Anda di halaman 1dari 18

Tugas Mata Kuliah

Pengendalian Pencemaran

“Resume Kunjungan ke TPA


Regional Blang Bintang
Kab. Aceh Besar”

Hafni Putri Indriani Indra

NPM. 1904203010018

MAGISTER TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Darussalam – Banda Aceh
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Resume ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga resume ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun bahan bacaan bagi kita
semua dalam memahami dan dapat menjelaskan tentang Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) yang ada di Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar, dalam mata kuliah
Pengendalian Pencemaran pada Magister Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala.
Harapan saya semoga resume ini dapat membantu menambah pengetahuan
bagi para pembaca dan tentunya bagi saya sendiri, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi dari resume singkat ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Resume ini masih banyak kekurangan karena landasan ilmu pengetahuan
yang saya miliki masih sangat kurang dalam hal pemahaman Lingkungan. Oleh
kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, Maret 2020

Penulis

RESUME
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses atau kegiatan. Sampah adalah bahan baik padat maupun cairan yang
tidak dipergunakan lagi dan dibuang.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat untuk menimbun


sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah. TPA dapat berbentuk
tempat pembuangan dalam (dimana pembuang sampah membawa sampah di
tempat produksi) begitupun tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) merupakan cara yang paling umum untuk limbah
buangan terorganisir.

TPA merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk membuang


sampah yang dimulai dari pertamakali sampah dihasilkan, dikumpulkan,diangkut,
dikelola dan dibuang. TPA adalah tempat pengumpulan sampah yang merupakan
lokasi yang harus terisolir secara baik sehingga tidak menyebabkan pengaruh
negatif pada lingkungan sekitar TPA.

Penentuan lokasi TPA harus mempertimbangkan potensi lahan yang


terdapat diwilayah yang baru dengan mengenali karakteristik lahan tersebut secara
fisik. Lokasi tempat penampungan akhir harus jauh dari pemukiman masyarakat,
agar tidak menggagu keberlangsungan hidup masyarakat lainnya. Hal ini
disebabkan karena sampah mengandung zat-zat atau bahan-bahan yang berbahaya
ataupun tidak diinginkan lagi. Sampah juga dapat menimbulkan bau yang tidak
sedap dan akan mengganggu pencemaran lingkungan sekitar.

Di provinsi Aceh tepatnya di Kota Banda Aceh Terdapat beberapa Tempat


Pembuangan Akhir (TPA) yang digunakan oleh masyarakat aceh sebagai tempat
pembuangan akhir sampah domestik, diantaranya adalah TPA yang terletak di
Gampong Jawa Kota Banda Aceh dan yang kedua terletak di Kabupaten Aceh Besar
tepatnya di daerah Blang Bintang. TPA Blang Bintang Ini digunakan karena TPA
yang ada di Gampong Jawa di Kota Banda Aceh semakin penuh. Pembangunan
dilakukan mulai tahun 2007 sampai dengan 2013.Tahun 2013 TPA dengan luas 206
Ha tersebut mulai dioperasikan untuk menampung sampah yang berasal dari
Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, akan tetapi luas lahan yang sudah
terpakai untuk instalasi fisik 45 ha dan di sekitaran lahan dikelilingin oleh grindel
(pohon-pohon yang ditanam) untuk menyerap CO2 agar tidak menyebar ke area luar
lahan landfill.

Gambar 1. Kantor Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Blang Bintang

Sistem pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional


Blang Bintang dengan menggunakan sistem sanitary lanfill. Di TPA Regional
Blang Bintang ini menampung sampah-sampah yang berasal dari Kota Banda Aceh
dan Kabupaten Aceh Besar. Kapasitas sampah perharinya yang di tampung sebesar
250 ton (180 ton dari Kota Banda Aceh dan 70 ton dari Kabupaten Aceh Besar).
Bagunan utama yang ada di TPA Regional Blang bintang terdiri atas :
1. Kantor Administrasi
2. Pos Security
3. Jembatan Timbangan (rumah timbangan)
4. Gedung BBM
5. Workshop
6. Gedung LTP (leachate treatment plant)
Gambar 2. Bagian-bagian lokasi Tempat Penampungan Akhir (TPA)

