1
KATA PENGANTAR
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
3
PEMBAHASAN LAPORAN
4
Tahapan Pengelolaan Sampah:
a. Phase Storage (Tahap Pewadahan)
b. Phase Collection (Tahap Pengumpulan)
c. Phase Transport & Transfer (Tahap Pengangkutan)
c. Phase Disposol(Tahap Pembuangan Akhir / Pemusnahan)
5
pengganggu.
6
yang memiliki TPA relatif membutuhkan jarak tempuh yang lama, pengankutan dapat
menjadi masalah.
Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah
hingga ke lokasi pemerosesan akhir atau ke lokasi pembuangan akhir, dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
a. Secara Langsung (door to door): Pada sistem ini proses pengumpulan dan
pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber akan
diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemerosesan, atau ke
tempat pembuangan akhir.
b. Secara Tidak Langsung (Communal): Pada sistem ini, sebelum diangkut ke
tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-
masing sumber akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam
gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dengan adanya TPS ini maka
proses pengumpulan sampah secara tidak langsung. Dalam hal ini, TPS dapat pula
berfungsi sebagai lokasi pemerosesan skala kawasan guna mengurangi jumlah
sampah yang harus diangkut ke pemerosesan akhir.
7
pada suatu tempat/lokasi. Tempat ini biasanya dinamakan Tempat Penampungan
Sementara (TPS).
b) TPS disesuaikan berdasarkan sumber sampah yang dihasilkan.
c) Pengumpulan tidak hanya pengumpulan sampah saja, tetapi termasuk juga
pengangkutannya setelah sampah dikumpulkan untuk selanjutnya dibawa ke suatu
tempat (transfer station, processing station/Disposal station) sampai alat
pengangkut sampah dikosongkan.
d) Di Kota kecil TPA tidak terlalu jauh tdk masalah, tetapi kota yang memiliki TPΑ
relatif membutuhkan jarak tempuh yang lama, pengangutan dpt menjadi masalah
Jenis Pengumpulan sampah Pengumpulan sampah adalah proses penanganan
sampah dengan cara pengumpulan dari masingmasing sumber sampah untuk diangkut
ke tempat penampungan, yaitu :
a) Tempat penampungan sementara atau
b) Pengolahan sampah skala kawasan, atau
c) Langsung ke tempat pemrosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan.
8
b. Secara tidak langsung (communal): Pada sistem ini, sebelum diangkut ke
tempat pemrosesan, atau ke tempat pemrosesan akhir, sampah dari masing-
masing sumber dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam
gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dengan adanya TPS ini
maka proses pengumpulan sampah secara tidak langsung. Dalam hal ini,
TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala kawasan guna
mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemrosesan akhir.
9
• Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus
menangani sampah
• Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh
• Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari berbagai
area
• Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti.
• Masalah lalu-lintas jalur menuju titik sasaran tujuan sampah.
a. Sistem kontainer angkat, Sistem ini digunakan bila kontruksi kontainer dapat
diangkat ke dalam kendaraan sampah. Sistem ini mempunyai beberapa pola yang
dapat disesuaikan dengan kondisi disuatu wilayah.
b. Sistem kontainer tetap, sistem ini biasanya digunakan untuk kontainer kecil serta
alat angkut berupa truk mekanik.
• Proses pengangkutan:
10
a. Kendaraan harus tertutup.
b. Tinggi bak maksimum 1,6 meter.
c. Sebaiknya ada alat pengangkut
d. Tidak bocor, agar lindi tidak berceceran selama pengangkutan
e. Disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalu
f. Disesuaikan dengan kemampuan dana dan teknik peneliharaan
a. Dump Truck
Dump Truck ini merupakan kendaraan pengangkut sampah roda 6 yang fungsinya
untuk mengangkut sampah dengan kapasitas. besar dan menghemat tenaga
manusia, sehingga mampu mengangkut sampah lebih banyak dan lebih cepat serta
jangkauan wilayah lebih luas. Tujuannya memberikan pelayanan kebersihan yang
lebih luas. Spesifikasi : Sistem penggerak hidrolis, bak terbuka bagian yang tidak
terpisahkan (integrated) dengan tipe dan merk kendaraan, volume kontainer/bak
minimal 6 m³, dilengkapi dengan sabuk keselamatan pengemudi dan penumpang.
b. Arm Roll Truck
11
Sistem penggerak hidrolis, bak tertutup (arm roll) bagian yang tidak terpisahkan
(integrated) dengan tipe dan merk kendaraan, volume kontainer/bak minimal 6 m³,
dilengkapi dengan sabuk keselamatan pengemudi dan penumpang.
Rute pengangkutan dibuat agar pekerja dan peralatan dapat digunakan secara
efekif. Rute yang akan dilalui dalam mengangku sampah dari sumber sampah ke
transfer station atau TPA, harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Peraturan lalu lintas yang ada
b. Pekerja (baik umlah maupun kemampupan)
c. Ukuran dan type alat angkut
d. Gunakan topografi dan kondisi fisik daerah sebagai batas rute
e. Timbulan smpah pada daerah padat lalu lintas diangku sepagi mungkin.
