Anda di halaman 1dari 5

1.

RESUME

UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ( PPLH ) mengatur tentang cara


melindungi dan mengelola Lingkungan Hidup dengan berbagai cara antara lain adalah :

- Perencanaan
- Pemanfaatan
- Pengendalian
- Pemeliharaan
- Pengawasan
- Penegakan Hukum

Didalam pengendalian ini meliputi : pencegahan, penanggulangan, pemulihan.


Selanjutnya pencegahan sendiri telah diatur dalam Pasal 14 UU perlindungan dan pengelolaan
Lingkungan Hidup. Yakni instrumen pencegahan pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan
hidup terdiri atas : a. KLHS, b. Tata ruang, c. Baku mutu lingkungan hidup, d. Krtieria baku
kerusakan lingkungan hidup, e. Amdal, dan lain selanjutnya. Disini dibahas lebih lanjut adalah
KLHS ( kajian lingkungan hidup strategis ) adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/ atau kebijakan,
rencana, dan/atau program. KLHS ini adalah koreksi dari AMDAL dalam mengantisipasi
dampak Lingkungan Hidup. Koreksi disini adalah pada tahun 1990-an AMDAL mulai lemah
terutama untuk mitigasi dadmpak yang lintas sektor, multistakeholder dan berskala regional.
Kebijakan pemda di era baru ini otonomi daerah menciptakan lonjakan kerusakan dan
pencemaran lingkungan. 2000 – 2008 KLH menyusun konsep kebijakan KLHS dan diuji coba
bersama Department Dalam Negeri pada beberapa lokasi terpilih. Dan pada 2009 – 2016
mulainya ditetapkan UU No. 32 tahun 2009 , ditahun 2011 ditetapkan Peraturan Menteri
Lingkungan hidup No. 09 tahun 2011, 2012 ditetapkan peraturan menteri dalam Negeri No. 67
tahun 2012 untuk KLHS bagi RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) ,
untuk 2015 diterbitkan surat Edaran Menlhk No. 4 / Menlhk – II tahun 2015, dan ditahun 2016
ditetapkannya PP No. 46 tahun 2016 tentang tata cara penyelenggaraan KLHS.

Konteks dan Urgensi dari KLHS adalah karena penururan dari Daya dukung dan Daya
tampung Lingkungan Hidup, karena dari waktu ke waktu dan tahun ke tahun penuruan ini
semakin nyata terjadi, itulah mengapa butuhnya jaminan kebijakan pemerintah sesuai dengan
prinsipnya Pembangunan Berkelanjutan. Visi konsepnya adalah dengan perbaikan strategi dan
perbaikan desain, perbaikan strategi adalah dengan menyiapkan kondisi agar pembangunan
dapat berkelanjutan, untuk perbaikan desainnya adalah dengan meminimalkan dampak negatif
pembanunan terhadap aspek lingkungan hidup. Skenario pembangunan daerah antara lain
adalah melampaui DDDTLH atau tidak, area kritis dimana, dampak kumulatif dimana dan
kapan puncaknya potensi kerugian SDA dan layanan ekosistem berapa. PP No. 46 tahun 2016
ditetapkan untuk melaksanakan pasal 18 Undang – undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Struktur penyelenggaraan KLHS mulai dari dibuat dan dilaksanakan, dijamin


kualitasnya, didokumentasikan tertulis, divalidasi, diintegrasikan dalam KRP. Membuat dan
melaksanakan ini sudah diatur mulai dari Pasal 6 memuat tentang pengkajian yang diatur
dalam pasal 7 & 14, kemudian perumusan alternatif KRP diatur dalam pasal 15, rekomendasi
pengembalian keputusan diatur pasal 16. Kemudian pasal 8 & 32 KLHS dilaksanakan melalui
konsultasi publik dan prosesnya melibatkan masyarakat, pasal 17 pembuatan dan pelaksanaan
KLHS secara umum ddiatur alam Permen LHK, menteri/kepala lembaga. Gubernur dan
bupati/walikota dapat mengatur lanjut dengan mengacu Permen LHK. Pengkajian ada di pasal
7 -12, 13, dan 14, perumusan alternatif dan rekomendasi ada di pasal 15 dan 16. Cara menjamin
ada di pasal 19, 20, 21, dan 24, cara mendokumentasikan pasal 23 dan 24, validasi pasal 25, 26
- 29, 30 – 31, integrasi KLHS dalam KRP pasal 19, 23, 26, dan 36. AMDAL (analisis mengenai
dampak lingkungan) rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki dampak penting mengenai izin
lingkungan karena izin lingkungan adalah jalan untuk izin usaha dan/atau kegiatan lainnya.

