KARAKTERISASI LED
oleh
ii
Bab I Pendahuluan
LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal,
LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop,
dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n
junction. Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan warnanya,
tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Chip
LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila
diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang
hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah
sebaliknya. Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif
rendah. Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik
dioda yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun
bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan
yang diberikan adalah tegangan maju.
1
1. Nilai voltage min adalah 0 V dan voltage max adalah 4 V untuk percobaan
pertama
2. Nilai voltage min dan voltage max untuk percobaan kedua adalah selisih
sedikit (± 0,2 V) dari tegangan threshold yang didapat pada percobaan
pertama
3. Nilai speed level speed level yang digunakan adalah 1 sampai 5
4. Percobaan dilakukan dengan mode forward bias
2
Bab II Dasar Teori
II.1 Semikonduktor
Jika bahan silikon dikotori dengan bahan yang ketidakmurniannya bervalensi lima,
maka diperoleh semikonduktor tipe-n. Bahan pengotor yang bervalensi lima ini
misalnya antimoni, arsenik, dan pospor. Apabila bahan semikonduktor murni
dikotori dengan bahan yang ketidakmurniannya bervalensi tiga, maka akan
diperoleh semikonduktor tipe-p. Bahan pengotor yang bervalensi tiga tersebut
misalnya boron, galium, dan indium. Salah satu contoh bahan semikonduktor yang
merupakan elemen dasar dari komponen elektronika adalah dioda. Bentuk dioda
yang lazim digunakan terdiri dari semikonduktor jenis-p yang dibuat bersambung
dengan semikonduktor jenis-n. Pada sambungan sisi-p terdapat hole bebas dan (-)
sebagai atom pengotor akseptor yang diionisasi dengan konsentrasi sama dan secara
keseluruhan bersifat netral. Pada sambungan sisi-n terdapat elektron bebas dan
sejumlah atom pengotor donor yang diionisasi. Pembawa mayoritas pada sisi-p
adalah hole dan sisi-n adalah elektron. Bias forward merupakan suatu keadaan pada
saat ujung bahan-p dan bahan-n dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, yaitu
bahan-p dihubungkan dengan kutub positif dan bahan-n dengan kutub negatif.
Karena keadaan ini, maka arus akan dapat melewati dioda. Untuk selanjutnya, arus
yang mengalir melalui dioda adalah hasil penjumlahan dari arus injeksi dan arus
3
saturasi. Sehingga dari pengertian itu didapatkan rumus umum untuk penyelesaian
persamaan dioda adalah sebagai berikut:
dengan Id adalah arus dioda (A), Is adalah arus saturasi (A), q adalah muatan listrik
(C), Vd adalah tegangan dioda (V), k adalah tetapan, dan T adalah temperatur (oC).
Dari persamaan diatas tersebut dapat digunakan untuk mencari nilai karakteristik
dioda yaitu hubungan antara tegangan dioda (Vd) dan arus dioda (Id). Karakteristik
dioda sendiri adalah grafik hubungan antara besar kuat arus yang melewati dioda
dan beda tegangan antara kedua ujung dioda. Berikut merupakan lengkung
karakteristik untuk dioda sambungan p-n.
𝐸𝑔 𝑒 𝐸𝑔
Dengan 𝑎 adalah konstanta, 𝑏 = 𝑘𝑇, 𝑐 = 𝑘𝑇, dan 𝑑 = 𝑎 exp (− 𝑘𝑇)
4
𝑏
𝐸𝑔 = 𝑒, (II.3)
𝑐
Dengan 𝐸𝑔 adalah energi bandgap pada LED (J), 𝑒 adalah muatan elektron sebesar
1,6 × 10−19 C.
Dari nilai energi bandgap tersebut dapat dihitung nilai panjang gelombangnya
sesuai persamaan :
ℎ𝑐
𝜆= ,
𝐸𝑔 (II.4)
𝐸𝑔 = 𝑒𝑉𝑇𝐻 , (II.5)
Apabila kurva karakteristik tersebut hanya diambil pada bagian linier dan dilakukan
regresi linier akan didapat persamaan :
𝐼 = 𝑚𝑉 + 𝑃, (II.6)
𝑑𝑉 1
= , (II.7)
𝑑𝐼 𝑚
Dengan I adalah arus yang mengalir pada dioda (A), V adalah tegangan antara
katoda dan anoda (V), m adalah gradien grafik, dan P adalah konstanta.
Sehingga didapat persamaan untuk nilai hambatan dalam dioda sebagai berikut.
1
𝑅𝑠 = , (II.8)
𝑚
5
II.2 LED (Light Emiiting Diode)
LED adalah semikonduktor yang dapat mengubah energi listrik lebih banyak
menjadi cahaya, merupakan perangkat keras dan padat (solid-state component)
sehingga lebih unggul dalam ketahanan (durability). Selama ini LED banyak
digunakan pada perangkat elektronik karena ukuran yang kecil, cara pemasangan
praktis, serta konsumsi listrik yang rendah. Salah satu kelebihan LED adalah usia
relativ panjang, yaitu lebih dari 30.000 jam. Kelemahannya pada harga per lumen
(satuan cahaya) lebih mahal dibandingkan dengan lampu jenis pijar, TL dan SL,
mudah rusak jika dioperasikan pada suhu lingkungan yang terlalu tinggi, misal di
industri.
Cahaya pada LED adalah energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian
spektrum yang dapat dilihat. Cahaya yang tampak merupakan hasil kombinasi
panjang – panjang gelombang yang berbeda dari energi yang dapat terlihat, mata
bereaksi melihat pada panjang – panjang gelombang energi elektromagnetik dalam
daerah antara radiasi ultra violet dan infra merah. Cahaya terbentuk dari hasil
pergerakan elektron pada sebuah atom. Dimana pada sebuah atom, elektron
bergerak pada suatu orbit yang mengelilingi sebuah inti atom. Elektron pada orbit
yang berbeda memiliki jumlah energi yang berbeda. Elektron yang berpindah dari
orbit dengan tingkat energi lebih tinggi ke orbit dengan tingkat energi lebih rendah
perlu melepas energi yang dimilikinya. Energi yang dilepaskan ini merupakan
bentuk dari foton sehingga menghasilkan cahaya. Semakin besar energi yang
dilepaskan, semakin besar energi yang terkandung dalam foton.
6
Gambar II.2. Perpindahan elektron pada LED. (Jimy, 2013)
I-V Meter ELKAHFI 100 merupakan alat yang dirancang untuk mengukur
karakterisasi arus tegangan (I-V). Terdiri dari sebuah sumber tegangan dan
pikoamperemeter I-V Meter ELKAHFI 100 dapat mengukur arus mulai dari 100
pA sampai 3,5 mA. Dilengkapi dengan lima buah tombol tekan untuk navigasi
menu dan sebuah layar LCD 16 karakter dua baris untuk menampilkan menu dan
hasil pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan memilih menu yang sesuai
dan melihat hasil pengukuran pada layar LCD. Serta untuk memudahkan
pengolahan data pengukuran disediakan Software ELKAHFI-100. Untuk
kebutuhan praktikum disediakan DUT (Device Under Test), namun DUT yang lain
dapat langsung diukur dengan menggunakan konektor yang sesuai.
7
1. Tampilan LCD
5. Saklar Power
8
Bab III Hasil dan Pembahasan
1. Eksperimen Pertama
Tabel III.1. Warna selubung, warna nyala dan tegangan pada LED percobaan
No Warna Tegangan
Warna Selubung
LED Nyala (V)
1 Putih Putih 2.34
2 Putih Merah 1.49
4 Putih Hijau 1.75
5 Putih Biru 2.34
6 Putih (Infrared) Ungu 1.15
X Hijau Kuning 1.79
Y Kuning Oranye 1.69
Z Merah Merah 1.49
Kemudian, didapatkan juga nilai arus dan tegangan pada LED berdasarkan data
yang disimpan oleh software ELKAHFI 100. Lalu dapat dilakukan plot grafik
arus terhadap tegangan menggunakan aplikasi MATLAB. Pada grafik tersebut
dapat dilakukan fitting menggunakan fitur curve fitting pada aplikasi MATLAB
untuk mendapatkan besaran-besaran pada persamaan (III.2) sehingga didaptkan
data sebagai berikut.
9
1 0,31 24,54 7,10 0,0000186 0,91
2 0,15 14,26 5,32 0,0000537 0,72
4 0,41 35,40 16,57 -0,0000088 0,75
5 0,07 17,12 4,51 0,0000296 0,78
6 0,77 12,54 5,60 0,0000921 0,66
X 1,72 19,78 6,76 0,0000309 0,79
Y 0,78 21,04 8,09 0,0000256 0,94
Z 0,62 16,54 5,76 0,0000473 0,78
2. Eksperimen Kedua
2.00E-05
1.50E-05
1.00E-05
5.00E-06
0.00E+00
2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
Tegangan (V)
Gambar III.1. Grafik arus terhadap tegangan beserta regresi linear pada LED 1
10
Data Regresi Linear
3.50E-04
3.00E-04 y = 0.0032x - 0.0051
R² = 0.9758
2.50E-04
Arus (A)
2.00E-04
1.50E-04
1.00E-04
5.00E-05
0.00E+00
1.15 1.25 1.35 1.45 1.55 1.65 1.75
Tegangan (V)
Gambar III.2. Grafik arus terhadap tegangan beserta regresi linear pada LED 2
1.60E-07
y = 2E-06x - 3E-06
1.40E-07
R² = 0.9508
1.20E-07
1.00E-07
Arus (A)
8.00E-08
6.00E-08
4.00E-08
2.00E-08
0.00E+00
1.45 1.55 1.65 1.75 1.85 1.95
Tegangan (V)
Gambar III.3. Grafik arus terhadap tegangan beserta regresi linear pada LED 4
11
Data Regresi Linear
1.60E-05
1.40E-05 y = 0.0002x - 0.0004
1.20E-05 R² = 0.9783
1.00E-05
Arus (A)
8.00E-06
6.00E-06
4.00E-06
2.00E-06
0.00E+00
2.05 2.15 2.25 2.35 2.45 2.55
Tegangan (V)
Gambar III.4. Grafik arus terhadap tegangan beserta regresi linear pada LED 5
2.00E-03
1.50E-03
1.00E-03
5.00E-04
0.00E+00
0.88 0.93 0.98 1.03 1.08 1.13 1.18
Tegangan (V)
Gambar III.5. Grafik arus terhadap tegangan beserta regresi linear pada LED 6
12
Data Regresi Linear
3.50E-03
3.00E-03 y = 0.0283x - 0.0506
2.50E-03 R² = 0.9514
Arus (A)
2.00E-03
1.50E-03
1.00E-03
5.00E-04
0.00E+00
1.47 1.57 1.67 1.77 1.87 1.97
Tegangan (V)
Gambar III.6. Grafik arus terhadap tegangan beserta regresi linear pada LED X
2.00E-03
1.50E-03
1.00E-03
5.00E-04
0.00E+00
1.38 1.48 1.58 1.68 1.78 1.88
Tegangan (V)
Gambar III.7. Grafik arus terhadap tegangan beserta regresi linear pada LED Y
13
Data Regresi Linear
3.00E-05
y = 0.0003x - 0.0005
2.50E-05 R² = 0.9744
2.00E-05
Arus (A)
1.50E-05
1.00E-05
5.00E-06
0.00E+00
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7
Tegangan (V)
Gambar III.8. Grafik arus terhadap tegangan beserta regresi linear pada LED Z
Nilai tegangan threshold yang didapatkan pada saat LED mulai menyala (Vth
pengamatan) dapat dibandingkan dengan nilai tegangan hasil regresi linear pada
kurva linear yang didapatkan sebelumnya (Vth Perhitungan Linear). Hasilnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
14
1 2,34 2,29
2 1,46 1,59
4 1,63 1,50
5 2,22 2,00
6 1,06 1,04
X 1,71 1,79
Y 1,67 1,74
Z 1,45 1,67
Kemudian, dapat dilakukan perhitungan energi bandgap pada dioda
berdasarkan pengamatan, yaitu menggunakan persamaan (III.5), dan
berdasarkan perhitungan eksponensial, yaitu menggunakan persamaan (III.3)
dan didapatkan hasil sebagai berikut.
Dari data energi bandgap tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk mencari
nilai panjang gelombang dari masing-masing LED, yaitu menggunakan
persamaan (III.4) dan didapatkan data sebagai berikut.
15
6 700 1172,06 554,81
X 590 726,54 424,66
Y 635 743,94 477,53
Z 740 856,82 432,88
Tabel III.7. Nilai error pada panjang gelombang hasil pengamatan dan
perhitungan eksponensial masing-masing LED untuk
percobaan kedua
No LED Error Pengamatan Error perhitungan
1 33% 10%
2 15% 37%
4 35% 3%
5 15% 32%
6 67% 21%
X 23% 28%
Y 17% 25%
Z 16% 42%
16
3. Open Problem
Pada open problem, didapatkan data berupa tegangan threshold dengan variasi
speed level yang berbeda, yaitu sebagai berikut.
Tabel III.10. Tegangan threshold pada variasi nilai dan rangkaian hambatan
III.2 Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pertanyaan dan analisis berdasarkan data
dan pengolahan yang telah dilakukan.
III.2.1 Pertanyaan
LED merupakan dioda yang terdiri dari tipe P dan tipe N yang membentuk P,N
junction. Tipe P terdiri dari hole yang bermuatan positif dan tipe N berisi elektron
valensi yang bermuatan negatif. Di antara keduanya terdapat daerah deplesi yang
memiliki tegangan barrier. Daerah deplesi adalah daerah pada p-n junction tanpa
muatan. Pada keadaan forward bias, tipe P akan dihubungkan dengan katoda yang
bermuatan positif sedangkan tipe N dihubungkan dengan anoda yang bermuatan
negatif. Saat diberikan tegangan, holes pada tipe P akan terdorong menuju tipe N
dan elektron valensi akan terdorong menuju tipe P sehingga daerah deplesi akan
menipis yang menurunkan tegangan barrier. Ketika tegangan yang diberikan
melebihi tegangan barrier, elektron akan dapat berdifusi dari tipe-n ke tipe-p dan
terjadi rekombinasi. Rekombinasi tersebut menghasilkan foton yang mengemisikan
cahaya, sehingga LED menyala. Diagram pita energi pada dioda dapat dilihat pada
gambar III.9. pada gambar tersebut, elektron pada pita valensi memiliki energi lebih
tinggi dibanding holes pada pita konduksi sehingga agar bisa terjadi rekombinasi
17
diperlukan energi yang sama dengan energi band. Dalam hal ini, energi tersebut
berasal dari tegangan antara katoda dan anoda.
Saat p-n junction diberi reverse bias, holes pada tipe P akan tertarik ke arah anoda
dan elektron valensi pada tipe N akan tertarik ke katoda sehingga daerah deplesi
melebar yang meningkatkan tegangan barrier sehingga tidak ada perpindahan
elektron dan tidak terjadi rekombinasi. Hal tersebut menyebabkan tidak dihasilkan
foton yang mengemisikan cahaya, sehingga LED tidak menyala.
Parasitic resistance adalah hambatan dalam pada LED, yaitu hambatan yang
berasal dari karakteristik semikondukor pada LED yang dipengaruhi oleh massa
jenis, luas penampang, dan panjang dari semikonduktor. Hambatan dalam
berpengaruh pada arus listrik yang mengalir pada LED. Semakin besar hambatan
dalam, arus yang mengalir semakin kecil. Jika nilai parasitic resistance kecil maka
pengaruhnya dapat diabaikan. Berdasarkan percobaan, dapat dilihat pada Tabel
III.11. dimana nilai parasitic resistance berbeda untuk setiap LED.
III.2.2 Analisis
Arus pergeseran (drift) adalah perpindahan muatan akibat adanya medan listrik,
sedangkan arus difusi adalah perpindahan muatan akibat distribusi muatan yang
tidak uniform (gradien konsentrasi muatan). Saat grafik mulai linier adalah saat
terjadi rekombinasi sehingga arus yang lebih dominan adalah arus difusi.
18
Pada percobaan ini diasumsikan bahwa energi bandgap dari LED sama dengan
foton yang dipancarkan oleh LED. Faktor yang mempengaruhi energi bandgap pada
LED diantaranya adalah jenis semikonduktor. Jenis semikonduktor mempengaruhi
doping pada semikonduktor, yaitu pemberian ketidakmurnian pada semikonduktor.
Doping inilah yang akan menentukan lebar pita konduksi dan pita valensi.
Dari percobaan dengan variasi jenis dan besar hambatan didapatkan bahwa nilai
tegangan threshold yang didapat berbeda untuk setiap variasi namun tidak
signifikan. Hal tersebut berdasarkan data pada Tabel III.14. jika dihubungkan
dengan parasitic resistance, maka nilai hambatan tersebut bisa dianggap sebagai
parasitic resistance yang bernilai cukup kecil sehingga dapat diabaikan.
19
Bab IV Kesimpulan
1. Nilai tegangan threshold antara perhitungan dan pengamatan dapat dilihat pada
Tabel IV.1.. Nilai tegangan tersebut berbeda untuk setiap LED sehingga
dipengaruhi oleh jenis semikonduktor
2. Nilai energi bandgap dapat dilihat pada Tabel IV.2.. Nilai tersebut berbeda
untuk setiap LED sehingga dipengaruhi oleh jenis semikonduktor.
3. Nilai panjang gelombang dapat dilihat pada Tabel IV.3. Error yang terjadi pada
panjang gelombang yang didapatkan bisa dilihat pada .n error tersebut dapat
terjadi karena kesalahan fitting pada kurva dan kesalahan pada pengukuran
tegangan threshold.
4. Nilai parasitic resistance dapat dilihat pada Tabel IV.4. Parasitic resistance
tidak mempengaruhi kurva karakteristik LED secara signifikan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Harto, Jimmy H., Sukmadi, Tejo, dan Karnoto. (2013) : Analisa Penggunaan
Lampu LED pada Penerangan Dalam Rumah, Jurnal Transmisi, 15, 19 –
27.
Elkahfi Instruments. (2013): ELKAHFI 100: IV Meter, User Manual , Versi 2.1
http://sites.google.com/site/elkahfii/products/analytical-instruments/-i-v-
meter-picoa, download(diturunkan/diunduh) pada 2 Oktober 2019.
21