Pada langkah awal pembuatan rute, maka ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan agar rute yang direncanakan menjadi lebih efisien:
a. Penyiapan peta yang menunjukkan lokasi-lokasi dengan jumlah timbulan
sampah
b. Analisis data, diplot ke peta daerah pemukiman, perdagangan, industri dan
untuk masing-masing area, diplot lokasi, frekuensi pengumpulan dan jumlah
kontainer
c. Layout rute awal
d. Evaluasi layout rute awal dan membua rute lebih seimbang dengan cara di
coba- coba. (Catur Puspawati, dkk:2012)
12
bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Setiap sumber dapat
melakukan upaya reduksi sampah dengan cara mengubah pola hidup konsumtif,
yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan banyak sampah
menjadi hemat/efisien dan hanya menghasilkan sedikit sampah
(b) Prinsip kedua adalah reuse yang berarti menggunakan kembali bahan atau
material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengolahan)
Seperti menggunakan kertas bolak balik, menggunakan kembali botol
bekas minuman untuk tempat air, dan lain-lain. Dengan demikian reuse dapat
memperpanjang usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan
kembali barang secara langsung
(c) Prinsip ketiga adalah recycle yang berarti mendaur ulang suatu bahan yang
sudah tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui
proses pengolahan.
Beberapa sampah dapat didaur ulang secara langsung oleh masyarakat
dengan menggunakan teknologi dan alat yang sederhana, seperti mengolah sisa
kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki dan sebagainya, atau sampah
dapur yang berupa sisa-sisa makanan untuk dijadikan kompos.
Selanjutnya setelah melakukan proses 3R sampah di pindahkan ke TPA. Pada
TPA ini kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan dan pemusnahan sampah.
Pengolahan dan pemusnahan sampah yang dilakukan di TPA bervariasi tergantung jenis
sampah yang dimusnahkan Pengelolaan TPA adalah tanggung jawab pemerintah daerah,
oleh karenanya setiap daerah harus mempunyai TPA. TPA harus jauh dari permukiman
penduduk dan mempunyai izin resmi sebagai tempat pemusnahan sampah. Sebelum
dilakukan pemusnahan, biasanya. sampah dipilah sesuai jenisnya kemudian
dimusnahkan. Di indonesia TPA yang ada melibatkna para pemulung untuk memilah
sampah, dimana apabila masih terdapat barang yang mempunyai nilai ekonomis atau laku
jual diambil oleh pemulung. Pemusnahan yang dilakukan di TPA antara lain: sanitary
lanfill, incenerasi dan biogas. Tetapi kenyataannya TPA di Indonesia tidak ada yang
menerapkan sistem sanitary lanfill dengan tepat.
13
Melakukan pewadahan sampah sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah, yaitu:
1. sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan dengan
wadah warna gelap,
2. sampah an organik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnya, dengan wadah
warna terang,
3. sampah bahan barbahaya beracun rumah tangga (jenis sampah B3 seperti dalam
lampiran B),dengan warna merah yang diberi lambang khusus atau semua
ketentuan yang berlaku,
Pola pewadahan sampah dapat dibagi dalarn individual dan komunal .Pewadahan
dimulai dengan pemilahan baik untuk pewadahan individual maupun komunal sesuai
dengan pengelompokan pengelolaan sampah.
• Kriteria Lokasi dan Penempatan Wadah
Lokasi penempatan wadah adalah sebagai berikut :
1) Wadah individual ditempatkan :
a) di halarnan muka
b) di halaman belakang untuk sumber sampah dari hotel restoran
2) Wadah komunal ditempatkan :
a) sedekat mungkin dengan sumber sampah
b) tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya,
c) di luar jalur lalu lintas , pada suatu lokasi yang rnudah untuk
pengoperasiannya,
d) di ujung gang kecil,
e) di sekitar taman dan pusat keramaian (untuk wadah sampah pejalan kaki):
untuk pejalan kaki minimal 100 m
f) jarak antar wadah sampah.
14
Persyaratan untuk bahan dengan pola individual dan komunal seperti pada tabel 2
15
2. dump truk/tipper truk,
3. armroll truk,
4. truk pemadat,
5. truck dengan crane,
6. mobil penyapu jalan,
7. truk gandengan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Catur Puspawati, dkk. 2019. Buku Ajar Pengelolaan Sampah. Poltekkes Jakarta 2
Alat Pengangkutan Sampah DAK BID. LHK TA. 2020 KEMENTRIAN LINGKUNGAN
JIDUP DAN KESEHATAN
Catur Puspawati,dkk. 2019. Buku Ajar Pengelolaan Sampah. Pusdik BPPSDM
Kesehatan.
Chandra, Budiman, 2007, Pengantar Kesehatan Lingkunga. EGC, Jakarta.
Damanburi, Enri. 2010. Dikat Kuliah TL-3104 Pengelolaan Sampah. Bandung: Program
Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik sipil dan Lingkungan Institu Teknologi
Bandung.
SNI 19-2454-2002 (Tata cara teknik oprasional pengolahan sampah perkotaan)
17