Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wahyu Gilang Hermawan

NIM : M0820079

Kelompok :1

Program Studi : Ilmu Lingkungan 2020

TPA PUTRI CEMPO KOTA SURAKARTA

Reni Cahyawati, S.SI, M.Eng Kepala Seksi Pengelolaan Sampah

GAMBARAN UMUM

Prasarana:

Satu-satunya tempat pembuangan sampah akhir yang berada di Kota Surakarta

Luas Lahan:

17 Ha dengan 2 Ha untuk kantor dan peralatan serta 12,5 Ha untuk lahan open dumping,
2,5 Ha untuk IPLT dan Situs Putri Cempo Dinas Lingkungan Hidup Kota Sura

Alamat:

Jatirejo RT 06 Rw11, Kel. Mojosongo, Kec. Jebres, Surakarta

Sejarah:

Dibangun tahun 1985, yang saat itu dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) Kota Surakarta dan Mulai Tahun 2017 Pengelolaan di Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Kota Surakarta

Kondisi (foto)

Permasalahan:

1. Kondisi TPA overload

Lahan terbatas

Tumpukan sampah tinggi Sampah masuk TPA +/- 300 ton / hari

2. Aktivitas Pemulung dan Hewan Ternak (Sapi)

+/- 180 pemulung yg beraktivitas di sekitar tumpukan sampah +/- 1000 ekor sapi yang
berkeliaran di sekitar lokasi dan mengganggu akses masuk TPA

KEGIATAN PENGANGKUTAN SAMPAH:

SUMBER SAMPAH

PENGANGKUTAN

TPA
Keberadaan TPA Putri Cempo

TPA Putri Cempo yang terletak di Jatirejo RT. 06/11, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan
Jebres, Surakarta.

Putri Cempo merupakan salah satu tempat pembuangan sampah akhir yang berada di
Kota Surakarta yang mempunyai luas lahan 17Ha, mempunyai topografi daerah yang
bergelombang (perbukitan dan berlembah) dengan ketinggian antara 75-195 meter
diatas permukaan laut.

Luas lahan yang ada di TPA Putri Cempo terbagi menjadi beberapa sub tempat, antara
lain adalah

(1) Lahan untuk pemusnah sampah|3 Ha,

(2) Makam/pekuburan sebesar I Ha,

(3) IPLT (Instalasi Pembuangan Limbah Tinja) sebesar 1 Ha,

(4) Kantor pengelola TPA Putri Cempo sebesar 2 Ha.

Pengelolaan sampah di Kota Surakarta saat ini bersifat open dumping, berdasarkan hasil
pengelolaan, sampah yang dibuang ke TPA Sampah Putri Cempo di kelompokkan atau
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu

1. Sampah Domestik yang di kelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH)

2. Sampah Pasar yang dikelola oleh Dinas Pengelola Pasar

3. Sampah Umum yang dikelola atau dibuang oleh masyarakat.

Sistem Pengangkutan, let's cook

Sumber Sampah

Kumpul

Pindah

Angkut

Angkut

Buang

Potensi Kesesuaian Lokasi TPA

TPA Putri Cempo memiliki luas 17 hektar

luas efektif untuk menampung sampah yakni id hektar

volume sampah 230-250 ton per hari

permukiman yang sering menimbulkan komik kepentingan antara perlindungan


lingkungan disatu sisi dengan masyarakat yang memandang sampah sebagai sumber
ekonomi hal tersebut lacryulitkan pemerintah daerah untuk mengelola tempat
pembuangan sesuai standard yang ada. Karena adanya pengarun ketersediaan
prasarana, ketersediaan utilitas, kebijakan, kemudahan aksesibilitas, pengaruh fisik
dasar dan harga tanah di wilayah TPA Putri Cempo

• sistem pengolahan sampah yang open dumping, total sampah yangmdibuang sebesar
229.557 kg/hari yang 64,1% , terdiri dari sampah organik sebesar organic 35,9 penduduk
disekitar lokasi yang terdiri dari pengumpul 74%, pengolah 11%, lapak 9% dan lain-lain
6%.

Pola permukiman yang terjadi di sekitar tempat pembuangan akhir sampah sangat
terkait dengan struktur masyarakat “pengolah sampah" yaitu

1. lapak biasanya akan berada pada tepi jalan utama.

2. pengolah akan berada pada tepi jalan utama atau jalan kampung dengan tetap
memperhatikan kemudahan akses.

3. pemulung berada tersebar di sekitar lapak maupun pengolah dengan tetap


memperhatikan kedekatan dengan lokasi tempat pembuangan akhir sampah.

Selain struktur masyarakat, faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pola


permukiman di sekitar lokasi pembuangan akhir sampah antara lain

1. faktor fisik wilayah seperti topografi dan geologi

2. faktor fisik prasarana lingkungan, berupapembangunan jaringan jalan, listrik,


telepon,sistim drainase dan air bersih

3. faktor non fisik dasar merupakan faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap
pemilihan lokasi tempat tinggal, seperti tingkat pendidikan dan besarnya pendapatan.

Tabel:

Jenis/macam sampah:

1. organik yang dominan dari sampah domistik (DKP) adalah daun pisang, daun pohon-
pohonan perdu dan kulit jeruk, sampah pasar (DPP) adalah daun bawang merah, daun
bawang putih dan daun pisang dan untuk sampah umum adalah daun pisang, daun
pohon-pohonan perdu dan kulit pisang

2. anorganik yang dibuang ke TPA dari ketiga sumber/pengelola pembuangan sampah


yang dominan adalah plastik, kertas, kain, karet, dan gelas

Kandungan Logam Berat pada Sampah Organik

Kandungan logam berat Timbal atau Plumbum (Pb) dari sampah organik yang dibuang
ke TPA "Putri Cempo" Surakarta sebesar 12.34 ppm adalah cukup tinggi.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa jenis sampah anorganik yang dominan adalah
plastik, kertas, kain, karet dan gelas. Sesuai dengan Anonimus (2009), bahwa di
Indonesia komponen sampah organik yang dominan adalah kertas, plastik, logam, karet,
tekstil, dan kaca/gelas. Dari tiga jenis yang paling dominan tersebut (plastik, kertas dan
kain) sangat potensial sebagai pencemar logam Pb.
Gangguan yang tibul akibat keracunan Plumbum (Pb) adalah pada fungsi jaringan dan
metabolisme, mulai dari sintesis Hemoglobin (Hb), ginjal, system syaraf, system
reproduksi dan fungsi paru-paru, sedangkan akibat keracunan Mercury (Hg) dapat
menimbulkan gangguan berupa rusaknya keseimbangan, tidak bisa berkonsentrasi, tuli
dan gangguan seperti kasus Minamata yakni diataranya panas pada anggota badan,
mulut, bibir dan lidah, serta sulit berbicara dan menelan (Sinaga. 2004), merusak sistem
saraf pusat, organ-organ reproduksi, dan sistem kekebalan tubuh.

[Evaluasi Dampak Timbunan Sampah di TPA Pučri Cempo. Berdasarkan standar skala
kualitas lingkungan (Fandeli, 2004), evaluasi penentuan dampak pada setiap parameter
komponen lingkungan dengan hasil sebagai berikut

Parameter komponen geofisik sebagian besar tidak terkena dampak 2 Parameter


struktur dan kesuburan tanah

Komponen geofisik terutama struktur tanah menjadi lebih gembur dan subur.

Komponen biotik, terutama sapi potong jumlah populasinya meningkat dan kesuburan
tanah semakin baik akibat bertambahnya mikroorganisme tanah sampah.

Komponen sosekbudkesmas terutama tingkat pendidikan, mata pencaharian dan


kegiatan ekonomi meningkat tajam.

Analisis Resiko Lingkungan (ARL) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Putri Cempo.

