Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN

Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa


lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan sebagian kecil disebabkan oleh benda asing (aspirasi,
radiasi dll).1
Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi. Berdasarkan
data WHO, infeksi saluran nafas akut bagian bawah pada tahun 2000 menyebabkan
2,1 juta kematian anak di bawah umur 5 tahun. Menurut WHO kejadian pneumonia
di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10%-20% per tahun. Secara teoritis
diperkirakan bahwa 10% dari penderita pneumonia akan meninggal bila tidak diberi
pengobatan. Bila hal ini benar maka diperkirakan tanpa pemberian pengobatan akan
didapat 250.000 kematian balita akibat pneumonia setiap tahunnya.2,3
Pneumonia secara umum memiliki faktor resiko seperti tidak mendapat imunisasi
yang lengkap, ASI tidak adekuat, sering terpajan polusi seperti asap rokok, adanya
penyakit paru seperti asma, pasien dengan malnutrisi, pasien dengan imunosupresi
dan imunodefisiensi.4
Diagnosis bronkopneumonia di rumah sakit ditegakkan berdasarkan gejala klinis
dengan didukung pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya. Gejala
klinis yang khas dari pneumonia yaitu: Batuk, demam dan sesak napas. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukositosis.5
Komplikasi pada anak meliputi empiema, perikarditis, pneumotoraks,atau infeksi
ektrapulmoner seperti meningtis purulenta. Prognosis bergantung pada cepat atau
lambatnya penanganan yang dilakukan.1
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. RISKESDAS 2007
melaporkan bahwa diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2%
pada anak usia 1-4 tahun.6

1
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

 Nama : By. A
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Lahir Pada tanggal : 07/05/2017
 Usia : 8 bulan 20 hari
 Kebangsaan : Indonesia
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Kaili
 Nama Ayah : Tn. J : 32 tahun
Pekerjaan : Pedagang Pasar
Pendidikan : SMP
 Nama Ibu : Ny. S usia : 29 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
 Alamat : Jl. Cemangih Lr.7
 Tanggal masuk ruangan /jam : 22-Januari-2018
 Tanggal keluar ruangan /jam : 26-Januari-2018
 Jumlah hari perawatan : 4 hari
 Ruangan perawatan : Nuri bawah
 Diagnosis : Bronchopneumonia
 Anamnesis diberikan oleh : Kedua orang tua pasien

2
Family Tree :

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama: Demam, Batuk dan Sesak

Riwayat penyakit sekarang:


Seorang anak laki-laki umur 8 bulan 15 hari diantar oleh kedua orang tuanya ke
RSU Anutapura Palu dengan keluhan sesak sejak 1 hari dan tidak bisa tidur serta
gelisah sejak semalam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami batuk
tidak berlendir, yang lama kelamaan menjadi berlendir kemudian memberat dan
menjadi sesak. Batuk dirasakan sejak 7 hari lalu. Ada demam (+) sejak 7 hari, sifat
panas naik turun, demam tidak disertai dengan menggigil, maupun kejang.
Pasien tidak mengalami mimisan dan perdarahan gusi. Tidak ada mual dan

muntah, kejang, BAB dan BAK (+) lancar.

Riwayat penyakit sebelumnya:


Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama seperti ini sebelumnya.

3
Anamnesis antenatal dan riwayat persalinan:
Riwayat kehamilan ibu yakni G2P2A0 dengan riwayat Ante Natal Care (ANC)
yang rutin. Riwayat sakit saat hamil tidak ada. Pasien merupakan anak ke-2 dari 2
bersaudara. Bayi lahir spontan di Pustu Lere ditolong bidan. bayi lahir langsung
menangis. Berat badan lahir 3500 gram dengan panjang badan lahir 48 cm. Proses
persalinan di Rumah Sakit, pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Penyakit yang Sudah Pernah dialami:


• Morbili :-
• Varicella :-
• Pertusis :-
• Diare :-
• Cacing :-
• Batuk/Pilek : Sudah Pernah

