Anda di halaman 1dari 43

PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PELATIHAN KLHS GELOMBANG 1


(28 – 31 JANUARI 2019)

Materi 1:
Tata Cara Penyelenggaraan KLHS

Oleh:
• Dr. Asep Sofyan, M.T.
• Mohamad Candra, S.T
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
DEFINISI KLHS MENURUT UU 32/2009
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip Pembangunan
Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP).
LANDASAN HUKUM TERKAIT KLHS
 UU 32/2009 (Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup)
 PP 46/2016 (Tata Cara Penyelenggaraan KLHS)
 Permen LHK 69/2017 (Pelaksanaan PP 46/2016)
 Permen Dagri 7/2018 (Penyelenggaraan KLHS RPJMD)
 Permen LHK 24/2018 (Pengecualian Amdal terkait RDTR / KLHS RDTR)
Kebijakan, Rencana dan/atau Program
(KRP)
• Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
• Rencana adalah asil suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia termasuk
rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya, RPJP nasional, RPJP daerah,
RPJM nasional, dan RPJM daerah.
• Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mencapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Kewajiban Penyusunan KLHS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2016 PASAL (2)
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan
bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.
(2) KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan ke dalam penyusunan
atau evaluasi:
a. rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya, RPJP nasional, RPJP daerah,
RPJM nasional, dan RPJM daerah; dan
b. Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau
risiko Lingkungan Hidup.
Detil KRP wajib KLHS mengacu pada Permen LHK 69/2017 Pasal (4).
TAHAPAN PENYELENGGARAAN KLHS
Bedasarkan PP No. 46 Tahun 2016 dan Permen
LHK No. 69 Tahun 2017
11 TAHAP PENYUSUNAN RTRW RDTR RZWP3K RPJP/M KRP KRP Masy.
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS

1 EX POST
Identikasi Isu PB Identifikasi Materi
4 Muatan KRP
2 Isu PB Yang Paling
Strategis
Materi Muatan KRP
Konsultasi 3 Isu PB Prioritas yang berdampak
Publik

Kajian 6 Muatan
5 Analisis Pengaruh

6 DDDT Resiko JE SDA PI KEHATI

Rekomendasi Penjaminan Pendoku-


Rumusan VALIDASI
7 Perbaikan KRP Kualitas mentasian
Alternatif
8 9 10 11
Sumber: Paparan KLHK-RI, 2018
Pra Proses (Tahap Persiapan)
Adanya Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP), yang sedang disusun atau
dilakukan evaluasi yang akan dikaji oleh KLHS;

A. Pembentukan Tim Penyusun Kelompok Kerja (POKJA) KLHS;


B. Identifikasi Para Pemangku Kepentingan;
C. Pembuatan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
A. Pembentukan POKJA KLHS
(Lampiran 3 Permen LHK 69/2017)
 Ketua Kelompok Kerja : Kepala DLH Prov/Kab/Kota atau Kepala Dinas Penyusun KRP
Prov/Kab/Kota;
 Wakil Ketua Kelompok Kerja : Kepala Dinas Penyusun KRP apabila ketua Kelompok Kerja
dijabat oleh Kepala Dinas LH, atau sebaliknya.
 Sekretaris : Pejabat Eselon III/Kepala Bidang dari Dinas yang menyusun KRP.
Contoh:
 kepala bidang pada Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perencanaan pembangunan daerah;
 kepala bidang pada Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang penataan
ruang; atau
 kepala bidang pada Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kelautan.
 Anggota yang berasal dari unsur Dinas.
 Anggota lain yang terdiri dari satu atau lebih tenaga ahli yang memiliki standar kompetensi
KLHS dan relevan terhadap isu dan/atau muatan Kebijakan, Rencana dan/atau Program.
B. Identifikasi Para Pemangku Kepentingan
(Pasal 31 PP 46/2016)
• Masyarakat dan pemangku kepentingan sebagaimana dimaksud meliputi:
a. masyarakat dan pemangku kepentingan yang terkena dampak langsung dan tidak
langsung dariKebijakan, Rencana, dan/atau Program; dan
b. masyarakat dan pemangku kepentingan yang memiliki informasi dan/atau keahlian yang
relevan dengan substansi Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.
• Keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan sebagaimana dimaksud diantaranya
adalah:
a. pemberian pendapat, saran, dan usul;
b. pendampingan tenaga ahli;
c. bantuan teknis; dan
d. penyampaian informasi dan/atau pelaporan.
B. Pembuatan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
(Pasal 15, 18, 19 Permen LHK 69/2017)
• Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) sangat penting dan menjadi salah satu tugas dari
POKJA KLHS. Kerangka acuan ini menjadi pedoman kerja dan dasar pengukuran kinerja POKJA
KLHS. Dalam penyusunan Kerangka Acuan Kerja untuk membuat KLHS minimal harus memuat:
a) latar belakang;
b) maksud dan tujuan
c) sasaran;
d) lingkup kegiatan;
e) referensi hukum
f) hasil yang diharapkan;
g) cara pembuatan dan pelaksanaan;
h) rencana kerja yang mencakup jadwal kerja;
i) kebutuhan tenaga ahli yang diperlukan;
j) pembiayaan.
Tahap Pengkajian Isu PB