Proses prediksi kemungkinan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan sebagai
akibat dari pembuangan sampah di TPA Sampah Putri Cempo, sebagai berikut:

• Aroma / bau sampah yang tidak sedap. Bau sampah di TPA Sampah Putri Cempo
termasuk Zona Resiko Menengah Kecil, sebab bau sampah menyebar ke seluruh arah
tergantung arah angin dan ketinggian tempat.

[14:43, 12/7/2020] Wahyu Gilang Hermawan: • Air lindi (leachate). Kondisi air lindi di
TPA Sampah Putri Cempo sudah termasuk Zona Resiko Besar, hal ini dikarenakan kondisi
sampah yang overload.

• Debu di TPA Sampah Putri Cempo termasuk Zona

Resiko Menengah, sebab hanya terjadi di musim kemarau dan dapat menyebabkan
gangguan pernapasan, seperti: batuk dan Pilek.

LANJUTAN...

Asap pembakaran sampah di TPA Sampah Putri Cempo terjadi karena adanya orang-
orang yang tidak bertanggung jawab, yang sengaja melakukan pembakaran untuk
mencari logam bekas. Asap pembakaran sampah ini termasuk dalam "Zona Resiko
Menengah". Paparan asap pembakaran tersebut mengganggu sistem pernapasan dan
indra penglihatan warga masyarakat di sekitar TPA Sampah Putri Cempo, terutama
kampung Jengglong dan kampung Sulurejo, Kabupaten Karanganyar.
Kebisingan suara alat berat pengolah sampah. Kebisingan suara alat berat tersebut,
termasuk ke dalam Zona Resiko Kecil. Hal ini dikarenakan 17 Ha lahan TPA Sampah Putri
Cempo hanya ada 3 (tiga) alat berat yang beroperasi dalam mengelola sampah.

KANDUNGAN TIMBAL PADA SAPI Di TPA Putri Cempo Surakarta

MANFAAT PENELITIAN

a. Sebagai masukan bagi pengambil keputusan suatu instansi / institusi dalam


menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemeliharaan sapi potong di TPA sampah
Putri Cempo

b. Sebagai pertimbangan untuk menentukan hubungan yang kuat dalam risiko


pencemaran bahan toksik timbal (Pb) pada sapi potong di TPA Putri Cempo

Sampel

• Teknik pengambilan sampel sampah dan sampel leachate digunakan Random Sampling
( 3 titik dari setiap lokasi), dilakukan dengan selisih jarak 5m karena pembuangan dari
truk pertama dengan kedua dan seterusnya berjarak 5m.

KESIMPULAN

Sampah lama (sampah campur tanah yang dikais sapi ), sampah lama adalah sampah
yang sudah tidak ada hijauannya yang dikais dan dijilat sapi, sampah lama kandungan
timbal (Pb) sampel 3 = 13,98 mg/l, sampel 2 = 14,98, sampel i= 17,09. sampel 1 berarti
dekat dengan terminal pe angan sampah sampel 3 semakin jauh dari terminal sampah.
Kandungan timbal (Pb) semakin dekat dengan terminal pembuangan sampah dan
bercampur tanah TPA, kadar timbal (Pb) semakin tinggi.

SARAN

1. Bagi Dinas Pertanian, Kesehatan, dan pemerintah

kota untuk memberi penjelasan dan penyuluhan kepada peternak di TPA sampah Putri
Cempo, bagaimana cara menjual sapi yang makan dan minumnya di area sampah, untuk
dijual menjadi bahan pangan yang sehat, mengawasi cara penjualan sapi agar dilakukan
pengurangan kandungan logam dengan cara eliminasi (dikandangkan dan diberi makan
rumput ) dalam waktu minimal go hari. Menjual sapi tidak terlalu tua karena kalau sudah
berumur tua mempunyai risiko dalam tubuh sapi mengandung timbal (Pb) konsentrasi
tinggi

Anda mungkin juga menyukai