Anda di halaman 1dari 14

Alat Ukur & Pengukuran Listrik

07 Maret 2022

Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya,
faktor kerja, frekuensi kita perlu menggunakan alat ukur listrik. Awalnya dipakai alat-alat
ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan membaca dari skala. Kini banyak
dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggal membaca pada layar display.
Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran,
misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi, dan itu kita menyebutnya
Multimeter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk
mengukur tegangan saja, atau daya listrik saja.

Untuk kedepannya alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal, ekonomis dan
praktis (lihat Gambar 2.). Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya makin
terjangkau, praktis dalam pemakaian, penunjukannya makin akurat dan presisi. Ada beberapa
istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami, antara lain :

a. Alat ukur, adalah perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari kuantitas atau
variabel.
b. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang
diukur.
c. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk
membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
d. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variabel yang diukur
e. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat
ukur.
f. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.

A. Ukuran Standar Kelistrikan.

Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan alat
ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan
kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi,
induktansi, kemagnetan dan temperatur.

Standar Amper
Menurut ketentuan Standar Internasional (SI} adalah arus konstan yang dialirkan pada dua
konduktor didalam ruang hampa udara dengan jarak meter, diantara kedua penghantar
menimbulkan gaya 2 x 10-7 newton/m panjang.
Standar Resistansi
Menurut ketentuan SI adalah kawat alloy mangan resistansi 1 Ohm yang memiliki tahanan
listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang
menjaga dari perubahan temperatur atmospher.

Standar tegangan
Ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruf H memiliki dua elektrode, tabung
elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatif diisi elektrolit
cadmium, ditempatkan dalam suhu ruang. Tegangan elektrode Weston pada suhu 200°C
sebesar 1.01858 V.

Standar Kapasitansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan
menggunakan sistem jembatan Maxwell, diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan
diperoleh kapasitansi (Farad).

Standar Induktansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan
metode geometris, standar induktor akan diperoleh.

Standar temperatur
Menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat Keivin besaran derajat Kelvin didasarkan pada
tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air menjadi es
sama dengan 0°Celsius = 273,160°Kelvin, air mendidih 100°C.

B. Alat Ukur Listrik Analog

Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih
digunakan. Di dalamnya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan.
Bagian listrik yang penting adalah magnet permanen, tahanan meter dan kumparan putar.
Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk
(Gambar 3.). Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros kumparan putar
yang diatur kekencangannya (Gambar 4.). Jika terlalu kencang jarum akan terhambat, jika
terlalu kendor jarum akan mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk
memposisikan jarum pada skala nol meter.

Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat sinyal
listrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan angka
pengukuran. Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada
penyimpangan. Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada
poros jarum atau bilah sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara
(Gambar 4.).
Pada meter dengan kelas industri baik dari jenis kumparan putar maupun jenis besi putar
seperti meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis pegas. Bentuk
skala memanjang saat kini jarang ditemukan. Bentuk skala melingkar dan skala kuadran
banyak dipakai untuk alat ukur Voltmeter dan Ampermeter pada panel meter (gambar 5.).

C. Multimeter Analog

Multimeter salah satu meter analog yang banyak dipakai untuk pekerjaan kelistrikan dan
bidang elektronika (Gambar 2.). Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran, yaitu :

 Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas ukur 0-500 V, pengukuran tegangan


DC dengan batas ukur 0 - 0,5V dan 0 - 500V.
 Ampermeter untuk arus listrik DC dengan batas ukur 0-50µA dan 0-15A,
pengukuran arus listrik AC 0-15A.
 Ohmmeter dengan batas ukur dari 1 ohm -1M ohm

D. Alat Ukur Digital

Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah
dioperasikan dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran
untuk arus miliAmper, temperature °C, tegangan miliVolt, resistansi Ohm, frekuensi Hz,
daya listrik mW sampai kapasitansi nF gambar-6. Pada dasarnya data/informasi yang akan
diukur bersifat analog. Blok diagram alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat
sinyaI analog, Analog to Digital converter, mikroprosesor, alat cetak dan display digital
gambar-7.

Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan masih
dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat input.

Sinyal input analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digital
dengan (ADC) Analog to Digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor dengan
program tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi
digital ditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak. Display
digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis, yaitu 7-segmen,
14- segmen dan dot matrik 5x7 gambar-8. Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0
tidak bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON.
Sebuah multimeter digital, terdiri dari tiga jenis alat ukur sekaligus, yaitu mengukur
tegangan, arus dan tahanan. Mampu untuk mengukur besaran listrik DC maupun AC gambar
9. Saklar pemilih mode digunakan untuk pemilihan jenis pengukuran, mencakup tegangan
AC/DC, pengukuran saklar pemilih arus AC/DC, pengukuran pengukuran tahanan,
pengukuran diode dan pengukuran kapasitor.