ISU PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN Dasar untuk Isu
Pembangunan
Berkelanjutan
yang Paling
a. dikumpulkan b. dipusatkan Strategis

literatur kesamaan

pendapat Pokja sebab akibat

Lintas Sektor Hasil


dikonsultasikan
PP 46/2016 Lintas Wilayah dengan
Pasal 7a masyarakat dan
Lintas PK
Pemangku
Lintas Waktu kepentingan

Sumber: Paparan KLHK-RI, 2018


1. Identifikasi Isu PB
(Pasal 7, 8, 9 PP 46/2016)
No Nama Isu
Dalam melakukan perumusan Isu Kelompok 1 Isu Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan (PB) dapat 1 Persampahan
dilakukan dengan: 2
Dst ...
1. menghimpun masukan dari Tim POKJA
KLHS, masyarakat dan pemangku Kelompok 2 Isu Ekonomi
1 Pertumbuhan ekonomi masyarakat rendah
kepentingan melalui uji/konsultasi publik 2
dengan mengundang masyarakat dan Dst ...
pemangku kepentingan;
Kelompok 3 Isu Sosial
2. isu yang terhimpun tersebut kemudian 1 Tingginya kesenjangan sosial
dilakukan pemusatan ke dalam dalam 2
Dst ...
daftar pendek berdasarkan Kelompok 4 Isu Hukum dan Tata Kelola
keterkaitannya. 1 Penegakkan aturan lingkungan hidup
2
Dst ...
Contoh tabel identifikasi isu pembangunan berkelanjutan (PB)
2. Identifikasi Isu PB Strategis
(Pasal 9(1) PP 46/2016)
Kemudian dilakukan tahap identifikasi dan Unsur-unsur Pasal 9 (1) PP 46/2016 Ket.
No Isu PB
perumusan isu PB Strategis dengan cara melakukan 1) 2) 3) 4) 5) 6)
1 Isu Lingkungan / X / X / X / X / X / X Strategis/tidak
penapisan antara hasil pemusatan isu PB dengan
2 Isu Ekonomi / X / X / X / X / X / X Strategis/tidak
unsur-unsur paling sedikit yaitu: 3 Isu Sosial / X / X / X / X / X / X Strategis/tidak
1) karakteristik wilayah; 4 Dst ... / X / X / X / X / X / X Strategis/tidak
2) tingkat pentingnya potensi dampak;
3) keterkaitan antar isu PB strategis;
4) keterkaitan dengan materi muatan KRP; Atau
5) muatan RPPLH; No Isu PB
Parameter
Ket.
6) keterkaitan dengan KRP pada hierarki diatasnya 1) 2) 3) 4)
1 Isu Lingkungan / X / X / X / X Strategis/tidak
yang harus diacu, serupa dan berada pada 2 Isu Ekonomi / X / X / X / X Strategis/tidak
wilayah yang berdekatan, dan/atau memiliki 3 Isu Sosial / X / X / X / X Strategis/tidak
keterkaitan dan/atau relevansi langsung KLHS 4 Dst ... / X / X / X / X Strategis/tidak

yang harus diacu.


