Anda di halaman 1dari 23

Metode Pembuangan Limbah

Padat

Kholisotul Hikmah, SST, M.Epid.


Tahapan kegiatan pengelolaan limbah
padat
Hirarki pengelolaan sampah
Skema Operasional Pembuangan Limbah
Solid waste generated
(Penimbulan sampah)

 Pada dasarnya sampah itu tidak diproduksi, tetapi ditimbulkan (solid


waste is generated, not produced). Oleh karena itu dalam
menentukan metode penanganan yang tepat, penentuan
besarnya timbulan sampah sangat ditentukan oleh jumlah pelaku
dan jenis dan kegiatannya
On-site handling

 Penanganan sampah pada sumbernya adalah semua perlakuan terhadap sampah yang
dilakukan sebelum sampah di tempatkan di tempat pembuangan. Kegiatan ini bertolak
dari kondisi di mana suatu material yang sudah dibuang atau tidak dibutuhkan, seringkali
masih memiliki nilai ekonomis.
 Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya meliputi pemilahan
(shorting), pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Tujuan utama dan
kegiatan di tahap ini adalah untuk mereduksi besarnya timbulan sampah (reduce) →
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Pengumpulan (collecting)

 Adalah kegiatan pengumpulan sampah dan


sumbernya menuju ke lokasi TPS. Umumnya dilakukan
dengan menggunakan gerobak dorong dan rumah-
rumah menuju ke lokasi TPS
 Sistem individual (door to door) -> petugas mendatangi
rumah ke rumah dengan membawa gerobak/mobil
pick up
 Sistem komunal -> dilakukan sendiri oleh masing-
masing rumah ke tempat yang telah disediakan.
(container/TPS)
Pengangkutan (transfer and transport)

 kegiatan pemindahan sampah dan TPS menuju lokasi pembuangan pengolahan sampah
atau lokasi pembuangan akhir
 Metode Hauled Container System (HCS)
 Transfer station 1 -> tempat pertemuan peralatan pengumpul dengan perlatan pengangkut
sampah dan dpt digunakan sebagai penyimpan alat, bengkel sederhana. Memerlukan luas 200
m2
 Transfer station 2 -> tempat pertemuan pengumpul dgn peralatan pengangkut sebelum
dilakukan pemindahan dan dapat digunakan sebagai parker gerobak. Luas lokasi 60 – 200 m2
 Transfer station 3 -> tempat pertemuan peralatan pengumpul dgn container (6-10 m3) atau
merupakan lokasi pertemuan container komunal 1-10 m3. lokasi yg dibutuhkan 10 – 20 m2
METODE 3
METODE 1

Sistem pengosongan dengan HCS


(Hauled Container System) -> system
container tidak tetap
METODE 2
Sistem pengosongan dengan SCS (Stationary
Container System) -> system container tetap
Pengolahan (treatment)

 Bergantung dari jenis dan komposisinya, sampah dapat diolah. Berbagai alternatif yang
tersedia dalam pengolahan sampah, di antaranya adalah :
 Transformasi fisik, meliputi pemisahan komponen sampah (shorting) dan pemadatan
(compacting), yang tujuannya adalah mempermudah penyimpanan dan pengangkutan.
 Pembakaran (incinerate), merupakan teknik pengolahan sampah yang dapat mengubah
sampah menjadi bentuk gas, sehingga volumenya dapat berkurang hingga 90-95%. Meski
merupakan teknik yang efektif, tetapi bukan merupakan teknik yang dianjurkan. Hal ini
disebabkan karena teknik tersebut sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran udara
 Pembuatan kompos (composting), Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat
dari bahan - bahan hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk
mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu,
bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea (Wied, 2004). Berbeda dengan
proses pengolahan sampah yang lainnya, maka pada proses pembuatan kompos baik
bahan baku, tempat pembuatan maupun cara pembuatan dapat dilakukan oleh
siapapun dan dimanapun.
 Energy recovery, yaitu tranformasi sampah menjadi energi, baik energi panas maupun
energi listrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di Negaranegara maju yaitu pada
instalasi yang cukup besar dengan kapasitas ± 300 ton/hari dapat dilengkapi dengan
pembangkit listrik sehingga energi listrik (± 96.000 MWH/tahun) yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk menekan biaya proses pengelolaan
Pembuangan akhir

