Anda di halaman 1dari 8

D.

Pengolahan Sampah dan Limbah


1. Pengolahan sampah
Perusahaan jenis apa pun yang memiliki sistem pembuangan sampah yang baik akan
menjamin kerja yang bersih dan menyenangkan. Selain berpengaruh terhadap peningkatan
kesehatan, baiknya mutu kebersihan dilingkungan perusahaan juga berpengaruh terhadap
produktivitas dan efesiensi kerja karyawan perusahaan yang bersangkutan.
Pengolahan sampah yang baik di public place atau tempat umum seperti hotel tentu
membawa banyak keuntungan. Penyebabnya adalah kecenderungan para tamu atau
pengunjung untuk mendatangi tempat umum yang bersih dibandingkan yang kotor. Secara
ringkas, pengolahan sampah yang baik akan memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Manfaat pengolahan sampah jika dipandang dari segi sanitasi, yaitu:


1) Menjamin tempat kerja yang bersih
2) Mencegah timbulnya penyakit, dan
3) Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
b. Manfaat pengolahan sampah jika dipandang dari segi ekonomi, yaitu:
1) Mengurangi biaya perawatan dan pengobatan sebagai akibat timbulnya penyakit
karena sampah
2) Tempat kerja yang bersih dapat menambah gairah kerja produktivitas, dan efisiensi
kerja karyawan.
3) Tempat yang bersih menarik banyak tamu/pengunjung hotel,da
4) Mengurangi kerusakan-kerusakan yang membutuhkan biaya perbaikan.
c. Manfaat pengolahan sampah jika dipandang dari segi estetika, yaitu:
1) Menghilangkan pemandangan yang tidak sedap dipandang mata,
2) Menghilangkan bau tidak sedap yang diakibatkan sampah yang menumpuk, dan
3) Mencegah keadaan lingkungan yang kotor/cemar.

Pengolahan sampah hotel (hotel waste management) bertujuan mencegah masuknya kuman atau
bakteri dari sampah ke makanan. Secara umum, metode pelaksanaannya dilakukan melalui empat
tahapan pokok berikut.

a. Penampungan Samoah (Garbage Containers)