Gambar 3. TPA Regional Terpadu Sanitary Lanfill Blang Bintang


1. Jembatan Timbangan (rumah timbangan)

Sampah yang masuk ke TPA blang bintang berasal dari Kabupaten Aceh Besar
dan kota Banda Aceh Dengan tonase per hari dari Aceh Besar kurang lebih 70
ton/hari dan dari kota Banda Aceh kurang lebih 180 ton/hari, jadi total sampah yang
masuk ke TPA setiap harinya ± 250 ton/hari menggunakan truk. Sampah yang
masuk ke TPA terlebih daluhu ditimbang untuk mengatahui berapa kaspasitas yang
masuk perharinya dan sebagai kontrol data bagi TPA sendiri. Dimana sampah
tersebut langsung dibawa ketemapat penumpukan tanpa terlebih dahulu dilakukan
pemilihan/penyortiran atas jenis sampah yang ada.

Sampah yang diangkut oleh mobil sampah membayar retribusi sebesar Rp.
13.000,-/ton sampah persekali angkut. Biasanya truk sampah berukuran besar dapat
memuat 8 ton sampah, truk sampah berukuran kecil memuat 4 ton sampah.

Gambar 4. Jembatan Timbangan

2. Gudang Penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM)


Gudang tempat penyimpanan bahan bakar minyak berfungsi untuk
menyimapan bahan bakar yang digunakan untuk truk dan eksavator untuk
mengangkut/ memindahkan sampah ke lanfill, maupun tangki air untuk
mengangkut air keperluan sehari-hari kegiatan di TPA maupun untuk menyiram
tanaman yang ada disekitar lahan TPA . Bahan bakar juga digunakan untuk
menghidupkan mesin-mesin kontrol untuk pengolahan air buangan (lindi).
Gambar 5. Gudang Penyimpanan BBM

3. Lahan Parkir

Pada Gambar 6 dapat dilihat lokasi tempat parkir truk/ angkutan maupun alat
berat yang tidak digunakan ataupun belum dipergunakan. TPA Regional Blang
Bintang memiliki fasilitas kendaraan operasional sebagai berikut :
1. 2 unit truk tangki air
2. 1 unit dozer
3. 1 unit excavator
4. 1 unit truk amroll
5. 1 unit scondary truk
6. 7 unit truk lanshare
Gambar 6. Lahan Parkir

4. Workshop TPA
Workshop merupakan tempat untuk memperbaiki/ menyimpan peralatan-
peralatan yang dipergunakan dalam suatu kegiatan. Pada workshop terdapat 2 buah
mobil tangki air yang sedang parkir, karena mobil tersebut tidak sedang
beroperasi.mobil ini digunakan untuk menyiram jalan agar tidak berdebu,
menyiram tanaman dan untuk kebutuhan lainnya.

Gambar 7. Workshop TPA


5. Tempat Penimbunan Sampah (Lanfill)

TPA Blang Bintang mengubah sistem operasional dari open dumping menjadi
sanitary landfill. Skema sanitary landfill merupakan lahan urug yang telah
memperhatikan aspek sanitasi lingkungan. Pada bagian dasar landfill dibuat lapisan
“liner” agar air lindi atau (leachet) tidak meresap masuk ke dalam tanah. Adapun
lapisan material yang di buat pada landfill terdiri dari yaitu :
a. Pada lapisan paling bawah berupa tanah liat yang dipadatkan (compacted clay)
b. Pada lapisan kedua setalah di lakukan compacted clay terdapat lapisan geo-
membaran dan geo-textile

c. Lapisan ketiga (Di atas lapisan geo-membran dan geotextile) disebarkan batu-
batu kecil atau kerikil.

Gambar 8. Lubang landfill yang belum terpakai


Berikut adalah gambar dari lahan lanfill yang sedang dipersipkan (belum
terpakai), sebelum dipakai terlebih dahulu tanah dipersiapkan/ dikeruk dengan
kedalaman 7 meter, kemudian lahan dilapisi dengan geo membran yang berfungsi
sebagai pelapis untuk menghambat cairan sampah (lindi) keluar dari lubang lanfill
sehingga dapat mencemari tanah disekitar lanfill.
Air lindi merupakan suatu cairan yang dihasilkan dari air hujan pada
timbunan tanah. Cairan ini sangat berbahaya karena mengandung konsentrasi
senyawa organik maupun senyawa anorganik tinggi, yang terbentuk dalam lanfill
akibat adanya air hujan yang masuk kedalamnya. Setelah lapisan geo-membran
dan geo-textil kemudian diletakkan pipa sebagai tempat mengalirnya air lindi dan
kemudian dialirkan ke bak kontrol, kemudian pasir, tanah, kerikil dengan,
kemudian lahan sudah dapat dipergunakan untuk menampung sampah.

