TEDUH ADHI
ABSTRAK
ABSTRAK ................................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... i
BAB I ..................................................................................................................... iii
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. iii
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... iii
1.3 Tujuan Praktikum ......................................................................................... iii
1.4 Batasan Masalah ........................................................................................... iv
BAB II ..................................................................................................................... v
2.1 Pengukuran .................................................................................................... v
2.1.1 Pengertian Pengukuran ...................................................................... v
4.2 Pengukuran Kedalaman Benda Ukur 1 dengan Jangka Sorong ........... xxxviii
4.2.1 Contoh Perhitungan .................................................................... xxxix
4.4 Pengukuran Diameter Luar Benda Ukur 3 dengan Mikrometer .................. xlvii
4.4.1 Contoh Perhitungan ....................................................................... xlix
4.5 Pengukuran Diameter Luar Benda Ukur 4 dengan Mikrometer ................... lii
4.5.1 Contoh Perhitungan ......................................................................... liv
2.1 Pengukuran
2.1.1 Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan
nilai suatu besaran dalam bentuk angka. Proses pengukuran menghasilkan angka
yang diikuti dengan nama besaran acuannya. Bila tidak diikuti dengan besaran
acuan, maka pengukuran menjadi tidak berarti. Jadi, mengukur adalah pengaitan
angka secara empirik dan obyektif pada sifat‐sifat obyek atau kejadian nyata
sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai obyek atau kejadian yang diukur. Dalam prakteknya, pengukuran tidak
secara langsung dilakukan dengan membandingkan dengan standar meter
melainkan dengan menggunakan alat pembanding yaitu alat ukur.
2.1.2 Metode Pengukuran
Pada umumnya metode pengukuran adalah membandingkan besaran yang
diukur terhadap standarnya. Bagaimana proses membandingkan dilakukan,
diantaranya harus diketahui adalah yang pertama konsep dasar tentang besaran
yang dilakukan, kemudian spesifikasi peralatan yang harus digunakan pengukuran,
selanjutnya proses pengukuran yang dilakukan, setelah itu urut-urutan langkah
yang harus dilakukan, selanjutnya kualifikasi operator, serta kondisi lingkungan.
Contoh-contoh metode pengukuran antara lain adalah.
a. Metode Pengukuran Langsung
Metode pengukuran dimana nilai besaran dapat langsung terbaca pada alat
ukur tanpa memerlukan pengukuran besaran-besaran lain yang mempunyai
hubungan fungsional dengan besaran yang diukur. Dengan metode ini proses
pengukuran dapat cepat terselesaikan, alat ukur langsung umumnya memiliki
kecermatan yang rendah, dan pemakaiannya dibatasi. Adapun contoh yang
membatasinya, antara lain seperti karena daerah toleransi kurang lebih sama dengan
kecermatan alat ukur, kondisi fisik objek ukur yang tidak memungkinkan
digunakannya alat ukur langsung, dan sebagainya. Contoh alat ukur dengan metode
pengukuran langsung ini adalah seperti mistar, jangka sorong, mikrometer, dan
sebagainya.
b. Metode Pengukuran Tidak Langsung
Dalam metode pengukuran tidak langsung, pengukuran yang diukur
ditentukan dengan jalan mengukur besaran lain yang mempunyai hubungan
fungsional dengan besaran yang diukur, pada metode ini memerlukan beberapa
jenis alat ukur berjenis pembanding. Perbedaan harga yang ditunjukkan oleh skala
alat ukur dibandingkan dengan alat ukur standar dapat digunakan untuk
menentukan dimensi objek ukur. Proses pengukuran ini umumnya berlangsung
dalam waktu yang relatif lama. Contoh pengukuran dalam metode ini adalah seperti
pengukuran tekanan dengan mengukur tingginya kolom cairan di dalam suatu
tabung.