Keterangan:
1) Lintas sektor
2) Lintas wilayah
3) Lintas pemangku wilayah
4) Lintas waktu
3. Identifikasi Isu PB Prioritas
(Pasal 9(2) PP 46/2016)
Isu PB strategis ditapiskan untuk Isu PB Prioritas PP N o.46 Tahun 2017
dengan parameter sebagai berikut:

R a n g k in g I s u P B P r io r it a s
T o t a l S k o r in g d a n B o b o t
1) kapasitas daya dukung dan daya tampung
Lingkungan Hidup untuk pembangunan; No Is u P B S t r a t e g is
2) perkiraan dampak dan risiko Lingkungan Hidup; 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
3) kinerja layanan atau jasa ekosistem;
4) intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
5) status mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
6) ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati; 1 . ... .. .. .. .. .. .. ... . ... . . .. .. / X / X / X / X / X / X / X / X / X / X

7) kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap 2 . ... .. .. .. .. .. .. ... . ... . . .. .. / X / X / X / X / X / X / X / X / X / X

perubahan iklim; 3 . ... .. .. .. .. .. .. ... . ... . . .. .. / X / X / X / X / X / X / X / X / X / X

8) tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau 4 . ... .. .. .. .. .. .. ... . ... . . .. .. / X / X / X / X / X / X / X / X / X / X

penghidupan sekelompok masyarakat serta 5 . ... .. .. .. .. .. .. ... . ... . . .. .. / X / X / X / X / X / X / X / X / X / X

terancamnya keberlanjutan penghidupan dst . ... .. .. .. .. .. .. ... . ... . . .. .. / X / X / X / X / X / X / X / X / X / X


masyarakat;
9) risiko terhadap kesehatan dan keselamatan Contoh tabel penapisan isu PB prioritas
masyarakat;
10) ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan
tertentu secara tradisional yang dilakukan oleh
masyarakat dan masyarakat hukum adat.
Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas:
PP 46/2016
Pasal 9 (2)
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan prioritas dilakukan dengan cara;
Menelaah hasil isu PB dengan mempertimbangkan unsur-unsur:
Isu PB DDDT Dampak Jasa Cakupan Mutu Kehati Peruba Masy Kesehat Kaw
Strategis LH Ekosist Wil SDA han miskin Masy Adat
em Ikkim

Banjir? 5 5 5 5 5 3 5 5 5 2

Kekeringan? 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4

Alih fungai
kawasan?
5 5 5 3 5 5 5 2 2 6

...dst...

Nilai bobot melalui konsultasi Publik yang disepakati Skala Bobot: 1 – 5 : tidak berpengaruh –
untuk Isu yang akan diambil menjadi Isu PB Prioritas. sangat berpengaruh