Sampah yang dihasilkan dari kegiatan kerja akan ditampung ditempat penampungan atau
bak sampah (garbage containers). Tempat sampah harus selalu tersedia di tempat yang
memproduksi/menghasilkan sampah. Jumlah dan volume tempat sampah yang digunakan
harus sesuai dengan produksampah yang dihasilkan. Tempat sampah yang baik terbuat dari
bahan yang kuat dan tidak mudah bocor, tidak menyerap bau, dan tidak mudah berkarat.
Sebaiknya, lapisi bagian dalam tempat sampah dengan kantong plastik agar sampah basah
tidak lengket pada dinding tempat sampah.
Bak sampah atau garbage containers perlu mendapat perhatian khusus karena
merupakan awal pengolahan sampah yang baik. Syarat-syarat bak sampah yang baik, yaitu:
1) Memiliki kontruksi yang kuat dan ringan,
2) Dilengkapi dengan penutup,
3) Mudah diangkat oleh satu orang,
4) Mudah diisi ataupun dikosongka, dan
5) Memiliki dasar bak berbentuk setengah lingkaran agar mudah dibersihkan.
Saat menbuang sampah, tidak dianjurkan untuk mencampurkan sampah basah dan
sampah kering ke dalam satu tempat sampah. Sampah Basah dan sampah kering
memiliki pengelolaan yang berbeda sehingga tidak boleh dicampurkan.Oleh karena
itu,Kini kebanyakan tempat sampah menerapkan sistem terpisah (separate system)
untuk memisahkan sampah basah,sampah kering dan jenis sampah lainnya.Pada sistem
ini ,terdapat dua macam penggolongan, yaitu sebagai berikut.
1) Duet system
Duet system adalah sistem pemisahan sampah kedalam satu tepat sampah, yakni
satu tempat sampah basah, sedangkan tempat sampah lainnya sbagai tempat
sampah kering.
2) Trio system
Trio system adalah sistem pemisahan sampah kedalam tiga tempat sampah, yakni
tempat sampah pertama untuk menampung sampah basah, tempat sampah kedua
untuk menmpung tempat sampah kering, dan tempat sampah ketiga untuk
menampung sampah lainnya.
b. Pengumpulan Sampah(Garbage collections)
Plastik Sampah yang sudah penuh harus segera diangkat, diikat, dan dipindahkan ke tempat
pengumpulan sementara sebelum dibuang oleh petugas kebersihan hotel. Tempat
pengumpulan sementara ini juga dikenal dengan istilah Garbage Collection area. Sampah
yang dikumpulkan ditempat ini adalah seluruh sampah dari bak-bak sampah diseluruh
wilayah hotel.
1) Syarat-Syarat tempat pengumpulan sampah
Terdapat Beberapa syarat pengumpulan sampah yang baik yaitu:
a) Memiliki bentuk yang lebih besar dibandingkan bak sampah dan disesuaikan dengan
jumlah sampah yang diterima yakni, rata-rata sehari satu kali pengumpulan,
b) Berukuran besar dan berkapasitas maksimal,
c) Dapat diangkat dan dipindahkan oleh dua orang,
d) Memiliki bentuk dasar bebentuk setengah lingkaran,
e) Mudah diisi,dikosongkan,dan dibersihkan,Serta
f) Dilengkapi dengan penutup.
2) Macam-macam tempat pengumpulan sampah
Terdapat dua bentuk tempat pengumpulan sampah, yaitu bak sampah (garbage container)
Dan rumah sampah (garbage house )
a) Bak sampah (garbage container)
Bak sampah atau garbage container adalah tempat mengumpulkan sampah yang
berbentuk seperti bak sampah biasa, tetapi memiliki ukuran dan volume lebih besar.
Pernataan garbage conatiner disesuaikan dengan banyak dan jenis sampah yang
dihasilkan setiap harinya. Sebagai contoh, sebuah hotel menyediakan bak sampah
dengan duet system ( memisahkan dua jenis sampah, yakni sampah basah dan kering)
trio system (memisahkan tiga jenis sampah, yakni sampah basah,kering dan sampah
lainnya) di berbagai titk di hotelnya. Sampah yang telah ditampung dibak sampah
kemudian dipindahkan ke tempat pengumpulan sampah (garbage colletion area) yang
umumnya terletak di receiving area.
b) Rumah sampah (Garbage House)
Semakin besar sebuah hotel semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Untuk itu,
biasanya disediakan sebuah tempat pengumpulan sampah khusus berbentuk rumah ang
disebut rumah sampah (garbage house). Keberadaan rumah sampah memiliki banyak
manfaat, mulai dari mencegah timbulnya bau busuk dari sampah yang menumpuk,
mencegah sampah berserakan karena angin atau hewan, hingga mencegah
berkembangnya kuman-kuman dan hewan pembawa penyakit. Dari segi estetika,
keberadaan rumah sampah dapat menjaga pemandangan karena sampah tak lagi
menumpuk.

C. Pengangkutan sampah (Garbage Transportations)

Setelah dikumpulkan ditempat pengumpulan sampah, sampah akan diangkut ke tempat


pembuangan sampah akhir (garbage disposal area). Proses pengangkutan sampah dari saatu tempat
ke tempat lainnya tentu memerlukan alat transportasi yang digunakan dapat berupa gerobak,truk,
hingga alat pengangkut sampah khusus yang disebut garbage packers truk.

Kendaraan pengangkut sampah tentu memenuhi syarat-syarat standar agar efisiensi kerja terjaga
dan meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja. Berikut adalah beberapa syarat yang dimiliki
kendaraan pengangkut sampah.

- Sebaiknya tinggi bak maksimum 1,6 meter

- Kendaraan yang digunakan mengangkut sampah menggunakan penutup selama pengangkutan,


agar sampah tidak berceceran disepanjang jalan yang dilalui.

- Disesuaikan dengan kondisi jalan

- Disesuaikan dengan kemampuan dana dan teknik pemeliharaan

- Menggunakan rute pengangkutan yang sependek mungkin dan dengan hambatan yang sekecil
mungkin.

-Menggunakan kendaraan pengangkut dengan kapasitas/daya tampung yang semaksimal mungkin.

-Menggunakan kendaraan pengangkut yang hemat bahan bakar.

