Anda di halaman 1dari 71

5 MASALAH GIZI DI

INDONESIA

YOANITA INDRA KUMALA DEWI


MASALAH GIZI DI INDONESIA

 Masalah gizi di Indonesia


 Ada 5
 KEP,KVA,ANEMIA,GAKY, OBESITAS
KEP
(KEKURANGAN ENERGI
PROTEIN)
KEP

 Merupakan salah satu penyakit gangguan


gizi di Indonesia
 Prevalensi tertinggi terdapat pada anak-
anak yang berumur dibawah 5 tahun,
bumil dan busui
DEFINISI KEP
 Penyakit KEP diberi nama secara
internasional yaitu Calory Protein
Malnutrition (CPM) yang kemudian diganti
dengan nama Protein Energy Malnutrition
(PEM)
 Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan
ETIOLOGI/ PENYEBAB KEP

 Penyebab langsung
 Penyebab tidak langsung
PENYEBAB LANGSUNG

Kurangnya konsumsi
pangan yang mengandung Penyakit Infeksi
kalori dan protein

Hambatan Hambatan utilisasi


absorbsi zat gizi zat gizi
PENYEBAB TIDAK
LANGSUNG

Tingkat Pekerjaan Tingkat


Orang Tua Pendapatan

Jarak Kelahiran dan Pola Pemberian


Tingkat Pendidikan
Jumlah Anggota Makanan Pendamping
dan Pengetahuan
Keluarga ASI
KLASIFIKASI KEP MENURUT
GOMEZ (1955)

KLASIFIKASI STANDAR
BAIK ≥ 90% BB/U

RINGAN ≥ 75% - < 90% BB/U

SEDANG ≥ 60% - < 75% BB/U

BERAT < 60% BB/U


KLASIFIKASI KEP MENURUT
JELLIFE

Kategori BB/U (% BAKU)


KEP I 90 – 80%
KEP II 80 – 70%
KEP III 70 – 60%
KEP IV < 60%
TANDA DAN GEJALA KEP
 Rambut kurang bercahaya, kusam dan
kering
 Rambut tipis dan jarang, kurang kuat/
mudah putus
 Kekurangan pigmen rambut
 Pada wajah terjadi penurunan pigmentasi
 Selaput mata pucat
 dll
JENIS KEP

 Marasmus
 Kwarsiorkor
 Marasmic Kwarsiorkor
MARASMUS
 Otot lemah, lunak
 Merasa lapar dan cengeng
 Gagalnya pertumbuhan
 Sering terjadi pada bayi < 12 bulan
 Tidak ada oedema
 Wajah tampak tua (monkey face)
 Warna rambut tidak berubah
 Sering disertai penyakit infeksi umumnya
kronis berulang dan diare
KWARSIORKOR
 Otot lemah dan lunak
 Sukar diberi makan
 Cengeng
 Gejala anemia dan defisiensi nutrient
 Pertumbuhan terhambat
 Biasa terjadi pada anak usia 1-3 tahun
 Wajah bulat (moon face)
 Ada edema terutama pada kaki dan tungkai
bawah
 Rambut menjadi merah dan mudah rontok,
mudah dicabut tanpa rasa sakit
MARASMIC KWARSIORKOR

 Tanda dan gejala merupakan gabungan dari


marasmus dan kwarsiorkor
DAMPAK KEP
 Organ pencernaan
Sel pancreas dan mukosa usus mengalami
atrofi dan penurunan kemampuan
menyekresi enzim-enzim pencernaan
Biopsi usus halus menunjukkan atrofi
pada membrane mukosa yang sangat
berkaitan dengan gangguan absorbs zat-
zat gizi
LANJUTAN DAMPAK KEP...

 Hati
Terjadi perlemakan hati => menekan inti
sel dan menurunkan kadar sitoplasma sel
hati => kerusakan hati berat
Lanjutan Dampak KEP...
 Sistem Kardiovaskular
Atrofi pada jantung => penurunan cardiac
output dan menghambat sirkulasi darah
Kaki dan tangan terasa dingin dan tekanan
nadi menjadi kecil => kematian
 Ginjal
Kerja ginjal mengalami penurunan
 Kematian
Defisiensi nutrient yang sering
menyertai KEP