Sumber: Paparan KLHK-RI, 2018


4. Identifikasi Materi Muatan KRP Berdampak LH
(Pasal 3 dan 10 PP 46/2016)
Identifikasi materi muatan KRP dilakukan dengan K e b ija k a n , B e rd a m p a k
melakukan uji silang muatan-muatan yang ada disusun N o R e n c a n a , P ro g ra m
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
LH
dalam komponen-komponen materi serta pengaruhnya
1 ............................. + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 Y A /T ID A K
dengan pertimbangan-pertimbangan berikut:
2 ............................. + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 Y A /T ID A K
1) Perubahan Iklim 3 ............................. + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 Y A /T ID A K
2) Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan 4 ............................. + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 Y A /T ID A K
biodiversity dst ............................. + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 + /-/0 Y A /T ID A K
3) Peningkatan intensitas & cakupan wilayah banjir, Contoh identifikasi materi muatan KRP berdampak LH
longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan
dan lahan
4) Penurunan mutu dan kelimpahan SDA Keterangan:
5) Peningkatan alih fungsi Kawasan Hutan dan/atau  ( +/1) : KRP berpengaruh positif terhadap kriteria
lahan  ( -/-1 ): KRP berpengaruh negatif terhadap kriteria
6) Peningkatan jumlah penduduk miskin atau  ( 0 ): KRP tidak berpengaruh terhadap kriteria
terancamnya keberlanjutan penghidupan  YA : jika bobot yang didapat bernilai lebih dari dua (-)
sekelompok masyarakat
7) Peningkatan resiko tehadap kesehatan dan  TIDAK : jika semua (+) atau bernilai hanya satu (-)
keselamatan manusia
Contoh Identifikasi KRP Berpotensi Berdampak LH
(Penjelasan Pasal 15 UU No. 32 /2009 atau Pasal 3 (2) PP 46/2016)
No Dampak dan/atau Resiko LH Nilai
Draft Materi Muatan KRP a b c d e f g
DRAFT
Kebijakan Rencana 1 Rencana Pembangunan Pabrik Semen - - - - - - - Signifikan

dan/atau Program 2 Rencana Peningkatan Produksi Daging 0 0 0 0 0 0 0 Tidak perlu


3 Rencana Pembangunan Infrastruktur - - - - - - - Signifikan
(KRP) 4 Rencana Ketahanan Pangan Program 1 - - 0 0 - + 0 Signifikan
juta hektar
5 Rencana Pembangunan Kota - - - - - - - Signifikan
Muatan KRP yang berdampak: Metropolitan
1. Rencana Pembangunan
Pabrik Semen
Keterangan:
2. Rencana Peningkatan
Produksi Daging a. Perubahan Iklim
3. Rencana Pembangunan b. Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan biodiversity
Infrastruktur c. Peningkatan intensitas & cakupan wilayah banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan
4. Rencana Ketahanan Pangan dan lahan
d. Penurunan mutu dan kelimpahan SDA
Program 1 juta hektar
e. Peningkatan alih fungsi Kawasan Hutan dan/atau lahan
5. Rencana Pembangunan Kota f. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok
Metropolitan masyarakat
g. Peningkatan resiko tehadap kesehatan dan keselamatan manusia

Sumber: Paparan KLHK-RI, 2018


5. Analisis Pengaruh
Identifikasi
Identifikasi Isu PB
Muatan KRP
Identifikasi Isu PB: Identifikasi Isu PB Yang Identifikasi Isu PB Identifikasi Materi Muatan
Paling Strategis: Prioritas: KRP:
1. Isu PB didapat dari
studi literatur dll oleh 1. Hasil pemusatan Isu 1. Hasil PB Yang Paling 1. Dilakukan dengan
Tim Penyusun KLHS BP, dianalisis dengan Strategis diuji analisis uji silang
2. Didiskusikan dengan Ps 9 (1) PP 46; pembobotan dengan dengan Penjelasan
Para Pemangku 2. Hasilnya dasar untuk Ps 9 (2) PP 46: Pasal 15 UU No 32
Kepentingan melalui menentukan Isu PB 2. Minimal ada 3 isu Tahun 2009
Konsultasi Publik Prioritas Uji
3. Hasil Konsultasi Silang
Publik dituangkan
dalam Berita Acara
4. Hasil Konsultasi
Analisis pengaruh materi muatan
Publik menjadi dasar kebijakan rencana dan atau program
untuk Isu PB Yang yang berpotensi menimbulkan
Paling Strategis
pengaruh terhadap kondisi LH

Sumber: Paparan KLHK-RI, 2018


5. Analisis Pengaruh
(Pasal 11 PP 46/2016)
Contoh analisis pengaruh dapat dilakukan melalui matriks berikut:

Isu PB Prioritas
Materi Muatan KRP
No Prioritas Prioritas Prioritas Ket.
Berdampak LH Dst..
1 2 3
1 KRP 1 / X / X / X / X Kajian muatan KLHS/tidak
2 KRP 2 / X / X / X / X Kajian muatan KLHS/tidak
3 KRP 3 / X / X / X / X Kajian muatan KLHS/tidak
4 Dst ... / X / X / X / X Kajian muatan KLHS/tidak