Kepandaian/Kemampuan Bayi:
 Tengkurap : usia 3 bulan
 Duduk : usia 6 bulan
 Merangkak : usia 8 bulan 15 hari
 Berdiri : belum bisa
 Berjalan : belum bisa
 Tertawa : usia 3 bulan
 Berceloteh : usia 6 bulan
 Memanggil papa mama : belum bisa
 Berbicara beberapa kata : belum bisa

4
Anamnesis Makanan:
Anak minum ASI (air susu ibu) sejak lahir sampai sekarang. Dan di bantu SUPOR (
Susu Formula) sejak usia 1 bulan sampai sekarang.
Usia 6 bulan sampai sekarang dibantu MPASI (Bubur susu)

Riwayat Imunisasi Dasar :

Riwayat penyakit dalam keluarga:


Dirumah tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama.
Dirumah tidak ada yang memiliki riwayat penyakit ASMA

Anamnesis sosial-ekonomi:
- Pasien berasal dari keluarga menengah ke atas. Dirawat menggunakan biaya
sendiri (tunai),
Anamnesis kebiasaan, lingkungan:

5
- Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tua kandung beserta kakek dan nenek
dari ayah.
- Ayah pasien merupakan perokok aktif dan sering menggendong pasien ketika
selesai merokok
- Kakek pasien merupakan perokok aktif dan sering menggendong pasien setelah
selesai merokok
- Lingkungan rumah merupakan lingkungan padat penduduk.
- Menggunakan jamban pribadi, jamban ada 2 berada didalam rumah
- Menggunakan air PAM

C. PEMERIKSAAN FISIK
(Tanggal: 23 Januari 2018)

Berat badan : 4,3 kg

Panjang badan : 57 cm

Status gizi : Gizi Baik

6
BB/U
persentil (0) (-2)
normoweight

TB/U
persentil (0) (-2)
normoweigh

7
TB/U
Persentil (0)
Gizi Baik

Keadaan umum : Sakit Sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 38,0o C
Sianosis : (-)
Keadaan Mental : baik
Anemia : (-/-)
Ikterus : (-/-)
Respirasi : 64 kali / menit Kejang : (-)
Nadi : 160 kali / menit reguler Type : (-)
Tensi :- Lamanya : (-)

Kulit : Warna : Putih Turgor : Baik


Efloresensi :- Tonus: Baik
Pigmentasi :- Oedema: (-)
Jaringan parut : -
Lapisan lemak : -

8
Lain-lain :-

Kepala
- Bentuk : Normocephal
- Ubun-ubun besar : Tertutup
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

- Mata :
Exophtalmus / Enophtalmus : (-/-)
Tekanan bola mata : Tidak dilakukan Lensa : Jernih
Konjungtiva : Anemia -/- Fundus : tidak dilakukan
Sklera : Ikterik -/- Visus : tidak dilakukan
Refleks Kornea : Tidak dilakukan
Pupil : Isokor, RCL (+/+) RCTL (+/+)
Telinga : Othore (-)
Hidung : Rhinore (-) pernapasan cuping hidung (+)
Mulut :
Bibir : Kering (+) kebiruan (-) Selaput mulut : Stomatitis (-)
Lidah : Kotor (-) Gusi : Perdarahan (-)
Gigi : Normal Bau napas : (-)
Tenggorokan : hyperemia (-) Tonsil : T1 /T1 hiperemis (-)
Pharynx: hyperemia (-)
Leher Trachea : Letak ditengah
Kelenjar : Pembesaran parotis (-/-)
Kaku kuduk : tidak ada
Lain-lain : pembesaran Tiroid (-/-)

Thorax Bentuk : Simetris bilateral

9
Rachitis rosary : - xiphosternum : -
Ruang intercostals : - Harrion’s groove: -
Precordial bulging: - pernafasan paradoxal : -
Lain-lain :- Retraksi : -
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (+), massa (-)
- Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru,
- Auskultasi : Bunyi vesikular (+), Ronkhi (+), Wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis
sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
- Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-),
Suara tambahan (-)