2.5 Statistik
Secara umum penggunaan dan pengertian statistik hampir sama dengan
metrologi yang dapat digunakan pada segala lingkup, dalam arti didunia akademik
maupun non-akademik. para ahli mengartikan statistik seperti:
a. Statistik adalah kumpulan bahan keterangan yang berupa angka (data
kuantitatif) maupun data yang berupa non angka (data kualitatif) yang punya
arti penting.
b. Statistik adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan metode ilmiah
untuk mengumpulkan data, menyusun data, menyajikan dalam berdasarkan
metode analisa sehingga dapat mengambil kesimpulan yang teliti serta
keputusan yang rasional dan logis.
c. Statistik dapat diartikan sebagai pengumpulan angka atau statistik sebagai
pengumpulan angka.
Dalam keadaan sehari-hari, statistik diartikan sebagai tabel grafik, diagram,
deretan angka dan gambar suatu masalah. Selain pengertian diatas, dalam uraian ini
diberikan beberapa istilah yang sering digunakan dalam statistik adalah data, yang
berarti sekumpulan bilangan atau keterangan yang dapat menerangkan suatu objek
atau masalah. Data yang dimaksudkan dapat berupa atau (berbentuk) yaitu data
kuantitatif, data yang berbentuk angka (bilangan) dan, data kualitatif, data yang
tidak berbentuk bilangan.
2.5.1 One Sample T – Test
One sample T - Test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu
variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda
secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Namun ada juga yang
berpendapat bahwa Uji T satu sampel (one sample T - Test) merupakan prosedur
pengujian untuk sampel tunggal dengan mekanisme kerja yaitu rata-rata suatu
variabel tunggal dibandingkan dengan suatu nilai konstanta tertentu.
a. Penggunaan One Sample T – Test
Uji T satu sampel atau One Sample T- Test ini dapat digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) pada populasi atau
penelitian terdahulu dengan rata-rata data pada sampel penelitian. Selain itu One
Sample Test juga sering digunakan untuk menguji hal-hal seperti:
Perbedaan rata-rata antara sampel dan nilai rata-rata yang digunakan pada
hipotesis.
Perbedaan rata-rata antara sampel dengan nilai median dari sampel yang kita
uji.
Perbedaan rata-rata antara sampel yang kita gunakan dan nilai peluangnya.
Perbedaan statistik antara nilai perubahan dan titik nol.
Uji-t satu sampel hanya bisa digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata
sampel pada 1 variabel dengan nilai rata-rata yang sudah ditentukan.
b. Syarat Untuk Melakukan Pengujian One Sample T-Test
Untuk melakukan pengujian dengan cara one sample t-test pastikan anda
sudah mengetahui beberapa syaratnya. Syarat uji t test ini hanya bisa diterapkan
apabila data berdistribusi normal, One-sample T Test ini memiliki persyaratan yang
harus dipenuhi. Pengujian ini masuk dalam pengujian parametrik sehingga:
Sampel yang digunakan harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Jenis datanya bersifat kuantitatif
Jumlah populasi atau sampel yang digunakan minimal berjumlah 30
Namun bila pengujian secara normal tidak bisa maka anda bisa menggunakan
uji Wilcoxon sebagai alternatif lain. Dalam penyelesaiannya sendiri, metode ini
bisa dihitung baik secara manual maupun dengan bantuan aplikasi (menggunakan
SPSS).
c. Statistik Pengujian Dengan Menggunakan One Sample T-Test
Dalam uji-t satu sampel atau One Sample T-Test, uji statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Dalam penggunaan uji-t satu sampel, kriteria kondisi data yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut:
Jenis data yang digunakan adalah interval atau rasio.
Sampel yang terpilih dari populasi harus bersifat random.
Tidak terdapat data yang bersifat outlier (ekstrim kiri atau kanan).
Varians dari sampel dan populasi bersifat homogen.
2.5.2 One Way ANOVA
Anova merupakan singkatan dari “analysis of varian”. Analysis of Varian
adalah salah satu uji komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean
(rata-rata) data lebih dari dua kelompok. Misalnya kita ingin mengetahui apakah
ada perbedaan rata-rata IQ antara siswa kelas SLTP kelas I, II, dan kelas III. Ada
dua jenis Anova, yaitu analisis varian satu faktor (one-way anova) dan analisis
varian dua faktor (two ways anova).
a. Asumsi Uji ANOVA
Untuk melakukan uji Anova, harus dipenuhi beberapa asumsi, yaitu:
Sampel berasal dari kelompok yang independen.