Materi muatan KRP berdampak LH yang terkait dengan sebagian besar Isu PB Prioritas
yang kemudian akan dikaji mendalam pada tahap selanjutnya yaitu pada kajian muatan
atau kajian 6 (enam) muatan KLHS.
6. Kajian 6 (Enam) Muatan KLHS
(Pasal 12 dan 13 PP 46/2016)
Tahap pengkajian muatan atau biasa disebut dengan Bentuk dari analisis kajian muatan KLHS dapat berbentuk sub
Kajian 6 (enam) Muatan KLHS merupakan inti kajian bab tersendiri maupun dalam tabel seperti contoh berikut:
yang dilakukan dalam KLHS. Sebagaimana diatur
dalam Pasal 13 dari PP 46/2016, hasil analisis paling Materi Muatan Muatan Kajian KLHS
sedikit memuat kajian: No
KRP Hasil Pasal 13(1) PP 46/2016
Analisis
1) kapasitas daya dukung dan daya tampung Pengaruh
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Lingkungan Hidup untuk pembangunan; KRP 1 Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis..
1
2) perkiraan dampak dan risiko Lingkungan Hidup;
KRP 2 Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis..
3) kinerja layanan atau jasa ekosistem; 2
4) efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; 3 KRP 3 Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis..
5) tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi Dst ... Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis.. Analisis..
4
terhadap perubahan iklim;
6) tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman
hayati.
6. Kajian Muatan KLHS
1) Overlay Peta RTRW;
1) Kapasitas DDDT-LH untuk pembangunan; 2) Overlay Peta Rawan Bencana;
2) Perkiraan mengenai dampak dan risiko LH; 3) Overlay Peta DDDT Jasa Ekosistem
3) Kinerja layanan atau jasa ekosistem; Melalui pendekatan Pengatur Air dan Penyedia Pangan;
4) Efisiensi pemanfaatan SDA; 4) Overlay Peta Potensi Tambang;
5) Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi 5) Overlay Peta Penutupan Lahan;
terhadap perubahan iklim; 6) Overlay Peta Penunjukan Kawasan Hutan
6) Tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati.
Alasa
n

1) Peta RTRW dasar perijinan, apakah masing-2x struktur dan


Contoh metode pola ruang rwejadi alih fungsi lahan yang signifikan?;
kajian muatan 2) Akankah menambah potensi peningkatan bencana atas
rencana pembangunan?;
3) Apakah akan menurunkan posisi Jasa Ekosistem Pengatur
Air dan Penyedia Pangan?;
4) Apakah akan mempengaruhi potensi SDA yang ada?;
5) Apakah tutupan lahan yang bervegetasi tinggi alih
pemanfaatan lahannya?;
6) Seberapa besar keanekaragaman hayati terancam?
Sumber: Paparan KLHK-RI, 2018
PP 46/2016 Pasal
7-8 Alternatif & Rekomendasi 15 dan 16

Alternatif Rekomendasi Penyempurnaan KRP dapat berupa perubahan:

TUJUAN ATAU TARGET STRATEGI PENCAPAIAN UKURAN, SKALA, LOKASI

PENUNDAAN, URUTAN, PRIORITAS PROSES, METODE, ADAPTASI


ARAHAN ATAU RAMBU-RAMBU
Apa perbaikan yang perlu dalam KRP?
Kegiatan atau KRP mana yang perlu dihentikan karena sudah melampaui DDDT?
9. Penjaminan Kualitas KLHS: PP 46/2016
Pasal 19

Pasal 19 – Pasal 21 PP No. 46 Tahun 2016


• Penjaminan Kualitas melalui penilaian mandiri oleh Penyusun KRP Penyusun Rencana Tata
Ruang.
• Penilaian mandiri harus mempertimbangkan:
a. dokumen RPPLH yang relevan; dan
b. laporan KLHS dari KRP yang terkait dan relevan Dok RPPLH atau DDDT.

