Anda di halaman 1dari 10

Instrumen Pencegahan Kerusakan Lingkungan Hidup

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS SEBAGAI BENTUK


INTEGRASI PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM
PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH

Oleh: Sutiah (M1B116129)


Jurusan Ilmu Lingkungan Fakultas kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas
Halu Oleo. Kendari, 2019

Abstract
Strategic Environmental Assessment (SEA) is used as the first instrument
in the provisions of Article 14 of Law No. 32 of 2009 on the Protection and
Environmental Management is based on a consideration that environmental
degradation causality generally across the regions and between sectors. However, the
SEA is only integrated in the instrument spatial plan. The issue here is what is the
relationship between the SEA with Spatial in relation to the establishment of policies,
plans and programs spatial plan and whether SEA is a form of integration of
sustainable development principles in the preparation or evaluation of policies, plans
and programs of the layout. Using the method of normative legal research through an
approach to legislation and approach to the concept, it can be concluded that the
SEA and spatial planning are complementary to each other as well as the SEA be one
of the instruments that help improve framework spatial planning to address
environmental problems. SEA is also a form of integration of sustainable development
principles in any preparation and / or evaluation of policies, plans and / or development
programs, especially in spatial planning.

Keywords: Strategic Environmental Assessment, Spatial Planning, Sustainable


Development, Environmental Law, Integration.

Abstrak

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) digunakan sebagai instrument


pertama dalam ketentuan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup didasarkan pada suatu pertimbangan
bahwa degradasi lingkungan hidup umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan
antar sektor. Namun demikian, KLHS hanya terintegrasi dengan instrumen rencana
tata ruang wilayah. Permasalahannya disini adalah apa hubungan antara KLHS dengan
tata ruang dalam kaitannya dengan pembentukan kebijakan, rencana dan program
rencana RTRW dan apakah KLHS merupakan bentuk integrasi prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam penyusunan atau evaluasi kebijakan, rencana dan program tata
ruang. Menggunakan metode penelitian hukum normatif melalui pendekatan
perundangan-undangan dan pendekatan konsep maka dapat disimpulkan bahwa
KLHS dengan tata ruang bersifat saling melengkapi satu sama lain serta KLHS
menjadi salah satu instrumen yang membantu memperbaiki kerangka pikir
perencanaan tata ruang wilayah untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup. KLHS
juga merupakan bentuk integrasi prinsip pembangunan berkelanjutan dalam setiap
penyusunan dan/atau evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program pembangunan
khususnya dalam tata ruang.

Kata Kunci: Kajian Lingkungan Hidup Strategis, Rencana Tata Ruang Wilayah,
Pembangunan Berkelanjutan, Hukum Lingkungan, Integrasi.

I PENDAHULUAN daerah), lintas wilayah, antar


sektor dan lembaga.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Selain pentingnya instrumen
(selanjutnya disingkat KLHS) sebagai salah
pendekatan komprehensif tersebut di
satu instrumen utama pencegahan kerusakan
atas, hal penting lain yang harus
lingkungan oleh Undang-Undang No. 32
dipahami adalah bahwa degradasi
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
kualitas lingkungan hidup terkait erat
Pengelolaan Lingkungan Hidup (selanjutnya
dengan masalah perumusan kebijakan,
disingkat UUPPLH), didasarkan pada suatu
rencana dan/atau program
pertimbangan bahwa degradasi lingkungan
pembangunan (selanjutnya disingkat
hidup umumnya bersifat kausalitas lintas
KRP) yang tidak ramah lingkungan.
wilayah dan antar
sector Kemerosotan kualitas lingkungan Sumber masalah degradasi kualitas
hidup tersebut tidak dapat diselesaikan lingkungan hidup berawal dari
melalui pendekatan parsial, namun proses pengambilan keputusan. Oleh
memerlukan instrumen pengelolaan karena itu, upaya penanggulangan
lingkungan hidup yang memungkinkan degradasi
penyelesaian masalah yang bersifat kualitaslingkunganhidupharusdimula
menyeluruh dan berjenjang (dari pusat ke i dari proses pengambilan keputusan
pembangunan pula. Sebagai suatu KLHS merupakan instrumen
instrumen pengelolaan lingkungan yang diterapkan pada tingkat hulu.
hidup, implementasi KLHS adalah pada Dilakukannya KLHS pada tingkat
proses pengambilan keputusan hulu, maka potensi untuk
perencanaan pembangunan. menghasilkan Kebijakan, Rencana
KLHS sebagai instrumen utama dapat dan Program (selanjutnya disingkat
dilihat pada pengaturannya dalam KRP) yang tidak sejalan dengan
UUPPLH pada ketentuan Pasal 14 prinsip pembangunan
UUPPLH yaitu Instrumen pencegahan berkelanjutan dapat diantisipasi
pencemaran dan/atau kerusakan sejak dini. UUPPLH menegaskan
lingkungan hidup terdiri atas: bahwa KLHS harus menjadi dasar
a. KLHS; dalam penyusunan atau evaluasi
b. tata ruang; RTRW, RPJP/RPJM dan

c. baku mutu lingkungan hidup; kebijakan, rencana, dan program

d. kriteria baku kerusakan pembangunan sektor yang

lingkungan hidup; berpotensi menimbulkan dampak

e. amdal; atau resiko lingkungan hidup.


Artinya instrumen hukum KLHS
f. UKL-UPL;
harus disusun terlebih dahulu,
g. perizinan;
sebelum ditetapkannya RTRW
h. instrumen ekonomi lingkungan
yang mengatur peruntukan dan
hidup;
pemanfaatan ruang bagi kegiatan
i. peraturan perundang-undangan
pembangunan, RPJP/RPJM yang
berbasis lingkungan hidup;
memuat perencanaan
pembangunan jangka panjang dan
a. anggaran berbasis lingkungan hidup; menengah dan KRP pembangunan
b. analisis risiko lingkungan hidup; yang berpotensi menimbulkan
c. audit lingkungan hidup; dan dampak dan risiko lingkungan.
d. instrumen lain sesuai dengan Sebagai instrument hukum
kebutuhan dan/ atau baru pencegahan pencemaran dan
perkembangan ilmu atau kerusakan lingkungan hidup,
pengetahuan. kehadiran KLHS terkait dengan
upaya
mewujudkan prinsip pembangunan dengan instrumen tata ruang. Hal

berkelanjutan yang diamanahkan tersebut dapat dilihat dalam

Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 dengan ketentuan Pasal 15 UUPPLH

demikian, kehadiran instrument yang menentukan bahwa

hukum KLHS menempati posisi pemerintah wajib membuat

sentral dalam sistem hukum KLHS dalam pembangunan suatu

perlindungan dan pengelolaan wilayah dan/atau kebijakan,

lingkungan hidup dalam rangka program dan/atau program (KRP)

pengaruh utama pembangunan serta wajib melaksanakan KLHS

berkelanjutan, suatu pembangunan ke dalam

yang mengintegrasikan tiga pilar penyusunan atau evaluasi rencana


pembangunan yaitu lingkungan tata ruang wilayah (RTRW),
hidup, sosial, ekonomi ke dalam rencana pembangunan jangka
strategi dan proses pembangunan panjang (RPJP), dan rencana
untuk menjamin keutuhan pembangunan jangka menengah
lingkungan hidup, kesejahteraan dan (RPJM) nasional, provinsi, dan
mutu hidup generasi sekarang dan kabupaten/kota. Berdasarkan
generasi mendatang. Komitmen uraian latar belakang di atas maka
UUPPLH melalui penerapan KLHS permasalahan yang akan dikaji
terhadap perlindungan lingkungan adalah hubungan antara KLHS
hidup ditegaskan lebihlanjut dalam dengan Tata Ruang dalam
UUPPLH yaitu apabila hasil KLHS kaitannya dengan perencanaan tata
menyatakan bahwa daya dukung dan ruang wilayah dan KLHS
daya tampung lingkungan sudah merupakan bentuk integrasi
terlampaui, maka kebijakan, rencana, prinsip pembangunan
dan/atau program pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
tersebut wajib diperbaiki sesuai kebijakan, rencana dan program
dengan rekomendasi KLHS dan tata ruang.
segala usaha dan/atau kegiatan yang Artikel hukum yang juga
telah melampaui daya dukung dan mengangkat isu mengenai KLHS
daya tampung lingkungan hidup yang digunakan sebagai
tidak diperbolehkan lagi. Namun orisinalitas penulisan ini antara
demikian, KLHS hanya terintegrasi lain artikel hukum oleh Sentot
Sudarwanto dan Irwansyah. Artikel dengan pengambilan keputusan dan
hukum tentang KLHS oleh Sentot kebijakan dalam perencanaan tata
berjudul “Metode Cepat Pelaksanaan ruang wilayah.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) Dalam RTRW Dan RPJMD II. METODE PENELITIAN

Propinsi Kabupaten/Kota”3 yang Metode penelitian yang


mana dalam artikelnya Sentot digunakan dalam penulisan ini adalah
membahas tentang prinsip-prinsip penelitian hukum normatif. Peter
yang digunakan dalam penyusunan Mahmud Marzuki menjelaskan
KLHS dalam RTRW dan RPJMD bahwa penelitian hukum normatif
Propinsi, Kabupaten/ Kota. Berbeda adalah
dengan artikel hukum oleh Sentot
Sudarwanto, Irwansyah dalam artikel “….suatu proses untuk mene-
hukumnya yang berjudul “Jejak mukan suatu aturan hukum,
Demokrasi Lingkungan prinsip-prinsip hukum, maupun

Dalam Undang-Undang Nomor 32 doktrin-doktrin hukum untuk


menjawab permasalahan
Tahun 2009”4 membahas tentang KLHS
hukum yang dihadapi. …
sebagai bentuk pengendalian terhadap
Penelitian Berdasarkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan
pengertian tersebut,dikaitkan de
hidup. Dari kedua artikel hukum tersebut,
ngan permasalahan yang akan
maka dapat dikatakan bahwa penulisan
dibahas dalam penulisan ini
ini berbeda dengan kedua artikel tersebut
maka dilakukan penelitian pada
sebab berfokus pada pembahasan KLHS
peraturan perundang-undangan
sebagai instrument utama sekaligus
yang terkait dengan kajian ling
penting dalam penyusunan rencana tata
kungan hidup strategisdan tatar
ruang wilayah serta sebagai bentuk
uang sehingga menemukan
integrasi pembangunan berkelanjutan
sebab saling berhubungannya k
dalam penyusunan tata ruang wilayah.
edua instrumen tersebut
Tujuan penulisan ini adalah
terutama dalam pencegahan
bertujuan untuk menambah khasanah
perusakan terhadap lingkungan
keilmuan ilmu hukum serta mengetahui
hidup
dan menganalisis hubungan antara KLHS
III HASIL DAN PEMBAHASAN keputusan pada tahap kebijakan,
Hubungan Kajian Lingkungan Hidup rencana atau program untuk
Strategis (KLHS) dengan menjamin pembangunan
Tata Ruang Berkaitan dengan Pembentukan berkelanjutan sedini mungkin.
Kebijakan, Rencana d a n / atau Program Seperti yang dikatakan oleh
Tata Ruang Wilayah Bernhard bahwa, “SEA consists of a
Salah satu contoh kasus lingkungan range of tools enabling planners and
hidup yang memiliki dampak luas adalah decision-makers to foresee the effects
luapan lumpur Lapindo yang merupakan of their policies, plans and
dampak pelanggaran terhadap UUPPLH. programmes on the environment and
Oleh to evaluate the inter-linkages with the
karenadalampenanggulanganterhadap economy and society11”.
lumpur yang menggenangi sebagian Definisi KLHS
wilayah Sidoarjo tidak dilakukan dengan yang
baik, mengakibatkan ribuan orang dipergunakan secara umum yaitu
kehilangan tempat tinggalnya sekaligus definisi yang diungkapkan oleh
hak-hak dasarnya. Contoh lainnya, Sadler dan Veerham sebagaimana
pertambangan emas tanpa izin di daerah dikutip oleh Riki Therivel, “SEA is
Kalimantan Barat yang dilakukan dengan a systematic process for evaluating
menggali tanah serta membuang limbah the environmental consequences of
mercury sebarangan. Kegiatan tersebut proposed policy, plan or programme
mengakibatkan makam pahlawan initiatives in order to ensure they
menjadi hancur porak poranda akibat are fully included and appropriately
penggalian di sekitarnya sekaligus addressed at the earliest appropriate
terjadinya pencemaran di kawasan yang stage of decision making on
menjadi pertambangan emas illegal par with economic and
tersebut7. social considerations
Contoh kasus di atas merupakan
salah satu kasus lingkungan hidup yang Intinya, KLHS adalah proses
banyak terjadi di Indonesia. sistematis dan komprehensif untuk
KLHS merupakan instrumen untuk mengevaluasi dampak lingkungan
mengintegrasikan pertimbangan hidup yang mungkin terjadi akibat
lingkungan dalam pengambilan KRP yang dibentuk dengan
mempertimbangkan aspek sosial- keputusan dalam perencanaan tata
ekonomi serta prinsip-prinsip ruang dengan kata lain, KLHS
keberlanjutan dari usulan KRP menjadi salah satu instrumen yang
pembangunan. membantu memperbaiki kerangka

