cara atau metode yang berwawasan lingkungan. Metode tersebut disampaikan oleh Daniel
(2009) dengan 3R, yaitu:
1. Reduce (mengurangi sampah) dalam arti tidak membiarkan tumpukan sampah yang
berlebihan.
2. Reuse (menggunakan kembali sisa sampah yang bisa digunakan).
3. Recycle (mendaur ulang).
Sementara Alex (2012) menyatakan metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung
dari banyak hal seperti jenis zat sampah, tanah untuk mengolah dan ketersediaan area di
mana metode tersebut secara umum berupa:
1. Solid waste generated: penentuan timbulan sampah.
2. On site handling: penangan di tempat atau pada sumbernya. Tahap ini terbagi menjadi
tiga, yakni:
1. Pengumpulan (collecting)
2. Pengangkutan (transfer and transport)
3. Pengolahan (treatment), seperti pengubahan bentuk, pembakaran, pembuatan
kompos dan energy recovery (sampah sebagai penghasil energi).
3. Pembuangan akhir: pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan kelestarian lingkungan.
SAMPAH Proses terjadinya sampah Pengertian sampah Sampah (padat, cair dan gas)
adalah benda yang tidak dipakai tidak digunakan dan dibuang. Waste ditinjau dari
masalahnya dan cara penanggulangannya dibagi atas 6 golongan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Solid
waste (sampah padat)~ refuse Liquid waste Atmosphering waste Human waste
Manure (kotoran hewan) Special waste (sampah khusus/ berbahaya) SOLID WASTE
Benda yang tidak dipakai, tidak digunakan dan dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan bersifat padat. Jenis-jenis sampah - Organik - Anorganik Berdasarkan
kecenderungan membusuk - Degradable - Undegradable Mudah terbakar Combustable - Uncombustable Berbahaya atau tidaknya
- Hazardous - Nonhazardous APHA (american public health asocication) Ditinjau dari
karakteristiknya sampah dibagi menjadi 10 jenis 1. Garbage - Banyak mengandung air
- Mudah busuk dan mudah terurai terutama di iklim panas - Disukai serangga Sampah ini berasal dari rumah penduduk, RS, restoran, hotel dan pasar 2. Sampah
kering (rubbish) Sampah yang dapat terbakar dan sampah yang tidak dapat terbakar.
Dihasilkan dari kantor, tempat perdagangan (kain), industri pengolahan kayu 3. Abu
(ashes) Hasil pembakaran 4. Street cleaning (sampah jalanan, daun-daunan, puntung
rokok) 5. Death animal 6. Abondened vehicle 7. Industrial waste 8. Demolition waste
(sampah dari bangunan) 9. Hazadous waste 10. Sampah dari pengelolaan air minum
Sumber sampah 1. 2. - Pemukiman penduduk Keluarga tunggal/bbrp keluarga Asrama
Jenis sampah yang dihasilkan: sisa makanan, bahan sisa pengolahan makanan
(garbage), rubbish, abu dan sampah khusus Tempat umum dan perdagangan Tempat
orang banyak berkumpul dan melakukan kegiatan Toko, rumah makan, hotel, pasar
dsb Jenis sampah: garbage, rubbish, abu, sisa bahan bangunan, sampah khusus dan
kadang sampah berbahaya
3. 4. - 5. - Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah Tempat umum, tempat
hiburan, taman Jalan umum Tempat parkir Tempat pelayanan kesehatan Komplek
militer Gedung pertemuan Pantai tempat berlibur Sarana pemerintah yang lain
Tempat-tempat ini menghasilkan sampah khusus dan rubbish Industri Pabrik produksi
bahan-bahan Perusahaan kimia Perusahaan kayu Perusahaan logam Sampah yang
dihasilkan: garbage, rubbish, abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus dan
sampah berbahaya Pertanian Berasal dari tanaman atau binatang Pertanian: kebun,
kandang, ladang atau sawah Jenis sampah: sisa bahan makanan yang membusuk,
sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga Komposisi sampah
Susunan bahan-bahan sampah perlu diketahui, kegunaannya untuk penilaian serta
pemilihan alat yang diperlukan sebagi sarana pengolahan. Susunan atau komposisi
