Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

TPA (TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR)

DI AIA DINGIN

Oleh

1. RIJZAN AKBAR (1610941010)


2. RANI NURLIA SARI (1610942009)
3. PUTRI FERENCIA (1610943020)
4. WENTYZA RIFATILHILMI A (1610943026)
5. ZAGITA AA (1610943027)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAN

PADANG

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah merupakan buangan padat dan setengah padat yang dihasilkan dari
aktivitas manusia dan hewan yang tidak disukai dan tidak berguna.
(Tchobanoglous, 1993). Sampah merupakan masalah yang rumit untuk dipecahkan.
Timbulan sampah yang tidak ditangani dengan baik akan berdampak bagi
lingkungan, terutama bagi kesehatan manusia.
Disisi lain, pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh dinas terkait hanya
berfokus pada pengumpulan dan pengangkutan ke Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) tanpa melalui pengolahan tertentu. Kebanyakan TPA bermasalah terhadap
lingkungan hidup, misalnya TPA tidak dilapisi oleh lapisan kedap air, tidak ada
pengolahan air lindi, dan masih diizinkannya praktik open dumping dan open
burning. Sehingga menyebabkan banyak permasalahan seperti pencemaran air lindi ke
air tanah, bau busuk dan pencemaran udara.Pengolahan sampah adalah perlakuan
terhadap sampah yang bertujuan memperkecil atau menghilangkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Dalam ilmu kesehatan lingkungan,
suatu pengolahan sampah dianggap baik jika sampah yang diolah tidak menjadi
tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta tidak menjadi perantara
penyebarluasan suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah tidak
mencemari udara, air, atau tanah, tidak menimbulkan bau, dan tidak menimbulkan
kebakaran (Azwar,1990)
Pada saat ini,TPA menjadi salah satu unsur lingkungan yang sangat penting.
Dimana-mana disetiap sudut kota dihasilkannya sampah sebagai produk samping
dari setiap aktivitas manusia. Maka dari itu, keberadaan dan kualitas TPA sangat
membutuhkan perhatian khusus baik dari pemerintah maupun dari masyarakat
sendiri.
Himpunan Mahasiwa Teknik Lingkungan (HMTL) sebagai salah satu
organisasi perkumpulan mahasiswa yang bergerak dibidang lingkungan
bekerjasama dengan dosen menggambar rekayasa yaitu bapak Rizki Aziz,M.T
,melakukan kunjungan lapangan ke TPA Air Dingin bersama mahasiswa Teknik
Lingkungan’16 yang bertujuan untuk lebih memahami mengenai langkah-langkah
pengolahan sampah di TPA, fasilitas-fasilitas apa saja yang ada di TPA, dan
merupakan salah satu cara penerapan secara langsung terhadap teori-teori yang
didapatkan selama pembelajaran diperkuliahan menggambar rekayasa dan
pengantar teknik lingkungan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari kunjungan lapangan yang merupakan salah satu agenda wajib
tahunan mata kuliah Menggambar rekayasa ini adalah mengetahui pengelolaan
sampah di TPA Air Dingin Kota Padang dan membandingkan teknis di lapangan
dengan teori yang didapatkan selama pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

1. KONDISI EKSISTING

Berdasarkan kunjungan lapangan yang telah dilakukan, penulis akan


membahas kondisi eksisting pada Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di kota
Padang. Salah satu TPA di kota Padang yaitu TPA Air Dingin. TPA Air Dingin
terletak di Kelurahan Air Dingin dan Kelurahan Baringin Kecamatan Koto Tangah
Kota Padang, dan dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang. Lokasi TPA
Air Dingin ini mempunyai luas 33,3 Ha dan mulai dioperasikan semenjak tahun
1989 dengan system pengoperasian yang dilakukan adalah open dumping. Pada
tahun 1993 pengoperasian yang dilakukan berubah yaitu menerapkan
system sanitary landfill. Sistem sanitary landfill ini direncanakan akan beroperasi
sampai dengan tahun 2015. Saat ini TPA Air Dingin Kota Padang melakukan
pengolahan secara sanitary landfill.

Jarak lokasi TPA Air Dingin dengan pusat Kota Padang adalah 18 km. Di
sebelah selatan dari lokasi TPA terdapat Sungai Batang Air Dingin dan sebelah
barat dari lokasi TPA terdapat sungai Batang Kandis sebagai badan air penerima
aliran Sungai Balik yang berjarak hanya 30 m dari timbunan sampah. Daerah
pemukiman (Kelurahan Air Dingin) berada  km arah lokasi TPA. Pada radius ini
terdapat SD, SMP, dan Puskesmas Perawatan Air Dingin yang berada di kiri dan
kanan ruas jalan utama sebelum memasuki lahan tempat lokasi TPA berada.