• Dalam hal dokumen RPPLH belum tersusun maka penilaian mandiri


mempertimbangkan DDDT LH;
Sudah layak?
• Hasil penjaminan kualitas KLHS harus disusun secara tertulis dengan
Ada Rekomendasi
memuat informasi tentang:
perbaikan KLHS?
a. kelayakan KLHS; dan/atau
b. rekomendasi perbaikan KLHS yang telah diikuti dengan perbaikan KRP. KRP sudah
• Hasil penjaminan kualitas KLHS digunakan sebagai masukan untuk disempurnakan?
penyempurnaan KRP.
Sudah ada SK Tim
• Penyusun KLHS wajib memenuhi standar kompetensi.
Penyusun KLHS?

Sumber: Paparan KLHK-RI, 2018


10. Pendokumentasian KLHS
(Pasal 23 dan 24 PP 46/2016)
Laporan atau dokumen KLHS memuat informasi tentang:
a) dasar pertimbangan KRP sehingga perlu dilengkapi KLHS;
b) metoda, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil pengkajian pengaruh KRP
terhadap kondisi LH;
c) metoda, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil perumusan alternatif muatan KRP;
d) pertimbangan, muatan, dan konsekuensi rekomendasi perbaikan untuk pengambilan
keputusan KRP yang mengintegrasikan prinsip PB;
e) gambaran pengintegrasian hasil KLHS dalam KRP;
f) pelaksanaan partisipasi masyarakat dan keterbukaan informasi KLHS;
g) hasil penjaminan kualitas KLHS.

Sebagai catatan bahwa dokumen KLHS yang telah memenuhi seluruh


ketentuan informasi pada Pasal 23(2) dari PP 46/2016 bersifat terbuka
dan dapat diakses oleh publik.
11. Validasi KLHS:
- Agar dilengkapi, dan
Pemohon dg - Bermohon ulang Mekanisme Validasi
Surat KLHS
Permohonan
surat hasil Kirim
validasi Tidak
kelengkapan
(duplo) Lengkap

Telaah Teknis (20 Hari Kerja):


Dirjen PKTL Cek - kesesuaian hasil KLHS
Menteri atau
atau Dis LH Kelengkapan 3 dengan penjaminan
Gubernur kualitas;
Prov Hari Kerja
- rekomendasi.

Lengkap

Diumumkan
kepada Pra-validasi PP 46/2016
Masyarakat Pasal 25
Konsultasi/asistensi KLHS
dengan DLH Prov/KLHK
(pra-validasi)
Sumber: Modifikasi KLHK-RI, 2018
TAHAPAN PENYELENGGARAAN KLHS
RPJPD / RPJMD
Bedasarkan PP No. 46 Tahun 2016 dan Permen
Dagri 7/2018
Perbedaan Tahapan Penyelenggaraan
EX ANTE
KLHS RPJPD / RPJMD pada
Permendagri No. 7 Tahun 2018
Terdapat sedikit perbedaan pendetilan
antara tahapan penyelenggaraan KLHS
berdasarkan Permen LHK No. 69
Tahun 2017 dengan Permendagri No. 7
Tahun 2018 yang mana merujuk juga
pada Perpres No. 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB) atau Sustainable Development
Goals (SDGs). Perbedaan pendetilan
tahapan penyelenggaraan KLHS pada
Permendagri No. 7 Tahun 2018 dari 11
(sebelas) tahapan sebelumnya
ditunjukkan pada gambar berikut.

Sumber: Modifikasi Paparan KLHK-RI, 2018


Mekanisme dan Contoh Tahapan
Penyusunan KLHS RPJMD
Berdasarkan Pasal 3 dari
Permendagri 7/2018, pembuatan
KLHS RPJMD dilakukan dengan
mekanisme:
a) pembentukan tim pembuat KLHS
RPJMD;
b) pengkajian Pembangunan
Berkelanjutan;
c) perumusan skenario
Pembangunan Berkelanjutan; dan
d) penjaminan kualitas,
pendokumentasian dan validasi
KLHS RPJMD.

Sumber: Paparan Kemendagri-RI, 2018


Contoh Tahapan Penyusunan KLHS RPJMD
dengan PP No. 46 Tahun 2016

Sumber: Paparan Kemendagri-RI, 2018


Substansi Permendagri No. 7 Tahun 2018

TATA CARA PEMBUATAN KLHS-RPJMD:


Pembentukan tim pembuat KLHS RPJMD,
Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan (kajian DDDT, kajian capaian TPB,
kajian pembagian peran para pihak),
Perumusan Skenario Pembangunan Berkelanjutan,
Penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS RPJMD

TATA CARA PELAKSANAAN KLHS-RPJMD:


Pengintegrasian KLHS RPJMD dalam penyusunan dokumen RPJMD.
Pengintegrasian KLHS RPJMD dalam penyusunan RAD TPB
1. Pembentukan tim pembuat dan Identifikasi
Pemangku Kepentingan KLHS RPJMD
Pemerintah Daerah membentuk tim pembuat Dalam melaksanakan tugasnya
KLHS RPJMD yang ditetapkan dengan keputusan tim pembuat KLHS RPJMD
kepala daerah. Tim pembuat KLHS RPJMD melibatkan:
dikoordinasikan oleh Sekretariat Daerah (Setda) • Ormas,
bersama dengan perangkat daerah yang • Filantropi,
membidangi perencanaan pembangunan daerah • Pelaku Usaha,
dan dengan perangkat daerah yang melaksanakan • Akademisi dan
tugas urusan lingkungan hidup. Tim pembuat • pihak terkait lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan
KLHS RPJMD beranggotakan perangkat daerah perundang-undangan
terkait sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan
(Pasal 4 Permendagri 7/2018)
dalam pembuatan KLHS RPJMD.
2. Tahap Pembangunan Berkelanjutan
(Pasal 5 dan 6 Permendagri 7/2018)
Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan
dilakukan melalui identifikasi, pengumpulan
dan analisis data yang mencakup:
a) kondisi umum daerah yang paling sedikit
memuat kondisi daya dukung dan daya
tampung, geografis, demografis, dan
keuangan daerah;
b) capaian indikator atau analisis kondisi
pencapaian tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) yang relevan; dan
c) pembagian peran atau analisis kontribusi
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Ormas, Filantropi, Pelaku Usaha, serta
Akademisi dan pihak terkait lainnya
dalam Pembangunan Daerah.
2. Tahap Pembangunan Berkelanjutan
(Pasal 5 dan 6 Permendagri 7/2018)
Gambaran kondisi umum • Daya dukung dan daya tampung LH
daerah • Kondisi Geografis, Demografis, dan
• Keuangan Daerah

Capaian indikator tujuan Analisis kondisi pencapaian tujuan Pembangunan


Pembangunan Berkelanjutan Berkelanjutan
yang relevan

gambaran kondisi pencapaian tujuan


Pembangunan Berkelanjutan

Pembagian peran antara


analisis kontribusi dari Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Pemerintah, Pemerintah
Ormas, Filantropi, Pelaku Usaha, serta Akademisi dan
Daerah, Ormas, Filantropi,
pihak terkait lainnya
Pelaku Usaha, serta Akademisi

Sumber: Paparan Kemendagri-RI, 2018


Berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan dan kewenangan terhadap
319 (tiga ratus sembilan belas) indikator TPB dibagi dalam 4 (empat) kewenangan meliputi:
1) Jumlah indikator yang menjadi kewenangan pusat: 308;
2) Jumlah indikator yang menjadi kewenangan provinsi: 235;
3) Jumlah indikator yang menjadi kewenangan kota: 222; dan
4) Jumlah indikator yang menjadi kewenangan kabupaten: 220.
Hubungan Jasa Ekosistem (Muatan KLHS) dengan Kesejahteraan

