Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perbuatan melawan hukum (onrectmatigedaad) merupakan suatu kaidah

yang diatur di dalam bidang hukum perdata. Istilah onrechtmatigedaad

dalam bahasa Belanda mempunyai suatu makna yang digunakan di dalam

Pasal 1365 Burgerlijk Wetboek (BW). Akibat dari adanya perbuatan

melawan hukum adalah timbulnya kerugian bagi korban. Kerugian

tersebut harus diganti oleh orang-orang yang dibebankan oleh hukum

untuk mengganti kerugian tersebut. Mengenai kerugian ini dalam

beberapa bahasa dikenal istilah sebagai berikut di dalam Bahasa Inggris

disebut damages, dalam Bahasa Belanda disebut nadeel, dalam Bahasa

Perancis disebut dommage. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang

merupakan kiblatnya Hukum Perdata Indonesia, termasuk kiblat bagi

hukum yang berkenaan dengan Perbuatan Melawan Hukum.

2. Pengaturan tanggung renteng dalam KUH Perdata diatur dalam

KUHPerdata Pasal 1278-1295. Suatu perikatan tanggung renteng terjadi

antara beberapa orang piutang, jika di dalam suatu perjanjian secara tegas

kepada masing-masing pihak diberikan hak untuk menuntut pemenuhan

seluruh utang, sedangkan pembayaran yang dilakukan kepada salah

seorang membebaskan pihak berutang, meskipun perikatan menurut

sifatnya dapat dipecah dan dibagi diantara beberapa orang berpiutang tadi.

3. Berdasarkan analisis terhadap perkara penelitian ini yaitu Putusan No.

29/Pdt.G/2020/PN.Soe, analisis terhadap pembuktian pada pengadilan

81
82

yang tidak cacat hukum dinilai telah sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Selain itu, analisis juga dilakukan terhadap perbuatan melawan

hukum yang dilakukan oleh para tergugat, yang mana berdasarkan unsur-

unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365

KUH Perdata, tergugat I dan tergugat II telah terbukti melakukan

perbuatan melawan hukum, sehingga putusan mengenai pemberian ganti

rugi secara tanggung renteng para tergugat telah tepat dan sesuai dengan

perundang-undangan.

B. Saran

1. Hendaknya diklasifikasikan mengenai sistem tanggung renteng yang dapat

diterapkan di masyarakat. Hal ini karena dalam KUH Perdata, hanya

mengatur tanggung renteng secara umum.

2. Sebaiknya kepada para pihak harus memahami secara utuh atas peraturan

perundang-undangan yang berlaku agar tidak terjadi perbuatan-perbuatan

yang melawan hukum.

3. Kepada para praktisi hukum, agar kiranya dapat memutus perkara-perkara

perbuatan melawan hukum secara tepat dan adil, termasuk pemberian

ganti rugi secara tanggung renteng.

Anda mungkin juga menyukai