Pada gambar dapat dilihat sampah yang diangkut oleh truk sampah,
dipindahkan lagi oleh excavator untuk dimasukkan kedalam lubang lanfill, sampah
dipindahkan dari pinggir-pinggir lubang dan dimasukkan kedalam lubang,
kemudian sampah dipadatkan agar dapat menampung sampah yang lebih banyak
lagi. Setelah sampah dipadatkan akan ditebarkan tanah diatas tumpukan sampah
untuk menetralisis bau yang keluar dari sampah, tanah yang disebarkan dengan
ketebalan 2,5 cm, setelah padat kemudian dimasukkan lagi sampah seperti semula
dan dilakukan lagi penebaran tanah secara berulang ulang, sampai lubang lanfill
penuh dan padat.
Gambar 9. Unit yang sedang beroperasi memasukkan sampah ke lanfill

Gambar 10. Lanfill yang sudah penuh terisi dengan sampah dan telah ditimbun
dengan tanah

Pada gambar 10 dapat dilihat pipa-pipa yang berwarna putih yang berdiri
tegak diatas lanfill, pipa ini diletakkan bukan tanpa sengaja. Pipa ini mempunyai
fugsi sebagai menyalir udara yang ada dibawah lanfill agar bisa keluar keudara.
Sampah yang ada didalam lanfill mengandung gas, jadi harus dikeluarkan keudara.
6. Leachate Treatment Plant (LTP)
Rumah Kendali tempat proses pengolahan air sampah (lindi), terdapat ruang
kontrol yang berisikan peralatan untuk mengontrol proses pengolahan air sampah
(lindi), petugas yang mengendaliakan ruang kendali berjumlah 2 (dua) orang secara
bergantian.

Gambar 11. Rumah kendali Leachate Treatment Plant (LTP)

7. Bak Pengolahan Air Sampah (lindi)


Disini air sampah (lindi) diolah atau diproses dengan prosedur yang ada,
dengan menggunakan bahan-bahan yang mengandung disinfektan dan bahan-bahan
lainnya sebelum air dilepaskan kebadan sungai. Air sampah yang ada didalam bak/
kolam pengolahan diolah sedemikian rupa dengan beberapa tahapan, air yang
keluar harus sesuai dengan baku mutu air lingkungan hidup, agar tidak mencemari
lingkungan hidup disekitar.

Tahap pengolahan lindi di TPA Blang Bintang:


1. Buffer pond
Kolam penampungan air lindi. Kolam ini berfungsi untuk menampung Air lindi
yang keluar dari TPA Blang Bintang melalui pipa yang ditanam dalam landfill
masuk kedalam kolam pengendapan/kolam penampung yang terdapat sebanyak
13 unit dimana kolam tersebut berguna berguna untuk mengendapkan material
yang terbawa dalam air lindi, kemudian air lindi masuk dalam penampungan
awal yang telah didesain dengan memberikan geomembran berupa plastik hitam
dengan ketebalan tertentu dan gosteskstil pada bagian lapisan atasnya, bukan
hanya air lindi saja yang masuk di kolam penampung awal ada juga air hujan
ikut masuk dan bercamcur dengan air lindi

Gambar 12. Bak Kontrol yang ada di TPA Blang Bintang

Bak penampung lindi dilapisi dengan lapisan membran agar air sampah
tersebut tidak mencemari tanah yang ada disekitar bak penampung tersebut, hal ini
dikarenakan oleh air sampah sangat tidak baik untuk tanah kerena mengandung
konsentrasi senyawa organik dan anorganik tinggi maupun logam berat yang telah
terkontaminasi dengan sampah buangan (limbah). Bak penampung ini juga
dikontrol setiap harinya, apalagi pada saat musim hujan agar cairan yang ada di bak
penampungan ini tidak sampai meluap keluar ke tanah. Selanjutnya air sampah
(lindi) ini di alirkan ke Leachate Treatment Plant (LTP) untuk diolah sebelum
dilepaskan ke badan air.
Gambar 13. Bak penampungan air sampah (lindi) sementara