 Menurut SNI 03-3241-1994, tempat pembuangan akhir (TPA) sampah adalah sarana fisik
untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa tempat yang
digunakan untuk mengkarantina sampah kota secara aman.
 Sarana dan prasarana penunjang
 Prasarana jalan
 Prasarana drainase
 Fasilitas penerimaan
 Lapisan kedap air
 Lapisan pengaman gas
 Fasilitas pengaman lindi
 Alat berat, umumnya berupa bulldozer, excavator dan loader.
 Penghijauan sebagai sebagai buffer zone
 Fasilitas penunjang yaitu pemadam kebakaran, mesin pengasap, kesehatan dan keselamatan
kerja, serta toilet
Syarat lokasi pembuangan akhir

 Locate sites at least 500 m (ideally 1 km) downwind of the nearest settlement
 Locate sites downhill from groundwater sources
 Locate sites at least 50 m from surface water sources
 Provide a drainage ditch downhill of landfill site on sloping land
 Fence and secure access to site
Open dumping

 Open dumps involve simply piling up trash in a designated area and is


thus the easiest method of waste disposal
 Sistem pembuangan paling sederhana dimana sampah dibuang begitu
saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa perlakuan lebih
lanjut. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai,
lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan
penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi
tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah
Open dumping

 Open dumps can support populations of organisms


that house and transmit disease (reservoirs and
vectors, respectively). Additionally, contaminants from
the trash mix with rain water forming leachate,
infiltrating the ground or running off. This liquid
leachate may contain toxic chemicals such as dioxin
(a persistent organic pollutant), mercury, and
pesticides.
 Dumping in Water, yaitu pembuangan
sampah ke dalam air. Hal ini akan dapat
mengganggu rusaknya ekosistem air. Air
akan menjadi kotor, warnanya berubah, dan
menimbulkan sumber penyakit yang
ditularkan melalui air (water borne disease).
 Burning on premises (individual inceneration)
yaitu pembakaran sampah dilakukan di
rumah-rumah tangga
Sanitary Landfill (lahan urug saniter)

 Pemusnahan sampah dengan metode Sanitary Landfill adalah membuang dan


menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut
kemudian menutupnya dengan tanah. Ada proses penyebaran dan pemadatan
sampah pada area pengurugan dan penutupan sampah setiap hari. Penutupan sel
sampah dengan tanah penutup juga dilakukan setiap hari. Metode ini merupakan
metode standar yang dipakai secara internasional.
 Metode ini membutuhkan tempat yang luas, tersedia tanah untuk menimbunnya, dan
tersedia alat-alat besar. Tempat pembuangan sampah dengan metode Sanitary Landfill
memang memerlukan biaya konstruksi yang sangat besar tetapi sepadan dengan resiko
kerusakan lingkungan yang dapat diminimalkan.
 TPA Sanitary Landfill di Indonesia belum sepenuhnya dilakukan dengan baik, justru
cenderung berubah menjadi sistem Open Dumping.
 Untuk meminimalkan potensi gangguan timbul, maka penutupan sampah dilakukan setiap
hari. Dengan demikian polusi udara dapat teratasi dengan baik.
 Kelemahan yang dimiliki oleh metode pengolahan jenis ini adalah biaya operasional yang
diperlukan sangat mahal sehingga tidak semua wilayah mampu menjalankan sistem ini.
Selain itu sistem pengolahan Sanitary Landfill dapat merosot menjadi tempat sampah
terbuka (Open Dumping) jika tidak dirancang dan diatur dengan baik. Sistem ini juga masih
dapat menyebabkan polusi air, produksi metana dari dekomposisi limbah, serta dapat
menimbulkan bahaya kebakaran atau resiko ledakan material.
Inceneration (pembakaran)

 Memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tungku


pembakaran khusus. Manfaat sistem ini volume sampah dapat
diperkecil sampai satu per tiga, tidak memerlukan ruang yang luas,
panas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber uap, dan
pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja.
 Adapun akibat penerapan metode ini adalah memerlukan biaya besar,
lokasi pembuangan pabrik sulit didapat karena keberadaan penduduk,
dan peralatanperalatan yang digunakan dalam incenerasi
Komposting

 Composting (dijadikan pupuk), yaitu mengelola sampah menjadi pupuk kompos;


khususnya untuk sampah organik.

Anda mungkin juga menyukai