Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ilham Maulana

Npm : 218120009
Prodi : Teknik Elektro

RANGKUMAN KESALAHAN DALAM PENGUKURAN

Beberapa defenisi dalam pengukuran :


 Instrumen : sebuah alat untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau
variabel.
 Ketepatan : suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang serupa.
 Resolusi : perubahan terkecil dalam nilai yang diukur pada instrumen.
Kesalahan pada pengukuran
Kesalahan dalam pengukuran dapat diklasifikasikan menjadi 3 sumber kesalahan, yaitu
kesalahan alam (natural error), alat (instrumental error), dan karena pengukur (personal
error).
1. Kesalahan alam (natural error)
Terjadi akibat perubahan kondisi lingkungan saat melakukan pengukuran.kesalahan
ini dapat dikurangi dengan mengatur temperatur sekitar sesuai kondisi alat ukur dan
membuat pelindung.
2. Kesalahan alat (instrumental error)
Terjadi akibat ketidaksempurnaan kontruksi dan kalibrasi pada alat dan dapat
dihindari dengan : memilih peralatan sesuai denag pengukuran, memberikan faktor
koreksi terhadap pengukuran, dan kalibrasi alat ukur terhadap alat standar.
3. Kesalahan pengukur (personal error)
Terjadi karena keterbatasan pengukur dalam pengamatan dan kecerobohan pengukur
selama pengukuran dan ini dapat dihindari dengan melakukan pengukuran berulang
dan teliti serta tidak ceroboh.
Ketelitian/akurasi
Ketelitian hasil ukur ditentukan oleh 2 hal yaitu :
1. Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai yang dipersyaratkan untuk
pengukuran.ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan karena umur alat yang
sudah melebihi yang direncanakan atau sumber listrik tidak memenuhi seperti yang
dipersyaratkan.
2. Operator atau pengguna tidak memahami cara yang benar sehingga terjadi kesalahan.
Ketelitian pengukuran adalah kedekatan pembaca pengukur dengan nilai yang diharapkan
atau nilai benar.
Ketelitian nisbi : ketelitian sebenarnya yang dipakai pada alat ukur.
Contoh :
“tegangan pada sebuah tahanan adalah 29 Volt. Jika nilai benar tegangan itu 30 Volt,
hitunglah ketelitian mutlak dan nisbi !”
(30−29)
Ketelitian mutlak = = 0,03
30
Ketelitian nisbi = (1- ketelitian mutlak) = 1-0,03 = 0,97
Makin besar nilai ketelitian nisbi, maka makin baik pengukur yang digunakan.
Kelas ketelitian
dalam pemilihan alat ukur digolongkan dalam empat golongan sesuai dengan daerah
pemakaiannya :
1. Alat ukur dari kelas 0,05; 0,1; 0,2 yang penggunaan nya pada labolatorium dan presisi
2. Alat ukur dari kelas 0,5
3. Alat ukur dari kelas 1,0 yang penggunaannya pada industri dan menengah
4. Alat ukur dari kelas 1,5; 2,5; 3,0; 5,0 yang penggunaannya pada 3,0 sampai 5,0 hanya
untuk cek dan rendah
Ketelitian alat ukur tergantung dari besar atau kecilnya salah ukur pada alat tersebut dan
dinyatakan dalam persen.
Misalnya :
Suatu alat ukur ampere untuk arus searah dengan harga skala maksimal 3A, harga arus yang
sebenarnya 0,62A dan arus pada saat pengukuran adalah 0,6 A maka :
Kesalahan = 0,6 A – 0,62 A = -0,02 A
Kesalahan relatif terhadap harga skala maksimum adalah :
−0 , 02
x 100 % = -0,7 %
3
Kesalahan terhadap harga penunjukan adalah :
−0 , 02
x 100 % = - 3,3 %
0 ,6
Alat ukur tersebut dengan batas kesalahan -0,7 % akan mempunyai indeks ± 1,0 %, akan
tetapi harga ukurnya didalam praktek mempunyai kesalahan -3,3 %.
Cara pengukuran
Pembacaan harga pada alat ukur secara cermat harus dilakukan dengan melihat tepat diatas
jarum penunjuk. Bila tidak melihat tepat diatas penunjuk akan terbaca harga sebelah kiri atau
sebelah kanan dari garis sebenarnya,kesalahan ini disebut paralaks.
Batas ukur
Setiap alat ukur mempunyai batas ukur tertentu, alat-alat ukur yang terpasang tetap pada
panel mempunyai satu macam batas ukur saja sedangkan alat ukur kerja menyediakan
beberapa pilihan batas ukur, karena besaran yang akan diukur belum diketahui.
Cara mengubah batas ukur dilakukan dengan menambah atau mengurangi tahanan dari
resistor sebelum besaran listrik masuk ke komponen utama alat ukur. perubahan batas ukur
arus dilakukan dengan cara memasang secara pararel resistor, sehingga arus yang terukur
dibagi dengan perbandingan tertentu antara yang melewati resistor dan yang melewati
komponen utama alat ukur. Semakin kecil nilai resistor, maka batas ukur menjadi lebih besar.
Sedangkan untuk mengubah batas ukur tegangan dilakukan dengan cara memasang secara
seri resistor, sehimgga nilai tegangan sebelum masuk kedalam alat ukur dapat lebih besar.
Semakin besar nilai resistor, maka batas ukur menjadi semakin besar.
Cara menera
menera atau mengkalibrasi adalah upaya membandingkan alat ukur dengan alat ukur lain
yang lebih teliti. Ada 2 cara yang bisa ditempuh untuk menjamin ketelitian alat ukur :
1. Cara potensiometer
2. Cara pembandingan
Sistem satuan
1. Standar amper
Menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada
dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua
penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m panjang.
2. Standar resistansi
Menurut ketentuan SI adalah kawat manganin resistansi 1 yang memiliki tahanan
listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi
yang menjaga dari perubahan temperatur atmosfer.
3. Standar tegangan
Ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruf H memiliki dua elektrode,
tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi
elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston
pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
4. Standar kapasitansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI,
dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan
frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (farad).
5. Standar induktansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi,
dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
Analisis statistik
Harga yang paling mungkin dari sejumlah hasil pengukuran disebut arithmetic mean (rata-
rata aritmatika)
x 1+ x 2+ x 3 … … … … .+ xn
rata-rata aritmatika ẍ =
n
dimana : x = hasil pengukuran
n = jumlah pengukuran
deviasi dinyatakan sebgai selisih harga pengukuran/pengamatan terhadap rata-rata aritmatika
sejumlah pengamatan.
d1 = x1 - ẍ
d2 = x2 - ẍ
dn = xn ẍ
deviasi rata-rata didefenisikan sebagai jumlah semua deviasi absolut dibagi dengan
pengamatan.
[ d 1 ] + [ d 2 ] + … … … ..+[dn]
D=
n
Deiviasi rata-rata menyatakan tingkat presisi suatu alat ukur. Standart deviasi dari sejumlah
data yang tak berhingga banyaknya didefenisikan :

σ=

d21 + d22 +.......+d 2n
n
=
√ ∑ d2
n
Standart deviasi untuk sejumlah data yang berhingga banyaknya :

σ =¿
√ ∑ d2
n−1
Hal-hal yang penting diperhatikan pada pengukuran listrik
1. cara pengukuran harus benar
2. alat ukur harus dalam keadaan baik
3. secara periodik harus di cek (kalibrasi)
4. penyimpanan alat harus diperhatikan
5. operator (orang yang mengukur) harus teliti
6. keadaan dimana dilakukan penelitian harus diperhatikan

Anda mungkin juga menyukai