Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH

MEMAHAMI PENGELOLAAN, PENGANGKUTAN DAN


PEWADAHAN SAMPAH
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah
Penyehatan Tanah yang diampu oleh Dosen:
1. Catur Puspawati, ST, MKM

2. Dr. Wartiniyati, SKM, M.Kes

3. Fitri Andayani,SKM., MScPH

Nama Mahasiswa Kelompok 2 Penyehatan Tanah 2D3A:

Ahmad Rezki Nasution (P21345122005)

Aura Permata Dina (P21345122021)

Azizah Hannani Listyani (P21345122022)

Desi Rahmawati (P21345122027)


KELAS 2 D3 A
PRODI D-III SANITASI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAKARTA II
2024

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan Laporan ini untuk memenuhi tugas kelompok untuk
Mata Kuliah Pengelolaan Sampah dengan Judul “Memahami Pengertian,
Sumber, Karakteristik Sampah”. Kami juga berterima kasih kepada Ibu
Catur Puspawati, ST, MKM, Ibu Dr. Wartiniyati, SKM, M.Kes, dan Ibu
Fitri Andayani,SKM., MScPH selaku dosen mata kuliah Pengelolaan sampah
yang sudah memberi arahan untuk membuat Laporan ini.

Kami menyadari, bahwa laporan “Memahami Pengertian,


Sumber, Karakteristik Sampah” yang kami buat masih jauh dari sempurna
baik dari segi penyusunan dan penulisannya. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar kami sebagai penulis bisa menjadi lebih baik lagi
pada masa yang akan datang.

Kami juga berterima kasih, bahwa dalam penulisan laporan ini


tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan
materi, saran dan kritik sehingga laporan ini dapat selesai tepat waktu

Semoga laporan “Memahami Pengertian, Sumber, Karakteristik


Sampah” ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan pembaca serta
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 10 Maret 2024

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

LAPORAN PENGELOLAAN SAMPAH .......................................................... 1

MEMAHAMI PENGELOLAAN, PENGANGKUTAN DAN


PEWADAHAN SAMPAH ................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

PEMBAHASAN LAPORAN .............................................................................. 4

2.1 Dasar Pengelolaan Sampah .................................................................... 4

2.2 Tahap Pewadahan ................................................................................... 5

2.3 Tahap Pengumpulan ............................................................................... 6

2.4 Tahap Pengangkutan .............................................................................. 9

2.5 Tahap Pemusnahan ............................................................................... 12

2.6 Syarat-Syarat Tempat Pewadahan Sampah .......................................... 13

2.7 Peralatan Pengangkut Sampah ............................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

3
PEMBAHASAN LAPORAN

2.1 Dasar Pengelolaan Sampah


Pengertian pengelolaan sampah menurut UU No.18 tahun 2008adalah kegiatan
yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengelolaan sampah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan
terhadap sampah padat, dimulai dari tahap pengumpulan di tempat sumber,
pengangkutan penyimpanan, pengolahan pendahuluan serta tahap pengolahan akhir
yang berarti pembuangan atau pemusnahan sampah (kusnoputranto, 2000).
Soemirat (2005) menyatakan bahwa pengelolaan sampah perlu didasarkan atas
berbagai pertimbangan yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit, konservasi sumber
daya alam, mencegah gangguan estetika, memberi insentif untuk daur
ulang/pemanfaatan dan bahwa kualitas dan kuantitas sampah meningkat.

Sistem Pengelolaan sampah yang saat ini diterapkan di banyak wilayah di


Indonesia adalah pertama timbulan sampah yang ada pada sumber sampah diletakan
pada tempat pewadahaan sampah. Setelah sampah dari sumper sampah diletakan dalam
tempat sampah, maka samnpah akan diangkut oleh alat angkut sampah untuk
dikumpulkan dalam suatu wadah besar yang biasanya dinamakan Tempat Pengumpulan
Sampah (TPS). Sampah yang berada pada TPS akan diangkut oleh alat pengangkut
sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah.
TAHAPAN PENGELOLAAN SAMPAH
Bila dilihat bagan Tahapan pengelolaan sampah yaitu sebagai berikut:

4
Tahapan Pengelolaan Sampah:
a. Phase Storage (Tahap Pewadahan)
b. Phase Collection (Tahap Pengumpulan)
c. Phase Transport & Transfer (Tahap Pengangkutan)
c. Phase Disposol(Tahap Pembuangan Akhir / Pemusnahan)

2.2 Tahap Pewadahan


Pewadahan sampah adalah upaya untuk menampung sampah sementara setelah
sampah dihasilkan pada setiap sumber atau penghasil sampah pada tempat sampah
sebelum sampah dikelola lebih lanjut. Tempat sampah adalah tempat untuk menyimpan
sampah sementara setelah sampah dihasilkan, yang harus ada pada setiap
sumber/penghasil sampah, seperti rumah tangga, kantor-kantor, penginapan, jalan,
terminal, pasar dan lain-lain sebelum sampah di kelola lebih lanjut.
Pada tahapan ini sampah yang ada di letakan pada tempat pewadahan sampah
sesuai jenis sampahnya. Proses pemilahan sampah sudah harus ada pada tahapan
pewadahan sampah. Tempat pewadahan sesuai dengan sumber sampah tersebut berada,
misalnya pada sumber sampah permukiman pewadahan sampah dilakukan pada tiap-
tiap rumah, dimana tempat sampah yang digunakan sudah terpisah sesuai dengan
jenisnya, misalnya tempat sampah untuk sampah organik berbeda dengan tempat
sampah untuk sampah anorganik. Unuk sumber sampah pada Industri dilakukan tahapan
pewadahan sampah sesuai dengan produk pada industri tersebut. Tempat pewadahan
sampah yang ada harus memenuhi syarat kesehatan diantaranya bahwa tempat sampah
tersebut harus kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan terbebas dari vektor dan binatang

5
pengganggu.

2.3 Tahap Pengumpulan


Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masingmasing sumber sampah untuk diangkut ke (1) tempat
pembuangan sementara atau ke (2) pengolahan sampah skala kawasan, atau (3) langsung
ke tempat pembuangan atau pemerosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan.
Mengumpulkan dan menempatkan sampah ketempat pengumpulan sehingga
mudah di angkut ketempat pengolahan atau langsung diolah. Pengumpulan sampah
dimulai di tempat sumber dimana sampah dihasilkan. Dari sana sampah di angkut
dengan alat angkut berupa gerobak, truk/truk pemadat yang selanjutnya akan di angkut
ketempat pemusnahan sampah.
Sebelum sampah di angkut ketempat pemusnahan, dapat pula disediakan tempat
penampungan sementara (TPS) karena kondisi daerah atau kota yang menyebabkan
semakin kompleksnya sistem pengangkutan. Pada TPS ini sampah dipindahkan ke alat
angkut yang lebih besar dan lebih efisien misalnya gerobak menuju truk.
Sampah yang telah dikumpulkan dari timbulan sampah di angkut dan ditempatkan
pada suatu tempat atau lokasi. Tempat ini bisasanya dinamakan tempat penampungan
sementara (TPS). TPS disesuaikan berdasarkan sumber sampah yang di hasilkan.
Pengumpulan tidak hanya pengumpulan sampah saja, akan tetapi termasuk juga
pengangkutannya setelah sampah dikumpulkan untuk selanjutnya di bawa ke suatu
tempat (transfer station, processing station/Disposal station) sampai alat pengankut
dikosongkan. Di kota kecil TPA tidak terlalu jauh tidak menjadi masalah, tetapi kota

6
yang memiliki TPA relatif membutuhkan jarak tempuh yang lama, pengankutan dapat
menjadi masalah.
Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah
hingga ke lokasi pemerosesan akhir atau ke lokasi pembuangan akhir, dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
a. Secara Langsung (door to door): Pada sistem ini proses pengumpulan dan
pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber akan
diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemerosesan, atau ke
tempat pembuangan akhir.
b. Secara Tidak Langsung (Communal): Pada sistem ini, sebelum diangkut ke
tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-
masing sumber akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam
gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dengan adanya TPS ini maka
proses pengumpulan sampah secara tidak langsung. Dalam hal ini, TPS dapat pula
berfungsi sebagai lokasi pemerosesan skala kawasan guna mengurangi jumlah
sampah yang harus diangkut ke pemerosesan akhir.

Pada pemukiman, sampah yang telah dihasilkan oleh tiap-tiap rumah


dikumpulkan dalam satu lokasi atau TPS. TPS sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis
sampahnya. Untuk permukiman seperti komplek atau perumahan umum biasanya
sampah diambil oleh petugas untuk diletakkan di TPS. Di permukiman TPS biasanya
ada di satu lokasi RT/RW. Untuk rusun atau apartemen biasanya penghuni sendiri yang
meletakan sampahnya di TPS.
Mengumpulkan dan menempatkan sampah ke tempat pengumpulan sehingga
mudah diangkut ketempat pengolahan atau langsung diolah. Pengumpulan sampah
dimulai di tempat sumber dimana sampah dihasilkan. Dari sana sampah diangkut
dengan alat angkut berupa gerobak, truk atau truk pemadat yang selanjutnya akan
diangkut ke tempat pemusnahan sampah.
Sebelum sampah diangkut ke tempat pemusnahan, dapat pula disediakan tempat
penampungan sementara (TPS) karena kondisi daerah atau kota yang menyebabkan
semakin kompleksnya sistem pengangkutan. Pada TPS ini sampah dipindahkan ke alat
angkut yang lebih besar dan lebih efisien, misalnya dari gerobak ke truk.
a) Sampah yang telah dikumpulkan dari timbulan sampah diangkut dan ditempatkan

