1
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lahir Pada tanggal : 07/05/2017
Usia : 8 bulan 20 hari
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Suku Bangsa : Kaili
Nama Ayah : Tn. J : 32 tahun
Pekerjaan : Pedagang Pasar
Pendidikan : SMP
Nama Ibu : Ny. S usia : 29 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Cemangih Lr.7
Tanggal masuk ruangan /jam : 22-Januari-2018
Tanggal keluar ruangan /jam : 26-Januari-2018
Jumlah hari perawatan : 4 hari
Ruangan perawatan : Nuri bawah
Diagnosis : Bronchopneumonia
Anamnesis diberikan oleh : Kedua orang tua pasien
2
Family Tree :
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama: Demam, Batuk dan Sesak
3
Anamnesis antenatal dan riwayat persalinan:
Riwayat kehamilan ibu yakni G2P2A0 dengan riwayat Ante Natal Care (ANC)
yang rutin. Riwayat sakit saat hamil tidak ada. Pasien merupakan anak ke-2 dari 2
bersaudara. Bayi lahir spontan di Pustu Lere ditolong bidan. bayi lahir langsung
menangis. Berat badan lahir 3500 gram dengan panjang badan lahir 48 cm. Proses
persalinan di Rumah Sakit, pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Kepandaian/Kemampuan Bayi:
Tengkurap : usia 3 bulan
Duduk : usia 6 bulan
Merangkak : usia 8 bulan 15 hari
Berdiri : belum bisa
Berjalan : belum bisa
Tertawa : usia 3 bulan
Berceloteh : usia 6 bulan
Memanggil papa mama : belum bisa
Berbicara beberapa kata : belum bisa
4
Anamnesis Makanan:
Anak minum ASI (air susu ibu) sejak lahir sampai sekarang. Dan di bantu SUPOR (
Susu Formula) sejak usia 1 bulan sampai sekarang.
Usia 6 bulan sampai sekarang dibantu MPASI (Bubur susu)
Anamnesis sosial-ekonomi:
- Pasien berasal dari keluarga menengah ke atas. Dirawat menggunakan biaya
sendiri (tunai),
Anamnesis kebiasaan, lingkungan:
5
- Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tua kandung beserta kakek dan nenek
dari ayah.
- Ayah pasien merupakan perokok aktif dan sering menggendong pasien ketika
selesai merokok
- Kakek pasien merupakan perokok aktif dan sering menggendong pasien setelah
selesai merokok
- Lingkungan rumah merupakan lingkungan padat penduduk.
- Menggunakan jamban pribadi, jamban ada 2 berada didalam rumah
- Menggunakan air PAM
C. PEMERIKSAAN FISIK
(Tanggal: 23 Januari 2018)
Panjang badan : 57 cm
6
BB/U
persentil (0) (-2)
normoweight
TB/U
persentil (0) (-2)
normoweigh
7
TB/U
Persentil (0)
Gizi Baik
8
Lain-lain :-
Kepala
- Bentuk : Normocephal
- Ubun-ubun besar : Tertutup
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
- Mata :
Exophtalmus / Enophtalmus : (-/-)
Tekanan bola mata : Tidak dilakukan Lensa : Jernih
Konjungtiva : Anemia -/- Fundus : tidak dilakukan
Sklera : Ikterik -/- Visus : tidak dilakukan
Refleks Kornea : Tidak dilakukan
Pupil : Isokor, RCL (+/+) RCTL (+/+)
Telinga : Othore (-)
Hidung : Rhinore (-) pernapasan cuping hidung (+)
Mulut :
Bibir : Kering (+) kebiruan (-) Selaput mulut : Stomatitis (-)
Lidah : Kotor (-) Gusi : Perdarahan (-)
Gigi : Normal Bau napas : (-)
Tenggorokan : hyperemia (-) Tonsil : T1 /T1 hiperemis (-)
Pharynx: hyperemia (-)
Leher Trachea : Letak ditengah
Kelenjar : Pembesaran parotis (-/-)
Kaku kuduk : tidak ada
Lain-lain : pembesaran Tiroid (-/-)
9
Rachitis rosary : - xiphosternum : -
Ruang intercostals : - Harrion’s groove: -
Precordial bulging: - pernafasan paradoxal : -
Lain-lain :- Retraksi : -
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (+), massa (-)
- Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru,
- Auskultasi : Bunyi vesikular (+), Ronkhi (+), Wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis
sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
- Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-),
Suara tambahan (-)
Abdomen
- Inspeksi : Kesan datar, massa (-), distensi (-), sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal.