-Dapat memanfaatkan waktu kerja semaksimal mungkin dengan meningkatkan jumlah beban kerja
semaksimal mungkin dengan meningkatkan jumlah beban kerja/pengangkutan.

d) Tempat pembuangan sampah akhir sebaiknya terletak ditempat yang tidak terlalu jauh agar lebih
ekonomis, efisien, dan memenuhi syarat-syarat sanitasi. Jarak pembuangan sampah yang disarankan
agar mememnuhi syarat-syarat sanitasi adalah sebagai berikut.

a) Minimal 100 m dari sumber air yang tidak digunakan minimal untuk air minum.

b) Minimal 2 km dari sumber air minum.

c) Minimal 2 km dariperumahan penduduk.

d) Minimal 15 km dari pantai.

2) Macam-macam pembuangan sampah

Terdapat beberapa macam sistem pembuangan sampah.

Sistem-sistem tersebut adalah sebagai berikut.

a) Sistem pembuangan di air (dumping in water), yaitu sistem yang menerapkan pembuangan
limbah sampah ke aliran air, seperti selokan, sungai, bahkan laut. Sistem ini sangat dilarang
karena dapat mencemari lingkungan, memicu bencana banjir, dan meningkatkan risiko
berkembangnya penyakit.
b) Sistem lubang dalam tanah (open dumping), yaitu sistem yang menerapkan pembuangan
sampah dengan membuat lubang/cekungan ditanah dan menumpuk sampah ke dalam
lubang tersebut. Sistem ini masih diperkenankan, tetapi dengan beberapa syarat, yaitu
sebagai berikut.
- Sampah yang ditumpuk didalam lubang harus dibakar paling tidak dua hari sekali
- Sampah yang ditumpuk harus ditimbun dengan tanah setiap harinya
- Perhatikan pembuatan lubang perencanaan untuk menanam pepohonan yang
menghasilkan.
c) Sistem untuk makanan babi (hog feeding), yaitu sistem pengelolaan sampah untuk dijadikan
makanan ternak, khususnya ternak babi. Sistem ini sangat baik untuk diterapkan karena
selain dapat mengurangi volume sampah, sistem ini juga bermanfaat dalam menambah
pasokan pakan ternak. Dalam sistem ini, sampah harus direbus terlebih dahulu untuk
meminimalkan, atau bahkan mematikan bakteri dan hewan parasit didalam sampah
sebelum akhirnya digunakan sebagai pakan ternak.
d) Sistem reduksi (reduction method), yaitu sistem pembuangan sampah yang dilakukan
dengan memperkecil volume sampah sehingga memudahkan cara pembuangannya. Dalam
sistem ini, biasanya sampah akan direduksi dengan cara dipres.
e) Sistem pupuk (composting), yakni sistem pembuangan sampah dengan mengolah sampah
yang dibuang menjadi pupuk tanaman. Tidak semua sampah dapat dijadikan pupuk
tanaman. Tidak semua sampah dijadikan pupuk. Dari berbagai jenis sampah, hanya sampah
organik yang dapat dijadikan pupuk, yakni pupuk kompos. Sistem pembuangan ini sangat
baik untuk diterapkan didaerah perdesaan.
f) Sistem dipotong (grinding system). Dalam sistem ini, sampah akan dipotong-potong dan
dihancurkan hingga berbentuk bubur, kemudian dibuang ke saluran induk pembuangan air
kotor.
g) Sistem dibakar (incineration). Pada sistem ini, sampah akan dibakar dalam mesin pembakar
sampah (incinerator). Sistem ini tidak disarankan karena berisiko menimbulkan pencemaran
udara dan kebakaran apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
h) Sistem pengisian tanah rendah secara saniter (sanitary landfill). Sistem ini merupakan sistem
pembuangan sampah yang paling banyak digunakan. Pada sistem ini, sampah yang dibuang
pada satu hari tertentu akan ditimbun dengan lapisan tanah setebal 30 cm setara berselang-
seling dan berulang.

