Anda di halaman 1dari 120

Email: asepsofyan@gmail.

com
HP/WA : 081-322-902-009
Isi paparan
Hubungan regulasi RPPLH dan KLHS

Konsep RPPLH dan KLHS

Konsep Sistem Dinamik

RPPLH dan KLHS menggunakan Sistem Dinamik

2
Bagian - 1

Hubungan
regulasi
RPPLH dan
KLHS
Pasal 22 UU 11/2020 tentang Cipta Kerja
• Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang selanjutnya disingkat RPPLH adalah
perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah
lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.
• Kajian lingkungan hidup strategis yang selanjutnya
disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/ atau
kebijakan, rencana, danf atau program.
RPPLH memuat rencana tentang:
a. pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;
b. pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan
hidup;
c. pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian
sumber daya alam; dan
d. adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan
iklim.
Peran RPPLH
• RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana
pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka
menengah.
• Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH.
• Dalam hal RPPLH belum tersusun, pemanfaatan sumber daya alam
dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dengan memperhatikan:
a. keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup;
b. keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan
c. keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:
a. KLHS;
b. tata ruang;
c. baku mutu lingkungan hidup;
d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;
e. amdal;
f. UKL-UPL;
g. perizinan;
h. instrumen ekonomi lingkungan hidup;
i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
j. anggaran berbasis lingkungan hidup;
k. analisis risiko lingkungan hidup;
l. audit lingkungan hidup; dan
m. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.
Hubungan RPPLH dan KLHS

Sumber: PDLKWS KLHK, 2021


Bagian - 2

Konsep RPPLH
dan KLHS
Sumber: PDLKWS KLHK, 2021
Sumber: PDLKWS KLHK, 2021
Sumber: PDLKWS KLHK, 2021
Sumber: PDLKWS KLHK, 2021
Sumber: PDLKWS KLHK, 2021
Sumber: PDLKWS KLHK, 2021
Sumber: PDLKWS KLHK, 2021
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009: “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun KLHS....”

Landscape Environmental-Safeguard Economy


Social (Prosperity)
(People)

KLHS
Environment
(Planet)

Kebijakan, Rencana dan Program (KRP)


Pembangunan Berkelanjutan
i.e. Rencana Tata Ruang, RPJM
Pasal 1 angka 10 UU 32/2009→ Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
“Rangkaian ANALISIS YANG SISTEMATIS, MENYELURUH, dan partisipatif untuk MEMASTIKAN bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam PEMBANGUNAN SUATU WILAYAH
DAN/ATAU KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM.
(Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH)
Sumber: PDLKWS KLHK, 2021
1. Identifikasi Isu PB
(Pasal 7, 8, 9 PP 46/2016)
1 2 3

Sebelum melakukan FGD, Pokja melakukan FGD 1 dimulai, didahului Paparan Setelah Paparan dilakukan penjaringan
rapat internal untuk Identifikasi ISU PB melalui Awal oleh pokja isu PB
LITERATUR dan Pendapat POKJA
5 4
6