Varian antar kelompok harus homogen.
Data masing-masing kelompok berdistribusi normal (Pelajari juga tentang uji
normalitas).
Asumsi yang pertama harus dipenuhi pada saat pengambilan sampel yang
dilakukan secara random terhadap beberapa (> 2) kelompok yang independen, yang
mana nilai pada satu kelompok tidak tergantung pada nilai di kelompok lain.
Sedangkan pemenuhan terhadap asumsi kedua dan ketiga dapat dicek jika data telah
dimasukkan ke komputer. Jika asumsi ini tidak terpenuhi dapat dilakukan
transformasi terhadap data. Apabila proses transformasi tidak juga dapat memenuhi
asumsi ini maka uji Anova tidak valid untuk dilakukan, sehingga harus
menggunakan uji non-parametrik misalnya Kruskal Wallis.
b. Prinsip ANOVA
Prinsip Uji Anova adalah melakukan analisis variabilitas data menjadi dua
sumber variasi yaitu variasi di dalam kelompok (within) dan variasi antar kelompok
(between). Bila variasi within dan between sama (nilai perbandingan kedua varian
mendekati angka satu), maka berarti tidak ada perbedaan efek dari intervensi yang
dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan tidak ada perbedaan.
Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih besar dari variasi didalam kelompok,
artinya intervensi tersebut memberikan efek yang berbeda, dengan kata lain nilai
mean yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan.
BAB III
METODE PENGUKURAN
Ukuran (mm)
Nama
1 2 3 4 5 Acuan
11.8
11.6
11.4
11.2
11
10.8
10.6
1 2 3 4 5
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5
𝑥̅ =
5
11,25 + 11,50 + 11,75 + 11 + 11,50
𝑥̅ =
5
𝑥̅ = 11,40 𝑚𝑚
b. Standar Deviasi
∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖 −𝑥̅ )
2
𝛿=√ 𝑛−1
𝛿 = 0,285044 mm
Selain itu, berikut merupakan analisa data dengan metode One-Sample T dan
One-Way ANOVA.
4.1.2 Metode One-Sample T
Ukuran (mm)
Nama
1 2 3 4 5 Acuan
3.2
3.1
2.9
2.8
2.7
2.6
1 2 3 4 5
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5
𝑥̅ =
5
2,90 + 2,90 + 3,05 + 3 + 3,05
𝑥̅ =
5
𝑥̅ = 2,98 𝑚𝑚
b. Standar Deviasi
∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖 −𝑥̅ )
2
𝛿=√ 𝑛−1
𝛿 = 0,0758288 mm
Selain itu, berikut merupakan analisa data dengan metode One-Sample T dan
One-Way ANOVA.
4.2.2 Metode One-Sample T
Ukuran (°)
Nama
1 2 3 4 5 Acuan
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5
𝑥̅ =
5
140 + 140,75 + 140 + 140,91 + 140
𝑥̅ =
5
𝑥̅ = 140,332°
b. Standar Deviasi
∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖 −𝑥̅ )
2
𝛿=√ 𝑛−1
𝛿 = 0,458115706°
Selain itu, berikut merupakan analisa data dengan metode One-Sample T dan
One-Way ANOVA.
4.3.2 Metode One-Sample T
Gambar 4. 8 Hasil One-Sample T Test Sudut Benda Ukur 2
Hasil One-Sample T di atas didapatkan menggunakan aplikasi MiniTab. Hasil
yang didapat berupa rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing praktikan.
Dengan menggunakan metode tersebut terlihat bahwa nilai P yang diperoleh dari
setiap praktikan berbeda-beda. Dengan data acuan Confidence Interval (CI) 95%
dan α = 0,05 dengan hipotesa H0 : μ1 = μ0 dan H1 : μ1 ≠μ0, didapatkan nilai P.