7
pada suatu tempat/lokasi. Tempat ini biasanya dinamakan Tempat Penampungan
Sementara (TPS).
b) TPS disesuaikan berdasarkan sumber sampah yang dihasilkan.
c) Pengumpulan tidak hanya pengumpulan sampah saja, tetapi termasuk juga
pengangkutannya setelah sampah dikumpulkan untuk selanjutnya dibawa ke suatu
tempat (transfer station, processing station/Disposal station) sampai alat
pengangkut sampah dikosongkan.
d) Di Kota kecil TPA tidak terlalu jauh tdk masalah, tetapi kota yang memiliki TPΑ
relatif membutuhkan jarak tempuh yang lama, pengangutan dpt menjadi masalah
Jenis Pengumpulan sampah Pengumpulan sampah adalah proses penanganan
sampah dengan cara pengumpulan dari masingmasing sumber sampah untuk diangkut
ke tempat penampungan, yaitu :
a) Tempat penampungan sementara atau
b) Pengolahan sampah skala kawasan, atau
c) Langsung ke tempat pemrosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan.

Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah


hingga ke lokasi pemrosesan akhir atau ke lokasi pemrosesan akhir, dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu secara langsung (door to door), atau secara tidak langsung
(dengan menggunakan transfer depo/container) sebagai Tempat Penampungan
Sementara (TPS), dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Secara langsung (door to door): Pada sistem ini proses pengumpulan dan
pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber
akan diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemrosesan,
atau ke tempat pembuangan akhir.

Sumber : Diktat sampah – 2010

8
b. Secara tidak langsung (communal): Pada sistem ini, sebelum diangkut ke
tempat pemrosesan, atau ke tempat pemrosesan akhir, sampah dari masing-
masing sumber dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam
gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dengan adanya TPS ini
maka proses pengumpulan sampah secara tidak langsung. Dalam hal ini,
TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala kawasan guna
mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemrosesan akhir.

Sumber : Diktat – 2010


Contoh: Pada Permukiman
a) Sampah yang telah di hasilkan oleh tiap-tiap rumah di kumpulkan dalam
Lokasi/ TPS.
b) TPS sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis sampahnya.
c) Untuk permukiman seperti komplek atau perumahan umum biasanya
sampah diambil oleh petugas untuk diletakan di TPS.
d) Di Permukiman TPS biasanya ada di satu lokasi RT x RW
e) Untuk Rusun/apartement biasanya penghuni sendiri yang meletakkan
sampahnya di TPS.

2.4 Tahap Pengangkutan


Pengangkutan sampah adalah sub-sistem yang bersasaran membawa sampah
dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat
pemrosesan akhir, atau TPA. Pengangkutan sampah merupakan salah satu
komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan
sasaran mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut,
khususnya bila:

9
• Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus
menangani sampah
• Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh
• Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari berbagai
area
• Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti.
• Masalah lalu-lintas jalur menuju titik sasaran tujuan sampah.

1. Sistem Pengangkutan Sampah

Berdasasrkan atas operasional pengelolaan sampah, maka pengangkutan ini


merupakan tanggung jawab dari pemerintah kota atau kabupaten. Sedangkan
pelaksana adalah pengelola kebersihan dalam suatu kawasan atau wilayyah, badan
usaha atau kemitraan. Sangat tergantung dari struktur organisasi di wilayah yang
bersangkutan.
• Sistem pengangkutan sampah ada dua, yaitu:

a. Sistem kontainer angkat, Sistem ini digunakan bila kontruksi kontainer dapat
diangkat ke dalam kendaraan sampah. Sistem ini mempunyai beberapa pola yang
dapat disesuaikan dengan kondisi disuatu wilayah.
b. Sistem kontainer tetap, sistem ini biasanya digunakan untuk kontainer kecil serta
alat angkut berupa truk mekanik.
• Proses pengangkutan:

a. Kendaraan dari Pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan ke dalam


truk kompaktor dan meletakan kembali kontainer yang kosong.
b. Kendaraan menuju kontainer berikutnya sampai truk penuh kemudian menuju
ΤΡΑ.
c. Demikian seterusnya sampai rit terakhir.

2. Peralatan pengangkut sampah

Persyaratan pengangkutan sampah sangat bervariasi, diantaranya adalah


sebagai berikut:

10
a. Kendaraan harus tertutup.
b. Tinggi bak maksimum 1,6 meter.
c. Sebaiknya ada alat pengangkut
d. Tidak bocor, agar lindi tidak berceceran selama pengangkutan
e. Disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalu
f. Disesuaikan dengan kemampuan dana dan teknik peneliharaan

3. Jenis alat pengangkut sampah

a. Dump Truck

Dump Truck ini merupakan kendaraan pengangkut sampah roda 6 yang fungsinya
untuk mengangkut sampah dengan kapasitas. besar dan menghemat tenaga
manusia, sehingga mampu mengangkut sampah lebih banyak dan lebih cepat serta
jangkauan wilayah lebih luas. Tujuannya memberikan pelayanan kebersihan yang
lebih luas. Spesifikasi : Sistem penggerak hidrolis, bak terbuka bagian yang tidak
terpisahkan (integrated) dengan tipe dan merk kendaraan, volume kontainer/bak
minimal 6 m³, dilengkapi dengan sabuk keselamatan pengemudi dan penumpang.
b. Arm Roll Truck

11
Sistem penggerak hidrolis, bak tertutup (arm roll) bagian yang tidak terpisahkan
(integrated) dengan tipe dan merk kendaraan, volume kontainer/bak minimal 6 m³,
dilengkapi dengan sabuk keselamatan pengemudi dan penumpang.

4. Rute Pengangkutan Sampah

Rute pengangkutan dibuat agar pekerja dan peralatan dapat digunakan secara
efekif. Rute yang akan dilalui dalam mengangku sampah dari sumber sampah ke
transfer station atau TPA, harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Peraturan lalu lintas yang ada
b. Pekerja (baik umlah maupun kemampupan)
c. Ukuran dan type alat angkut
d. Gunakan topografi dan kondisi fisik daerah sebagai batas rute
e. Timbulan smpah pada daerah padat lalu lintas diangku sepagi mungkin.
Pada langkah awal pembuatan rute, maka ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan agar rute yang direncanakan menjadi lebih efisien:
a. Penyiapan peta yang menunjukkan lokasi-lokasi dengan jumlah timbulan
sampah
b. Analisis data, diplot ke peta daerah pemukiman, perdagangan, industri dan
untuk masing-masing area, diplot lokasi, frekuensi pengumpulan dan jumlah
kontainer
c. Layout rute awal
d. Evaluasi layout rute awal dan membua rute lebih seimbang dengan cara di
coba- coba. (Catur Puspawati, dkk:2012)

2.5 Tahap Pemusnahan


Sampah-sampah yang berasal dari TPS-TPS atau dari transfer station
dikumpulkan dalam satu lokasi yang disebut pembuangan akhir sampah (TPA). Sebelum
dipindahkan ke TPA sampah di olah terlebih dahulu di TPS dengan menggunakan prinsip
3R. Departemen Pekerjaan Umum (2007) menjelaskan bahwa prinsip 3R dapat diuraikan
sebagai berikut.
(a) Prinsip pertama adalah reduce atau reduksi sampah
Upaya untuk mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan

12
bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Setiap sumber dapat
melakukan upaya reduksi sampah dengan cara mengubah pola hidup konsumtif,
yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan banyak sampah
menjadi hemat/efisien dan hanya menghasilkan sedikit sampah
(b) Prinsip kedua adalah reuse yang berarti menggunakan kembali bahan atau
material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengolahan)
Seperti menggunakan kertas bolak balik, menggunakan kembali botol
bekas minuman untuk tempat air, dan lain-lain. Dengan demikian reuse dapat
memperpanjang usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan
kembali barang secara langsung
(c) Prinsip ketiga adalah recycle yang berarti mendaur ulang suatu bahan yang
sudah tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui
proses pengolahan.
Beberapa sampah dapat didaur ulang secara langsung oleh masyarakat
dengan menggunakan teknologi dan alat yang sederhana, seperti mengolah sisa
kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki dan sebagainya, atau sampah
dapur yang berupa sisa-sisa makanan untuk dijadikan kompos.
Selanjutnya setelah melakukan proses 3R sampah di pindahkan ke TPA. Pada
TPA ini kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan dan pemusnahan sampah.
Pengolahan dan pemusnahan sampah yang dilakukan di TPA bervariasi tergantung jenis
sampah yang dimusnahkan Pengelolaan TPA adalah tanggung jawab pemerintah daerah,
oleh karenanya setiap daerah harus mempunyai TPA. TPA harus jauh dari permukiman
penduduk dan mempunyai izin resmi sebagai tempat pemusnahan sampah. Sebelum
dilakukan pemusnahan, biasanya. sampah dipilah sesuai jenisnya kemudian
dimusnahkan. Di indonesia TPA yang ada melibatkna para pemulung untuk memilah
sampah, dimana apabila masih terdapat barang yang mempunyai nilai ekonomis atau laku
jual diambil oleh pemulung. Pemusnahan yang dilakukan di TPA antara lain: sanitary
lanfill, incenerasi dan biogas. Tetapi kenyataannya TPA di Indonesia tidak ada yang
menerapkan sistem sanitary lanfill dengan tepat.

2.6 Syarat-Syarat Tempat Pewadahan Sampah


• Pola pewadahan

13
Melakukan pewadahan sampah sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah, yaitu:
1. sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan dengan
wadah warna gelap,
2. sampah an organik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnya, dengan wadah
warna terang,
3. sampah bahan barbahaya beracun rumah tangga (jenis sampah B3 seperti dalam
lampiran B),dengan warna merah yang diberi lambang khusus atau semua
ketentuan yang berlaku,

Pola pewadahan sampah dapat dibagi dalarn individual dan komunal .Pewadahan
dimulai dengan pemilahan baik untuk pewadahan individual maupun komunal sesuai
dengan pengelompokan pengelolaan sampah.
• Kriteria Lokasi dan Penempatan Wadah
Lokasi penempatan wadah adalah sebagai berikut :
1) Wadah individual ditempatkan :
a) di halarnan muka
b) di halaman belakang untuk sumber sampah dari hotel restoran
2) Wadah komunal ditempatkan :
a) sedekat mungkin dengan sumber sampah
b) tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya,
c) di luar jalur lalu lintas , pada suatu lokasi yang rnudah untuk
pengoperasiannya,
d) di ujung gang kecil,
e) di sekitar taman dan pusat keramaian (untuk wadah sampah pejalan kaki):
untuk pejalan kaki minimal 100 m
f) jarak antar wadah sampah.

• Persyaratan bahan wadah


Persyaratan bahan adalah sebagai berikut:
a. tidak mudah rusak dan kedap air,
a. ekonomis, mudah diperoleh dibuat oleh masyarakat,
b. mudah dikosongkan,

14
Persyaratan untuk bahan dengan pola individual dan komunal seperti pada tabel 2

d.cara pemindahan sampah,


e. sistern pelayanan (individual atau komunal):
Contoh wadah dan penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 3.

• Pengadaan wadah sampah


Pengadaan wadah sampah untuk
1. wadah untuk sampah individual oleh pribadi atau Instansi atau pengelola,
2. wadah sampah komunal oleh Instansi pengelola.

2.7 Syarat-Syarat Tempat Pewadahan Sampah


• Jenis peralatan dapat berupa :
1. truk (ukuran besar atau kecil)

15
2. dump truk/tipper truk,
3. armroll truk,
4. truk pemadat,
5. truck dengan crane,
6. mobil penyapu jalan,
7. truk gandengan.

• Peralatan Pengangkut Alat pengangkut sampah adalah:


persyaratan alat pengangkut yaitu :
1. alat pengangkut sampah harus dilengkapi :dengan penutup sampah, minimal
dengan jaring,
2. tinggi bak maksimum 1,6 rn:
3. sebaiknya ada alat ungkit:
4. kapasitas disesuaikan dengan kelas jalan yang akan dilalui,
5. bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Catur Puspawati, dkk. 2019. Buku Ajar Pengelolaan Sampah. Poltekkes Jakarta 2
Alat Pengangkutan Sampah DAK BID. LHK TA. 2020 KEMENTRIAN LINGKUNGAN
JIDUP DAN KESEHATAN
Catur Puspawati,dkk. 2019. Buku Ajar Pengelolaan Sampah. Pusdik BPPSDM
Kesehatan.
Chandra, Budiman, 2007, Pengantar Kesehatan Lingkunga. EGC, Jakarta.
Damanburi, Enri. 2010. Dikat Kuliah TL-3104 Pengelolaan Sampah. Bandung: Program
Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik sipil dan Lingkungan Institu Teknologi
Bandung.
SNI 19-2454-2002 (Tata cara teknik oprasional pengolahan sampah perkotaan)

17

Anda mungkin juga menyukai