Kelembagaan yang terkait ddalam pengelolaan Lingkungan Hidup antara lain


Kementerian LHK, PEMDA, Perguruan tinggi PSL, Organisasi Lingkungan Hidup. Secara
garis besar KELEMBAGAAN yang terkait dan melingkupi persoalan sumber daya alam di
Indonesia antara lain adalah :Kemen ATR, Kemen ESDM, Kemen PU, Kemenperik dan
kelautan, Kemen Pertanian, Kemen LH & Kehutanan

Tujuan Nasional kesejahteraan umum melalui Lingkungan Hidup dan Sumber Daya
Alam, dengan cara Negara memiliki hak menguasai untuk melindungi rakyatnya, dan rakyat
itu berhak untuk dilindungi oleh negara melalui Hak Asasi Manusia. Kemudian apabila Fakta
ekologisnya masyarakat merusak dan mencemari Lingkungan hidup maka negara wajib
melindungi lingkungan ini, dan kemudian apabila kesejahteraan terganggu maka negara harus
memiliki cara untuk mengantisipasinya dengan aturannya, untuk melindungi Lingkungan
hidup dari perusakan dan pencemaran.
2.Mengapa hukum diperlukan dalam pengelolaan lingkungan, karena dahulu terdapat
anggapan bahwa pengertian dan perhatian manusia terhadap alam sebagai tempat hidupnya
hanya semata-mata dijadikan sebagai obyek saja. Manusia belum begitu sadar dan dapat
membayangkan bahwa antara alam tempatnya hidup dengan manusia adalah mempunyai
kedudukan yang sama. Dalam pengertian bahwa dalam alam, fungsi manusia dan fungsi
“tempat hidup” itu sama pentingnya karena saling isi-mengisi dan saling pengaruh dan
mempengaruhi. Atas dasar kenyataan alam tersebut, maka perlu manusia juga senantiasa
melindungi dan memelihara “tempat hidupnya” secara seksama, seperti halnya manusia
melindungi dan memelihara dirinya sendiri.

Manusia dalam hidupnya harus melindungi dan mengamankan “alam” agar dapat
terselenggara secara teratur dan pasti, pula agar dapat diikuti serta ditaati semua pihak, maka
perlu perlindungan dan pengamanan itu dituangkan dalam peraturan hukum. Maka akan lahir
hukum yang memperhatikan kepentingan alam atau hukum yang berorientasi kepada
kepentingan alam (natures interest oriented law). Kepentingan alam, yang perlu dilindungi dan
diamankan oleh hukum itu, berupa apa? Kepentingan itu berupa “keharusan untuk melindungi
dan mengamankan alam terhadap kemerosotan mutunya dan kerusakan dirinya”. Dengan lain
perkataan, kepentingan alam terletak dalam “keharusan untuk menjaga kelestariannya”.

Agar perlindungan dan pengamanan lingkungan dapat berlangsung secara teratur dan
pasti serta agar diikuti oleh semua pihak, maka perlu dituangkan dalam peraturan hukum. Dan
lahir jenis hukum yang secara khusus dituangkan dengan maksud dan tujuan terpokok untuk
memelihara dan melindungi lingkungan disebut Hukum Lingkungan.

