kerusakan lingkungan hidup yang pada dasarnya adalah juga sebagai instrumen pengelolaan
lingkungan hidup karena pengelolaan lingkungan hidup dimaksudkan juga untuk mencegah
yang disebut dalam pasal 14 UUPPLH adalah : (1) Kajian lingkungan hidup strategis
(KLHS), (2) tata ruang, (3) baku mutu lingkungan hidup 4) kriteria baku kernsakan
lingkungan hidup, (5) Amdal, (6) UKL-UPL, (7) perizinan, (8) instrumen ekonomi, (9)
lingkungan hidup, (11) analisis risiko lingkungan hidup, (12) audit lingkungan hidup. Dari
ke-12 instrumen itu dapat dibedakan atas instrumen kebijakan yang bersifat makro seperti
KLHS, tata ruang, peraturan perundang-undangan dan anggaran berbasis lingkungan dan
mutu merupakan instrumen yang berfungsi makro dan mikro kegiatan, misalkan untuk baku
mutu ambien bersifat makro, sedangkan baku mutu limbah bersifat individu kegiatan.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) yang diatur dalam pasal 9, Pasal
10 dan Pasal 11 UUPLH pada dasarnya juga instrumen pengelolaan lingkungan hidup dan
terkait erat dengan penataan ruang. RPPLH merupakan instrumen yang diintrodusir ke dalam
UUPLH sebagai upaya untuk mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup yang terpadu dan
menyeluruh tidak saja pada tingkat kegiatan usaha, tetapi pada tingkat kebijakan pemanfaatan
lingkunganhidup dan sumber daya alam atau pada tahapan huu. Jika konsep RPPLH ini dapat
ditindaklanjuti, dikembangkan dan dilaksanakan dengan knsisten, maka ide pengelolaan
RPPLH terdiri atas RPPLH nasional, RPPLH provinsi, RPPLH Kabupaten/Kota. RPPLH
: (a) keanekaragaman karakter dan fungsi ekologis, (b) sebaran penduduk, (c) sebaran
potensi sumber daya alam, (d) kearifan lokal (e) aspirasi masyarakat dan (f) perubahan
iklim. RPPLH memuat rencana tentang aspek-aspek berikut : (a) pemanfaatan dan / atau
pencadangan sumber daya alam, (b) pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan / atau
pelestarian sumber daya alam, (d) adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Menurut
ketentuan UUPPLH, RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana
pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah. Hal ini juga
pembangunan berkelanjutan. Oleh sebab itu, hal yang selanjutnya perlu menjadi perhatian
para aktivis dan pemerhati lingkungan hidup adalah memantau apakah aturan kebijakan
Pasal 1 butir 10 UUPPLH adalah “rangkaian analisis sistematis, menyeluruh dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
lingkungan hidup. Instrumen-instrumen yang ada sebelum KLHS pada pokoknya berorientasi
kegiatan individual, misalkan Amdal dan izin, sedangkan masalah-masalah lingkungan dapat
timbul karena kebijakan makro pemerintah atau program-program pemerintah yang tidak