Seberapa besar tingkatan dari unsur kesejahteraan ini


diukur oleh indikator dalam SDGs atau TPB
3. Perumusan Alternatif Skenario PB
(Pasal 8, 9, 10, 11 Permendagri 7/2018)
Memproyeksikan - Sd Akhir periode Apakah
Gambaran kondisi
kondisi pencapaian RPJMD Sumberdaya alam
pencapaian TPB
TPB yang dibutuhkan
- Time Series dapat dipenuhi
- Trend dari Daerah
perkembangan alternatif proyeksi Tersebut ?

tanpa upaya dengan PERLU


tambahan upaya ANALISIS DAYA
tambahan DUKUNG DAN
DAYA TAMPUNG
• Hanya berdasar Trend • Target TPB belum dicapai LINGKUNGAN
• Target TPB yg dapat • Target Kebutuhan hrs HIDUP
dicapai dipenuhi

Sumber: Paparan Kemendagri-RI, 2018


3. Perumusan Alternatif Skenario PB
(Pasal 8, 9, 10, 11 Permendagri 7/2018)
Pemenuhan Target TPB
Analisis
No Hasil Proyeksi Proyeksi dng Upaya
Kondisi Eksisting DDDT -LH
BAU Tambahan
1. Terpenuhi Terpenuhi Tidak dilakukan Mencukupi
2. Terpenuhi Tidak Terpenuhi Harus Dipenuhi Mencukupi
3. Terpenuhi Tidak Terpenuhi Harus Dipenuhi Tidak mencukupi
4. Tidak terpenuhi Tidak Terpenuhi Harus Dipenuhi Mencukupi
5. Tidak terpenuhi Tidak Terpenuhi Harus Dipenuhi Tidak mencukupi
6. Tidak dikerjaan Tidak dikerjakan Harus dipenuhi Mencukupi
7. Tidak dikerjaan Tidak dikerjakan Harus dipenuhi Tidak mencukupi

ISU STRATEGIS
Sumber: Paparan Kemendagri-RI, 2018
Tren data Proyeksi
baseline

Gap
pencapaian
TPB

Upaya
tambahan
harus dilakukan

Menurut Kemendagri-RI, terdapat sebanyak 4 (empat) aspek atau isu utama yang perlu diperhatikan
dalam merumuskan alternatif proyeksi antara lain:
a. Ketersediaan SDA (kapasitas DDDTLH);
b. Konsumsi SDA;
c. Target TPB yang harus dicapai; dan
d. Kemampuan daerah untuk menyelesaikan isu-isu di antaranya dari segi anggaran.
Contoh Perumusan Alternatif Skenario PB

Dalam skenario 1, terlihat bahwa DDDTLH cenderung Terlihat pada skenario 2 ini bahwa kondisi DDDTLH cenderung
mencukupi untuk memenuhi pencapaian target TPB sehingga tidak mencukupi kebutuhan untuk melaksanakan pencapaian
aspek ketersediaan ini dapat menunjang pembangunan TPB. Artinya untuk kapasitas DDDTLH ini perlu dilakukan
berkelanjutan. Adapun dalam merumuskan alternatif proyeksi analisis serta dirumuskan solusi untuk memenuhinya.
pencapaian TPB masih perlu memerhatikan kondisi anggaran Beberapa contoh solusi yang dapat dilakukan di antaranya
daerah serta tingkat konsumsi sumber daya alam dari melakukan upaya-upaya konservasi terhadap sumber daya
masyarakat. alam, menentukan alternatif-alternatif pengganti sumber daya
atau pun melakukan kerjasama dengan wilayah yang ada di
sekitarnya untuk pemenuhan SDA. Dalam praktisnya tentunya
hal ini juga tetap harus memerhatikan kondisi anggaran daerah
dan juga tingkat konsumsi sumber daya alam dari masyarakat.
Sumber: Paparan Kemendagri-RI, 2018
Sumber: Paparan Kemendagri-RI, 2018
Sumber: Paparan Kemendagri-RI, 2018
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai