Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrokhim.

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
       Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Alat Ukur Listrik Dengan Multitster”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Pengukuran Alat Ukur Listrik.
      Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
     Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, terutama Diri sendiri ,
Keluaraga dan Teman-teman semua
     Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama
mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
    Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
     Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.

                                                                                                                     Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Dalam makalah ini, saya membahas tentang amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter, alat ukur
ini, sekarang sudah banyak di pakai, terutama pada kelistrikan.
Seorang teknisi biasanya memiliki alat ukur wajib yang mereka gunakan untuk
keperluanteknis yaitu Amperemeter, voltmeter, ohmmeter. Untuk melakukan pekerjaan elektronik,
seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika selalu diperlukan alat ukur, karena
dengan alat ukur dapat diketahui :
1. Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
2. Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)
3.Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (a)
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Amperemeter, sedangkan alat ukur
tegangan disebut Volt meter dan alat ukurresistansi disebut Ohm meter. Avometer sangat penting
fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat membantu menyelesaikan
pekerjaandengan mudah dan cepat.
2.      Rumusan Masalah
Avometer merupakan alat yang mempunyai tiga fungsi sekaligusoleh karena itu kita
harusmengetahui bagaimana cara penggunaan alattersebut .Dalam makalah ini akan membahas
permasalahan tentang:
1.Apa itu avometer
2. Fungsi avometer
3. Jenis avometer
4.Bagian dari avometer
5.Cara mengukur menggunakan avometer
3.      Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.Merupakan tugas dari guru pengajar pengukuran listrik
2.Mengetahui apa itu avometer.
3.Mengetahui fungsi dan pemakaian alat ukur dasar listrik yaitu avometer
4.Mengetahui cara mengukur menggunakan alat avometer
4.      Manfaat
Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah untuk memberipangetahuan kepada para pembaca
agar mengetahui alat ukur secara mendalam.
BAB II
PEMBAHASAN
AMPERMETER, VOLTMETER, OHM METER
Multimeter sering disebut multimeter atau AVO meter yang merupakan singkatan dari
Ampere, Volt dan Ohm meter. Seperti singkatannya, alat ini bisa dipakai untuk mengetahui nilai
besaran kuat arus listrik (Arus DC), tegangan (Tegangan AC-DC) juga untuk mengukur harga suatu
resistansi (hambatan/R).

A.    Amperemeter / Ampere Meter


1.      Penemu amperemeter
Teknik pengukuran empat terminaldisebut pengindreraan kelvin,setelah William Thomson,
LordKelvin, yang menemukan jembatanKelvin pada tahun 1861 untukmengukur daya tahan yang
sangat rendah
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.Umumnya alat ini
dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari
fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk
deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan
hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada
kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan
jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya.
2.      Bagian – Bagian Ampere meter
1.    Terminal positif (+) dan negatif (-)

2.    Skala tinggi dan rendah

3.    Batas ukur

Rumus Ampere meter:


I=V/R

V = Tegangan (volt)

I  = Arus (ampere)

R = Hambatan (ohm)
Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk arus listrik yang sering
dipendekkan menjadi amp. Satu ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir dari kutup positif ke
kutup negatif, sedemikian sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga,
dengan penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak satu meter dalam
vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 × 10-7 newton per meter.

Pengukuran daya ac
Pengukuran Daya Rangkaian AC dapat dilakukan menggunakan kombinasi volt meter dan
amper meter yang dikombinasikan. Secara teori daya rangkaian AC merupakan daya rata-rata pada
rangkaian listrik tersebut.Dalam arus bolak-balik daya yang ada setiap saat berubah sesuai dengan
waktu.Daya dalam arus bolak-balik merupakan daya rata-ratanya. Jika sedang dalam kondisi steady
state, daya yang ada pada saat itu dirumuskan :

Dimana :
P = merupakan harga daya saat itu,
V = tegangan
I = arus
Dimana V dan I merupakan harga rms dari tegangan dan arus.Cos ?merupakan faktor daya
dari beban. Dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa faktor daya (cos f ) berpengaruh dalam
penentuan besarnya daya dalam sirkit AC, ini berarti bahwa wattmeter harus digunakan dalam
pengukuran daya dalam sirkuit AC sebagai pengganti Ampermeter dan Voltmeter

3.      Cara Pengukuran

Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter, 

1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere


Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang berfungsi membentuk
kalang tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang bisa menyatu dengan alat ukur atau pun terpisah.
Biasanya Ampere meter yang tidak menggunakan clamp ampere adalah model Ampere meter Analog.
Amper meter Analog

Berikut cara melakukan pengukurannya:

 Ampere meter dipasang seri dengan bebannya, seperti gambar di bawah:

 Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang
diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.
Pilih Range batas ampere dengan memutar knob alat ukur

 Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum
penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih besar dari
60% skala penuh meter.

Skala

 pengecekan apakah cakupan sudah benar dan pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran
di bawahnya bila ya, matikan power supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.

 Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang mudah
dibaca.

 Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan menyebabkan arah
simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat merusakkan
jarum penunjuk.

2. Ampere meter yang memiliki Clamp Ampere


Umumnya model Ampere meter Digital memiliki Clamp Ampere, baik menyatu dengan Alat
ukur maupun terpisah.

Berikut cara pengukurannya:

Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp ampere
pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai. Berikut ilustrasinya:
Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa kita
manfaatkan :
1. Auto Ranging :
keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian pengukuran alat ukur secara otomatis
pada range (rentang) tegangan, arus, atau tahanan yang benar.
2. Auto Polarity :
keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan pada display digital,
menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu khawatir ujung colok terbalik.
3. HOLD :
yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari memori meskipun colok
sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila mengukur ditempat tertentu dimana Anda tidak
dapat membaca dengan jelas hasil pengukurannya.
4. Dioda Test :
Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan semikonduktor. Umumnya
apabila dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan menampilkan penurunan tegangan maju dan
berbunyi sebentar, sedangkan pada bias mundur alat ukur akan menampilka OL. Dan jika dihubung
singkat, alat ukur akan menunjuk angka nol dan memancarkan suara yang terus menerus.
5. MAX/MIN :
digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran selama alat ukur di colok.
6. Response Time :
waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang diperlukan rangkaian elektronis untuk
menentukan keakuratan kerja.

B.    Voltmeter / Volt Meter

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan
ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali
lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic
tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin
besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi

1.        Jenis-Jenis Voltmeter


Ada 2 jenis voltmeter, yaitu :

1. Voltmeter analog 
2. Voltmeter digital

Kedua jenis voltmeter tersebut mempunyai fungsi sama, yang membedakan


adalah tampilannya, jika voltmeter analog menggunakan jarum penunjuk sedangkan voltmeter digital
menggunakan LCD ( liquid crystal display ).

2.      Pemasangan Voltmeter


Pemasangan Volt meter yaitu secara paralel dengan bebannya, seperti gambar dibawah :

3.      Bagian-Bagian Voltmeter

1. Terminal positif (+) dan negatif (-)


2. Skala tinggi dan rendah
3. Batas ukur

4.      Cara Pengukuran

Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa
besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang harus
digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur.
Contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-nya adalah AC dan besar
tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika
tidak diketahui nilai tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.

1. Hubungkan/Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal (-) pada
multimeter. 
2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah 220VAC
maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas
Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali
ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250. 
3. Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa bolak-balik. 
4. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing pada dua kutub jalur
tegangan PLN misalnya stop kontak.
5. Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam saling
bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting.
6. Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.

7. Cara menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan tidak berbeda saat kita
menghitung hasil ukur tegangan DC.

C.   Ohmmeter / Ohm Meter

Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dandipublikasikannya pada sebuah koran pada tahun
1827, The Galvanic CircuitInvestigated Mathematically

Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya
arus listrik dalam suatu konduktor.Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan
dalam ohm.Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik
yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik.Ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer
ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang
melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat
digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus constant
(I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan.

Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe meteran yang ada di atas sangat tidak memadai.Ini
karena pembacaan meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak dan
hambatannya diukur.Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti untuk mengukur voltase
melalui resistor.Dengan tipe dari meteran ini, setiap arus voltase turun dikarenakan hambatan dari
gulungan pertama dari timah dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik
pengukuran empat terminal ini dinamakan pengukuran Kelvin, setelah metode William Thomson,
yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk mengukur hambatan yang sangat rendah.
Metode empat terminal ini dapat juga digunakan untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan
tingkat rendah.
1.      Jenis – Jenis Ohm- Meter
     Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu bentuk ohm-meter analoq dan bentuk ohm-meter digital.
a.         Ohm-Meter Analoq
            Ohm-meter analoq lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis
TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog.
b.        Ohm-Meter Digital
Ohm-meter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti,
dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pad
a ampere, volt, dan ohm saja.

2.      Mengukur Nilai Resistansi Resistor (Ohm)


Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan sebelum melakukan pengukuran menggunakan ohm meter,
yaitu :

1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).


2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0), bila menurut anda angka
yang ditunjuk sudah nol maka tidak perlu dilakukan pengaturan sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan saklar pemilih pada skala ohm pada x1 Ω, x10, x100,
x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel terminal negatif (hitam) dan positif
(merah). Atur jarum AVO merer tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan
tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah kalibrasi atur saklar pemilihpada posisi skala Ohm yang diinginkan yaitu pada x1 Ω,
x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang
terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan dikalikan dengan nilai skala Ohm yang
dipilih oleh saklar Pemilih.
5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur ingat jangan pasangalat ukur ohm saat
komponen masih bertegangan).
6. Baca Alat ukur.

3.      Cara Membaca Ohm Meter

1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan
kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya
dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara
dengan 2 Kohm.

Misalkan pada gambar terbaca nilai tahanan suatu Resistor:


Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan /
resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum   = 26
Skala pengali                     = 10 k
Maka nilai resitansinya       = 26 x 10 k
                                         = 260 k
                                         = 260.000 Ohm
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan-peenjelasan yang ada pada makalah ini maka simpulan yang dapat diambil
adalah sebagi berikut :
1. Arus listrik adalah gerakan atau muatan arus listrik. Arus listrik merupakan banyaknya
muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Besar kuat arus adalah
I=Q
T
Dimana I adalah kuat arus, Q adalah muatan listrik, dan T adalah waktu.
Satuan kuat arus adalah ampere.
2. Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara
dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besar tegangan suatu listrik :
V= I .R
Di mana : V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus (ampere)
R = hambatan (ohm)
3. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat
dirumuskan sebagai berikut:
R=V
I
di mana V adalah tegangan dan I adalah arus.
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).
4. Bunyi Hukum Ohm :
“ Kuat arus yang melalui suatu penghantar adalah sebanding dengan beda potensial antara ujung-
ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.”
5. Untuk mengukur kuat arus kita dapat menggunakan ammeter yang dihubungkan secara seri
pada rangkaian. Untuk mengukur tegangan/beda potensial kita dapat menngunakan voltmeter yang
duhubungkan secara parallel pada rangkaian. Dan untuk mengukur hambata kita dapat menggunakan
ohmmeter serta rangkaian tertututup yang terdiri dari voltmeter dan ammeter.

B.   Saran
Avometer merupakan alat ukur listrik yang sangat sering digunakan maka dari itu saya
menyarankan agar alat itu dirawat sebaik-baiknya, jangan menggunakan alat itu dengan sembarangan,
gunakanlah dengan benar dansesuai dengan fungsinya
Laporan Fisika
Tentang:
Alat-Alat Ukur Listrik

Di susun oleh :
Shalsabilla Arini
Kelas:
XII IPA 4

SMAN 7 PADANG
2019-2020

Anda mungkin juga menyukai