TINJAUAN PUSTAKA
A. SAMPAH
2. 1 Pengertian Sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
dengan prosedur yang benar.(Panji Nugroho, 2013).
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-
Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa
kegiatan seharihari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Azwar (1990) mengatakan yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari
sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri)
tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya.
Manik (2003) mendefinisikan sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau
tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.
Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang,
yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini
jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak
berguna. Dengan demikian sampah mengandung prinsip sebagai berikut :
Menurut Panji Nugroho dalam buku Panduan Membuat Pupuk Kompos cair
(2013), jenis-jenis sampah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain :
1. Berdasarkan Sumbernya
a) Sampah alam
Yaitu sampah yang ada oleh proses alam yang dapat di daur
ulang alami, seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang
terurai menjaditanah . Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini
dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman
b) Sampah manusia
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa
digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses
dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah
satu perkembangan dalam mengurangi penularan penyakit melalui
sampah manusia dengan cara hidup yang higenis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa
(plumbing).
c) Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh
manusia(pengguna barang), dengan kata lain adalah sampah hasil
konsumsi sehari-hari. Ini adalah sampah yang umum, namun
meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini masih jauh lebih
kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.
d) Sampah Industri
Sampah industri adalah bahan sisa yang dikeluarkan akibat
proses proses industri. Sampah yang dikeluarkan dari sebuah
industri dangan jumlah yang besar dapat dikatakan sebagai limbah.
Berikut adalah gambaran dari limbah yang berasal dari beberapa
industri, yaitu:
1) Limbah industri pangan (makanan), sebagai contoh yaitu
hasil ampas makanan sisa produksi yang dibuang dapat
menimbulkan bau dan polusi jika pembuangannya tidak
diberi perlakuan yang tepat.
2) Limbah Industri kimia dan bahan bangunan, sebagai
contoh industri pembuat minyak pelumas (OLI) dalam
proses pembuatannya membutuhkan air skala besar,
mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang
dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. air hasil produksi
ini mengandung zat kimia yang tidak baik bagi tubuh
yang dapat berbahaya bagi kesehatan.
3) Limbah industri logam dan elektronika, bahan buangan
seperti serbuk besi, debu dan asap dapat mencemari udara
sekitar jika tidak ditangani dengan cara yang tepat.
2. Berdasarkan Sifatnya
a) Sampah organik
Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk
seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b) Sampah anorganik
Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah
membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas,
plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya.
Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca, dan kertas.
3. Berdasarkan Bentuknya
a) Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran
manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut
bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan
sampah anorganik.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
a. Biodegradable
Yaitu sampah yang dapat diuraikan secara
sempurna oleh proses biologi baik aerob (menggunakan
udara/terbuka) atau anaerob (tidak menggunakan
udara/tertutup), seperti sampah dapur, sisa-sisa hewan,
sampah pertanian dan perkebunan.
b. Non-biodegradable
Yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biolog, yang dapat dibagi lagi menjadi:
a) Recyclable yaitu sampah yang dapat diolah dan
digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-
lain.
b) Non-recyclable yaitu sampah yang tidak memiliki
nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs(kemasan pengganti
kaleng), carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
b) Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan
tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan
sampah
1) Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari
toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
2) Limbah rumah tangga seperti sampah cair yang
dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.
2.3.2 Pengomposan
Kompos merupakan hasil fermentasi dari bahan-bahan organik sehingga
berubah bentuk, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Pengomposan
merupakan proses penguraian bahan-bahan organik dalam suhu yang tinggi
sehingga mikroorganisme dapat aktif menguraikan bahan-bahan organik
sehingga dapat dihasilkan bahan yang dapat digunakan tanah tanpa merugikan
lingkungan (Santoso, 2009).
1. Teknik pembuatan kompos sangat beragam, mulai dari proses yang mudah
dengan menggunakan peralatan yang sederhana sampai dengan proses
yang canggih dengan peralatan modern
2. Secara teknis, pembuatan kompos dapat dilakukan secara manual sehingga
modal yang dibutuhkan relatif murah atau secara masinal (padat modal)
untuk mengejar skala produksi yang tinggi
Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke
dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus
tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air
tanah. Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori
adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna
tanah atau akar tanaman (Tim Biopori IPB, 2011).
Gambar 2.3. Lubang biopori yang siap pakai (dilihat dari atas)
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk
mengatasi banjir dengan cara :
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner)
dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan
yang memadai.
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 160 mmHg 100 mmHg
2) Hipertensi sekunder
a) Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang berpengaruh terhadap hipertensi
karena dengan bertambahnya usia maka semakin tinggi pula resiko mendapatkan
hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia, hal ini
disebabkan oleh perubahan alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi pembuluh darah,
hormon serta jantung(Triyanto, 2014).
b) Jenis Kelamin
Pria memiliki prevalensi sedikit lebih tinggi menderita hipertensi bila dibandingkan
wanita Hal itu berlaku untuk umur dibawah 50 tahun, karena bila sudah memasuki umur
50 tahun, wanita memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami hipertensi daripada
pria, yang disebabkan karena menurunnya hormone estrogen yang berperan didalam
memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk
tekanan darah tinggi. ( WHO, 2014).
Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka kejadian hipertensi.
Penderita hipertensi esensial sekitar 70-80 % lebih banyak pada kembar monozigot (satu
telur) dari pada heterozigot (beda telur). Riwayat keluarga yang menderita hipertensi
juga menjadi pemicu seseorang menderita hipertensi, oleh sebab itu hipertensi disebut
penyakit turunan (Triyanto, 2014). Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menyebabkan keluarga tersebut mempunyai risiko menderita hipertensi. Hipertensi
dikaitkan pula dengan faktor riwayat keluarga dimana bila ayah atau ibu mempunyai
penyakit hipertensi besar kemungkinan akan menurun kepada anak-anaknya dengan
perkiraan sebesar 30% dan bila baik ayah maupun ibu menderita hipertensi maka anak-
anaknya berisiko terkena hipertensi sebesar 50%. Risiko menderita hipertensi essensial
semakin tinggi bila baik /ayah maupun ibu mengidap penyakit sebelumnya
(Widyningtyas,2009).
a. Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah kegemukan atau obesitas.
Perenderita obesitas dengan hipertensi memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi
volume darah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penderita yang memiliki berat
badan normal Timbulnya berbagai penyakit seperti obesitas biasanya diikuti oleh
keadaan antara lain hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung seperti arterioklerosis,
jantung coroner Berat badan berlebihan merupakan suatu bahaya terhadap kesehatan.
(Triyanto,2014)
b) Lingkungan (stres)
Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap hipertensi. Hubungan
antara stress dengan hipertensi melalui saraf simpatis, dengan adanya peningkatan
aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan tekanan darah secara intermitten (Triyanto,
2014).
c) Rokok
Rokok dapat menjadi pemicu terjadinya hipertensi karena bahan aktif nikotin yang
terdapat di dalam rokok begitu terhisap masuk ke darah maka akan segera mencapai
otak. Akibat adanya nikotin ini akan merangsang kelenjar adrenal mengeluarkan hormon
adrenalin, akibat dari adanya hormon adrenalin inilah dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah. Adanya tar pada rokok yang terhisap dapat menimbulkan plak pada
pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit, mudah menimbun
lemak yang pada akhirnya dapat mnyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi
(Ardiansyah,2012).
d) Alkohol
Alkohol adalah suatu zat yang dosis rendah mempunyai efek mengguntungkan misal
menurunkan kejadian infark miokard, strok, batu kantong empedu dan kemungkinan
penyakit Alzheimer, akan tetapi bila konsumsi lebih dari dua gelas standar sehari dapat
menyebabkan problem kesehatan pada beberapa sistem, pemakain 3 gelas atau lebih
dapat perhari akan menimbulkan kenaikan tekana darah tergantung dosis etanolnya.
Konsumsi dalam jumlah besar dan berulang-ulang seperti pada penyalahgunaan alkohol
dapat memperpendek harapan hidup baik laiki-laki maupun perempuan, pada semua
kelompok kultur dan tingkat social ekonomi (Budiman, 2009)
Berapa penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah
karena aktivitas fisik yang teratur dapat melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan
darah menjadi normal. Semakin ringan aktivitas fisik semakin meningkat risiko
terjadinya hipertensi (Aripin,2015).
Orang yang kurang berolahraga atau kurang aktif bergerak dan yang kurang bugar,
memiliki risiko menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkat 20-50%
dibandingkan mereka yang aktif dan bugar (Windyningtyas,2009)
Garam memiliki sifat mengikat cairan sehingga mengkonsumsi garam dalam jumlah
yang berlebihan secara terus-menerus dapat berpengaruh secara langsung terhadap
peningkatan tekanan darah. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi
natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat, untuk menormalkannya cairan
intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat
menyebabkan meningkatnya volume darah kemudian berdampak timbulnya hipertensi.
C. Merokok
Perokok adalah seseorang yang suka merokok, disebut perokok aktif bila
orang tersebut yang merokok secara aktif, dan disebut perokok pasif bila orang
tersebut hanya menerima asap rokok saja, bukan melakukan aktivitas merokok
sendiri (KBBI, 2012).
Definisi lain dari perokok adalah mereka yang merokok setiap hari untuk
jangka waktu minimal enam bulan selama hidupnya masih merokok saat survei
dilakukan (Octafrida, 2011).
3. Pada Kehamilan
Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin
lambat dan dapat meningkatkan resiko Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Resiko
keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena karbon
monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen.
4. Jantung koroner
Penyakit jantung adalahs alah satu penyebab kematian utama di
indonesia. Sekitar 40 persen kematian disebabkan oleh gangguan sirkulasi
darah, dimana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner. Perlu diketahui
bahwa resiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang hingga
50% pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan
(trombosit) dan pengapuran dinding pembuluh darah (aterosklerosis),
merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. Penyakit pembuluh
Darah Perifer (PPDP) yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di
tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok
berat, biasanya akan berakhir dengan amputasi (Poltekkes Depkes Jakarta I,
2012).
5. Sistem Pernapasan
Kerugian jangka pendek sistem pernapasan akibat rokok adalah
kemampuan rokok untuk membunuh selrambut getar (silia) disaluran
pernapasan. Ini adalah awal dari bronkitis, iritasi, batuk. Sedangkan untuk
jangka panjang berupa kanker paru, emphycema atau hilangnya elasitas
paru-paru, dan bronkitis kronis