Berita Acara Kesepakatan ISU PB,


Strategis dan Prioritas Short List Isu PB Long List Isu PB
Isu-isu Paling Strategis
Pasal 9 (1) PP 46/2016
Hasil identifikasi isu Pembangunan Berkelanjutan dirumuskan berdasarkan
prioritas dengan mempertimbangkan unsur-unsur paling sedikit:
a) karakteristik wilayah;
b) tingkat pentingnya potensi dampak;
c) keterkaitan antar isu strategis Pembangunan Berkelanjutan;
d) keterkaitan dengan materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/ atau Program;
e) muatan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; dan/atau
f) hasil KLHS dari Kebijakan, Rencana, dan/atau Programpada hirarki diatasnya
yang harus diacu, serupa dan berada pada wilayah yang berdekatan,
dan/atau memiliki keterkaitan dan/ atau relevansi langsung
Isu Strategis Paling Prioritas
Pasal 9 (2) PP 46/2016
Hasil identifikasi isu Pembangunan Berkelanjutan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) memuat daftar yang paling sedikit
berkaitan dengan:
a) kapasitas daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup untuk
pembangunan;
b) perkiraan dampak dan risiko Lingkungan Hidup;
c) kinerja layanan atau jasa ekosistem;
d) intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
e) status mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
Isu Strategis Paling Prioritas
Pasal 9 (2) PP 46/2016
f) ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
g) kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
h) tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan
sekelompok masyarakat serta terancamnya keberlanjutan
penghidupan masyarakat;
i) risiko terhadap kesehatan dan keselamatan
masyarakat; dan/atau
j) ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu
secara tradisional yang dilakukan oleh
masyarakat dan masyarakat hukum adat.
Pasal 10 PP 46/2016
• Identifikasi materi muatan KRP yang berpotensi menimbulkan
pengaruh terhadap kondisi LH dilakukan untuk menemukan dan
menentukan muatan KRP yang harus dianalisis untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap kondisi LH.
• Identifikasi materi muatan KRP dilakukan dengan menelaah konsep
rancangan KRP yang akan disusun, atau menelaah seluruh materi
KRP berlaku yang akan dievaluasi.
Pasal 11 PP 46/2016
• Materi muatan KRP yang telah diidentifikasi dianalisis
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kondisi LH
dengan memperhatikan hubungan keterkaitan
materi muatan KRP dengan isu strategis Pembangunan
Berkelanjutan hasil konsultasi publik.
• Materi muatan yang masih berbentuk konsep atau
rancangan dianalisis secara iteratif sesuai tahap
kemajuannya.
Pasal 12 (1) PP 46/2016
Analisis materi muatan KRP dilaksanakan dengan menentukan
lingkup, metode, teknik, dan kedalaman analisis berdasarkan:
a. jenis dan tema KRP;
b. tingkat kemajuan penyusunan atau evaluasi KRP;
c. relevansi dan kedetilan informasi yang dibutuhkan;
d. input informasi KLHS dan kajian Lingkungan Hidup lainnya yang
terkait dan relevan untuk diacu; dan
e. ketersediaan data.
Pasal 12 (2) PP 46/2016
Pelaksanaan analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memperhatikan:
a. peraturan perundang-undangan;
b. keberadaan pedoman, acuan, standar, contoh praktek
terbaik, dan informasi tersedia yang diakui secara
ilmiah;
c. keberadaan hasil penelitian yang akuntabel; dan/atau
d. kesepakatan antar ahli.
Pasal 13 (1) PP 46/2016
Hasil analisis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 paling sedikit memuat kajian:
a. kapasitas daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup untuk pembangunan;
b. perkiraan mengenai dampak dan risiko Lingkungan Hidup;
c. kinerja layanan atau jasa ekosistem;
d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan
f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Hasil analisis tersebut menjadi dasar perumusan alternatif penyempurnaan KRP.
Pasal 15 PP 46/2016
Perumusan alternatif penyempurnaan Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program berupa:

a) perubahan tujuan atau target;


b) perubahan strategi pencapaian target yang lebih memenuhi
pertimbangan pembangunan berkelanjutan;
c) perubahan atau penyesuaian ukuran, skala, dan lokasi yang
lebih memenuhi pertimbangan pembangunan berkelanjutan;
d) perubahan atau penyesuaian proses, metode, dan adaptasi
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang lebih memenuhi pertimbangan pembangunan
berkelanjutan;
e) penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas
pelaksanaan;
f) pemberian arahan atau rambu-rambu untuk mempertahankan
atau meningkatkan fungsi ekosistem; dan/atau
g) pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi dampak dan
risiko lingkungan hidup.
Alternatif penyempurnaan dipilih berdasarkan:

a) manfaat yang lebih besar;


b) risiko yang lebih kecil;
c) kepastian keselamatan dan kesejahteraan masyarakat
yang rentan terkena dampak; dan
d) mitigasi dampak dan risiko yang lebih efektif.
Bagian - 3

Komponen
Analisis
RPPLH dan
KLHS

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY


Kajian 6 (Enam) Muatan KLHS
(Pasal 13 PP 46/2016)

Hasil analisis KLHS paling sedikit memuat kajian:


1) kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan;
2) perkiraan dampak dan risiko lingkungan hidup;
3) kinerja layanan atau jasa ekosistem;
4) efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5) tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
6) tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Hubungan KLHS dengan SDGs (Asep Sofyan, 2019)
TPB/SDGs

Ya, Efisien

Tidak Efisien
Efisiensi SDA ? Risiko Lingkungan
(Neraca SDA dan Valuasi Ketimpangan Ekonomi
Lingkungan) Deforestasi Ketimpangan Sosial
Over fishing
Land use change
(+) City sprawl
Slum area (-) Bahaya
Daya Dukung dan Daya Tampung Perubahan
Iklim
Siklus positif,
pembangunan Provision (penyediaan)
terjadi secara Jasa Ekosistem Regulation (pengaturan)
Risiko Perubahan Iklim
berkelanjutan Cultural (budaya)
Supporting (pendukung)
(-)
Keanekaragaman Hayati
(Ekosistem, Spesies, Gen) Siklus negatif, pembangunan terjadi secara
tidak berkelanjutan
1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup untuk pembangunan
• Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
manusia, makhluk hidup lainnya dan keseimbangan antar
keduanya.
• Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
Daya dukung lingkungan hidup

• Daya Dukung Lingkungan Hidup


mengandung unsur makna:
• Kapasitas penyediaan (supply)
sistem & sumber alam
• Jumlah kebutuhan manusia dan
makhluk hidup lainnya
(demand)
• Cukup, harmonis dan minim
dampak negatif
Daya tampung lingkungan hidup

• Daya Tampung Lingkungan


Hidup mengandung unsur
makna:
• Kapasitas ambien
• Hasil produk dan ekses dari
suatu kegiatan
• Menampung dan
menetralisir
Self-purification sungai
2. Perkiraan dampak dan risiko
lingkungan hidup
Perkiraan dampak kegiatan manusia pada lingkungan hidup dan
perhitungan risikonya pada organisme, sistem, atau populasi.
3. Kinerja layanan atau jasa ekosistem
Kinerja layanan atau jasa ekosistem adalah
proses yang terjadi secara alami dari suatu
ekosistem, yang dapat berupa penyediaan
barang seperti antara lain makanan, air
minum dan kayu, penyediaan jasa seperti
antara lain kontrol ekosistem terhadap
iklim, erosi, aliran air, dan penyerbukan
tanaman, manfaat budaya seperti antara
lain manfaat untuk rekreasi, nilai-nilai
spiritual dan kenikmatan estetika, serta jasa
pendukung seperti antara lain proses-
proses alam dalam siklus hara.
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam

• Efisiensi pemanfaatan sumber


daya alam adalah pemanfaatan
sumber daya alam yang efisien
secara ekonomi ataupun
lingkungan. Efisiensi produk
menghasilkan dua hal, yaitu
meningkatkan keuntungan dan
menurunkan dampak terhadap
lingkungan.
• Kajian ini mengukur tingkat
optimal pemanfaatan sumberdaya
alam yang dapat dijamin
keberlanjutannya.
Industri hijau
menerapkan
teknologi
rendah karbon,
akan
memberikan
dampak
penghematan
energi, air dan
bahan baku.
Tetapi tetap
meningkatkan
produktivitas
dan
menghasilkan
limbah yang
lebih sedikit.
5. Tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati
• Pengertian dari tingkat ketahanan keanekaragaman
hayati adalah kekuatan, kemampuan, daya tahan
dalam mempertahankan keanekaragaman hayati.
• Sementara potensi keanekaragaman hayati adalah
kemampuan dalam menciptakan keanekaragaman
hayati yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan.
6. Tingkat kerentanan dan kapasitas
adaptasi terhadap perubahan iklim

Risiko = Hazard x Vulnerability


Exposure x Sensitivity
Vulnerability =
Adaptive Capacity
Hazard (bahaya) = jumlah dan intensitas kenaikan temperatur, perubahan pola curah
hujan, kenaikan muka air laut, cuaca ekstrim
Bahaya PI:
Peningkatan Suhu,
Perubahan Pola Curah
Hujan, SLR, Cuaca
Ekstrim

Sensitifitas

Kapasitas Adaptasi
Bagian - 4

RPPLH dan KLHS


menggunakan
Sistem Dinamik
Metode Kajian KLHS
(Lampiran Permen LHK 69/2017)
1) Metode analisis spasial dengan GIS
2) Model sistem dinamis
3) Metode analisis multi-kriteria atau analisis hirarki proses
4) Metode Delphi
5) Metode valuasi ekonomi
6) Model proyeksi berbasis skenario
1. Metode analisis spasial dengan GIS
• Analisis spasial adalah
sekumpulan teknik yang
digunakan untuk meneliti dan
mengeksplorasi data dari
perspektif keruangan.
• Semua teknik atau pendekatan
perhitungan matematis yang
terkait dengan data keruangan
(spasial) dilakukan dengan
fungsi analisis spasial tersebut.
2. Model sistem dinamis