Adapun batas-batas lokasi TPA Air Dingin Kota Padang :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Balik, lading penduduk, dan Bukit
Barisan.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun/lading/sawah, jalan ke lokasi TPA,


dan pemukiman penduduk.
 Sebelah Barat berbatasan dengan kebun campuran dan beberapa pemukiman
penduduk.

Sebelah Timur berbatasan dengan ladang, pemukiman penduduk, dan Bukit


Barisan.

Pada awal penulis memasuki area, dari kejauhan swkitar 100m dari lokasi
TPA mulai tercium aroma tak sedap dari TPA. Kemudian penulis langsung
memasuki area TPA. Area pertama yang menjadi titik perkumpulan adalah pada
pos yang mana tepat didepannya terdapat jembatan timbang. Selain itu dapat dilihat
pula disamping gerbang terdapat rumah kompos. Setelah dari titik kumpul, penulis
langsung menuju kedalam lokasi TPA air dingin.

2. HASIL PENGAMATAN

Sejak awal masuk kami langsung menjumpai jembatan timbang yang


berfungsi untuk menimbang truk beserta sampah yang masuk ke TPA. Tepat di
depan jembatan timbang terdapat pos jaga yang berfungsi untuk menjaga dan
mengawasi truk yang masuk ke TPA terutama pada malam hari. Selain itu ada pula
bangunan rumah kompos yang pastinya berfungsi sebagai mengolah sampah
organik untuk dijadikan pupuk kompos. Pupuk kompos ini nantinya bisa digunakan
oleh masyarakat sekitar tetapi pupuk ini tidak untuk diperjualbelikan. Tepat
disamping pos jaga terdapat bangunan garasi yang berguna untuk tempat parkir alat
berat.

Ruang administrasi terletak disebelah kiri dari pintu masuk TPA. Ruang
administrasi ini berfungsi untuk memantau dan mendata truk beserta sampah yang
masuk tiap harinya. Di samping ruang administrasi terdapat bangunan hanggar.
Bangunan hanggar berfungsi untuk tempat penampungan gas metana.

Sekitar 100 m dari gerbang utama, terdapat pipa gas metana yang disengaja
diletakkan lebih tinggi agar menghindari tekanan dari truck sampah yang lewat.
Pipa gas metana tersebut memiliki fungsi untuk menyalurkan gas metana ke dari
hasil pengolahan sampah menuju hanggar. Akan tetapi pipa ini belum berfungsi
dengan baik. TPA Aia Dingin memiliki 4 zona yaitu zona A,B,C, dan D, dimana
zona aktif yaitu zona B dan D, sedangkan zona A dan C merupakan zona yang tidak
aktif. Tidak jauh dari setiap zona terdapat sumur pemantau yang memiliki diameter
lebih kurang 1m serta berfungsi sebagai tempat pemantau pencemaran air disekitar
TPA. Sumur pemantau memiliki kedalam lebih kurang 2 meter dari permukaan
tanah TPA dan penempatan sumur pemantau.

TPA Aia Dingin juga memiliki kolam lindi. Kolam lindi ini berfungsi untuk
mengumpulkan air lindi yang berasal dari pengolahan sampah di setiap zona.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil kunjungan lapangan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulakn
bahwa :

1. TPA Aia Dingin ini berlokasi 17 KM dari pusat kota dan memiliki luas 33.3
hektar dengan kawasan yang aktif terpakai yaitu 17 hektar.
2. TPA Aia Dingin memiliki 2 zona yang masih aktif dari total 4 zona yang
dimiliki.
3. Metode yang dilakukan di TPA Aia Dingin yaitu Sanitary Landfill.
4. TPA ini melakukan pengolahan air lindi dan gas metana sehingga hasilnya
dapat digunakan lagi.

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan dari hasil kunjungan ke TPA Aia Dingin agar
TPA Aia Dingin dapat lebih baik kedepannya yaitu :

1. Jalan operasional di TPA Aia Dingin seharusnya diperbaiki agar akses nya
lebih mudah.
2. TPA Aia Dingin sebaiknya diberi pagar agar hewan ternak tidak masuk ke
kawasan TPA.
3. Sebaiknya dilakukan pemindahan lokasi bak lindi agar sampah dari zoda D
tidak jatuh ke bak lindi.
4. Alat-alat pengomposan seharusnya dilengkapi agar proses nya dapat
berjalan dengan baik dan cepat.

Anda mungkin juga menyukai