- Perkusi : Tympani seluruh region abdomen (+), shifting
dullness (-)
- Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-) turgor kulit lambat
Massa (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Genital : dbn (+), fimosis (-), parafimosis (-)
Kelenjar : Tidak ada pembesaran
Anggota gerak :
- Ekstremitas atas : Akral hangat (+/+),edema (-/-)
10
- Ekstremitas bawah : Akral hangat (+/+),edema (-/-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium: Darah lengkap (29 Juni 2017)
HCT 31 44,0-64,0 %
MCV 70 100-112 fL
11
E. RESUME
Seorang anak laki-laki umur 8 bulan 15 hari diantar oleh kedua orang tuanya ke
RSU Anutapura Palu dengan keluhan sesak sejak 1 hari dan tidak bisa tidur serta
gelisah sejak semalam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami batuk
tidak berlendir, yang lama kelamaan menjadi berlendir kemudian memberat dan
menjadi sesak. Ada demam (+) sejak 7 hari, sifat panas naik turun, demam tidak
disertai dengan menggigil, kejang (-). muntah (-)BAB biasa, BAK (+) lancar.
Keadaan umum anak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, Tanda vital suhu
axila 38,00, respirasi 64 kali/menit nadi 160 kali/menit, status gizi yaitu gizi baik.
Pemeriksaan terdapat pernapasan cuping hidung (+), retraksi (+), bronkovesicular
+/+, Ronkhi (+/+). Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap dalam batas
normal. WBC: 16, RBC: 4,4, HGB: 9,9, HCT: 31, PLT: 365.
F. DIAGNOSIS KERJA
- Bronchopneumonia berat
(nafas cepat (takipnea) dan didapatkan retraksi dinding dada sehingga
dikategorikan sebagai pneumonia berat)
-
G. TERAPI
- O2 2-3 lpm
- IVFD KAEN 3B 30 tpm (mikro)
- Nebulizer ½ combivent + ½ pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/6 jam
- Inj cefotaxime 400 mg/12 jam/iv
- Inj gentamicin 40 mg/12 jam/iv
- Inj dexamethasone 2.5 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 80 mg/6 jam/iv
12
- Puyer batuk (cetirizine 2.5 mg, metilprednisone 1 mg, epexol 10mg, salbutamol
0.5 mg, histapan 10 mg) 3 dd 1 pulv
H. ANJURAN
- Pemeriksaan Foto Thorax AP
13
FOLLOW UP
A : - Bronchopneumonia
P:
- O2 2-3 lpm
- IVFD KAEN 3B 30 tpm (mikro)
- Nebulizer ½ combivent + ½ pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/6 jam
- Inj cefotaxime 400 mg/12 jam/iv
- Inj gentamicin 40 mg/12 jam/iv
- Inj dexamethasone 2.5 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 80 mg/6 jam/iv
- Puyer batuk (cetirizine 2.5 mg, metilprednisone 1 mg, epexol 10mg,
salbutamol 0.5 mg, histapan 10 mg) 3 dd 1 pulv
-
14
Follow up tanggal 24 januari 2018 (perawatan hari ke-3)
S : -Demam (-) bebas deman hari ke 1, Batuk (+), Sesak napas (-), mual (-)Muntah
(-), BAK lancar, BAB biasa.
O:
- Tanda vital : S=36,60C, N=128x/m, P= 56 x/m
- pernapasan cuping hidung (-), retraksi (-)
- bibir kering (-)
- Bronchovesikuler (+/+), ronchi (-/-)
A : - Bronchopneumonia
P:
- Diiet asi pelan-pelan
- IVFD KAEN 3B 30 tpm (mikro)
- Nebulizer ½ combivent + ½ pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/6 jam
- Inj cefotaxime 400 mg/12 jam/iv
- Inj gentamicin 40 mg/12 jam/iv
- Inj dexamethasone 2.5 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 80 mg/6 jam/iv
- Puyer batuk (cetirizine 2.5 mg, metilprednisone 1 mg, epexol 10mg,
salbutamol 0.5 mg, histapan 10 mg) 3 dd 1 pulv
15
Follow up tanggal 25 januari 2018 (perawatan hari ke-4)
S : - Demam (-) bebas demam hari ke 2, Batuk (+) berkurang , Sesak napas (-),
Muntah (-), BAK lancar, BAB (+) biasa
O:
- Tanda vital : S=37,10C, N=128x/m, P= 47 x/m
- pernapasan cuping hidung (-), retraksi (-)
- bibir kering (-)
- Bronchovesikuler (+/+), ronchi (-/-)
A : - Bronchopneumonia
P:
16
- bibir kering (-)
- Bronchovesikuler (+/+), ronchi (-/-)
A : - Bronchopneumonia
P:
- Diit asi
- IVFD KDN 1 16 tpm
- Inj anbacim 200 mg/8 jam/iv
- Inj dexamethasone 2 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 50 mg/6 jam/iv
- Zinc 10 mg 1 dd 1 tab
Pasien dibolehkan pulang.
17
BAB III
DISKUSI KASUS
Diagnosis Bronkopneumonia (BP) dan diare akut dehidrasi ringan sedang pada
kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
penunjang.