• Sistem dinamik adalah suatu metode


yang digunakan untuk mendeskripsikan,
memodelkan, dan mensimulasikan suatu
sistem yang dinamis (dari waktu ke waktu
terus berubah).
• Didalam sistem dinamik diajarkan
bagaimana berpikir secara sistem. Artinya
adalah dalam menyelesaikan suatu
masalah tidak dilihat pada satu pokok
bagian saja, tetapi dilihat semua
pengaruhnya terhadap semua yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Metode analisis multi-kriteria atau analisis hirarki proses

• Analisis Multi Kriteria adalah suatu


metode pemilihan alternatif, dimana
setiap alternatif akan dinilai
menggunakan kriteria – kriteria tertentu
sehingga kemudian alternatif yang
terpilih adalah alternatif dengan
penilaian terbaik berdasarkan kriteria –
kriteria tersebut.
• Analisis Multi Kriteria (AMK)
menggunakan persepsi pemangku
kepentingan terhadap kriteria-kriteria
atau variabel-variabel yang dibandingkan
dalam pengambilan keputusan.
4. Metode Delphi
• Metode Delphi merupakan suatu
proses memperoleh kesepakatan
(consensus) dari sekumpulan
tenaga ahli (expert) tanpa
mereka mengetahui satu sama
lain.
• Adapun para pakar tersebut
tidak dipertemukan secara
langsung (tatap muka), dan
identitas dari masing-masing
pakar disembunyikan sehingga
setiap pakar tidak mengetahui
identitas pakar yang lain.
5. Metode valuasi ekonomi

• Metode valuasi ekonomi dilakukan berdasarkan pendekatan


pengukuran keuntungan (benefit measurement) yang
merupakan upaya pengukuran perubahan dari kesejahteraan
manusia atau utilitas dari pemakaian barang atau jasa
lingkungan.
• Dalam pendekatan praktis, valuasi ekonomi lingkungan
dilakukan dengan menggunakan beberapa tipe data yang
sudah tersedia (data sekunder).
• Secara garis besar, valuasi ekonomi lingkungan atau nilai
ekonomi total (total economic value) terdiri dari dua
komponen yaitu nilai guna dan non nilai guna.
Elements of Total Economic Value (TEV)
Total Economic
Value (TEV)
TEV =
Use Values Nilai Jasa Non-Use Values
Lingkungan Hidup

Ecological
Direct Use Option Existence Bequest
Function
Values Values Values Values
Values
Market Unpriced Benefit Benefit Benefit Benefit
Ouput Benefits
• Crops; • Future drugs; • Passing
• Flood Control; • Satisfaction
• Meat; • Recreation; • Potential gene benefits to
• Carbon Storage; from
• Timber; • Landscape; pool; future
• Water Catchment; knowledge
• Renewable • Local Culture • Recreation generation
• Waste Assimilation Existence
energy options
Source: Hodge, 1995 dalam Barrow 1999. Environmental Management: Principles and Practices. Routledge: New York
6. Model proyeksi berbasis skenario

• Proyeksi/peramalan berbasis
skenario merupakan perkiraan
tentang keadaan masa yang
akan datang dengan
mempertimbangkan berbagai
kemungkinan (keadaan) yang
dapat terjadi di masa yang
akan datang tersebut.
• Skenario yang digunakan akan
menentukan model atau
metode peramalan yang akan
dipakai.
Tahap Pembuatan
Sistem Dinamik

Menentukan Batas
dan Ruang
Lingkup Sistem
Sistem
• Sistem = interaksi
antar komponen
sistem yang saling
mempengaruhi.
• Sistem perlu dibatasi
agar dapat dihitung
dan dianalisis
Batas Sistem
• Batas (boundary)
mendefinisikan
sistem internal,
eksternal dan
sistem luar
(outside)
Waktu dan ruang
• Analisis sistem perlu
mempertimbangkan
kesesuaian waktu dan
ruang
Menentukan batas sistem
Menentukan komponen sistem
Menentukan batasan sistem
• Mencari data yang
diperlukan
• Mencari sumber data
• Metode pengambilan data
(survey, sampling primer,
data sekunder)
• Waktu dan sumber daya
penelitian
Membuat Causal
Loop Diagram
(CLD)
Sistem Dinamik
Sumber: M. Tasrif, 2015

Fenomena Struktur Fenomena


Pola Karakteristik Perilaku Sistem
Tahap
Pembuatan CLD

SDGs
PENGINTEGRASIAN TPB DALAM DOKUMEN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Permendagri No. 7
Tahun 2018 RENCANA
Pembuatan & PEMBANGUNAN
Pelaksanaan KLHS DAERAH
dalam Penyusunan
RPJMD

Perpres 59/2017 ttg Pelaksanaan Pencapaian


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Kemendagri, 2020
KLHS RPJMD bertujuan untuk memastikan pembangunan
berkelanjutan diterapkan dalam pembangunan nasional

Ekonomi
Ekonomi
KLHS
RPJMD
Sosial Lingkungan
Sosial Lingkungan

ketimpangan seimbang
NO TUJUAN NO TUJUAN

Tanpa Kemiskinan Berkurangnya Kesenjangan

Kota & Permukiman yang


Tanpa Kelaparan
Berkelanjutan
Konsumsi & Produksi yang
Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Bertanggung Jawab

Pendidikan Berkualitas Penanganan Perubahan Iklim

Kesetaraan Gender Ekosistem Laut/Air

Air Bersih dan Sanitasi Layak Ekosistem Daratan

Perdamaian, Keadilan, dan


Energi Bersih dan Terjangkau
Kelembagaan yang Tangguh
Pekerjaan Layak &
Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Pertumbuhan Ekonomi
Industri, Inovasi, dan
78
Infrastruktur
PEMETAAN INDIKATOR TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

SDGs Internasional
INDIKATOR SDG’s/TPB
GLOBAL 17 Goal, 169 Target/Sasaran
SDGs
Global, 241 Indikator
17 Goal, 94 Target/Sasaran Global, INDIKATOR SDG’s/TPB
NASIONAL
319 Indikator Sasaran Nasional

PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN HUKUM DAN TATA
SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN KELOLA
AIR
KEMISKINAN ENERGI PERDAMAIAN
6 Sasaran Global,
4 Sasaran Global, 3 Sasaran Global, 8 Sasaran Global,
22 Indikator Sasaran
21 Indikator Sasaran 5 Indikator Sasaran 21 Indikator Sasaran
Nasional
Nasional Nasional Nasional
KET. PANGAN PEKERJAAN PERKOTAAN
3 Sasaran Global, 9 Sasaran Global, 7 Sasaran Global,
8 Indikator Sasaran 11 Indikator Sasaran 16 Indikator Sasaran
Nasional Nasional Nasional
KONSUMSI-
KESEHATAN INDUSTRI
PRODUKSI
8 Sasaran Global, 3 Sasaran Global,
5 Sasaran Global,
24 Indikator Sasaran 8 Indikator Sasaran
5 Indikator Sasaran
Nasional Nasional
PENDIDIKAN KESENJANGAN Nasional
PERUBAHAN IKLIM
5 Sasaran Global, 4 Sasaran Global, 2 Sasaran Global,
16 Indikator Sasaran 10 Indikator Sasaran 2 Indikator Sasaran
Nasional Nasional Nasional
GENDER KEMITRAAN EKOSISTEM LAUTAN
5 Sasaran Global, 11 Sasaran Global, 4 Sasaran Global,
11 Indikator Sasaran 17 Indikator Sasaran 4 Indikator Sasaran
Nasional Nasional Nasional
EKOSISTEM DARATAN
7 Sasaran Global,
8 Indikator Sasaran
Kemendagri, 2020
Nasional
• SDGs adalah target yang cukup ambisius.
TARGET PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Sementara sumber daya terbatas.
• Untuk mengoptimalisasikan sumber daya
tersebut kita perlu memahami sasaran apa yang
perlu diprioritaskan dan apa landasannya.

SASARAN SDGS Gap dalam


pencapaian TPB

Diperlukan upaya
tambahan dalam
KONDISI SAAT INI PROYEKSI
pencapaian TPB
BERDASARKAN TREN
HISTORIS

Penentuan Target
Pencapaian TPB di daerah
perlu mempertimbangkan
kondisi DDDT lingkungan
hidup
SEKARANG 2030

Kemendagri, 2019
12.1 Peningkatan 10YFP 2.a Meningkatkan investasi terhadap
16.8 Meningkatkan partisipasi infrastruktur, pertanian, R&D untuk 8.2 Produktivitas ekonomi melalui
negara berkembang meningkatkan produktivitas pertanian diversifikasi
9.b mendukung pengembangan teknologi
domestik dan inovasi
17.16 Meningkatkan kerjasama 15.9 Integrasi ekosistem dan
global biodiversiti terhadap perencanaan

2.4 Memastikan sistem produksi makanan 6.4 Efisiensi penggunaan air


16.6 Mengembangkan lembaga yang berkelanjutan
9.3 Meningkatkan akses terhdap industri
yang efektif
kecil

13.2 Integrasi perhitungan


17.14 Meningkatkan kebijakan perubahan iklim terhadap kebijakan
tentang pengembangan dan strategi 12.6 Mendorong perusahaan mengadopsi sistem
berkelanjutan berkelanjutan 12. Daur ulang limbah
2.1.2.2 Akhiri kelaparan dan malnutrisi

9.1 9.4 Peningkatan kualitas infrastruktur


17.7 Meningkatkan
pengembangan, transfer, 12.5 Mengurangi limbah
diseminasi dan penyebaran
teknologi 11.3 Meningkatkan inklusif dan urbanisasi 6.5 IWRM
1.b Menciptakan kebijakan berkelanjutan
berdasarkan kemiskinan dan gender
15.1 Memastikan konservasi dan
penggunaan ekosistem air yang
berkelanjutan
6.3 Meningkatkan kualitas air 3.9 Mengurangi kematian
akibat polusi
6.1 Akes terhadap air minum
6.b Meningkatkan partisipasi komunitas
lokal dalam peningkatan manajemen air
5.5 Memastikan partisipasi wanita dan
dan sanitasi
kesempatan yang sama menjadi
pemimpin 6.2 Akses terhadap sanitasi 14.2 Manajemen dan menjaga
ekosistem laut dan pesisir
6.6 Menjaga air terkait
11.1 Memastikan akses terhadap rumah ekosistem
dan layanan dasar
1.4 Hak yang sama terhadap ekonomi
dan akses layanan 16.7 Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif,
partisipatif dan representatif
14.2 Perlindungan
ekosistem laut
12.6 mendorong perusahaan
12.8 Kesadaran terhadap
untuk mengadopsi sistem
sistem berkelanjutan 3.8 Akses
berkelanjutan
15.1 konservasi, Kesehatan
restorasi ekosistem
8.2 Produktivitas
ekonomi
11.3 Perkotaan yang
7.3 Efisiensi energi 12.2 Efisiensi SDA 9.c Akses informasi
13.1 Kapasitas berkelanjutan
4.1 Akses
ketahanan pendidikan
11.2 Akses
transportasi

2.4 produksi makanan


11.6 kualitas udara 8.1 Pertumbuhan
7.2 Peningkatan yang berkelanjutan 1.2 Pengurangan
ekonomi
renewable energi kemiskinan
9.1 Infrastruktur
yang kokoh
7.1 Akses layanan
energi
3.9 Mengurangi
jumlah kematian 2.3 Produktivitas
6.5 IWRM
agriculture

7.a investasi
infrastruktur energi7.b mengembangkan
6.3 Meningkatkan infrastruktur dan 16.1 Mengurangi
kualitas air teknologi segala bentuk
2.a investasi infrastruktur kekerasan
& teknologi pertanian

9.3 Peningkatan
12.5 Pengurangan
layanan keuangan
limbah 12.4 Pengelolaan 17.8 penggunaan
limbah energi
5.a Kesetaraan 9.3 Layanan Keuangan
gender
5.2 Mengurangi 11c Mendukung 13.1 Ketahanan terhadap
kekerasan negara berkembang perubahan iklim
disegala aspek
11.1 Akses 6.1 & 6.2 Akses air
perumahan minum bersih 9.2 Sustainable industri
6.5 IWRM
3.1, 3.2
mengurangi 12.4 management
kematian anak 6.a Efisiensi Air
limbah
8.2 economic
12.5 Waste 11a mendukung
productivity
reduction ekonomi, sosial dan
11.4 melindungi lingkungan positif di rural
kebudayaan dan 8.1 Pertumbuhan dan urban
ekonomi 11.5 Mengurangi dampak
heritage ekonomi akibat bencana
7a teknologi
ramah lingkungan
9.b mendukung
pengembangan teknologi
11.2 Sustainable
4.1 Pendidikan
transportasi 7.2 peningkatan 11b perencanaan terhadap
renewable energi adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim

9.1 mendukung
10.2 pengaruh sosial, 11.7 akses terhadap keberlanjutan
11.6 Mengurangi
ekonomi dan politik ruang terbuka hijau infrastruktur
dampak buruk 11.3 Perkotaan yang
15.3 konservasi lingkungan berkelanjutan
lingkungan
7.b Peningkatan
14.1 Mengurangi infrastruktur untuk 9.4 Meningkatkan
7.2 Peningkatan 6.3 Meningkatkan energi berkelanjutan penggunaan
polusi laut
penggunaan EBT kualitas air infrastruktur

12.3 Mengurangi 15.5 Mengurangi


6.4 Efisiensi
12.4 Manajemen kehilangan degradasi alam
penggunaan air
12.2 Penggunaan seluruh limbah makanan
sumber daya secara 9.1 Infrastruktur
efisien berkelanjutan

12.5 Mengurangi 2.4 SIstem produksi makanan


limbah yang berkelanjutan
11.3 urbanisasi 3.9 Mengurangi
11.b Penerapan berkelanjutan kematian akibat
integrasi kebijakan dan 8.4 Efisiensi polusi
rencana terkait efisiensi sumberdaya global
sumber daya terhadap konsumsi 14.4 Sistem
dan produksi 6.5 IWRM
penangkapan ikan

12.b Sustainable
tourism 8.2 Produktivitas
8.5 Mencapai 12.8 Informasi 12.6 Perusahaan
10.3 Mengurangi 1.2 Mengurangi ekonomi melalui
pekerjaan tetap dan konsumen dan mengadopsi sistem dan
inequality kemiskinan diversifikasi, teknologi
produktif pendidikan laporan berkelanjutan
dan inovasi

5.5 memastikan partisipasi 6.1 6.2 Akses 4.1 4.3 4.4 3.8 Akses
dan kesempatan yang sama terhadap air Akses terhadap terhadap 9.2 inklusif dan 9.3 Meningkatkan 4.7 Pengembangan
11.4 Menjaga
terhadap perempuan menjadi minum dan pendidikan kesehatan industri yang industri skala kecil pendidikan yang 17.18 Peningkatan
kebudayaan dan
pemimpin sanitasi berkelanjutan ketersediaan data
warisan alami berkelanjutan
1.b Strategi aksi pengurangan 6.2 Sanitasi
kemiskinan 2.3 Produktivitas pertanian dan
7.2 EBT
pendapatan produsen makanan,
terutama perempuan
8.5 Mencapai pekerjaan tetap
dan produktif 15.2 Mendorong penerapan
6.1 Air minum yang aman manajemen berkelanjutan dari
berbagai jenis hutan
2.4 Sistem produksi makanan
2,1 2,2 Akhiri Kelaparan yang berkelanjutan dan sistem
pertanian yang tahan terhadap
kerentanan
1.4 Persamaan hak terhadap
5.a Land Right 13.2 Integrasi perhitungan
sumber ekonomi, layanan dasar
perubahan iklim terhadap
dan sumber daya alam
kebijakan nasional
15.3 Kematian akibat bencana 13.1 Memperkuat ketahanan dan kapasitas
adaptif terhadap perubahan iklim 17.14 Policy choerence

15.1 Memastikan konservasi dan 15.7 Menjaga dan melindungi


penggunaan sumber daya yang spesies
berkelanjutan
8.4 Efisiensi sumber daya global

15.5 Mengurangi degradsi dari


8.2 Produktivitas Ekonomi kebiasaan manusia
6.6 Menjaga Ekosistem yang
(diversifikasi) 15.9 Integrasi ekosistem dan
berkaitan dengan air
biodiversiti terhadap
perencanaan nasional
6.3 Meningkatkan kualitas air
7.3 Sumber daya energi yang efisien
melalui pengurangan polusi

3.3 Kematian yang dipengaruhi oleh


8.3 Menggalakan kebijakan yang kualitas air seperti penyakit
mendukung kegiatan produktivitas
6.4 Sumber daya air yang
efisien 12.6 Mendorong perusahaan
14.2 Mengatur dan menjaga
melakukan sistem berkelanjutan
ekosistem laut dan perairan 14.1 Mengurangi polusi di
yang ramah lingkungan
9.1 9.4 Infrastruktur yang tahan dan perairan
berkelanjutan 3.9 Mengurangi jumlah
kematian akibat bahaya kimia
1.2 Akhiri kemiskinan diseluruh dan polusi air, udara, dan
12.8 Mengubah kebiasaan
bagian tanah
konsumsi
4.1 Memastikan anak-anak mendapatkan
8.1 Pertumbuhan Ekonomi pendidikan yang berkualitas
Links between the SDGs through targets
(Blanc, 2014)
Contoh Sistem
Dinamik untuk
RPPLH dan KLHS
Struktur kerangka kerja TPB (Fassio dan Tecco, 2019)
Causal-loop diagram yang menunjukkan hubungan sebab-akibat antar komponen sistem dengan indikator TPB biosfer
Struktur model dinamik yang menunjukkan
hubungan antara stock yang digunakan
dalam penelitian dengan target TPB.

Target TPB biosfer ditunjukkan pada Target


TPB 6, 13, 14, dan 15
Causal-loop diagram untuk stok populasi manusia
Causal-loop diagram untuk stok konsumsi manusia
Causal-loop diagram untuk stok konsumsi energi
Causal-loop diagram untuk stok akumulasi polutan
Causal-loop diagram untuk stok biosfer
Causal-loop diagram untuk stok iklim
Causal-loop diagram untuk stok potensi manusia
Causal-loop diagram untuk stok potensi sosial
Causal-loop diagram untuk stok potensi keuangan
Causal-loop diagram untuk stok ekologi
Contoh perilaku sistem
Perilaku model sistem dinamik
Skenario Sistem Dinamik sebagai
Rekomendasi RPPLH dan KLHS
Terima kasih

Informasi lebih
lanjut:

www.ecoedu.id
Tentang Kami
EcoEdu.id yang merupakan bagian dari Proyek Pelatihan
di PT. Ganesha Environmental & Energy Services (PT.GEES)
(BPUDL Institut Teknologi Bandung) merupakan platform pelatihan
bersertifikat yang berfokus pada pelatihan lingkungan hidup. Pelatihan
ini diselenggarakan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas sumber
daya manusia baik secara individu maupun instansi.

Jasa pelayanan kami terbuka untuk perusahaan, pemerintah,


perorangan, pemerhati lingkungan dan pihak lain yang ingin
meningkatkan kompetensi lingkungan.
Dokumen Amdal

Pelatihan Kami

Sistem
Pemodelan Informasi
Geografis
Curriculum Vitae
Dr. Eng. Asep Sofyan, M.T.
Nama : Dr. Asep Sofyan, S.T, M.T
Tanggal lahir : Jakarta, 30 September 1971
Pekerjaan : Dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung
Jabatan : Lektor Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Telp. Kantor : 0821-2976-3086
Fax/E-mail : 081-322-90-2009 / asepsofyan@gmail.com
Latar Belakang Pendidikan:
•Doctor of Engineering, Doctoral Program of Environment and Life Engineering, Toyohashi University of
Technology, Japan (2004-2007)
•Magister Teknik, Program Pasca Sarjana Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
(1999-2001)
•Sarjana Teknik, Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Indonesia (1992-1997)
Curriculum Vitae
Dr. Eng. Asep Sofyan, M.T.
Bidang Keahlian:
•Manajemen Lingkungan : LCA, KLHS, Amdal, Sistem Manajemen Lingkungan, Risiko Perubahan Iklim
•Ekonomi Lingkungan : Ekonomi Hijau, Valuasi Lingkungan
•Pemodelan Lingkungan : Pemodelan Pencemaran Udara, Pemodelan Pencemaran Air

Pengalaman Profesional (Pengalaman yang relevan dengan pelatihan)


•2021 Sebagai ahli Lingkungan dalam pekerjaan “Penyusunan Indikator Ekonomi Hijau”, bekerja
untuk Bappenas RI
•2021 Sebagai ahli Lingkungan dalam pekerjaan “Penyusunan Draft PermenLHK tentang WPPMU
(Wilayah Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara)”, bekerja untuk KLHK RI
•2020 Sebagai ahli Lingkungan dalam pekerjaan “KLHS Masterplan Calon Ibukota Negara Baru
(IKN)”, bekerja untuk Bappenas RI
Curriculum Vitae
Dr. Eng. Asep Sofyan, M.T.

•2019 Sebagai ahli Lingkungan dalam pekerjaan “Pedoman Dana Penanggulangan


Kerusakan/Pencemaran dalam Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup”, bekerja untuk
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI
•2019 Sebagai ahli Lingkungan dalam pekerjaan “Pedoman 6 Muatan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) untuk Rencana Tata Ruang”, bekerja untuk Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Indonesia
•2019 Sebagai ahli Lingkungan dalam pekerjaan “Review KLHS RDTR Perkotaan Sumedang”,
bekerja untuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang RI
•2018 Sebagai ahli Lingkungan dalam pekerjaan “Pengembangan Pedoman Pembuatan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di Indonesia”, bekerja untuk Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia
Testimoni
Testimoni
Testimoni
Testimoni
Ingin tahu lebih lanjut?

Anda mungkin juga menyukai