 Xeropthalmia
 Anemia
 Cleitosis
Kelompok Umur Risiko Tinggi KEP

 Anak-anak yang sedang tumbuh kembang


 Wanita hamil
 Wanita menyusui
PENCEGAHAN KEP

 Pemberian ASI hingga 2 tahun


 Hindari makanan tambahan selain ASI
pada bayi usia hingga 6 bulan
 PMT ASI yang mengandung zat gizi
 Imunisasi dasar lengkap
 Atur jarak kehamilan
 Peningkatan pendapatan keluarga
PENANGGULANGAN KEP
 Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
ANEMIA
DEFINISI
• Suatu keadaan dimana kadar haemoglobin
(Hb) di dalam darah lebih rendah daripada
nilai normal untuk kelompok orang
menurut umur dan jenis kelaminnya.
• Suatu keadaan dengan kadar haemoglobin
darah yang lebih rendah daripada normal
sebagai akibat ketidakmampuan jaringan
pembentuk sel darah merah dalam
produksinya guna mempertahankan kadar
haemoglobin pada tingkat normal
JENIS ANEMIA

DEFISIENSI ZAT DEFISIENSI ASAM DEFISIENSI


BESI FOLAT VITAMIN B12
PENYEBAB ANEMIA

PENYEBAB TIDAK
PENYEBAB LANGSUNG
LANGSUNG
Kekurangan zat
besi, asam folat,
dan vitamin B12

PENYEBAB
LANGSUNG
Cacingan

Perdarahan
Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendidikan dan


Pengetahuan

PENYEBAB TIDAK
LANGSUNG

Pola Pmeberian MP ASI

Sosio Budaya
GOLONGAN RAWAN
PENDERITA ANEMIA

 Balita
 Anak Usia Sekolah
 Remaja
 Ibu Hamil
 Usia Produktif
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG
TERJADINYA ANEMIA PADA USIA REMAJA

 Adanya penyakit infeksi yang kronis


 Menstruasi yang berlebihan pada remaja
putri
 Perdarahan yang mendadak seperti
kecelakaan
 Jumlah makanan atau penyerapan diet
yang buruk dari zat besi, vitamin B12,
vitamin B6, vitamin C dan tembaga
CUT OFF POINT ANEMIA
MENURUT WHO (2001)
No Kelompok Umur dan Kadar Haemoglobin
Jenis Kelamin (g/dl)
1 Anak usia 6 bulan – 5 < 11
tahun
2 Anak umur 6 tahun – 14 < 12
tahun
3 Laki-laki dewasa < 13

4 Perempuan dewasa (tidak < 12


hamil)
5 Ibu Hamil < 11
DERAJAT ANEMIA DEFISIENSI BESI
No Derajat Kadar Haemoglobin (g/dl)

1 Ringan < 10

2 Sedang 7 – 10

3 Berat <7
ZAT PENGHAMBAT ABSORBSI Fe

 Oksalat  bayam
 Tanin  teh
 Fitat  kacang, sayuran
 serat  bayam
ZAT PENINGKATAN ABSORBSI Fe

 Vitamin C
 Protein
 fruktose
TANDA DAN GEJALA ANEMIA
 Warna pucat pada mata, lidah dan kuku
 Lesu, lemah
 Cepat lelah
 Sakit kepala
 Mata berkunang-kunang
 Gangguan haid
 Libido menurun
 Rambut tipis dan halus
 Elastisitas kulit menurun
 dll
AKIBAT ANEMIA

 Pada ibu hamil  BBLR (berat bayi lahir


rendah)
 Produktivitas kerja menurun
 Daya konsentrasi menurun
 Pada anemia berat  sesak nafas hingga
kegagalan faal jantung
PENCEGAHAN ANEMIA

 Meningkatkan konsumsi bahan makanan


sumber fe, as.folat dan vitamin B12
 Tidak mengkonsumsi bahan makanan
penghambat absorbs zat besi
 Pemberian obat cacing  6 bulan sekali
 Sanitasi lingkungan dan higiene
perorangan
PENANGGULANGAN ANEMIA

 Suplementasi zat besi, as.folat, atau vitamin


B12
 Fortifikasi zat besi dalam makanan
 Modifikasi menu makanan
 Pengendalian penyakit parasit
KVA
(KEKURANGAN
VITAMIN A)
DEFINISI

 Penyakit yang disebabkan karena


kekurangan vitamin A
PENYEBAB LANGSUNG

ETIOLOGI/
PENYEBAB KVA

PENYEBAB TIDAK
LANGSUNG
PENYEBAB LANGSUNG

 Kurangnya konsumsi vitamin A


 Kerusakan hati
PENYEBAB TIDAK LANGSUNG

 Penyakit Infeksi
 Proses penyerapan makanan dalam tubuh
CUT OFF POINT KVA dengan
NILAI SERUM ≤ 0,70 µMol/L
KATEGORI KLASIFIKASI
Ringan ≥ 2 – <10%
Sedang ≥ 10 - < 20%
Berat ≥ 20%
DAMPAK KVA