2. Pengolahan Limbah
Secara umum, limbah adalah bahan atau sisa buangan hasil proses produksi, baik skala
rumah tangga maupun industri yang kehadirannya tidak di kehendaki karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Bagi restoran, sisa makaanan merupakan limbah yang tidak mungkin
dihindari . Limbah sampah restoran umumnya berasal dari dapur, misalnya sisa sayuran yang
tidak termasak, minyak bekas menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap
tamu.
Jika dibuang ke lingkungan, limbah tersebut dapat menimbulkan dampak negatif jika
mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu. Berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan
dapat ditimbulkan karena adanya pengelolaan sampah yang tidak benar. Dampak limbah
terhadap kesehatan manusia, yaitu dapat menimbulkan dapat menimbulkan penyakiit
ringan, seperti gangguan pencernaan (diare), tifus, keracunan, jamur pada kulit, sesak napas,
hingga penyakit yang mematikan seperti keracunan akut dan gangguan saraf. Selain memiliki
dampak negatif bagi kesehatan manusia, limbah juga berdampak negatif bagi lingkungan.
Dampak negatif limbah bagi lingkungan adalah sebagai berikut.
a. Adanya kerusakan lingkungan sehingga menurunkan nilai estetika lingkungan karena
menjadi tidak enak dipandang.
b. Membahayakan ekosistem, baik flora dan fauna. Limbah cair dapat menyebabkan pence
aran air disungai sehingga menyebabkan organisme seperti ikan mati keracunan.
c. Pencemaran udara dapat menyebabkan bau yang tidak sedap karena pembusukan
sampah organik. Selain itu, asap yang ditimbulkan juga dapat menyebabkan pencemaran
udara dan berbahaya jika dihirup manusia karena penyakit karsinogenik(beracun)

Berdasarkan jenis senyawa, limbah yang dihasilkan restoran dibedakan menjadi empat, yakni
limbah organik cepat busuk, limbah anorganik, limbah cair, dan limbah minyak.

A. Limbah organik cepat busuk, yaitu limbah padat semi basah yang mudah busuk atau terurai
oleh mikroorganisme. Limbah organik cepat busuk biasanya berupa sisa makanan, sisa
sayuran dan sisa buah-buahan. Limbah organik cepat busuk berbahaya karena menjadi
sumber penyakit. Penyakit ini dibawa oleh mikroorganisme yang berkembang biak pada
limbah tersebut. Selain itu, limbah organik cepat busuk juga menghasilkan gas metana (CH4)
yang berdampak buruk pada pemanasan global. Meskipun demikian, limbah organik cepat
busuk tetap dapat dimanfaatkan. Limbah organik cepat busuk dapat diolah menjadi pupuk
kompos dan pakan ternak. Selain itu gas metana dari limbah organik cepat busuk juga dapat
Dijadikan sumber bahan bakar.
B. Limbah anorganik, yakni limbah yang berasal dari makhluk tidak hidup yang sifatnya tidak
mudah busuk, seperti kertas, plastik ,kaleng dan gabus sintesis (styrofoam). Limbah
anorganik memiliki unsur karbon yang membentuk rantai yang kompleks
Dan panjang sehingga sulit terurai oleh mikroorganisme. Akibatnya, limbah anorganik sulit
hancur dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai. Bahkan, limbah anorganik
berupa gabus sintesis tidak dapat hancur sama sekali. Oleh karena itu, pengolahan limbah
anorganik yang paling tepat adalah dengan mengurangin penggunan kemasan plastik dan
menerapkan proses daur-ulang 9recycle) penggunaannya.
C. Limbah cair, yaitu limbah cair buangan dari hasil cucian(air detergen). Limbah sisa detergen
yang dibuang ke aliran sungai akan membuat air sungai tercemar, berwarna cokelat, dan
mengeluarkan bau yang tidak sedap. Akibat lain dari pembuangan sisa detergen ke aliran
sungai adalah meningkatnya jumlah fitoplankton dan mikroorganisme. Warnanya cokelat
dan mengeluarkan bau busuk. Sisa detergen juga membuat Fitoplankton dan
mikroorganisme tumbuh subur di air. Banyaknya kedua makhluk tersebut membuat
kandungan oksigen didalam air sungai berkurang. Pada akhirnya, makhluk air seperti ikan
tidak akan bisa bertahan hidup.
Untuk penanganannya diperlukan pengolahan khusus yang dapat menetralisasi kandungan
detergen dan juga menangkap lemak, atau dengan cara yang paling sederhana yakni dengan
menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang
bisa digunakan, antara lain jaringao, pontederia cordata (bunga unggu), lidi air, futoy ruas,
Thypa Angustifolia (bunga cokelat), melati air dan lili air. Cara ini sangat mudah, tetapi
hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tidak bisa menyaring lemak dan sampah hasil
dapur yang ikut terbuang ke selokan.
D. Limbah minyak merupakan cairan yang tidak larut dalam air, seperti minyak jelantah sisa
penggorengan. Jika limbah ini dibuang ke saluran drainase, yang berujung disaluran air
terdekat, sungai dan laut, akan menyebabkan degradasi di dalam air sehingga kandungan O2
dalam air akan berkurang. Zat-zat polutan yang terkandung didalam limbah juga bisa
menjadi sumber penyakit, seperti kolera,disentri, dan lain-lain. Penanganan yang paling
umum dilakukan dengan membuat instalasi pengolahan air buangan yang terencana atau
biasa disebut Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) agar tidak merusak lingkungan.

Selain itu, rencana pengolahan limbah merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku
industri pariwisata. Berikut adalah contoh pengolahan limbah.
A. Pengurangan limbah
Limbah industri dapat dikurangi dengan cara mengurangi jumlah limbah. Salah satu
contoh adalah mengurangi sampah botol plastik dengan penggunaan botol air minum
atau mengurangi sampah kantong plastik penggunaan tas belanja.
B. Daur ulang
Daur ulang adalah proses penggunaan dari barang limbah anorganik menjadi barang lain
yang dapat digunakan kembali seperti botol plastik, kaleng, pecahan kaca, dan lain-lain
yang diubah menjadi kerajinan tangan. Daur ulang akan menghasilkan barang baru yang
berguna untuk kehidupan manusia. Selain limbah anorganik, daur ulang juga dapat
diterapkan pada limbah organik, seperti penggunaan sisa-sisa makanan yang
menghasilkan pupuk kompos yang bermanfaat untuk tanaman.

C. Pengolahan limbah cair


Limbah cair dapat diolah secara fisik,kimiawi, maupun biologi. Pengolahan secara fisik
meliputi penyaringan, flotasi, filtrasi, dan teknologi membran. Pengolahan secara
kimiawi, yaitu pengolahan dengan proses reduksi-oksidasi atau tanpa proses reduksi-
oksidasi. Pengolahan secara biologi dapat dilakukan dengan proses aerob atupun
anaerob.
Proses aerob adalah proses pengolahan air limbah dengan mikroorganisme dengan
injeksi udara/oksigen kedalam proses pengolahan untuk menghasilkan energi dalam
bentuk ATP( adenosin trifosfat). Adenosina trifosfat adalah satuan molekular pertukaran
energi intraselular. ATP digunakan oleh organisme untuk melakukan berbagai aktivitas
yang membutuhkan energi. Organisme yang membutuhkan ATP adalah sebagian kecil
bakteri,protozoa, dan rotifer. Adapun proses anaerob adalah proses pengolahan air
limbah dengan mikroorganisme tanpa injeksi udara/oksigen kedalam proses
pengolahan. Pengolahan air limbah anaerob bertujuan merombak bahan organik dalam
air limbah menjadi bahan yang lebih sederhana yang tidak berbahaya. Disamping itu,
pada proses pengolahan anaerob akan dihasilkan gas-gas seperti gas CH4 DAN CO2.
Proses ini dapat diaplikasikan untuk air limbah organik dengan beban bahan organik
yang tinggi.
Berikut penejelasan proses pengolahan secara biologi dapat dilakukan dengan proses
aerob ataupun anaerob.