Abdomen
- Inspeksi : Kesan datar, massa (-), distensi (-), sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal.
- Perkusi : Tympani seluruh region abdomen (+), shifting
dullness (-)
- Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-) turgor kulit lambat
Massa (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Genital : dbn (+), fimosis (-), parafimosis (-)
Kelenjar : Tidak ada pembesaran

Anggota gerak :
- Ekstremitas atas : Akral hangat (+/+),edema (-/-)

10
- Ekstremitas bawah : Akral hangat (+/+),edema (-/-)

Tulang-belulang : Tidak ada kelainan


Otot-otot : Eutrofi (+)
Reflex – reflex : Fisiologi (+), patologis (-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium: Darah lengkap (29 Juni 2017)

PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN

WBC 16 10,0-26,0 103/ µl

RBC 4.4 4,00-6,00 106/µl

HGB 9,9 13,5-19,5 g/dl

HCT 31 44,0-64,0 %

MCV 70 100-112 fL

MCH 22,3 30-38 pg

MCHC 31,9 32-36 g/dL

PLT 365 200-400 103/µl

11
E. RESUME
Seorang anak laki-laki umur 8 bulan 15 hari diantar oleh kedua orang tuanya ke
RSU Anutapura Palu dengan keluhan sesak sejak 1 hari dan tidak bisa tidur serta
gelisah sejak semalam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami batuk
tidak berlendir, yang lama kelamaan menjadi berlendir kemudian memberat dan
menjadi sesak. Ada demam (+) sejak 7 hari, sifat panas naik turun, demam tidak
disertai dengan menggigil, kejang (-). muntah (-)BAB biasa, BAK (+) lancar.
Keadaan umum anak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, Tanda vital suhu
axila 38,00, respirasi 64 kali/menit nadi 160 kali/menit, status gizi yaitu gizi baik.
Pemeriksaan terdapat pernapasan cuping hidung (+), retraksi (+), bronkovesicular
+/+, Ronkhi (+/+). Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap dalam batas
normal. WBC: 16, RBC: 4,4, HGB: 9,9, HCT: 31, PLT: 365.

F. DIAGNOSIS KERJA
- Bronchopneumonia berat
(nafas cepat (takipnea) dan didapatkan retraksi dinding dada sehingga
dikategorikan sebagai pneumonia berat)
-

G. TERAPI
- O2 2-3 lpm
- IVFD KAEN 3B 30 tpm (mikro)
- Nebulizer ½ combivent + ½ pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/6 jam
- Inj cefotaxime 400 mg/12 jam/iv
- Inj gentamicin 40 mg/12 jam/iv
- Inj dexamethasone 2.5 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 80 mg/6 jam/iv

12
- Puyer batuk (cetirizine 2.5 mg, metilprednisone 1 mg, epexol 10mg, salbutamol
0.5 mg, histapan 10 mg) 3 dd 1 pulv

H. ANJURAN
- Pemeriksaan Foto Thorax AP

13
FOLLOW UP

Follow up tanggal 23-januari-2018 (perawatan hari ke-2)


S : - Demam (+) naik turun , Batuk (+), Sesak napas (+), Muntah (-), BAB, BAK
biasa
O:
- Tanda vital : S=380C, N=160x/m, P= 64 x/m
- Pernapasan cuping hidung (+),retraksi (+)
- bibir kering (-)
- Bronchovesikuler (+/+), ronchi (+/+)

A : - Bronchopneumonia

P:
- O2 2-3 lpm
- IVFD KAEN 3B 30 tpm (mikro)
- Nebulizer ½ combivent + ½ pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/6 jam
- Inj cefotaxime 400 mg/12 jam/iv
- Inj gentamicin 40 mg/12 jam/iv
- Inj dexamethasone 2.5 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 80 mg/6 jam/iv
- Puyer batuk (cetirizine 2.5 mg, metilprednisone 1 mg, epexol 10mg,
salbutamol 0.5 mg, histapan 10 mg) 3 dd 1 pulv
-

14
Follow up tanggal 24 januari 2018 (perawatan hari ke-3)
S : -Demam (-) bebas deman hari ke 1, Batuk (+), Sesak napas (-), mual (-)Muntah
(-), BAK lancar, BAB biasa.
O:
- Tanda vital : S=36,60C, N=128x/m, P= 56 x/m
- pernapasan cuping hidung (-), retraksi (-)
- bibir kering (-)
- Bronchovesikuler (+/+), ronchi (-/-)

A : - Bronchopneumonia

P:
- Diiet asi pelan-pelan
- IVFD KAEN 3B 30 tpm (mikro)
- Nebulizer ½ combivent + ½ pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/6 jam
- Inj cefotaxime 400 mg/12 jam/iv
- Inj gentamicin 40 mg/12 jam/iv
- Inj dexamethasone 2.5 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 80 mg/6 jam/iv
- Puyer batuk (cetirizine 2.5 mg, metilprednisone 1 mg, epexol 10mg,
salbutamol 0.5 mg, histapan 10 mg) 3 dd 1 pulv

15
Follow up tanggal 25 januari 2018 (perawatan hari ke-4)
S : - Demam (-) bebas demam hari ke 2, Batuk (+) berkurang , Sesak napas (-),
Muntah (-), BAK lancar, BAB (+) biasa
O:
- Tanda vital : S=37,10C, N=128x/m, P= 47 x/m
- pernapasan cuping hidung (-), retraksi (-)
- bibir kering (-)
- Bronchovesikuler (+/+), ronchi (-/-)
A : - Bronchopneumonia

P:

- Diit asi pelan-pelan


- O2 nasal 1 lpm
- IVFD KDN 1 25 tpm
- Inj anbacim 200 mg/8 jam/iv
- Inj dexamethasone 2 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 50 mg/6 jam/iv
- Zinc 10 mg 1 dd 1 tab
- Nebulizer 1 resp combivent + 1 resp pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/8 jam

Follow up tanggal 26 januari 2018 (perawatan hari ke-5)


S : - Demam (-) bebas demam hari ke 3, Batuk sekali-sekali, Sesak napas (-
),Muntah (-), BAK (+) lancar, BAB (+) biasa
O:
- Tanda vital : S=36,50C, N=132x/m, P= 40 x/m
- pernapasan cuping hidung (-), retraksi (-)

16
- bibir kering (-)
- Bronchovesikuler (+/+), ronchi (-/-)
A : - Bronchopneumonia

P:

- Diit asi
- IVFD KDN 1 16 tpm
- Inj anbacim 200 mg/8 jam/iv
- Inj dexamethasone 2 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 50 mg/6 jam/iv
- Zinc 10 mg 1 dd 1 tab
Pasien dibolehkan pulang.

17
BAB III

DISKUSI KASUS

Diagnosis Bronkopneumonia (BP) dan diare akut dehidrasi ringan sedang pada
kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
penunjang.
Seorang anak laki-laki umur 8 bulan 15 hari diantar oleh kedua orang tuanya ke
RSU Anutapura Palu dengan keluhan sesak sejak 1 hari dan tidak bisa tidur serta
gelisah sejak semalam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami batuk
tidak berlendir, yang lama kelamaan menjadi berlendir kemudian memberat dan
menjadi sesak. Batuk dirasakan sejak 1 minggu lalu. Ada demam (+) sejak 1 minggu,
sifat panas naik turun, demam tidak disertai dengan menggigil, maupun kejang. Mual
(-), muntah (-), nafsu makan berkurang, BAB (+) biasa, BAK (+) lancar. Keadaan
umum anak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, Tanda vital suhu axila 38,50,
respirasi 64 kali/menit nadi 160 kali/menit, status gizi yaitu gizi baik. Pemeriksaan
terdapat pernapasan cuping hidung (+), retraksi (+), bronkovesicular +/+, Ronkhi
(+/+). Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap. WBC: 16, RBC: 4,4, HGB:
9,9, HCT: 31, PLT: 365.
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa
lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi
dll).1
Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran
nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak dan
mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu,
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak
akan mendapat batuk setalah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk
kering kemudian menjadi produktif. 10,11

18
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut :
1. Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada.
2. Demam
3. Ronki basah halus-sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrate difus
5. Leukositosis
Pada kasus ini didapatkan adanya keluhan sesak sejak 1 hari yang disertai batuk
berlendir sejak 1 minggu lalu, pasien juga mengeluh demam sejak 1 minggu yang
lalu, sifat panasnya naik turun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pernapasan cuping
hidung (+), retraksi (+), Ronkhi (+/+).

Berikut ini adalah daftar etiologi pneumonia pada anak berdasarkan kelompok
umur.1

Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang


Lahir-20 hari Bakteri Bakteri
E.Coli Bakteri Anaerob
Streptoccous Hemolitikus Streptoccous Group D
Grup B Haemophillus Influenzae
Streptoccous Pneumoniae

Virus
Cytomegalovirus
Herpes Simpleks

3 minggu - 3 bulan Bakteri Bakteri


Chlamydia Trachomatis Bordetella Pertussis
Streptoccous Pneumoniae H.Influenza Tipe B
Virus S. Aureus
Adenovirus

19
Virus Influenza
Virus Paraiinfluenza
4 bulan – 5 tahun Bakteri Bakteri
Chlamydia Pneumonia H. Influenza
Mycoplasma Pneumoniae Moraxella Chataralis
Streptococcus Pneumoniae S. Aureus

Virus Virus
Adenovirus Varicella- Zooster
Virus Influenza
Virus Parainflueza
Rhinovirus

5 Tahun ke atas Bakteri Virus


Chlamydia Pneumoniae Adenovirus
Mycoplasma Pneumoniae Epstein-Barr
Streptococus Pneumoniae Rhinovirus
Parainfluenza Virus
Influenza Virus
Pada kasus ini bronkopneumonia terjadi kemungkinan disebabkan oleh virus atau
jamur dilihat dari pemeriksaan laboratorium darah lengkap leukositnya dalam kisaran
normal. Pada kasus pneumonia yang disebabkan oleh virus dan jamur umumnya
ditemukan leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi, kasus
yang disebabkan oleh bakteri akan didapatkan leukositosis yang berkisar antara
15.000-40000/mm3dengan predominan PMN.

20
Tabel.1 Klasifikasi pneumonia menurut WHO

Gejala Klasifikasi
Tarikan dinding dada ke dalam Pneumonia berat
Atau
Saturasi oksigen < 90%
Napas cepat Pneumonia ringan

Tidak ada tanda-tanda pneumonia Batuk bukan pneumonia


berat maupun pneumonia

Tabel.2 Kriteria Nafas Cepat Sesuai Golongan Umur

Umur anak Kriteria bernafas cepat


<2 bulan frekuensi napas : 60 kali per menit atau
lebih
2 sampai 12 bulan frekuensi nafas : 50 kali per menit
12 bulan sampai 5 tahun frekuensi nafas : 40 kali per menit

Pada kasus ini, anak berusia 8 bulan 15 hari dengan frekuensi nafas 64 kali per
menit termasuk nafas cepat (takipnea) dan didapatkan retraksi dinding dada sehingga
dikategorikan sebagai pneumonia berat

Tata laksana umum12


Pasien dengan saturasi oksigen ≤92% pada saat bernapas dengan udara kamar harus
diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup untuk
mempertahankan saturasi oksigen >92%

21
- Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intervena dan
dilakukan balans cairan ketat.
- Fisioterapi dada tidak bermanfaat dan tidak direkomendasikan untuk anak dengan
pneumonia
- Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien dan
mengontrol batuk
- Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki
mucocilillary clearance
- Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobsevasi setidaknya setiap 4 jam
sekali termasuk pemeriksaan saturasi oksigen

Pemberian antibiotic
- Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotic oral pada anak <5 tahun
karena efektif melawan sebagian besar pathogen yang menyebabkan pneumonia
pada anak, ditoleransi dengan baik, dan murah. Alternatifnya adalah co-
amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritromisin, dan azitromisin.
- M. pneumonia lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotic
makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara empiris pada anak ≥5 tahun
- Makrolid diberikan jika M. pneumoniae atau C. pneumonia dicurigai sebagai
penyebab
- Amoksisilin diberikan sebagai pilihan pertama jika S. pneumonia dangat mugnkin
sebagai penyebab
- Jika s. aureus dicurigai sebagai penyab, diberikan makrolid atau kombinasi
flucloxacillin dengan amoksisilin
- Antibiotic intravena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak dapat menerima
obat per oral (missal karena muntah) atau termasuk dalam derajat pneumonia
berat

22
- Antibiotik intravena yang dianjurkan adalah ampisilin dan kloramfenikol, co-
amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime, dan cefotaxime
- Pemberian antibiotic oral harus dipertimbangkan jika terdapat perbaikan setelah
mendapat antibiotik intravena.

Penanganan bronchopneumonia pada pasien ini yaitu diberikan oksigen untuk


mengatasi sesak napas yang dialami. Dilakukan pemasangan jalur intravena dan
diberikan KAEN 3B untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mencegah bertambahnya
sesak serta sebagai jalur pemberian obat. Obat antibiotik yang diberikan yaitu
cefotaxime 400 mg/12 jam/iv, gentamicin 40 mg/12 jam/iv. Nebulizer 1 resp
combivent + 1 resp pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/6 jam untuk memperbaiki
mucocilillary clearance dan Santagesic 50 mg/6 jam/iv sebagai antipiretik.

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam


rongga thorax seperti:

23
1. Efusi pleura: penumpukan cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan
nyeri karena pergesekan dan bila cairan banyak bisa terjadi sesak nafas.
2. Empiema: terdapatnya nanah dalam rongga pleura yang merupakan
kelanjutan proses efusi parapneumonia dengan gejala demam, malaise, batuk,
dyspnea, dan nyeri dada pleuritik
3. Perikarditis: peradangan pericardium yang menimbulkan gejala nyeri yang
menusuk, sesak nafas saat berbaring, bengkak pada kaki atau perut, merasa
lemah dan lelah, jantung berdebar, demam ringan, batuk.
4. Otitis media akut: peradangan pada tuba eustachius yang menyebabkan nyeri
pada telinga dan adanya nanah keluar dari dalam telinga

Empiema merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada pneumonia


bakteri.10,11 Pada pasien ini tidak terdapat komplikasi karena diberi pengobatan tepat
dan memberi respon terhadap terapi.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahajoe, N. N., Supriyatno, B., Setyanto, D. B. 2013. Buku Ajar Respirologi


Anak Edisi Pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
2. Departemen Kesehatan RI. 2002.Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta.
3. Feldman, William. 2000. Evidence-Based Pediatrics, Pneumonia and
Bronchiolitis. University of Toronto: Canada.
4. Pudjiadi, A. H. et al. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Buku Bagan Manajemen
Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
6. Soebagyo, 2008. Diare Akut pada Anak. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Press.
7. Lung E, Acute Diarrheal Disease. In: Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH,
nd
editors. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. 2 edition. New
York: Lange Medical Books, 2009
8. Cleveland KO, Gelfand MS, Goswami R. Diarrhea as a symptom in bacteremic
pneumococcal pneumonia.Infect Dis Clin Pract 2007.
9. Marcdante, K.J., Kliegman, R.M., Jenson. H.B., Behrman, R, Nelson ilmu
kesehatan anak. Edisi bahasa Indonesia, diterjemahkan, didapatkan dan diedit
oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014
10. USU. Bronkopneumonia. Jurnal Universitas Sumatra Utara. 2011
11. Pudjiadi AH, et all. Pneumonia. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak
Indonesia. 2009. Badan penerbit IDAI. p 250-255
12. Subagyo B & Santoso BN. 2012. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Badan
Penerbit IDAI. Jakarta. Ed 1. Cetakan ke-3. Hal ; 87-135.

25
26

Anda mungkin juga menyukai