KLHS merupakan kajian yang pikir perencanaan tata ruang wilayah

dilakukan sejak perumusan kebijakan, untuk mengatasi persoalan lingkungan

rencana dan program yang dalam hidup.

kajiannya dilakukan telaah terhadap Kajian lingkungan hidup strategis

perkiraan dampak lingkungan dari (KLHS) merupakan

kebijakan, rencana dan program. Telaah bentuk integrasi prinsip


tersebut memuat pertimbangan- pembangunan berkelanjutan dalam
pertimbangan aspek sosial, ekonomi dan setiap penyusunan dan/ atau evaluasi

keberlanjutan lingkungan hidup14. kebijakan, rencana dan/atau program

Tentunya hal tersebut sangat penting pembangunan khususnya dalam tata

sebab persoalan lingkungan hidup dapat ruang. Hal tersebut terlihat dalam

diakibatkan oleh KRP yang tidak ketentuan Pasal 15 ayat (1) UUPPLH

memperhatikan dampak lingkungan disebutkan bahwa pemerintah dan

hidup sehingga lingkungan menjadi pemerintah daerah wajib membuat

rusak dan tercemar. KLHS untuk memastikan prinsip


pembangunanberkelanjutantelah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam

IV. KESIMPULAN pembangunan suatu wilayah


dan/atau kebijakan, rencana dan/atau
Hubungan antara KLHS dengan tata ruang
program.
bersifat saling melengkapi satu sama
lain. Hal tersebut dapat dilihat dari
peranan KLHS yang digunakan sebagai DAFTAR PUSTAKA

tindakan strategik dalam menuntun, Atik Koesrijantidkk,2008,


Pertimbangan-
mengarahkan dan menjamin tidak Pertimbangan Dalam
terjadinya efek negatif terhadap Penerapan K aj i a n
Lingkungan Hidup Strategis
lingkungan dan Untuk Kebijakan, Rencana
keberlanjutandalamperencanaan dan Program Penataan
Ruang,Kementerian
kebijakan, rencana dan program RTRW. Lingkungan Hidup Republik
Posisi KLHS berada dalam pengambilan Indonesia,Jakarta.
Nacionais (REN) S A , L i s b o n ,
2007,Mengarusutamakan Pembangunan ht t p: / /
Berkelanjutan: N a s k a h ec.europa.eu/environment/eia/
Kebijakan KLHS,Kementerian pdf/2012%20SEAGuidance_
Lingkunan Hidup,Jakarta. Purtugal.pdf, diakses pada
tanggal 6 November 2014.
2011, Draft Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, Peter Mahmud Marzuki, 2010,
Kementerian Lingkungan Hidup cetakan ke-6, Penelitian Hukum,
Republik Indonesia,Jakarta. Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
2007,Tanya Jawab Mengenai KLHS
(Kajian LingkunganHidup Riki Therivel, 2004, Strategic
Strategis), Kementerian Environmental Assessment in
Lingkungan Hidup Republik Action, Earthscan, London.
Indonesia,Jakarta. Sentot Sudarwanto, Metode Cepat
Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Bernhad Frey, Axel Olearius dan Juan Hidup Strategis (KLHS)
Palerm,2011,Strategic Dalam RTRW Dan RPJMD
Environmental Assessment- a Propinsi Kabupaten/Kota,
Governance Tool for Sustainable Jurnal EKOSAINS vo.II no. 3
Development: LessonLearnt from edisi Oktober 2010, http://
Applying Strategis Environmental download.portalgaruda.org/
Assessment Within Development article.php, diakses pada tanggal
Coope- ration focusing on Aid 20 Juni 2016.
Effectiveness, GIZ, Germany.
Takdir Rahmadi, 2011, Hukum
Helmi, 2012, Hukum Perizinan Lingkungan Lingkungan di Indonesia,Raja
Hidup, Sinar Grafika,Jakarta. Grafindo Persada, Jakarta.

Hasni,2013,Hukum Penataan Ruang dan


Penatagunaan Tanah Dalam
Konteks UUPA-UUPR-
UUPPLH,edisi kedua ,Raja
Grafindo Persada,Jakarta.

Irwansyah, Jejak Demokrasi Lingkungan


Dalam Undang- Undang Nomor
32 T a h u n 2009, Jurnal Ilmu
Hukum AMANNA GAPPA,
vol.21

Maria do Rosário Partidário, 2012,


Strategic Environmental
Assessment Better
Practice Guide Methodological
guidance for strategic thinking in
SEA, Portuguese Environment
Agency and Redes Energéticas

Anda mungkin juga menyukai