 Buta senja
 Perubahan pada mata
 Penyakit infeksi
 Perubahan pada kulit
 Gangguan pertumbuhan
Kerusakan Mata Karena KVA
 Buta senja (XN)  tidak dapat melihat
pada waktu senja
 Xerosis Konjungtiva (X1A)  bagian
putih mata kering, kusam dan tidak
bersinar
 Bercak bitot spot (X1B)  ada bercak
seperti busa sabun
 Xerosis kornea (X2)  Bagian hitam
mata kering, kusam dan tidak bersinar
Lanjutan Akibat kekurangan Vitamin
A...
 Ulkus Kornea/ Xeratomalacia <1/3
permukaan kornea (X3A)  sebagian dari
hitam mata melunak seperti bubur
 Ulkus Kornea/ Xeratomalacia > atau =1/3
permukaan kornea (X3B)  seluruh
bagian mata hitam, mata melunak seperti
bubur
 Xeropthalmia Scars (XS)  bola mata
mengecil
PENCEGAHAN KVA

 Konsumsi makanan sumber vitamin A


 Pemberian kapsul vitamin A pada anak-
anak sesuai dosis
 Fortifikasi makanan sumber vitamin A
PENANGGULANGAN KVA

 Pemberian vitamin A
 Peningkatan konsumsi makanan sumber
vitamin A
GAKY
(GANGGUAN AKIBAT
KEKURANGAN YODIUM)
DEFINISI
 Suatu penyakit yang ditandai dengan
terjadinya pembesaran kelenjar gondok
(kelenjar thyroid)
CUT OFF POINT GAKY

KADAR TSH (THYROID TINGKAT


STIMULATING ENDEMISITAS
HORMONE)
3,0 – 19,9 Ringan

20,0 – 39,9 Sedang

≥ 40,0 Berat
KLASIFIKASI TINGKAT PEMBESARAN
KELENJAR THYROID
Tingkat Pembesaran Kelenjar Deskripsi
Thyroid

O Tidak ada pembesaran

I Ada pembesaran tapi tidak


terlihat

II Ada pembesaran dan terlihat


pada posisi normal
ETIOLOGI/ PENYEBAB GAKY
 Adanya erosi  yodium hilang ke laut
 Tanah sarang (tanah lahar, kapur)  tidak
dapat menyimpan air, sehingga air bersama
yodium yang larut didalamnya akan
meresap ke tanah yang lebih dalam
 Daerah yang suplai makanannya
tergantung dari daerah lain
AKIBAT GAKY

 Kreatinin
 Gondok
 Gangguan Fungsi Mental
 Abortus
 IQ Rendah
PENCEGAHAN
 Konsumsi garam beryodium
PENANGGULANGAN GAKY
 Iodisasi garam keluarga
 Iodisasi air minum
 dll
OBESITAS
DEFINISI

 Keadaan kelebihan lemak dalam tubuh


yang pada umumnya ditimbun dalam
jaringan subkutan, sekitar organ tubuh
 Kondisi abnormal atau kelebihan lemak
didalam jaringan adiposa sehingga dapat
mengganggu kesehatan
ETIOLOGI/ PENYEBAB

 Ketidakseimbangan asupan energi dan


pengeluaran energi
 Keturunan
 Gaya hidup dan pola makan
OBESITAS
 Secara klinis dinyatakan dalam bentuk IMT
(Indeks Massa Tubuh)
 Rumus IMT :
BB (kg)
IMT =
TB (m) * TB (m)
CUT OFF POINT OBESITAS MENURUT
WHO UNTUK ORANG ASIA
Klasifikasi IMT

Kurang gizi < 18,50

Normal 18,50 – 22,9

Berat badan lebih 23,00 – 24,9

Obesitas I 25,00 – 29,9

Obesitas II ≥ 30,0
CUT OFF POINT OBESITAS
MENURUT DEPKES

Klasifikasi IMT

Kurus < 18,5

Normal ≥ 18,5 – 24,9

Berat badan Lebih ≥ 25,00 - < 27

Obesitas ≥ 27,00
Jenis OBESITAS
 Obesitas Eksogen
Obesitas yang disebabkan karena faktor
dari luar seperti budaya, lingkungan,
kebiasaan dan sosial ekonomi
 Obesitas Endogen
Obesitas yang disebabkan oleh faktor-
faktor dalam seperti keturunan, hormonal
dan metabolik
AKIBAT OBESITAS

 Hipertensi
 Stroke
 Gagal jantung
 Gout
 Diabetes mellitus
PENCEGAHAN OBESITAS

 Konsumsi pangan gizi seimbang


 Olah raga teratur
PENANGGULANGAN OBESITAS
 Menurunkan berat badan sekitar 5 –
10% dari berat badan awal
 Mencegah terjadinya sindrom yoyo
 berat badan meningkat kembali
karena ketidakdisiplinan penderita
 Memperbaiki gaya hidup
 Memperbaiki pola makan
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai