. Dalam kondisi dioda ON dan OFF ini
dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian daya pada dioda.
Secara elektronik, kondisi ON dan OFF dioda dapat dijelaskan sebagai berikut. Dioda
akan On jika Anoda dan Katoda diberikan panjar maju artinya Terminal Anoda dihubungkan
dengan sumber positif sedangkan Anoda dihubungkan dengan sumber negatif. Pada kondisi
ini, maka tegangan antara Anoda dan Katoda akan menjadi nol dan akan mengalir arus dari
anoda ke katoda melewati beban. Sebaliknya jika Dioda diberikan panjar mundur atau
Terminal Anoda dihubungkan dengan sumber negatif, dan terminal Katoda dihubungkan
dengan sumber postif, maka Dioda akan mati. Pada kondisi ini, tegangan antara Anoda dan
Kotoda (VAK) sama dengan tegangan sumber dan tidak ada arus yang mengalir pada
rangkaian. (Ali, 2018)
Dioda hampa, atau cukup disebut dioda, merupakan bentuk paling sederhana dari katup
termionik. Dioda mempunyai dua elek troda. Salah satu elektroda, yaitu katoda, memancarkan
elektron dengan cara pemancaran termionik. Elektroda yang lain yang di namakan lempengan
(plate) atau anoda atau kolektor, dan digu nakan untuk mengumpulkan elektron yang
dipancarkan dari kato da. Katoda dipanaskan langsung atau tidak langsung. Katoda
pemanasan tidak lang sung kadang-kadang lebih dipilih. Katoda pemanasan tidak lang sung
mempunyai bentuk silinder yang diletakkan pada pusat selu bung tabung. Katoda dikelilingi
anoda silindris yang diberi ruang kecil antara dua silinder. Selubung tabung dapat dibuat dari
kaca atau logam. Untuk dioda dengan katoda pemanasan langsung, ada tiga kawat untuk
hubungan keluar. Salah satu kawat dihubungkan ke anoda dan dua lainnya untuk pemanasan
katoda. Untuk dioda de ngan katoda pemanasan tidak langsung, ada tambahan kawat yang
dihubungkan ke katoda.
Dalam dioda, elektron yang dipancarkan dari katoda akan meng alir menuju aroda, kalau
anoda dijaga tetap berpotensial positif dibandingkan dengan katoda. Aliran elektron ini dalam
dioda akan menghasilkan arus dalam arah dari anoda ke katoda, untuk dioda yang diketahui,
arus ini dinamakan arus anoda, tergantung pada tegangan antara anoda dan katoda
(dinamakan tegangan anoda). Dan juga pada temperatur katoda. Kalau anoda mempunyai
potensial lebih rendah daripada katoda, tidak ada arus mengalir dalam tabung karena elektron-
elektron ditolak oleh anoda.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

Untuk temperatur filamen yang diketahui, grafik yang menun jukkan perubahan arus
anoda dari dioda menurut tegangan anods dinamakan lengkung karakteristik statis dari dioda
atay karakteristik dioda. Dalam daerah terbatas muatan ruang, arus naik menurut kenaikan
potensial anoda menurut hukum pangkat V Dalam daerah terbatas temperatur, lengkungan
hampir paralel dengan sumbu tegangan anoda. Kenaikan sedikit arus anoda menu rut
tegangan anoda dalam daerah terbatas temperatur disebabkan oleh efek Schottky.
Satu set lengkung yang menghubungkan arus anoda dengan tem peratur katoda untuk
tegangan anoda yang diketahui dapat digam barkan. Lengkung-lengkung demikian juga
dikenal sebagai karak teristik dioda. Dalam karak teristik ini juga ditunjukkan dua daerah arus
anoda, yaitu daerah terbatas temperatur dan daerah terbatas muatan ruang.
Anggaplah suatu dioda yang seri dengan resistansi beban R L Akibatnya, penurunan
tegangan lewat dioda € tidak sama dengan tegangan catu e. Perubahan i a, menurut e,
ditunjukkan oleh karakteristik statis dioda. Perubahan arus dioda i a, menurut tegangan catu e,
sebaliknya, diberikan oleh karakteristik dinamis dioda. Karakteristik dinamis dapat ditentukan
dengan cara
e = eb + eo ………………………...................................………….…(2.3)
eb = e – eo .............................................................................................(2.4)
eb = e – iaRL…..............………………................................................(2.5)
Penggunaan dioda sebagai penyerahan merupakan proses dimana arus (aatau
tegangan) bolak-balik diubah menjadi arus (atau tegangan) searah. Setiap peralatan listrik
yang memberikan resistansi rendah ke arus menurut satu arah dan resistensi tinggi pada arah
yang berlawanan dinamakan penyerahan. Karena resistensi maju dari dioda hampa rendah dan
resistensi baliknya sangat tinggi, dioda dapat digunakan sebagai penyerahan. Sifat penyerahan
dari dioda dapat dipelajari dengan cara berikut dengan pertolongan karakteristik dinamisnya.
Rangkaian yang menggunakan satu dioda dan dikenal sebagai penyerahan setengah
gelombang karena setengah siklus negatif dari sinyal masuk dipotong dan tidak muncul pada
sinyal keluaran.
Dalam proses penyerahan setengah gelombang, arus mengalir melewati resistansi
bebanhanya selama setengah bagian positif dari sinyal masuk. Kalau arus yang telah
diserahkan mengalir lewat resistansi beban menurut arah yang sama selama siklus penuh dari
sinyal masuk, penyerahan dinamakan penyerahan gelombang penuh.
Hubungan (junction) antara semikonduktor jenis p dan semikonduktor jenis n paling
penting dalam penggunaan elektronika modern, karena hubungan ini membentuk dasar dari
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

peralatan semi konduktor seperti dioda, transistor dan sebagainya. Dalam bab ini akan kita
jelaskan prinsip fisika dan cara kerja hubungan p-n. Berbagai penggunaan alat-alat hubungan
p-n juga diberikan.
Kalau pencampur jenis akseptor dimasukkan ke dalam setengah dari semikonduktor kristal
tunggal dan pencampur jenis donor di masukkan ke setengah bagian yang lain, maka
terbentuklah hubungan p-n, Ini merupakan alat dua terminal dan dinamakan dioda hubungan
(junction diode)
Hubungan p-n dapat berupa (i) hubungan berangsur tangga atau (ii) berangsur linear.
Dalam hubungan berangsur-tangga, rapat pencampur akseptor atau donor dalam
semikonduktor tetap sampai mencapai hubung an. Jenis hubungan ini terbentuk dengan
menempatkan bola kecil dari pencampur trivalen, katakan indium, pada suatu wafer ger
manium jenis n dan memanaskan gabungan tersebut sampai temperatur tinggi dalam waktu
yang singkat.

Dalam proses tersebut in dium meresap ke dalam germanium dan mengubah penghantaran.
germanium dari jenis n ke jenis p di seluruh bagian semikonduktor dan membentuk hubungan
p-n. Dalam suatu hubungan berangsur linear, rapat pencampur ber ubah secara linear menurut
jarak menjauh dari hubungan. Jenis hubungan ini terbentuk dengan menarik kristal tunggal
dari leleh an germanium yang pada saat dimulainya proses ini sudah berisi pencampur dari
satu jenis. Selama proses penarikan pencampur jenis lain ditambahkan dalam jumlah yang
cukup Kalau dioda hubungan p-n bekerja dal daerah garis putus-putus dari karakteristik
tegangan balik, dioda-dioda terbut dinamakan dioda patah (breakdown). Dua mekanisme
berikut merupakan penyebab patahan dalam dioda hubungan p-n dua mekanisme berikut
merupakan penyebab patahan dalam diode hubungan p-n:
(1) Patahan avalans: Pada saat catu balik yang diberikan da lam hubungan p-n naik,
medan lewat hubungan akan naik pul Pada suatu harga catu, medan menjadi
sedemikian besar sehing pembawa yang dibangkitkan secara panas pada saat melintasi
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

h bungan memperoleh sejumlah energi dari medan. Kemudian pen bawa ini dapat
melepaskan ikatan kovalen dan membentuk pasang an lobang baru pada saat
membentuk ion tidak bergerak. Pemba wa baru ini mengambil lagi energi yang cukup
dari medan yang di. Berikan dan membentur ion-ion tidak bergerak lain sambil mem
bangkitkan pasangan elektron lobang berikutnya. Proses ini sifar nya akumulatif dan
menghasilkan avalans (runtuhan) pembawa da lam waktu yang amat singkat.
Mekanisme pembangkitan pemba wa ini dinamakan penggandaan avalans. Hasilnya
adalah proses aliran sejumlah besar arus pada suatu harga catu balik, seperti di
tunjukkan oleh bagian garis putus-putus dari karakteristik.
(2) Patahan Zener: Patahan Zener terjadi kalau medan catu balik lewat hubungan p-n
sedemikian rupa sehingga medan dapat memberikan gaya kuat pada elektron terikat
dan melepaskannya dari ikatan kovalen. Jadi, sejumlah besar pasangan elektron
lobang akan dibangkitkan lewat putusnya langsung ikatan kovalen. Pa sangan elektron
lobang demikian memperbesar arus balik. Catatan, bahwa dalam patahan zener
pembangkitan pembawa tidak disebab kan oleh tumbuhan pembawa dengan ion-ion
diam seperti halnya dalam peristiwa penggandaan avalans.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

Walaupun ada dua perbedaan mekanisme, dioda-dioda patah bia sanya dinamakan dioda
zener. Simbol untuk dioda zener ditunjuk kan dalam Gambar 2.4. Karakteristik zener hampir
sejajar dengan sumbu arus, yang menunjukkan bahwa tegangan lewat dioda hampir tetap
walaupun arusnya banyak berubah. Penggunaan khas Dari dioda zener sebagai dioda acuan

diberikan tegangan dan resistansi R ditentukan sedemikian rupa sehingga arus dioda berada
dalam batas tertentu dan dioda bekerja dalam daerah patah. Tegangan Vo lewat resistansi
beban RL tetap, walau pun catu tegangan V dan resistansi beban RL, dapat berubah. Batas atas
arus dioda ditentukan oleh disipasi daya dari dioda. Dari dioda zener sebagai dioda acuan
diberikan tegangan dan resistansi R ditentukan sedemikian rupa sehingga arus dioda berada
dalam batas tertentu dan dioda bekerja dalam daerah patah. Tegangan Vo lewat resistansi
beban RL tetap, walau pun catu tegangan V dan resistansi beban R L, dapat berubah. Ba tas
atas arus dioda ditentukan oleh disipasi.
Gambar 2.2 Penggunaan khas dari dioda zener
Dalam Gambar 2.5, kalau I merupakan arus yang keluar dari sumber, dan I z dan IL, arus-arus
melewati berturut-turut dioda ze ner dan resistansi beban, hukum arus (HAK) dan hukum
tegangan Kirchhoff (HTK) memberikan
I =IZ + IL……………………………………………...(2.7)
dan
Vo = V – IR………………….…………………………(2.8)
Vo = ILRL ………………………………...……………………………(2.9)
)Chattopadhyay, 1989(
Misalkan kristal tipe-p bergabung dengan kristal tipe-n, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 19-3A. Tanda minus (-) menunjukkan elektron bebas atau berlebih. Tanda plus (+)
menunjukkan lubang. Beberapa elektron bebas dari kristal-n bergerak ke kristal-p dan
beberapa lubang bergerak dari kristal-p ke kristal-n. Kristal tidak lagi netral. (Dalam
prakteknya, dua kristal terpisah tidak digunakan. Sebaliknya, daerah-s dan daerah-p dibuat
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

berdampingan dalam kristal yang sama. Oleh karena itu daerah-n memiliki muatan positif
bersih dan daerah-p bersih muatan negative). Karena muatan yang berlawanan ini, medan
listrik (yaitu tegangan), yang disebut penghalang potensial, ada di persimpangan dua daerah.
Ini adalah fitur permanen dari p-n junction. Ketika kedua daerah pertama kali bergabung,
aliran elektron dari daerah n ke daerah p dan hole dari daerah p ke daerah n berhenti ketika
hambatan potensial yang dihasilkan menjadi cukup tinggi dapat pindah ke daerah-n. Juga,
muatan positif dari daerah-n meningkat dengan tegangan positif dari sumber dan muatan
negatif dari daerah-p meningkat dengan tegangan negatif dari sumber.
(Abraham, 1964)
Jika dihubungkan dengan outlet daya, steker tiga-kawat pada Gambar menghu
bungkan casis ke tanah (garpu tengah) dan menyampaikan tegangan 120 V efektif pada
rangkaian (dua garpu sebelah luar). Pada setengah siklus positif tegangan jala-jala, dioda
dibias forward. Pada setengah siklus negatif, dibias reverse. Inilah sebab nya mengapa
tegangan pada R, merupakan sinyal setengah. Setiap siklus input menghasilkan satu siklus
output. Inilah sebabnya meng frekuensi output dari penyearah setengah gelombang sama
dengan frekuensi input Kebanyakan peralatan elektronik pada inputnya dikopel transformator
seperti ditunjuk.Transformator memungkinkan kita untuk menaikkan atau me nurunkan
tegangan. Keuntungan lain dari transformator yaitu terisolasi dari jala-jala listrik, hal ini
mengurangi adanya resiko kejutan listrik. siklus negatif tegangan sekunder. Dioda yang
diarsir atau digelapkan untuk menunjukkan bahwa ia off. Karena di sana tidak ada arus
mengalir melalui dioda, tegangan maksimum sekunder muncul pada dioda. Tegangan
maksimum ini dikenal sebagai tegangan inverse puncak (peak inverse voltage = PIV).
(Malvino, 2003)
Sebuah batang logam yang dipegang di dalam tangan dan yang digosok dengan bulu
kelihatannya tidak akan mengembangkan sebuah muatan. Akan tetapi kita mungkin memuati
sebuah batang seperti itu, jika batang tersebut dilengkapi dengan sebuah tangkai gelas atau
tangkai plastik dan jika logam tersebut tidak disentuh dengan tangan sewaktu menggosoknya.
Pengangkut-pengangkut muatan yang sesungguhnya di dalam logam-logam adalah elektron-
elektron bebas. Bila atom-atom terisolasi digabungkan untuk membentuk sebuah zat padat
logam, maka elektron yang lebih luar dari atom-atom tidak tetap terikat kepada atom-atom
masing-masing tetapi menjadi bebas untuk bergerak di seluruh voluma benda padat.
Sekelompok bahan yang dinamakan semikonduktor adalah ber sifat di antara penghantar dan
isolator di dalam kemampuannya untuk menghan tarkan listrik. Di dalam benda-benda padat,
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

elektron-elektron mempunyai tenaga yang dibatasi ke tingkat-tingkat tertentu, dan tingkat-


tingkat tersebut dibatasi ke pita pita tertentu.
(Halliday, 1978)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Komponen


1. Trainer-ECST: CPE-2200
2. Osiloskop
3. Multimeter
4. Catu daya
5. Protoboard
6. Dioda 1N4001, Dioda zener (2V7 atau 6V2), resistor 47K, IK, kapasitor (0.1µF. 1uF,
10µF.), potensiometer (IK, 50K, 100K)

3.2 Prosedur Percobaan


1. Dipersiapkan peralatan dan komponen yang akan digunakan
2. Dihubungkan kutub positif PSA pada kutub anoda dan negatif digroundkan
3. Dihubungkan kutub positif multimeter pada anoda dan negatif pada katoda untuk
mengukur Vab
4. Dihubungkan kutub positif multimeter pada anoda dan negatif digraundkan untuk
mengukur tegangan PSA
5. Diberikan tegangan 5 V oleh PSA kemudian dilihat hasil dari Vab padamultimeter
6. Dilihat multimeter untuk mengukur tegangan Vab
7. Dicatat hasil pengukurannya 8. Dilakukan percobaan yang sama pada nomor 6 dengan
tegangan masukan 9 V dan 15
8. Dihubungkan kutub (+) multimeter pada anoda dan kutub (-) pada katoda untuk
9. Mengukur Vbe 10. Diberi tegangan sebesar 9 V
10. Dilihat hasil pengukuran yang terjadi pada multimeter untuk tegangan Vbe
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

11. Diulangi percobaan yang sama yaitu dengan menghubungkan kutub (+) multimeter
pada anoda dan kutub (-) pada katoda untuk mengukur Vac
12. Diberikan tegangan sebesar 15 V 14. Dicatat hasilnya pengukurannya
13. Dimatikan semua peralatan baik PSA dan multimeter dioffkan/dinolkan
14. Dimatikan semua peralatan baik PSA dan multimeter dioffkan/dinolkan

BAB IV

HASIL DAN ANALISA


LABORATORIUM ELEKTRONIKA

4.1 Data Percobaan

Sumber tegangan (baterai) : V= 12v


Dengan menggunakan 1 LED
I1= 2uA
V1= 5.5v
R= 1 M

Dengan menggunakan 2 LED


I2= 4uA
V2= 1.84v
R= 1 M

Medan, 23 November 2022


Asisten, Praktikan,

(Muhammad Fikri Zalsya) (Devi Yolanda Simangunsong)


4.2 Analisa Data

1. Menentukan hambatan yang keluar pada tegangan


LABORATORIUM ELEKTRONIKA

V1 5,5 6
R 1= = =2,75 x 10 =2,75 MΩ
I 1 2 x 10− 6

V2 1,84 6
R 2= = =4,6 x 10 =0,46 MΩ
I 2 4 x 10− 6

2. Menentukan daya listrik pada rangkaian

V1
2
( 5,5 )2
P 1= = =0,000011=01,1 x 10 5 Watt
R 1 2,7510 −6
2
V 22 ( 1,84 ) −6
P 2= = =7,36 x 10 Watt
R 2 4,6 x 10 5

3. LED adalah salah satu jenis diode maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan
katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik yang mengalir dari
anoda menuju katoda. Pemasangan kutub led tidak boleh terbalik karena apabila
terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak menyala. LED memiliki karateristik yang
berbeda beda menurut warna yang dihasilkan semakin tinggi arus yang mengalir pada
led maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diprhatikan
bahwa besar arus yang diperbolehkan dan pada tegangan menurut karakter
warna yang dihasilkan. Untuk menjaga led tidak terbakar perlu kita gunakan
resistor sebagai penghambat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


LABORATORIUM ELEKTRONIKA

5.1 Kesimpulan

1. Kesimpulan yang didapat dari tegangan yang diperoleh dari percobaan Led =
5,5V
Dioda = 1,84 V
2. Karakteristik dioda adalah perilaku sebuah komponen dioda ketika dia dialiri arus
Listrik baik searah (DC) atau bolak-balik (AC). Kita bisa memahami karakteristik
tersebut secara sederhana maupun secara detail. Karakteristik dioda yang paling dasar
adalah ia akan menghantar jika dikerjakan secara maju (forward) dan akan
menghambat jika dikerjakan secara terbalik (reverse). Secara sederhana kita bisa
mengamati karakteristik sebuah dioda ketika maju atau mundur dengan indikator
on/off biasa.

3. Penyusun dasar dioda yaitu Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si) dengan bahan
dasar yang berbeda, maka tegangan maksimum yang dimiliki juga berbeda. Silikon
memiliki tegangan maksimum 0,7 v sedangkan Ge ialah 0,3 v.

4. Jenis - jenis diode

- Dioda Normal (Dioda PN Junction)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang paling sering ditemui dalam rangkaian
elektronika, terutama pada rangkaian pencatu daya (power supply) dan
rangkaian frekuensi radio (RF).
- Dioda Bridge (Bridge Diode) Dioda Bridge pada dasarnya adalah Dioda yang
terdiri dari 4 dioda normal yang umumnya digunakan sebagai penyearah
gelombang penuh dalam rangkaian Pencatu Daya (Power Supply).
- Dioda Zener (Zener Diode)

Dioda Zener adalah jenis dioda yang dirancang khusus untuk dapat
beroperasi di rangkaian reverse bias (bias balik).
- Dioda LED (Light Emitting Diode)

Dioda LED atau Light Emitting Diode merupakan jenis dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

(Forward bias)
- Dioda Foto (Photodiode)

Dioda Foto atau Photodiode adalah jenis Dioda yang dapat mengubah energi
cahaya menjadi arus listrik.
- Dioda Laser (Laser Diode)

Dioda laser atau laser diode adalah jenis dioda yang dapat menghasilkan radiasi
atau cahaya koheren yang dapat dilihat oleh mata dan spektrum inframerah
ketika dialiri arus listrik.
- Dioda Varactor (Varactor Diode)

Dioda Varactor atau kadang-kadang disebut juga dengan Dioda Varicap adalah
jenis dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah sesuai dengan
tegangan yang diberikan.
- Dioda Tunnel (Tunnel Diode)

Dioda Tunnel atau Dioda Terowongan adalah jenis dioda yang mampu
beroperasi pada kecepatan yang sangat tinggi dan dapat berfungsi dengan baik
pada gelombang mikro (Microwave).
- Dioda Schottky (Schottky Diode)

Schottky merupakan jenis dioda dengan tegangan maju yang lebih rendah dari
dioda normal pada umumnya. Pada arus rendah, tegangan jatuh bisa berkisar
diantara 0,15V hingga 0,4V.
5. Aplikasi dioda pada kendaraan banyak digunakan untuk penyearahan arus seperti
pada sistem pengisaian. Fungsi dioda adalah sebagai penyearah arus dari arus bolak-
balik menjadi arus searah agar dapat dimanfaatkan untuk mengisi baterai dan
menyuplai kebutuhan arus pada kendaraan. Fungsi lain dioda ini pada kendaraan
adalah sebagai anti shock tegangan. Contoh aplikasinya adalah pada jenis relay
diberikan dioda dengan tujuan untuk mencegah terjadinya arus balik pada
rangkaian. Arus balik listrik ini dapat berasal dari induksi medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan relay. Induksi listrik ini biasanya lebih tinggi tegangannya
dibandingkan dengan tegangan sumber. Untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat
terjadinya tegangan induksi ini maka pada rangkaian relay dipasangkan rangkaian
dioda.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

5.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan memahami materi percobaaan minggu sebelumnya


2. Sebaiknya praktikan dapat merangkai rangkaian seri dan pararel dalam
percobaan
3. Sebaiknya praktikan lebih semangat lagi pada praktikum minggu
selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. 2018. Aplikasi Elektronika Daya Pada Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta:
UNY Press
Halaman: 16-17
Boylestad Robert, Louis Nashelsky. 1996. Electronic Devices And Circuit Theory. America:
Prentice-Hall
Pages: 35-38
Chattopadhyay. 1989. Dasar Elektronika. Jakarta: Universitas Indonesia.
Halaman: 41-47 ; 116-127.
Gunawan, Hanafi Malvino. 2003. Prinsip Prinsip Elektronika. Jakarta: Erlangga
Halaman :59-63
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

Halliday, David. 1978. Fisika Edisi 3 Jilid 2. Teknologi Bandung: Erlangga.


Halaman: 6-7
Marcus, Abraham. 1964. Basic Electricity. Amerika: Prentice-Hall
Pages:435-437

Medan, 23 November 2022


Asisten Praktikan

(Muhammad Fikri Zalsya) (Devi Yolanda Simangunsong)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

Anda mungkin juga menyukai