Hukum Lingkungan yang ditetapkan oleh suatu negara disebut Hukum Lingkungan
Nasional. Adapun Hukum Lingkungan yang ditetapkan persekutuan hukum bangsa-bangsa,
disebut Hukum Lingkungan Internasional. Hukum Lingkungan yang mengatur suatu masalah
lingkungan yang melintasi batas negara (masalah lingkungan batas-batas masalah lingkungan
transnasional) disebut Hukum Lingkungan Transnasional. Masalah-masalah lingkungan
transnasional itu terdapat banyak sekali di daerah-daerah perbatasan beberapa negara
bersangkutan berdasarkan persetujuan atau mufakat. Demikianlah Hukum Lingkungan
Transnasional itu merupakan salah satu bagian belaka daripada Hukum Lingkungan
Internasional dengan segala ciri-ciri dan cacatnya, sekalipun biasanya cara-cara menetapkan
dan memperlakukannya tidak serumit dunia secara global.
3. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa KLHS berada pada tataran hulu yang fokus
pada upaya untuk mempertahankan atau memelihara tingkat kualitas lingkungan yang telah
ditetapkan, sedangkan AMDAL merupakan dokumen teknis, skala proyek yang fokus pada
upaya mitigasi. Tabel berikut ini akan memberikan gambaran mengenai perbedaan tersebut.

Atribut AMDAL KLHS

Akhir siklus pengambilan Hulu siklus pengambilan


Posisi keputusan keputusan

Pendekatan Cenderung bersifat reaktif Cenderung pro-aktif


Evaluasi implikasi
lingkungan dan
Identifikasi, prakiraan & pembangunan
Fokus analisis evaluasi dampak lingkungan berkelanjutan

Dampak Peringatan dini atas


kumulatif Amat terbatas adanya dampak kumulatif
Memelihara
Mengendalikan dan keseimbangan alam,
Titik berat meminimumkan dampak pembangunan
telaahan negatif berkelanjutan
Alternatif terbatas
Alternatif jumlahnya Banyak alternatif
Luas dan tidak rinci
sebagai landasan untuk
mengarahkan visi &
Kedalaman Sempit, dalam dan rinci kerangka umum

Proses multi-pihak,
tumpang tindih
Proses dideskripsikan dgn komponen, KRP
jelas, mempunyai awal dan merupakan proses iteratif
Deskripsi proses akhir & kontinyu
Fokus pada agenda
pembangunan
Fokus berkelanjutan, terutama
pengendalian Menangani simptom ditujukan utk menelaah
dampak kerusakan lingkungan agenda keberlanjutan,
4. Yang dimaksud adalah lembaga negara yang seharusnya melakukan perbaikan lingkungan
melalui pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup telah melepas tanggung jawab, dan
dampak dari hal itu adalah lemahnya lembaga negara dalam menanggulangi pengrusakan
lingkungan hidup dalam bentuk pembiaran, pelepasan tanggung jawab, bahkan dapat
menyentuh skala korupsi dimana pengusaha pengusaha setempat yang menjadi penyuap
pemerintah/lembaga negara dalam melakukan usahanya .

Contoh Kasus : Di Garut, Jawa Barat, terjadi banjir bandang yang di karenakan rusaknya
lingkungan hidup yang seharusnya menjadi urusan lembaga pemerintahan negara untuk
melakukan perbaikan lingkungan hidup, yang telah terjadi adalah kota Garut yang mengalami
bencana banjir bandang kali ini, berada di sebuah cekungan. Sungai Cimanuk berada tepat di
pusat cekungan itu, dengan puluhan sungai kecil yang memasok airnya. Sungai-sungai kecil
ini berhulu di gunung-gunung yang mengelilingi Garut, di mana hutan sudah rusak dan tanah
tidak mampu lagi menahan air, perubahan daerah tangkapan air menjadi Taman Wisata Alam
Dimana sebuah perusahaan bisa bekerja sama dengan pemerintah, membangun sarana wisata
di hutan konservasi, yang seharusnya berfungsi sebagai hutan. Hutan konservasi telah dijadikan
tempat wisata, Dimana sepuluh persen wilayahnya bisa dibangun, dibeton. Jadi pasti, semua
itu akan memberikan pengaruh pada bencana banjir bandang yang menelan 100 orang korban,
bencana di Garut tidak terlepas dari pelanggaran Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).

Anda mungkin juga menyukai