Terminal kabel untuk tegangan dengan arus berbeda. Terminal untuk pengukuran arus kecil
300mA dengan arus sampai 10A dibedakan.

E. Alat Ukur Analog Kumparan Putar.

Konstruksi alat ukur kumparan putar terdiri dari permanen magnet, kumparan putar dengan
inti besi bulat, jarum penunjuk terikat dengan poros dan inti besi putar, skala linear, dan
pegas spiral rambut, serta pengatur posisi nol gambar-10. Torsi yang dihasilkan dari interaksi
elektromagnetik sesuai persamaan:

T = B * A * I *N

T : Torsi (Nm)
B : Kerapatan fluk magnet (Wb/m2)
A : Luas efektik koil (m2)
I : Arus ke kumparan putar (A)
N : Jumlah belitan.

Dari persamaan diatas, komponen B, A dan N adalah konstan, sehingga torsi berbanding
lurus dengan arus mengalir ke kumparan putar. Data alat ukur kumparan putar dengan
dimensi 3 1/2 in, arus 1mA, simpangan skala penuh 100 derajat memiliki :
A : 1,72 cm2, B : 2.000 G(0,2 Wb/m2,
N : 84 lilit, T : 2,92 x 10-6Nm,

R kumparan putar : 88?, disipasi daya : 88 µW. Untuk pengukuran listrik AC alat ukur
kumparan putar ditambahkan komponen tambahan, yaitu diode bridge sebagai penyearah AC
ke DC gambar-11. EDC = 0,9 Vrms

Tahanan seri RV untuk mendrop tegangan sehingga batas ukur dan skala pengukuran sesuai.
Sehingga tahanan total RT = RV + R. Multimeter menggunakan kumparan putar sebagai
penggerak jarum penunjuknya.

F. Alat Ukur Besi Putar.


Alat ukur besi putar memiliki anatomi yang berbeda dengan kumparan putar. Sebuah belitan
kawat dengan rongga tabung untuk menghasilkan medan elektromagnetik. gambar-12. Di
dalam rongga tabung dipasang sirip besi yang dihubungkan dengan poros dan jarum
penunjuk skala meter. Jika arus melalui belitan kawat, timbul elektromagnetik dan sirip besi
akan bergerak mengikuti hukum tarik menarik medan magnet. Besarnya simpangan jarum
sebanding dengan kuadrat arus yang melevvati belitan. Skala meter bukan linear tetapi
jaraknya angka non-linier. Alat ukur besi putar sederhana bentuknya dan cukup handal

G. Alat Ukur Elektrodinamik.

Alat ukur elektrodinamik memiliki dua jenis belitan kawat, yaitu belitan kawat arus yang
dipasang diam dua buah pada magnet permanen, dan belitan kawat tegangan sebagai
kumparan putar terhubung dengan poros dan jarum penunjuk gambar-13. Interaksi medan
magnet belitan arus dan belitan tegangan menghasilkan sudut penyimpangan jarum penunjuk
sebanding dengan daya yang dipakai beban : P = V.I.cos0

Pemakaian alat ukur elektrodinamik adalah sebagai pengukur daya iistrik atau Wattmeter.

Pemasangan Wattmeter dengan notasi terminal 1,2,3 dan 5. Terminal 1-3 terhubung ke
belitan arus Wattmeter, terhubung seri dengan beban. Terminal 2 dan 5 terhubung ke belitan
tegangan Wattmeter. Terminal 1- 2 dikopel untuk mendapatkan catu tegangan suply tegangan
gambar-14. Pemasangan terminal meter tidak boleh tertukar, karena akibatnya meter tidak
berfungsi. Untuk pengukuran daya besar, dimana arus beban besar dapat digunakan trafo
CTuntuk menurunkan arus yang mengalir belitan arus Wattmeter.

Misalkan daya motor 3 phasa 55 kW dengan tegangan 400V akan menarik arus jala-jala
100A. Kemampuan kWH meter maksimal dilalui arus hanya 10 A, maka digunakan trafo
arus CT dengan rating 100/5A agar pengukuran daya motor dapat dilaksanakan. Wattmeter
portabel pengawatan dengan beban gambar-15. Ada tiga buah selektor switch, untuk
pengaturan amper, pengaturan tegangan dan pemilihan skala batas ukur. Untuk keamanan
tempatkan selektor amper dan selector tegangan pada batas ukur tertinggi. Jika jarum
penunjuk sudut simpangannya masih kecil baru selektor switch arus atau tegangan diturunkan
satu tahap

Pemasangan Wattmeter dengan notasi terminal 1,2,3 dan 5. Terminal 1-3 terhubung ke
belitan arus Wattmeter, terhubung seri dengan beban. Terminal 2-5 terhubung ke belitan
tegangan Wattmeter. Terminal 1-2 dikopel untuk mendapatkan catu tegangan suply tegangan
gambar-14.

Pemasangan terminal meter tidak boleh tertukar, karena akibatnya meter tidak berfungsi.
Untuk pengukuran daya besar, dimana arus beban besar dapat digunakan trafo CT untuk
menurunkan arus yang mengalir belitan arus Wattmeter. Misalkan daya motor 3 phasa 55 kW
dengan tegangan 400V akan menarik arus jala-jala 100A. Kemampuan kWH meter maksimal
dilalui arus hanya 10 A, maka digunakan trafo arus CT dengan rating 100/5A agar
pengukuran daya motor dapat dilaksanakan.

Wattmeter portabel pengawatan dengan beban gambar-15. Ada tiga buah selektor switch,
untuk pengaturan amper, pengaturan tegangan dan pemilihan skala batas ukur.

Untuk keamanan tempatkan selektor amper dan selector tegangan pada batas ukur tertinggi.
Jika jarum penunjuk sudut simpangannya masih kecil baru selektor switch arus atau tegangan
diturunkan satu tahap. 

Pengertian Trafo

Transformator atau trafo adalah peralatan listrik yang mengubah bentuk energi listrik menjadi
suatu bentuk energi listrik yang lainnya. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh transformator
ditentukan oleh kebutuhan energi listrik.
Pada umumnya, transformator berbentuk kumparan dari kawat yang dililitkan pada suatu inti
besi. Selain itu, terdapat dua jenis kumparan, kumparan primer dan kumparan sekunder.
Kumparan primer adalah lilitan pada satu sisi inti besi dan menjadi tempat masuknya arus
listrik. Sementara itu, kumparan sekunder adalah lilitan sisi lainnya dari inti besi dan menjadi
tempat keluar masuknya arus listrik.

Fungsi Transformator
Fungsi dari transformator adalah mengubah besaran listrik suatu rangkain. Adapun besaran
utama yang diubah oleh sebuah transformator adalah tegangan. Transformator berfungsi
untuk menurunkan atau menaikkan tegangan listrik.

Transformator atau trafo step up berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik. Adapun


transformator atau trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik.

Karakteristik Transformator
Untuk lebih mudah dalam memahami trafo, maka kamu juga perlu mengetahui karakteristik
transformator. Semua transformator memiliki karakteristik seperti:

1. Frekuensi daya input dan output adalah sama


2. Semua trafo menggunakan hukum induksi elektromagnetik
3. Kumparan primer dan sekunder tidak memiliki sambungan listrik (kecuali untuk trafo
otomatis). Perpindahan daya terjadi melalui fluks magnet.
4. Tidak ada bagian yang bergerak diperlukan untuk mentransfer energi, sehingga tidak ada
gesekan atau kerugian seperti perangkat listrik lainnya.

Kegunaan Transformator
Setelah membahas tentang karakteristik transformator, maka pembahasan selanjutnya adalah
kegunaan transformator. Kegunaan utama di transformator listrik, antara lain:

 Transformator step down digunakan pada rangkaian penyearah, rangkaian pengisi daya
baterai, TV, amplifier, dan sebagainya.
 Transformer step up digunakan dalam stabilisator, kontrol industri, mesin berat, dan lain-
lain
 Trafo isolasi digunakan dalam rangkaian elektronika daya, sistem kontrol industri, dan
lain-lain.
 Trafo arus dan tegangan digunakan dalam alat ukur, panel kontrol listrik, sistem otomasi,
dan sebagainya.
 Trafo audio digunakan dalam rangkaian penguat, rangkaian penyeimbang, dan
sebagainya.

Prinsip Kerja Transformator

Cara kerja transformator didasarkan oleh prinsip induksi elektromagnetik. Trafo


menggunakan kumparan kawat yang jika dialiri arus bolak balik, maka akan menciptakan
induksi elektromagnetik. Artinya, arus listrik pada kawat melingkar menghasilkan medan
magnet.
Inti besi atau tempat melilitnya kumparan kawat akan meningkatkan medan magnet yang
dihasilkan dari induksi. Arus listrik AC yang bolak-balik menghasilkan fluks yang terus
berubah. Fluks bolak-balik ini dapat mempengaruhi kumparan sekunder dan menghasilkan
gaya gerak listrik juga arus listrik.

Transformator dapat menaikkan atau menurunkan tegangan listrik tergantung pada jumlah
lilitan kawatnya. Untuk menaikkan tegangan maka jumlah lilitan primer atau trafo harus lebih
sedikit dari jumlah lilitan sekundernya. Sedangkan jika ingin menurunkan tegangan maka
jumlah lilitan primer trafo harus lebih banyak dari jumlah lilitan sekundernya.

Komponen Transformator

Setelah mengetahui cara kerja transformator, maka kita juga perlu mengetahui komponen
atau bagian-bagian dari transformator itu sendiri.

Komponen utama trafo terdiri dari tiga bagian penting yaitu:


1. Kumaran Primer (Np)
Kumparan primer merupakan kumparan atau lilitan trafo yang dihubungkan ke
input power supply. Pada transformator step down, kumparan primer memiliki banyak
kumparan daripada sekunder trafo, tetapi ketebalannya lebih kecil daripada kumparan
sekunder.

Dalam transformator step up, kumparan primer memiliki lebih sedikit kumparan daripada
kumparan sekunder tetapi ketebalannya lebih dari kumparan sekunder.

2. Kumparan Sekunder (Ns)


Kumparan sekunder adalah kumparan yang akan dihubungkan ke beban. Pada trafo step
down kumparan sekunder memiliki lilitan yang lebih sedikit daripada kumparan primer tetapi
memiliki ketebalan yang lebih banyak.
Pada trafo step up, lilitan sekunder memiliki banyak lilitan daripada belitan primer tetapi
memiliki ketebalan yang lebih sedikit.

3. Inti Besi (Inti Magnetik)

Inti besi adalah dimana kumparan primer dan sekunder trafo terluka (wounded). Fungsi trafo
adalah untuk mengantarkan fluks magnet dari kumparan primer ke kumparan sekunder.
Sifat inti transformator adalah keengganan rendah (low reluctance) dan resistansi tinggi
(high resistance). Umumnya, semua inti trafo dibuat dengan laminasi untuk menghilangkan
rugi arus.

Berbagai Klasifikasi Transformator


Transformator digunakan di berbagai bidang seperti jaringan pembangkit listrik, sektor
distribusi, transmisi dan konsumsi energi listrik. Berikut ini adalah berbagai jenis
transformator berdasarkan faktor-faktor.

1. Berdasarkan Level Tegangan


Jenis trafo listrik yang umum digunakan, tergantung pada tegangannya, diklasifikasikan
sebagai Trafo set up dan trafo set down.
2. Berdasarkan Media Inti yang Digunakan
Berbagai jenis inti yang digunakan dalam sebuah transformator adalah transformator inti
udara dan transformator inti besi.

3. Berdasarkan Susunan Gulungan


Jenis trafo listrik berdasarkan susunan gulungannya, diklasifikasikan sebagai autotransformer
atau transformator otomatis.

4. Berdasarkan Lokasi Pemasangan


Jenis transformator listrik berdasarkan lokasi instalasinya, diklasifikasikan sebagai
transformator daya, transformator distribusi, transformator pengukuran dan transformator
proteksi.

Jenis-Jenis Transformator

Trafo Step Up
Jenis transformator yang berfungsi untuk meningkatkan level tegangan AC atau menaikan
dari taraf rendah menuju ke taraf yang lebih tinggi. Tegangan ini dapat ditingkatkan dengan
cara memperbanyak lilitan pada kumparan sekundernya, sehingga jumlah lilitan kumparan
sekunder lebih sedikit.Biasanya transformator step up ini digunakan sebagai penghubung
trafo generator menuju grid yang ada di dalam tegangan listrik.

Trafo Step Down


Jenis transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik adalah
transformator step down. Trafo step down memiliki fungsi untuk menurunkan taraf level
tegangan AC dari tinggi ke rendah. Hal ini dapat digunakan pada peralatan rumah tangga.
Contohnya, dalam menurunkan taraf tegangan listrik dari PLN yang sebesar 220V menjadi
taraf tegangan yang dapat disesuaikan dengan peralatan elektronik yang ada di rumah-rumah
penduduk.

Trafo Satu Fasa


Jenis transformer ini adalah daya yang menggunakan arus bolak-balik satu fasa yang artinya
bergantung pada siklus tegangan yang beroperasi dalam satu fasa waktu yang terintegrasi.

Pada variasi frekuensi dan level tegangan yang konstan, transformator mentransfer daya AC
dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya.

Trafo satu fasa ini memiliki dua jenis kumparan, kumparan primer yang diberikan suplai AC
dan kumparan sekunder yang dihubungkan dengan beban. Trafo listrik digunakan untuk
inverter domestik dan untuk power supply di daerah non perkotaan.

Transformator Tiga Fasa

Transformator ini digunakan untuk mengubah tegangan sistem elektronik dengan arus listrik
tiga fasa.Transformator tersedia dalam berbagai konfigurasi seperti start-start delta-delta,
star-delta, dan delta-start.
Trafo ini digunakan untuk membangkitkan listrik dan mendistribusikannya sesuai dengan
penggunaan daya. Karena trafo tiga fasa memiliki tiga set kumparan, kumparan primer dan
sekunder akan digabungkan untuk membentuk satu unit lengkap dalam konfigurasi start atau
delta.
Transformator Daya

Transformator daya digunakan untuk mengubah daya dari satu rangkaian ke rangkaian lain
tanpa mengubah frekuensinya.Trafo biasanya berukuran besar dan tidak memiliki bagian
yang berputar atau bergerak. Trafo bekerja berdasarkan prinsip induksi timbal balik dan
membutuhkan suplai AC.

Biasanya rating trafo adalah sekitar 400 kv, 200 kv, 110 kv, 66 kv, 33 kv. Trafo daya
mengubah tegangan untuk arus dalam rangkaian, sementara tidak mempengaruhi daya listrik
total. Maka dari itu dibutuhkan listrik tegangan tinggi dengan arus yang kecil dan
mengubahnya menjadi listrik bertegangan rendah dengan arus yang besar.

Trafo daya ini biasanya terlihat pada jaringan listrik yang umumnya digunakan untuk tujuan
transmisi beban berat.

Transformator Distribusi

Trafo distribusi menyedikan perubahan tegangan terakhir dalam sistem distribusi tenaga
listrik. Trafo distribusi seperti trafo step down yang mengubah tegangan jaringan tinggi
menjadi tegangan yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Trafo ini biasanya memiliki rating yang rendah seperti 11 kv, 6,6 kv, 3,3 kv, 440 V dan 230
V. Trafo ini berukuran kecil serta besar dan memiliki rating kurang dari 200 MVA. Trafo
distribusi biasanya terletak di drop layanan, dimana kabel mengalir dari tiang listrik ke
tempat pelanggan.

Transformator Pengukuran atau Instrumen

Trafo instrumen adalah perangkat yang memiliki akurasi yang cukup tinggi yang digunakan
untuk mengubah level tegangan arus.

Jenis trafo ini digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti arus, tegangan, daya,
frekuensi, dan faktor daya. Selain itu, trafo instrumen memiliki relay untuk melindungi
sistem tenaga listrik.

Transformator Arus
Trafo ini biasanya digunakan untuk mengurangi atau mengalihkan arus bolak-balik (AC).
Trafo ini menghasilkan arus pada kumparan sekundernya. Sementara itu sebanding dengan
arus pada kumparan primernya.

Ketik arus terlalu tinggi dan diterapkan langsung ke alat pengukur, trafo arus membantu
untuk mengubah arus tinggi dalam rangkaian ke nilai yang diperlukan.

Trafo arus adalah unit pendeteksi arus dari sistem tenaga dan digunakan di stasiun distribusi,
gardu listrik dan produksi industri.

Transformator Isolasi

Transformator isolasi digunakan untuk mentransfer daya listrik dari arus bolak-balik sambil
mengisolasi perangkat bertenaga untuk alasan keamanan. Trafo isolasi dapat memberikan
isolasi galvanik yang berarti tidak ada jalur konduksi antara sumber dan beban.

Trafo isolasi dapat beroperasi sebagai sumber transformator step up atau step down dan
memiliki rasio putaran 1 : 1, yang berarti bahwa tegangan primer dan sekunder adalah sama.

Isolasi pada trafo digunakan untuk melindungi terhadap sengatan listrik dan untuk menekan
noise listrik di peralatan sensitif. Trafo isolasi digunakan di komputer, alat instrumen atau
perangkat elektronik daya.

Transformator Potensial

Trafo potensial atau trafo tegangan biasanya digunakan untuk menurunkan level tegangan.
Transformator ini tidak dapat digunakan untuk memasok daya alami ke beban dan digunakan
dengan voltmeter, wattmeter, pengukur frekuensi, pemutus sirkuit, dll.

Kumparan primer terhubung ke rangkaian tegangan tinggi dan kumparan sekunder terhubung
ke peralatan atau rangkaian lainnya.

Transformator Inti Udara

Pada transformator ini, baik kumparan primer dan sekunder diatur pada strip non magnetik.
Trafo ini memiliki hubungan fluks di kedua kumparan melalui udara. Induktansi timbal balik
di inti udara rendah yang berarti keengganan untuk diberikan pada fluks yang dihasilkan
tinggi di media udara. Perangkat elektronik yang lebih kecil menggunakan transformator inti
udara yang didasarkan pada kumparan antena.

Trafo inti udara biasanya digunakan pada perangkat komunikasi karena tidak memiliki inti
yang membuatnya ideal untuk perangkat portabel. Trafo ini biasanya terletak di sistem
transmisi radio.
Transformator Inti Besi

Trafo inti besi terdapat kumparan primer dan sekunder yang dipasang pada beberapa pelat
besi lunak yang menyediakan koneksi ideal ke fluks. Jika dibandingkan dengan trafo inti
udara, trafo ini menawarkan lebih sedikit keengganan terhadap fluks penghubung karena sifat
konduktif dan magnetik besi.

Trafo inti besi digunakan untuk membatasi dan mengarahkan perangkat magnetik seperti
motor listrik, generator, induktor hal ini karena trafo memiliki kemampuan permeabilitas
magnetik yang tinggi.

kamu bisa mendapatkan trafo ini di pasaran dengan mudah tergantung dengan jenis dan
ukurannya.

Transformator Inti Ferit

Trafo ini menggunakan inti magnet yang terbuat dari ferit dimana kumparan transformator
daya dan bagian lainnya dibuat.

Inti ferit memiliki permeabilitas magnetik yang tinggi, sehingga digunakan dalam aplikasi
frekuensi tinggi seperti power supply switching.

Hal ini karena trafo ini memberikan kerugian rendah pada frekuensi tinggi, sehingga mereka
digunakan secara luas di inti transformator RF.

Transformator inti ferit juga tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk tergantung pada
kebutuhan aplikasi.

Transformator Inti Toroidal

Trafo inti toroidal menggunakan inti magnet yang bentuknya hampir menyerupai cincin atau
donat yang disebut toroidal. trafo inti terdiri dari inti magnet berbentuk cincin melingkar dari
bahan feromagnetik dimana kawat dililitkan. Karena desain bawaannya, maka kebocoran
induktansi sangat rendah dan memberikan induktansi yang sangat tinggi. Trafo ini biasanya
digunakan pada rangkaian elektronika seperti power supply, inverter, dan amplifier.

Transformator Otomatis

Jenis trafo ini menggunakan kumpuran umum untuk belitan primer dan sekunder. Kumpuran
autotransformer memiliki tiga tap dimana sambungan listrik dibuat. Autotransformator ini
memiliki kelebihan seperti ukurannya yang lebih kecil, lebih ringan dan lebih murah daripada
transformator biasa.
Namun, trafo ini memiliki kekurangan yaitu tidak dapat memberikan isolasi listrik antara
rangkaian primer dan sekunder. kemudian juga bisa terjadi kebocoran yang lebih rendah,
kerugian yang lebih rendah dan peningkatan rating VA untuk ukuran dan massa tertentu.

Transformator Grounding

Transformator adalah jenis trafo sistem terhubung delta yang digunakan untuk menyediakan
jalur ground atau netral dalam sistem tenaga listrik tiga fasa. Hal ini dapat membantu
mengurangi transien tegangan ketika terjadi gangguan ground.
Trafo grounding adalah bagian dari sistem pembumian jaringan yang memungkinkan sistem
tiga fasa untuk menyesuaikan beban fasa ke netral dengan menyediakan jalur balik untuk arus
ke netral. Trafo ini biasanya mencakup trafo kumparan tunggal dengan desain belitan zigzag.

Anda mungkin juga menyukai