Seorang anak laki-laki umur 8 bulan 15 hari diantar oleh kedua orang tuanya ke
RSU Anutapura Palu dengan keluhan sesak sejak 1 hari dan tidak bisa tidur serta
gelisah sejak semalam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami batuk
tidak berlendir, yang lama kelamaan menjadi berlendir kemudian memberat dan
menjadi sesak. Batuk dirasakan sejak 1 minggu lalu. Ada demam (+) sejak 1 minggu,
sifat panas naik turun, demam tidak disertai dengan menggigil, maupun kejang. Mual
(-), muntah (-), nafsu makan berkurang, BAB (+) biasa, BAK (+) lancar. Keadaan
umum anak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, Tanda vital suhu axila 38,50,
respirasi 64 kali/menit nadi 160 kali/menit, status gizi yaitu gizi baik. Pemeriksaan
terdapat pernapasan cuping hidung (+), retraksi (+), bronkovesicular +/+, Ronkhi
(+/+). Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap. WBC: 16, RBC: 4,4, HGB:
9,9, HCT: 31, PLT: 365.
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa
lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi
dll).1
Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran
nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak dan
mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu,
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak
akan mendapat batuk setalah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk
kering kemudian menjadi produktif. 10,11
18
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut :
1. Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada.
2. Demam
3. Ronki basah halus-sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrate difus
5. Leukositosis
Pada kasus ini didapatkan adanya keluhan sesak sejak 1 hari yang disertai batuk
berlendir sejak 1 minggu lalu, pasien juga mengeluh demam sejak 1 minggu yang
lalu, sifat panasnya naik turun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pernapasan cuping
hidung (+), retraksi (+), Ronkhi (+/+).
Berikut ini adalah daftar etiologi pneumonia pada anak berdasarkan kelompok
umur.1
Virus
Cytomegalovirus
Herpes Simpleks
19
Virus Influenza
Virus Paraiinfluenza
4 bulan – 5 tahun Bakteri Bakteri
Chlamydia Pneumonia H. Influenza
Mycoplasma Pneumoniae Moraxella Chataralis
Streptococcus Pneumoniae S. Aureus
Virus Virus
Adenovirus Varicella- Zooster
Virus Influenza
Virus Parainflueza
Rhinovirus
20
Tabel.1 Klasifikasi pneumonia menurut WHO
Gejala Klasifikasi
Tarikan dinding dada ke dalam Pneumonia berat
Atau
Saturasi oksigen < 90%
Napas cepat Pneumonia ringan
Pada kasus ini, anak berusia 8 bulan 15 hari dengan frekuensi nafas 64 kali per
menit termasuk nafas cepat (takipnea) dan didapatkan retraksi dinding dada sehingga
dikategorikan sebagai pneumonia berat
21
- Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intervena dan
dilakukan balans cairan ketat.
- Fisioterapi dada tidak bermanfaat dan tidak direkomendasikan untuk anak dengan
pneumonia
- Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien dan
mengontrol batuk
- Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki
mucocilillary clearance
- Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobsevasi setidaknya setiap 4 jam
sekali termasuk pemeriksaan saturasi oksigen
Pemberian antibiotic
- Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotic oral pada anak <5 tahun
karena efektif melawan sebagian besar pathogen yang menyebabkan pneumonia
pada anak, ditoleransi dengan baik, dan murah. Alternatifnya adalah co-
amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritromisin, dan azitromisin.
- M. pneumonia lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotic
makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara empiris pada anak ≥5 tahun
- Makrolid diberikan jika M. pneumoniae atau C. pneumonia dicurigai sebagai
penyebab
- Amoksisilin diberikan sebagai pilihan pertama jika S. pneumonia dangat mugnkin
sebagai penyebab
- Jika s. aureus dicurigai sebagai penyab, diberikan makrolid atau kombinasi
flucloxacillin dengan amoksisilin
- Antibiotic intravena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak dapat menerima
obat per oral (missal karena muntah) atau termasuk dalam derajat pneumonia
berat
22
- Antibiotik intravena yang dianjurkan adalah ampisilin dan kloramfenikol, co-
amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime, dan cefotaxime
- Pemberian antibiotic oral harus dipertimbangkan jika terdapat perbaikan setelah
mendapat antibiotik intravena.
23
1. Efusi pleura: penumpukan cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan
nyeri karena pergesekan dan bila cairan banyak bisa terjadi sesak nafas.
2. Empiema: terdapatnya nanah dalam rongga pleura yang merupakan
kelanjutan proses efusi parapneumonia dengan gejala demam, malaise, batuk,
dyspnea, dan nyeri dada pleuritik
3. Perikarditis: peradangan pericardium yang menimbulkan gejala nyeri yang
menusuk, sesak nafas saat berbaring, bengkak pada kaki atau perut, merasa
lemah dan lelah, jantung berdebar, demam ringan, batuk.
4. Otitis media akut: peradangan pada tuba eustachius yang menyebabkan nyeri
pada telinga dan adanya nanah keluar dari dalam telinga
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26