Pada One-Sample T jika nilai P-value yang dikalkulasi nilainya lebih besar dari nilai
𝛼, maka hasil pengukuran diterima. Sedangkan jika nilai P-value lebih rendah dari
𝛼, maka hasil pengukuran ditolak. Pada data pengukuran sudut benda ukur 2,
didapatkan nilai P-value praktikan Adri sebesar 0,155; P-value praktikan Amin
sebesar 0,130; P-value praktikan Dhani sebesar 0,155; P-value praktikan Dessi
sebesar 0,108; P-value praktikan Retno sebesar 0,066; dan P-value praktikan Adhi
sebesar 0,048. Sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, nilai P-value
semua praktikan lebih besar dibandingkan 𝛼, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil pengukuran semua praktikan gagal ditolak.
4.3.3 Metode One-Way ANOVA
Gambar 4. 9 Hasil One-Way ANOVA Test Sudut Benda Ukur 2
Hasil One-Way ANOVA di atas didapatkan menggunakan MiniTab. Hasil
yang didapat digunakan untuk membandingkan tiap data percobaan praktikan
apakah data tersebut diterima atau ditolak. Pada praktikum ini, untuk metode One-
Way ANOVA digunakan Confidence Interval (CI) sebesar 95% sehingga α yang
digunakan adalah 5% atau 0,05. Pada One-Way ANOVA jika nilai P-value yang
dikalkulasi nilainya lebih besar dari nilai 𝛼, maka hasil pengukuran diterima.
Sedangkan jika nilai P-value lebih rendah dari 𝛼, maka hasil pengukuran ditolak.
Untuk menentukan apakah suatu hasil pengukuran valid atau tidak, maka digunakan
hipotesis bahwa nilai mean pengukuran sama dengan nilai aktual yang dalam hal
ini adalah 140,91°. Pada data pengukuran sudut benda ukur 2, didapatkan nilai P-
value sebesar 0,798. Sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, nilai
P-value yang diperoleh lebih besar dibandingkan 𝛼, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil pengukuran semua praktikan gagal ditolak.
Ukuran (mm)
Nama
1 2 3 4 5 Acuan
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5
𝑥̅ =
5
15,1 + 15,15 + 15,25 + 15,1 + 15,35
𝑋̅ =
5
𝑥̅ = 15,19 mm
b. Standar Deviasi
∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖 −𝑥̅ )
2
𝛿=√ 𝑛−1
𝛿 = 0,1084
Selain itu, berikut merupakan analisa data dengan metode One-Sample T dan
One-Way ANOVA.
4.4.2 Metode One-Sample T
Ukuran (mm)
Nama
1 2 3 4 5 Acuan
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5
𝑥̅ =
5
8,73 + 8,72 + 8,72 + 8,74 + 8,74
𝑥̅ =
5
𝑥̅ = 8,73 mm
b. Standar Deviasi
∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖 −𝑥̅ )
2
𝛿=√ 𝑛−1
𝛿 = 0,01 mm
Selain itu, berikut merupakan analisa data dengan metode One-Sample T dan
One-Way ANOVA.
4.5.2 Metode One-Sample T
Gambar 4. 14 Hasil One-Sample T Test Diameter Luar Benda Ukur 4
Hasil One-Sample T di atas didapatkan menggunakan aplikasi MiniTab. Hasil
yang didapat berupa rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing praktikan.
Dengan menggunakan metode tersebut terlihat bahwa nilai P yang diperoleh dari
setiap praktikan berbeda-beda. Dengan data acuan Confidence Interval (CI) 95%
dan α = 0,05 dengan hipotesa H0 : μ1 = μ0 dan H1 : μ1 ≠μ0, didapatkan nilai P.
Pada One-Sample T jika nilai P-value yang dikalkulasi nilainya lebih besar dari nilai
𝛼, maka hasil pengukuran diterima. Sedangkan jika nilai P-value lebih rendah dari
𝛼, maka hasil pengukuran ditolak. Pada data pengukuran diameter luar benda ukur
4, didapatkan nilai P-value praktikan Adri sebesar 1,000; P-value praktikan Amin
sebesar 1,000; P-value praktikan Dhani sebesar 1,000; P-value praktikan Dessi
sebesar 1,000; P-value praktikan Retno sebesar 1,000; dan P-value praktikan Adhi
sebesar 1,000. Sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, nilai P-value
semua praktikan lebih besar dibandingkan 𝛼, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil pengukuran semua praktikan gagal ditolak.
4.5.3 Metode One-Way ANOVA
5.1 Kesimpulan
Presisi atau tingkat kedekatan pengukuran kuantitas dengan keadaan
sebenarnya dapat dilihat dari semirip apa hasil pengukuran apabila pengukuran
dilakukan berulang, semakin serupa angka hasil pengukuran tersebut maka semaki
presisi pula pengukuran yan dilakukan. Akurasi pengukuran ditinjau dari
perbandingan antara hasil pengukuran dan harga sebenarnya, semakin kecil
selisihnya maka akan semakin akurat pengukuran tersebut. Berikut adalah beberapa
kesmpulan yang didapatkan setelah dilakukannya praktikum ini.
5.1.1 Kesimpulan Jangka Sorong
Pengukuran pertama adalah pengukuran diameter luar dengan jangka sorong
pada benda 1 dengan data acuan 12,05 mm. Didapatkan hasil pengukuran yang
paling mendekati dengan data acuan adalah praktikum milik Amin dengan nilai
mean 11,51mm dan standar deviasi 0,200499. Hasil dari setiap praktikan bervariasi
dikarenakan kesalahan dalam pengambilan gambar alat ukur. Perbedaan sudut
pandang dalam membaca hasil praktikum ataupun cara menggunakan alat ukur.
Pengukuran kedua adalah pengukuran kedalaman dengan jangka sorong pada
benda 1 dengan data acuan 2,9 mm. Dari eksperimen ini didapatkan hasil
pengukuran yang paling mendekati dengan data acuan adalah milik Dessi dengan
nilai mean 2.97 dan nilai standar deviasi 0,0447214. Hasil dari setiap praktikan
bervariasi dikarenakan kesalahan dalam pengambilan gambar alat ukur. Perbedaan
sudut pandang dalam membaca hasil praktikum ataupun cara menggunakan alat
ukur.
5.1.2 Kesimpulan Bevel Protractor
Berdasarkan data acuan dengan menggunakan bevel protractor sebesar
140.91°. Didapat hasil pengukuran yang paling mendekati adalah milik Adhi yang
memiliki nilai sebesar 140.91°. Hasil pengukuran tiap praktikan bervariasi di
karenakan kurang tepatnya praktikan dalam membaca maupun menggunakan alat
ukur.
5.1.3 Kesimpulan Mikrometer
Berdasarkan data acuan diameter luar dengan menggunakan micrometer
untuk benda 3 adalah sebesae 15,10 didapatkan hasil pengukuran yang paling
akurar didapatkan oleh Dhani sebesar 15,18 mm dan standar deviasi 0,1151.
Kemudian didapatkan hasil pengukuran yang paling akurat menggunakan
micrometer untuk benda 4 adalah seluruh anggota pratikan yang memiliki rata-rata
pengukuran 8,73 mm dengan deviasi standar sebesar 0,01 mm. Hasil pengukuran
tiap praktikan bervariasi di karenakan kurang tepatnya praktikan dalam membaca
maupun menggunakan alat ukur.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terhadap praktikum metrologi industri
yang telah dilaksanakan adalah:
1. Praktikan dapat terlebih dahulu ditunjukkan cara mengoperasikan alat
ukur sebelum pengambilan data praktikum.
2. Dalam mengamati alat ukur sebaiknya dilakukan dengan lebih cermat
sehingga dapat mengurangi kesalahan pembacaan hasil pengukuran.
3. Praktikan diharapkan memperhatikan ketelitian dalam pengambilan data.
ABSTRAK
ABSTRAK ................................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................ lxii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... lxiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Praktikum .......................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
2.1 Pengukuran .................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Pengukuran ...................................................................... 3
BAB V................................................................................................................... 25
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 25
5.2 Saran ............................................................................................................ 25
DAFTAR GAMBAR
2.1. Pengukuran
2.1.1 Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan
nilai suatu besaran dalam bentuk angka. Proses pengukuran menghasilkan angka
yang diikuti dengan nama besaran acuannya. Bila tidak diikuti dengan besaran
acuan, maka pengukuran menjadi tidak berarti. Jadi, mengukur adalah pengaitan
angka secara empirik dan obyektif pada sifat‐sifat obyek atau kejadian nyata
sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai obyek atau kejadian yang diukur. Dalam prakteknya, pengukuran tidak
secara langsung dilakukan dengan membandingkan dengan standar meter
melainkan dengan menggunakan alat pembanding yaitu alat ukur.
2.1.2 Metode Pengukuran
Pada umumnya metode pengukuran adalah membandingkan besaran yang
diukur terhadap standarnya. Bagaimana proses membandingkan dilakukan,
diantaranya harus diketahui adalah yang pertama konsep dasar tentang besaran
yang dilakukan, kemudian spesifikasi peralatan yang harus digunakan pengukuran,
selanjutnya proses pengukuran yang dilakukan, setelah itu urut-urutan langkah
yang harus dilakukan, selanjutnya kualifikasi operator, serta kondisi lingkungan.
Contoh-contoh metode pengukuran antara lain adalah.
a. Metode Pengukuran Langsung
Metode pengukuran dimana nilai besaran dapat langsung terbaca pada alat
ukur tanpa memerlukan pengukuran besaran-besaran lain yang mempunyai
hubungan fungsional dengan besaran yang diukur. Dengan metode ini proses
pengukuran dapat cepat terselesaikan, alat ukur langsung umumnya memiliki
kecermatan yang rendah, dan pemakaiannya dibatasi. Adapun contoh yang
membatasinya, antara lain seperti karena daerah toleransi kurang lebih sama dengan
kecermatan alat ukur, kondisi fisik objek ukur yang tidak memungkinkan
digunakannya alat ukur langsung, dan sebagainya. Contoh alat ukur dengan metode
pengukuran langsung ini adalah seperti mistar, jangka sorong, mikrometer, dan
sebagainya.
b. Metode Pengukuran Tidak Langsung
Dalam metode pengukuran tidak langsung, pengukuran yang diukur
ditentukan dengan jalan mengukur besaran lain yang mempunyai hubungan
fungsional dengan besaran yang diukur, pada metode ini memerlukan beberapa
jenis alat ukur berjenis pembanding. Perbedaan harga yang ditunjukkan oleh skala
alat ukur dibandingkan dengan alat ukur standar dapat digunakan untuk
menentukan dimensi objek ukur. Proses pengukuran ini umumnya berlangsung
dalam waktu yang relatif lama. Contoh pengukuran dalam metode ini adalah seperti
pengukuran tekanan dengan mengukur tingginya kolom cairan di dalam suatu
tabung.
2.4. MATLAB
Software MATLAB merupakan kependekan dari MATrix LABoratory
dikarenakan setiap data pada MATLAB menggunakan dasar matriks. MATLAB
adalah bahasa pemrograman tinggi, tertutup, dan case sensitive dalam lingkungan
komputasi numeric yang dikembangkan oleh MathWorks. Salah satu kelebihannya
yang paling popular adalah kemampuan membuat grafik dengan visualisasi terbaik.
MATLAB mempunyai banyak tools yang 8 dapat membantu berbagai disiplin ilmu.
Ini merupakan salah satu penyebab industri menggunakan MATLAB.
2.5. Statistik
Secara umum penggunaan dan pengertian statistik hampir sama dengan
metrologi yang dapat digunakan pada segala lingkup, dalam arti didunia akademik
maupun non-akademik. para ahli mengartikan statistik seperti:
a. Statistik adalah kumpulan bahan keterangan yang berupa angka (data
kuantitatif) maupun data yang berupa non angka (data kualitatif) yang punya
arti penting.
b. Statistik adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan metode ilmiah
untuk mengumpulkan data, menyusun data, menyajikan dalam berdasarkan
metode analisa sehingga dapat mengambil kesimpulan yang teliti serta
keputusan yang rasional dan logis.
c. Statistik dapat diartikan sebagai pengumpulan angka atau statistik sebagai
pengumpulan angka.
Dalam keadaan sehari-hari, statistik diartikan sebagai tabel grafik, diagram,
deretan angka dan gambar suatu masalah. Selain pengertian diatas, dalam uraian ini
diberikan beberapa istilah yang sering digunakan dalam statistik adalah data, yang
berarti sekumpulan bilangan atau keterangan yang dapat menerangkan suatu objek
atau masalah. Data yang dimaksudkan dapat berupa atau (berbentuk) yaitu data
kuantitatif, data yang berbentuk angka (bilangan) dan, data kualitatif, data yang
tidak berbentuk bilangan.
2.5.1 One Sample T – Test
One sample T - Test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu
variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda
secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Namun ada juga yang
berpendapat bahwa Uji T satu sampel (one sample T - Test) merupakan prosedur
pengujian untuk sampel tunggal dengan mekanisme kerja yaitu rata-rata suatu
variabel tunggal dibandingkan dengan suatu nilai konstanta tertentu.
a. Penggunaan One Sample T – Test
Uji T satu sampel atau One Sample T- Test ini dapat digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) pada populasi atau
penelitian terdahulu dengan rata-rata data pada sampel penelitian. Selain itu One
Sample Test juga sering digunakan untuk menguji hal-hal seperti:
Perbedaan rata-rata antara sampel dan nilai rata-rata yang digunakan pada
hipotesis.
Perbedaan rata-rata antara sampel dengan nilai median dari sampel yang kita
uji.
Perbedaan rata-rata antara sampel yang kita gunakan dan nilai peluangnya.
Perbedaan statistik antara nilai perubahan dan titik nol.
Uji-t satu sampel hanya bisa digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata
sampel pada 1 variabel dengan nilai rata-rata yang sudah ditentukan.
b. Syarat Untuk Melakukan Pengujian One Sample T-Test
Untuk melakukan pengujian dengan cara one sample t-test pastikan anda
sudah mengetahui beberapa syaratnya. Syarat uji t test ini hanya bisa diterapkan
apabila data berdistribusi normal, One-sample T Test ini memiliki persyaratan yang
harus dipenuhi. Pengujian ini masuk dalam pengujian parametrik sehingga:
Sampel yang digunakan harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Jenis datanya bersifat kuantitatif
Jumlah populasi atau sampel yang digunakan minimal berjumlah 30
Namun bila pengujian secara normal tidak bisa maka anda bisa menggunakan
uji Wilcoxon sebagai alternatif lain. Dalam penyelesaiannya sendiri, metode ini
bisa dihitung baik secara manual maupun dengan bantuan aplikasi (menggunakan
SPSS).
c. Statistik Pengujian Dengan Menggunakan One Sample T-Test
Dalam uji-t satu sampel atau One Sample T-Test, uji statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Dalam penggunaan uji-t satu sampel, kriteria kondisi data yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut:
Jenis data yang digunakan adalah interval atau rasio.
Sampel yang terpilih dari populasi harus bersifat random.
Tidak terdapat data yang bersifat outlier (ekstrim kiri atau kanan).
Varians dari sampel dan populasi bersifat homogen.
START
Gambar diambil= 5
Image Processing
Data dicatat
END
12.1
12.05
12
11.95
11.9
11.85
11.8
1 2 3 4 5
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil yang telah didapat pada percobaan pada benda 1 menggunakan One-
Sample T didapatkan sebuah pengukuran, yang dapat disimpulkan bahwa data
hasil pengukuran gagal ditolak karena P-Value > α
2. Hasil yang telah didapat pada percobaan pada benda 2 menggunakan One-
Sample t didapatkan sebuah pengukuran, yang dapat disimpulkan bahwa data
hasil pengukuran oleh seluruh praktikan gagal ditolak karena P-Value > α.
3. Pada praktikum pengukuran tak langsung ini, perlu dibuat program pada
aplikasi MATLAB untuk dapat mendeteksi ukuran pada obyek ukur yang
diinginkan. Data yang dihasilkan akan bervariasi hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan saat melakukan proses kalibrasi skala.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terhadap praktikum metrologi industri
yang telah dilaksanakan adalah:
1. Pada saat pengambilan gambar, diusahakan lebih jelas agar hasil gambar yang
dihasilkan dapat lebih presisi dan rapi.
2. Dalam mengerjakan alur coding sebaiknya dilakukan dengang urut dan
cermat langkah-langkahnya agar dapat menemukan hasil dari codingnya.