SALURAN TERBUKA
Q = 1,86 x b x h 3/2
Dimana:
Q = debit b = lebar ambang h = tinggi muka air
Gambar 2.1 Bangunan Ukur Cipoletti
Q = 1,71 x b x h2/3
Dimana:
Q = debit b = lebar ambang h = tinggi muka air
Gambar 2.2 Bangunan Ukur Romijn
c. Bangunan Ukur Ambang Lebar
Bangunan Ukur Ambang Lebar dengan mulut dibulatkan
Konstruksi dari bangunan ukur ambang lebar dengan mulut
dibulatkan dimaksudkan agar tidak terjadi pemisahan aliran. Syarat
dimensi bangunan seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.3 Dimensi Alat Ukur Ambang Lebar dengan Mulut Dibulatkan
1
2 2 2 1, 5
Q .Cd .Cv. .bh1
3 3g
Q = 1,76 x b x h3/2
Dimana :
Q = debit (m3/s) h = tinggi air di saluran
b = lebar dasar saluran (m)
Q = 1,382,5
2) Menggunakan Perahu.
Pengukuran debit dengan menggunakan perahu perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Dilakukan bila tidak memungkinkan dilakukan dengan merawas.
b. Alat ukur harus dilengkapi dengan alat penggulung kabel dan
pemberat yang disesuaikan dengan kondisi aliran.
c. Posisi alat ukur harus berada di depan perahu.
d. Bila posisi kabel penggantung tidak tegak lurus muka air, kedalaman
harus dikoreksi.
e. Pengukuran lebar sungai menggunakan meteran yang terpisah dari
kabel atau tambang yang digunakan untuk pegangan pelurus perahu.
3) Menggunakan Jembatan.
Pengukuran debit dari atas jembatan perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Jembatan yang digunakan tidak terdapat pilar.
b. Posisi alat ukur sebaiknya berada di hilir jembatan.
c. Bila posisi kabel penduga tidak tegak lurus terhadap muka air,
kedalaman harus dikoreksi.
Keterangan:
1. Tandon Air
2. Lab. Hidrolika
3. Bangunan Ukur Cipholetti
4. Pintu Air
5. Bangunan Ukur Thompson
6. Bangunan Ukur Ambang Lebar
7. Bangunan Ukur Romijn
8. Bangunan Ukur Curah Hujan
C 40 105 30 0,2 44 40
II 25 130 - - - -
. Tabel 2.1 Hasil Praktikum dengan Alat Ukur Current Meter
RaiB raiI
Lebar (b) =
2
65 0
=
2
= 32,5 cm
= 0,325 m
A =b.h
= 0,325 . 0,30
= 0,0975 m2.
Q =A.v
= 0,0975 x 0,028
= 0,0027 m3/dtk.
Hasil perhitungan untuk koefisien B dan C ditabelkan pada tabel di bawah ini:
Dalam Kecepatan
koefisie Rai Lebar Jumlah Waktu Luas Debit (Q)
Metode
n (m) (m) Putaran (detik) (m2) (m3/det)
(m) (m/det)
I 0 - - - - - - - -
17 0,2
A 0,25 0,325 0,32 40 0,01886 0,104 0,00196
12 0,8
1 0,2
B 0,65 0,40 0,40 40 0,0078 0,160 0,001248
23 0,8
C 0,105 0,325 0,30 44 0,6 40 0,028 0,0975 0,00273
II 1,30 - - - - - - - -
∑A =
∑Q = 0,005938
0,3615
Tabel 2.4 Tabel Perhitungan Debit Current Meter
Vrata-rata =
Q
A
0,005938
= 0,3615
= 0,0164 m/det
19,548 - 5,938
= 100% = 2,29 %
5,938
10,341 5,938
= 100%
5,938
= 74,15 %
2.7 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Dari hasil pengukuran currentmeter, debit (Q) yang dihasilkan adalah: 0,0167
m3/det.
b. Dari Bangunan ukur, debit (Q) yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Debit
Koreksi
No. Bangunan Ukur Rumus
(%)
( m3/dtk )
1 Cipoletti 0,019548 2,29
2 Thompson 0,0167 74,15
Tabel 2.5 Tabel Hasil Perhitungan Debit Bangunan Ukur
Dari hasil perhitungan diatas, terjadi deviasi antara bangunan ukur dengan
alat ukur kuat arus (Current Meter) hal ini dimungkinkan terjadi karena faktor-
faktor sebagai berikut:
1. Pada Saluran: adanya sedimentasi dan kotoran serta sampah – sampah yang
mengotori saluran yang mengakibatkan aliran air menjadi kurang lancar dan
juga mengingat laboratorium yang digunakan hanya 1 tahun sekali sehingga
kurang adanya pengontrolan terhadap saluran tersebut.
2. Pada Alat : pemasangan alat current meter yang tidak pas atau alat itu sendiri
sudah rusak sehingga tidak berfungsi dengan baik.
3. Pada Praktikan: kekurang telitian dari para praktikan dalam pemasangan alat
dan pembacaan serta pengukuran.