1) Proses aerob
Bahan organik akan diuraikan oleh bakteri aerob dan faluktatif menjadi energi,
bakteri baru, dan bahan buangan akhir seperti CO2, NO3, SO4 dan senyawa organik
stabil.
2) Secara anaerob
Bahan organik akan diuraikan oleh bakteri anaerob menjadi CO2, CH4 dan amonia.
Proses pengolahan limbah cair secara biologi adalah seluruh air limbah dialirkan
masuk ke bak pengendap awal, dengan tujuan mengendapkan pertikel lumpur, pasir
dan kotoran organik yang telah tersuspensi. Selain itu berfungsi untuk
mengendalikan aliran air dan mengurai senyawa organik yang berbentuk padat. Air
limpasan dari bak pengendap awal kemudian di alirkan ke bak kontaktor anaerob
(aliran dari bawah ke atas). Bak tersebut di isi dengan media dari bahan plastik.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam limbah cair dilakukan oleh bakteri
anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari, akan tumbuh lapisan
mikroorganisme pada permukaan media filter. Mikroorganisme ini menguraikan zat
organik yang belum terurai pada bak pengendap secara anaerob. Air limpasan dari
bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor anaerob. Bak ini terdiri atas tangki
aerasi dan biofilter aerob. Bak ini berfungsi menguraikan zat organik yang ada
didalam air limbah. Selanjutnya air dialirkan ke bak pengendap akhir. Lumpur aktif di
endapkan dalam bak ini sedangkan air limpasan dialirkan ke bak khlorinasi. Bak ini
berfungsi untuk membunuh mikroorganisme patogen. Selanjutnya, air langsung di
buang ke sungai atau saluran umum.

Air limbah yang dihasilkan di industri pariwisata terlebih dahulu dipisahkan


berdasrkan jenisnya, air limbah septictank (blackwater) dan air limbah domestik
(greywater). Air limbah domestik digunakan untuk irigasi dan sumber air. Sementara
itu, air limbah septictank harus di proses dalam sistem tertutup dengan proses
anaerob dan aerob

d. Pengolahan limbah padat (sampah).


Pengolahan sampah dilakukan untuk mengubah materi yang berbahaya menjadi tidak
berbahaya. Pengolahan limbah padat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan
bila sampah tersebut dilepas ke lingkungan. Pengolahan dapat dilakukan dengan konsep
3R (reuse, reduce, recycle).
1) Reduce (pembatasan) : mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit
mungkin.
2) Reuse (guna ulang) : jika limbah akhirnya terbentuk, upayakan memanfaatkan
limbah tersebut secara langsung.
3) Recycle (daur ulang) : residu yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung diolah
untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sumber energi.

Dalam membangun industri pariwisata, menejemen perlu melakukan perencanaan dalam


pengolahan limbah karena merupkan hal yang penting dalam membangun suatu industri. Rencana
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Melakukan pemisahan limbah menurut jenisnya


b) Melakukan latihan terhadap karyawan agar mengerti mengenai jenis limbah dan
pengolahaannya
c) Menyediakan fasilitas yang ,memadai untuk pemisahan sampah langsung oleh tamu atau
karyawan
d) Mengurangi penggunaan plastik dengan mengganti wadah penyimpanan dengan wadah
yang lebih kuat seperti kaca dan botol
e) Menyediakan fasilitas atau tempat untuk mengumpulkan bahan-bahan beracun yang
berbahaya sebelum di protes lebih lanjut untuk pembuangan.

3. Pengolahan air limbah hotel (excreta and sewage disposal)


Air kotor perlu diperhatikan dan dibuang di tempat-tempat yng memenuhi syarat sanitasi.
Air kotor perlu dibuang menurut cara-cara yang baik, sebab air kotor dapat mengandung
kuman-kuman penyakit, merusak kehidupan tanaman-tanaman dan hewan yang hidup di air
(akuatik flora dan fauna), membahayakan pengotoran dari sumber-sumber air minum dan
tempat-tempat rekreasi air, serta dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan jembatan, pintu
air, danlain-lain bangunan air serta pipa-pipa pembuang. Pada umumnya, sumber air limbah
hotel paling banyak berasal dari WC. Urinoir, dapur hotel, kamar mandi, laundry (penatu),
bekas cucian lantai, dan aiar hujan.

Indonesia setelah menerapkan undang-undang/ peraturan tentang hygiene sanitasi, yang


melarang pembuangan air kotor kedalam sungai/kali Untuk hotel-hotel yang berada di kota-
kota besar yang terdapat jaringan saluran induk pembuangan air kotor kota praja/madya
yang disebut roil, hal ini tidak merupakan masalah karena semua jenis air kotor tersebut
dapat langsung dibuang ke dalam roil.

Anda mungkin juga menyukai