sampah dapat dibedakan menjadi komposisi fisik dan kimia 1. Komposisi fisik Selain
c. Analisis akhir tentang persentase C,H,O,N,S d. Nilai panas Hasil analisa komponen
sampah kota (combustable) komponen Prosen berat kering C H N O S Abu Sisa
makanan 48,0 6,4 2,6 37,6 0,4 5,0 kertas 43,5 6,0 0,3 44,0 0,2 6,0 Karton 44,0 5,9 0,3
44,6 0,2 5,0 Plastik 60,0 7,2 22,8 10 Tekstil 55 6,6 4,6 31,2 0,15 2,5 Karet 78 10 2,0
10 Kulit 60 8 10 11,6 0,4 10 Sampah pekarangan 47,8 6 3,4 38 0,3 4,5 kayu 49,5 6 0,2
42,7 0,3 1,5 Kandungan unsur kimia dalam sampah ini menentukan banyaknya energi
yang dihasilkan oleh sampah tsb, unsur-unsur yang dimaksudkan ialah C,H,O,N,S
Untuk mengetahui energi yang terdapatn dalam sampah digunakan fomula dulong
sbb: BTU/lb= 145,4 C + 620 (H- ) + 41 S BTU= british termal unit Rate timbulnya
sampah Proses pertumbuhan sampah dari waktu ke waktu masih terdapat kesulitan
dalam penganalisaan datanya. Hal ini disebabkan karena perbedaan cara pengukuran
dan klasifikasi sampah. 1. Pengukuran jumlah sampah - Pengukuran dengan volume Pengukuran dengan berat Pengukuran dengan volume tidak berperan penting karena
1m3 sampah dalam truk, tidak sama dgn 1m3 sampah yang telah dimampatkan pada
flocker tank dan tidak sama pula dengan 1m3 sampah pada sanitary
timbulnya sampah Di lingkungan industri dapat dilihat sbb: Raw material residual
debris Manufacturing residual waste material Processing and recovery
Alatnya terus berkembang sampai sekarang truk dengan hidrolic. Alatnya terus
berkembang lagi dan kini dilengkapi dengan penyedot (vacum) Perkembangan
metode pembuangan sampah 1. Dumping on land/open dumping Pembuangan sampah
di tanah terbuka 2. Dumping to water Pembuangan sampah ke dalam air 3. Feeding to
hog Sampah diberi kepada ternak 4. Reduction Sampah direduksi untuk diambil
minyaknya 5. Inceneration (pembakaran sampah) 6. Plowing into the soil (sanitary
landfill) 2. Definisi pengelolaan sampah Berdasarkan buku solid water (george
tchobanoglous et.al) Sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan pengaturan
terhadap penimbulan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pemrosesan dan
pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik
dari kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, perlindungan alam, juga
mempertimbangkan sikap masyarakat. Ruang lingkup: fungsi administratif, hukum,
teknik, perencanaan Unsur-unsur pengelolaan sampah
Dampak keberadaan sampah 1. Nilai estetika Sampah yang menumpuk dan dibiarkan
pada tempat terbuka (open dump) menyebabkan turunnya estetika tempat sekitar,
menganggu keindahan panorama setempat, bau busuk yang tidak enak dan
berkembangnya berbagai organisme patogen, tempat berkembang biak lalat yang
mampu membawa penyakit. 2. Polusi udara Pembakaran sampah secara terbuka
menimbulkan emisi gas karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen monoksida, gas
sulfur dan partikel-partikel halus di udara yang dapat menyebabkan penyakit
pernafasan,penyakit kulit, infeksi mata dsb. 3. Kontaminasi pada air Air hujan
bersama dengan air hasil pembusukan dikenal sebagai air lindi atau leachate akan
berkumpul maupun mengalir ke parit-parit maupun ke sungai yang ada di sekitarnya,
akibatnya air sungai tercemar oleh air lindi sehingga tidak dapat dimanfaatkan karena
akan menimbulkan gatal-gatal pada kulit. 4. Sumber penyakit Tempat penimbunan
sampah khususnya yang masih basah merupakan tempat hidup nyamuk, lalat, insekta
Penyakit bawaan sampah Nama penyakit Bawaan lalat Dysentri basilaris Dysentri
amuba Typhus abdominalis Cholera Ascariasis ancylostomiasis Penyebab penyakit
Shigella shigae Entamoeba histolistika Salmonella typhii Vibrio cholera A.
Lumbricoides A. duodenale bawaan tikus/pinjal pest Pasteurella pestis leptospirosis
Leptospira rat bite fever Sreptobacillus moniliform keracunan metana carbon dioxide
carbon monoxide logam berat dsb Dekomposisi tanah biasanya terjadi secara aerobik,
dilanjutkan secara fakultatif dan secara anaerobik, apabila oksigen telah habis.
Dekomposisi aerobik akan menghasilkan cairan yang disebut leachate beserta gas.
Leachate atau lindi ini adalah cairan yang mengandung zat padat tersuspensi yang
sangat halus dan hasil penguraian mikroba. Biasanya tdd Ca,Mg, Na, K, Fe, Cl, sulfat,
posphat, Zn, Ni, CO2, N2, NH3, H2S dan asam organik, tergantung dari kualitas
sampah maka di dalam leachate biasa juga ditemukan mikroba patogen, logam berat
dan zat lainnya. 5. Penyumbatan saluran air Kebiasaan yang masih sulit dicegah yaitu
masih banyaknya warga yang mebuang ssampah dengan sengaja di selokan, ke sungai
atau got, saluran pembuangan air di kota, timbunan sampah yang tidak
sengaja akan dapat menutup saluran kota. Akibatnya air saluran meluap pada waktu
hujan. Air sugai pun ikut menjadi kotor. 6. Longsoran sampah Penumpukan sampah
yang terlalu tinggi menyebabkan longsor, jadi sampah yang meninbunm tak terkendali
dapat menyebabkan bencana alam. Dampak Positif Sampah Dibuat pupuk atau
kompos Dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah. Proses dekomposisi telah mampu
mengubah sampah menjadi humus ini dilakukan pada jenis dampah organil yang
musah membusuk a.l daun-daunan oleh sebab itu perlu dilakaukan pemilahan sampah
terlebih dahulu. Dimanfaatkan sebagai makanan ternak Terlebih dahulu pd sampah
dilakukan pemilahan dan pengolahan sampah sebelum diberikan kepada ternak.
Maksudnya agar ternak terhindar dari pengaruh buruk sampah khususnya karena
keberadaan B3. Dibakar atau dipakai sebagai bahan bakar, sampah dimanfaatkan
sebagai bahan baku biogas dan briket. Untuk meninbun rawa Semua jenis sampah
dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan tanah rawa namun perlu diperhatikan
bahwa air rawa tsb tidak dimanfaatkan untuk air irigasi. Hal ini perlu diperhatikan
karena selama proses pembusukan sampah dapat menimbulkan air lindi yang bersifat
toksik. Menurut neolaka (2008) Sistem pengelolaan sampah yang telah disepakati
pemerintah dan perusahaan pengelola untuk melaksanakan pengelolaan sampah
tersebut harus dengan didukung penuh oleh rakyat yang memroduksi sampah. Apabila
hal ini terjadi maka pengelolaan sampah yang harmonis dan persoalan dapat
diselesaikan dengan baik. TPA dan IPST (instalasi pengelolaan sampah terpadu)
Bebeapa aspek yang perlu didekati dalam pengelolaan persampahan: I. II. III. Aspek
teknik Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mengelola persampahan adalah
karakter dari sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat perkotaan. Berbagai karakter
sampah yang perlu dikenali, dimengerti dan dipahami. Karakter sampah dapat
dikenali sbb: 1. Tingkat produksi sampah 2. Komposisi dan kandungan sampah 3.
Kecenderungan perubahannya dari waktu ke waktu Karakter sampah tersebut sangat
dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran serta gaya hidup masyarakat perkotaan. Aspek kelembagaan Dilakukan
oleh dinas kebersihan kota Aspek keuangan dan management Pengelolaan sampah
secara terpadu: kebejakan strategis yang telah ditetapkan oleh pemerintah baru tahap
aspek teknis yaitu dengan melakukan pengurangan timbulan sampah dengan
menerapkan reduce, recycle dan reuse (3R) dengan harapan pada tahun 2025 tercapai
zero waste. Pengolahan Sampah Yang dimaksud dengan pengeolaan sampah adalah
suatu upaya yang sering dilakukan dalam sistem management persampahan dengan
tujuan untuk: a. Meningkatkan efisiensi operasional b. Mendaur ulang material
(bahan-bahan yang kurang bermanfaat untuk ditingkatkan kembali manfaatnya) c.
Mendaur ulang material (bahan-bahan buangan untuk diubah menjasi produk lain atau
energi)
Secara proses ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
diantaranya adalah: 1. Pemadatan (Compaction) Upaya mengurangi volume sampah
secara mekanis nama alatnya compactor. 2. Pembakaran (incineration) Upaya
mengurangi volume sampah secara kimiawi alatnya incinerator 3. Penghancuran
(shreading) Upaya mengurangi volume sampah dengan cara memotong-motong atau
mengiris-iris 4. Pemisahan : untuk memudahkan proses daur ulang 5. Pengeringan
Pengurangan kadar dengan maksud mengurangi volume dan berat sampah. Pola
Teknis Operasional I. Pola pemadatan : - individual - komunal II. pengumpulan : individual langsung - individual tidak langsung - komunal langsung -komunal tidak
langsung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah TPA Sampah:
tempatpembuanganakhirsampah yang berasaldariberbagaisumberpenghasilsampah.
TPA sampahterletak di
daerahtertentudandibuatsedemikianrupasehinggatidakmengganggukesehatanl
ingkungandanmanusia.TPA
sampahmerupakansalahsatuunsurpokokdalampengelolaansampah.
Selain metode di atas, sering juga digunakan metode untuk mengelola sampah.
Kompos adalah zat akhir dari suatu pengomposan. Proses fermentasi tumpukan
sampah/selesah tanaman dan termasuk bangkai binatang. Perubahan yang terjadi
karena adanya penguraian, pembebasan dan pengikatan berbagai zat/unsur hara oleh
jasad renik selama proses pembentukan kompos (sutejo,2002). Prinsip pembuatan
kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai
aktivator. Mikroorganisme tsb dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti kotoran
ternak (manure) atau bakteri inokulan (bakterial inokulant) berupa effectiive
microorganisms (EM4), orgadec dan stardec. Mikroorganisme tersebut berperan
dalam menjaga keseimbangan karbon dan nitrogen yang merupakan faktor penentu
keberhasilan pembuatan kompos. Kendala dalam pengelolaan sampah Menurut
soemirat (2003) pada saat ini terdaspat beberapa kendala dalam pengelolaan sampah
yaitu: 1. Cepatnya perkembangan tingkat hidup masyarakat yang tidak sesuai/ disertai
dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan 2. Cepatnya pekembangan
teknologi, lebih cepat daripada kemempuan masyarakat untuk mengelola dan
memahami persampahan. 3. Meningkatnya biaya operasi pengelolaan dalam
konstruksi di segala bidang termasuk persampahan. Kebiasaan pengelolaan sampah
yang tidak efisien, tidak benar menimbulkan masalah pencemaran udara, tanah dan air
serta menimbulkan turunnya harga tanah karena daerah itu turun estetiknya, bau dan
tinggi populasi lalat. 4. Kegagakan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali
barang bekas, juga ketidakmampuan orang memelihara barangnya sehingga cepat
rusak.
5. Semakin sulitnya mendapatknn lahan untuk TPA sampah, selain tanah dan formasi
tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah, juga terjadi kompetisi yang
semakin rumit akan penggunaan tanah. 6. Semakin banyaknya masyarakat yang
Limbah penyebab infeksi: limbah lab yang terinfeksi penyakit atau kuman, seperti
bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena
infeksi. Limbah yang bersifat korosif: limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit
atau mengkorosi baja, yaitu memiliki pH 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan
pH >12,5 untuk yang bersifat basa. Jenis dan Sumber Sampah Berbahaya 1. Bahan
buangan radioaktif Radiasi untuk jangka waktu reatif lama sehingga berbahaya bagi
makhluk hidup. Misalnya senyawa uranium Sumber: 1. Pusat penelitian medis 2.
rumah sakit 3. laboratorium 4. instalasi pembangkit tenaga nuklir 2. sampah bahan
kimia a. bahan organik b. bahan anorganik c. bahan yang mudah terbakar d. bahan
yang mudah meledak sumber: pabrik pestisida, pabrik baterai, pabrik mesiu, rumah
sakit, laboratorium 3. sampah biologis sifatnya adalah: punya kemampuan untuk
menginfeksi makhluk hidup dan menghasilkan bahan beracun. Termasuk golongan ini
adalah: a. jaringan tumor dan kanker b. kain pembalut c. obat-obatan kadaluarsa 4.
sampah yang mudah terbakar termasuk golongan sampah kimia, sangat berbahaya dan
sulit penanganannya sehingga penyimpanan, pengumpulan dan
5. - pembuangannya dikerjakan lebih khusus. Bahan ini berbentuk gas, cair dan padat.
Contoh: organik sulpen, bensin, oli, alkohol, plastik dan lumpur organik. Sumber: instalasi penjernihan minyak, penyimpanan minyak dan pabrik alkohol bahan
buangan yang mudah meledak berbentuk gas, padat dan cair bahan meriam, senjata,
bahan peledak dan mesiu sumber: pabrik senjata, pabrik mesiu dan pabrik petasan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam usaha penanganan sampah berbahaya 1.
peran serta secara aktif masyarakat dalam hal pemberian info maupun pengumpulan
pendapat 2. kerja sama yang baik antara masyarakat dan petugas kesehatan
masyarakat 3. kesadaran akan arti kesehatan dan bahaya dari sampah tsb oleh pemilik
industri BIOGAS proses fermentasi dari sampah, sisa makanan, kotoran hewan,
sampah (garbage) dengan bantuan mikroorganisme anaerobik dari dalam alat pembuat
biogas. Biogas menghasilkan energi panas. Komposisinya tdd: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Gas
metana CH4= 54-70% Gas CO2= 21-45% Gas CO= 0,1% Gas O2= 0,1% Gas N2=
0,5-3% Gas H2S= sangat sedikit
Sifat-sifat Gas CH4 - Tidak berwarna - Tidak berasa dan - Tidak berbau 1 m3 gas
CH4mengandung 4000-5000 kgkal setara dengan untuk merebus 130L atau 60-100
selama 5-6 jam Proses terjadinya CH4
2. Penimbunana sampah setiap hari setebal 15cm yang dipadatkan (daily earth cover)
3. Setelah sampai ketinggian sampah maksimum 250cm yang telah dipadatkan,
penutup akhir dengan tanah setebal 70cm yang dipadatkan (top earth cover) 4.
Memerlukan ventilasi (pipa berlubang) untuk pengeluaran gas-gas yang dihasilkan
dari proses kimiawi, biologis dan fisik dan pembusukan sampah dan penstabilan. Gasgas yang dihasilkan pada proses pembusukan anaerobik: CH4, NH3, H2S, CO2, N2
NB: 4 hari pertama suhu naik 550-650 60 hari kemudian suhu turun 2 tahun
permukaan tanah turun 10% ASPEK PENTING DALAM PENYELENGGARAAN
SLF 1. Memilih lokasi SLF Tanah (tanah yang permeabilitasnya rendah) Jarak dari
sumber air 200m Luas tanah yang dibutuhkan tergantung jumlah/kuantitas sampah
yang dibuang setiap hari Perhitungan luas tanah: 1. Data jumlah penduduk dan data
jumlah sampah/hari 2. Kepadatan sampah 3. Max tinggi sampah 250cm 2. Tidak
mencemari lingkungan Tidak di daerah banjir Pengawasan terhadap CH4 dan vektor
3. Efisiensi jarak tempuh truk pengangkut sampah 22-30 km
2. Mengurangi luas permukaan sehingga kontaminan yang lolos menjadi lebih sedikit
3. Membatasi kelarutan pencemar 4. Mereduksi toksisitas Solidifikasi adalah proses
yg menggunakan bahan pemadat (solidifying agent) pada limbah brbahaya sehingga
diperoleh produk dalam bentuk matrik padat untuk: 1. Meningkatkan kekuatan
(strength) 2. Meningkatkan kuat tekan (compressable) 3. Menurunkan permeabilitas
limbah PENGOLAHAN FISIK/KIMIA Pengolahan limbah B3 secara fisik dan kimia
yang menghasilkan; a. Limbah cair, maka limbah tersebut wajib memenuhi baku mutu
limbah cair b. Limbah padat, maka limbah terebut wajib memenuhi ketentuan tentang
pengelolaan limbah B3 Sistem pengolahan fisik/kimia 1. Sistem ultrafiltrasi 2. Sistem
reserve osmosis 3. Sistem elektrodialisis a. Soil vapor extractor b. Sistem
stripping/distilation c. Adsorbsi karbon aktif
2. Tidak berfasa cair (lumpur) melalui uji point filter yaitu uji kekentalan uji yang
menentukan sifat mengalir suatu bahan 3. Tidak bersifat mudah meledak, mudah
terbakar, reaktif dan menyebabkan infeksi 4. Kuat tekan (unconfied compressive
strength)> 1kg/cm3 5. Tidak mengandung zat organik> 10% 6. Tidak mengandung
PCB, dioksin dan tidak bersifat radioaktif Komponen Landfill 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pelapis
dasar Lapisan penyangga primer Lapisan penyangga sekunder Penutup akhir
Penanganan lindi (leachatte) Monitoring Landfill Limbah B3 di Indonesia Dibagi
menjadi 3 kategori Kategori I: landfill lapisan dasar ganda Kategori II: landfill dengan
lapisan tunggal Kategori III: landfill dengan lapisan dasar liat (clay) (kep No.4
BAPEDAL/09/95)
Limbah Rumah Sakit Limbah yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari
kegiatan rumah sakit baik dari kegiatan medis maupun dari kegiatan non-medis yang
kemngkinan besar mengandung mikroorganisme, bahan kimia dan radioaktif. Jenis
Limbah Rumah Sakit Limbah yang dihasilkan dari rumah sakit dapat dibagi menjadi
1. Limbah medis a. Padat b. Cair c. Radiioaktif 2. Iimbah non-medis a. Padat b. Cair
Limbah padat medis Sering juga disebut sebagai sampah biologis: 1. Sampah medis
yang dihasilkan dari ruang poliklinik, ruang perawatan, ruang bedah dan ruang
kebidanan Seperti: perban, kaca, alat injeksi, ampul dan botol bekas obat injeksi,
kateter, swab, plester, masker dsb. 2. Sampah patologis yang dihasilkan dari ruang
poliklinik, bedah, kebidanan dan ruang otopsi Seperti: plasenta, jaringan organ,
anggota badan dsb 3. Sampah laboratorium yang dihasilkan dari pemeriksaan lab
diagnostik atau penelitian Seperti: sediaan atau media sampel dan bangkai binatang
percobaan. Limbah padat non-medis Dihasilkan dari kegiatan berikut 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kantor atau adminstrasi Untuk perlengkapan Ruang tunggu Ruang inap Unit gizi atau
dapur Halaman parkir dan taman
7. Unit pelayanan Limbah cair medis Limbah yang mengandung zat beracun seperti
bahan-bahan kimia anorganik, zat organik yang berasal dari air blasan ruang bedah
otopsi. Limbah cair non-medis Merupakan limbah rumah sakit yang berupa: 1.
Kotoran manusia berupa tinja, air kemih yang berasal dari kloset dan peturasan di
dalam toilet atau kamar mandi 2. Air bekas cucian yang berasal dr lavatory, kitchen
sink atau floor drain ruangan di rumah sakit