Anda di halaman 1dari 16

Alat Ukur dan Pengukuran

rdw
Pengukuran ?
Mengukur pada hakekatnya membandingkan suatu besaran yang
belum diketahui besarannya dengan besaran lain yang diketahui
besarnya. Untuk keperluan tersebut diperlukan alat ukur.

Pekerjaan pengukuran, memerlukan alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik setidak-
tidaknya mengandung informasi besaran-besaran yang diukur yang sesuai dengan kondisi
senyatanya.
Akan tetapi didalam proses pengukuran terdapat kekeliruan-kekeliruan. Ada 2 kelompok
kekeliruan, yaitu
a.kekeliruan sistematik (berkaitan dengan alat ukur, metode pengukuran, dan faktor
manusia) dan
b.kekeliruanacak (berkaitan dengan faktor non teknis/sistematik).
Satuan dan Standar

• Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian integral dari ilmu fisika.


• Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang pada prinsipnya sama
dengan alat ukur konvensional, tetapi sudah banyak mengalami
perbaikan tentang ketelitiannya
• Untuk menetapkan nilai dari beberapa besaran yang bisa diukur, harus
diketahui dulu nilai, jumlah dan satuannya.
• Jumlah biasanya ditulis dalam bentuk angka-angka sedangkan satuannya
menunjukkan besarannya.
• Pengertian tentang besaran dan satuan adalah penting dan harus
diketahui serta disetujui bersama oleh teknisi-teknisi antara bangsa
-bangsa karena dengan melihat macam satuannya maka dapat
diketahui besaran pada alat ukurnya.
• Untuk menetapkan sistem satuan ini dibentuklah suatu komisi standar
internasional.
• Sistem satuan yang pertama adalah C.G.S. (Centimeter, Gram, Second)
sebagai dasar.
• Ada dua sistem C.G.S. yang digunakan yaitu
• C.G.S. elektrostatis dan
• C.G.S. elektrodinamis.
• Dalam pengukuran listrik yang banyak digunakan adalah yang kedua.
Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran

Di dalam pengukuran listrik selalu dijumpai kesalahan-kesalahan hasil


pengamatan. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena sipengamat
maupun oleh keadaan sekitarnya (suhu) atau dari alat ukur sendiri
yang membuat kesalahan. Kesalahan dari konstruksi alat sendiri
besarnya ditentukan oleh pabrik. Sebelum dibahas tentang kesalahan
ini, maka perlu diketahui beberapa istilah yang dalam pengukuran
listrik adalah sebagai berikut:
Istilah-istilah dalam pengukuran listrik :

- Ketelitian (Accuracy) : angka yang menunjukkan pendekatan


dengan harga yang ditunjukkan sebenarnya dari pada besaran yang diukur
Contoh :
Sebuah amperemeter menunjukkan arus sebesar 10A sedangkan accuracy 1%
maka kesalahan pengukurannya adalah 1% X 10A = 0,1A sehingga harga
sebenarnya dari hasil pengukurannya adalah (10 + 0,1)A.
- Presisi : kemampuan dari alat ukur dalam pengukurannya.
Bila dalam pengukurannya kesalahannya kecil, maka presisinya tinggi, presisi
ini hubungannya juga dengan accuracy.
-Sensitivitas : kemampuan alat ukur dengan input yang kecil sudah
didapat perubahan output yang besar atau penyimpangan jarum
penunjuk yang besar.
Satuan sensitivitas: ohm/volt,
secara umum sensitivitas ini hanya terdapat pada alat ukur voltmeter
dimana tahanan dalam dari voltmeter tersebut besarnya adalah
sensitivitas x dengan batas ukur voltmeter
Error (kesalahan)
a.Relative Error : merupakan perbandingan antara besarnya
pegukuran terhadap harga yang sebenarnya.

Bila harga pembacaan adalah M, sedang harga sebenarnya adalah T


maka kesalahannya adalah [(M-T)/T]*100% yang dinyatakan dalam
persentase, besar kecilnya error menunjukkan presisi dari alat ukur.
b. Kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran.
- karena konstruksi yang besarnya ditentukan oleh pabrik atau berdasarkan
kelas alat ukur tersebut
- karena pembacaan jarum penunjuk, disebabkan karena jarum penunjuk
kurang runcing, bayangan jarum penunjuk (kesalahan paralax)
- karena letak alat ukur
- karena metode pengukuran
- karena temperatur
- karena ketidakpastian rangkaian
- karena kesalahan lain
Ukuran Standar Kelistrikan

Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam
peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang
berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper,
resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan, dan temperatur.

1. Standar amper
menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada
dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua
penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m panjang.
2. Standar resistansi
menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1Ω yang
memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan
dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmosfer.
3. Standar tegangan
ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H memiliki dua
elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung
elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu
ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar
tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan
diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar
kapasitansi (farad).
5. Standar Induktansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar
kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan
diperoleh.
DAFTAR REFERENSI :
1. Cooper, W.D., 1985, Electronics Instrumentation and Measurement
Techniques, Prentice Hall.
2. Sapii, Nishino, 1972, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, Pradnya
Paramita.
3. Dally, JW; Riley, W.F; McConnel, K.G,“Instrumentation for
Engineering Measurements”, 2nd Edition, John Wiley & Sons Inc.,
New York, 1993 (ISBN : 0-471- 60004-0)
4. Helfrick, A.D; Cooper, W.D, “Modern Electronic Instrumentation and
Measurement techniques”, Prentice Hall, New Delhi-India, 1996
(ISBN : 81- 203-0752-6)

Anda mungkin juga menyukai