2. Wastewater stabilization pond


Kolam pengolahan utama air lindi, dimana mikroorganisme berperan dalam
proses menghilangkan/mengurangi bahan-bahan pencemar pada air lindi.
Mikroorganisme menggunakan bahan pencemar organik sebagai bahan baku
untuk proses metabolisme, dimana bahan pencemar organik tersebut akan
terserap ke dalam tubuh mikroorganisme sehingga kandungan bahan pencemar
pada air akan berkurang.
Kolam stabilisasi yang digunakan terdiri dari tiga tahap:
• Anaerobic tank (bak anaerob) berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi
kandungan bahan pencemar organik (BOD dan COD). Proses pengolahan pada
kolam anaerob melibatkan mikroorganisme yang hidup dalam kondisi tanpa
oksigen (anaerobic). Kondisi anaerob pada kolam terbentuk di bagian dasar
kolam akibat mengendapnya partikel-partikel pembawa zat pencemar yang
lama-kelamaan menumpuk dan membentuk lapisan lumpur (sludge) sebagai
tempat berkembangnya bakteri anaerob.
• Anoxic tank (bak anoxic) berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi
kandungan nitrogen melalui proses denitirifikasi (konversi nitrat menjadi gas
oksigen). Pada kolam fakultatif digunakan 3-unit mixer.
• Aeration tank (bak aerasi) berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi
kandungan nitrogen melalui proses nitirifikasi (konversi ammonia menjadi
nitrat). Proses nitrifikasi berlangsung dalam kondisi aerob (mikroorganisme
yang bekerja memerlukan oksigen), sehingga pada bak aerasi digunakan 3-unit
aerator untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut pada air lindi.
3. Clarifier
berfungsi untuk mengurangi kadar partikel terlarut (solids) dalam air melalui
mekanisme pengendapan agar air terlihat lebih jernih. Sel-sel mikroorganisme
yang telah tumbuh membesar akibat proses metabolisme di kolam stabilisasi
akan mengendap di dasar clarifier dan membentuk endapan lumpur (sludge), dan
air di bagian atas clarifier akan berkurang kekeruhannya.
4. Thickener
berfungsi untuk pengolahan lumpur (sludge) yang dihasilkan dari clarifer. Pada
thickener lumpur yang masih cair akan diendapkan lagi sehingga lumpur
menjadi lebih padat dan terkumpul di bagian bawah, sementara air yang tersisa
akan terkumpul di bagian atas dan dikembalikan ke kolam stabilisasi. Lumpur
yang sudah padat dapat dibuang atau diproses lebih lanjut.
5. Reed bed
lahan basah buatan yang dibuat dengan memanfaatkan proses alamiah yang
melibatkan tumbuhan, tanah dan kumpulan mikroba yang saling berhubungan
untuk membantu pengolahan air limbah. Reed bed berfungsi sebagai proses
pengolahan lanjutan untuk menghilangkan/mengurangi kandungan berbagai zat
pencemar seperti pencemar organik, partikel/padatan, nutrient, pathogen dan
logam.
Gambar. 13 Bak/ kolam pengolahan air sampah (lindi)
8. Komposting
Pada TPA Regional Blang Bintang dilakukan juga proses komposting untuk
memanfaatkan bahan sampah yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk
membuat kompos.proses komposting ini baru dilakukan di TPA ini sekitar 6 (enam)
bulan. Adapun tahapan komposting yang dilakukan sebagai berikut:
1. Bahan baku berasal dari lanfill, dilakukan pengecilan ukuran (size
reduction) sampah dengan cara dirajang secara manual dengan
menggunakan parang.
2. Mencampurkan bahan dengan arang, sekam/ serbuk gergaji dengan
perbandingan 1 : 1
3. Kemudian ditutup dengan terpal dan disiram dengan air 2 hari sekali,
kemudian dibuka dan ditutup serta di aduk-aduk secara berkala agar udara
dapat masuk kedalam proses komposting.
4. Proses berlangsung selama 1 (satu) bulan sampai menjadi kompos.

Gambar 14. Komposting yang ada di TPA Regional Blang Bintang


Gambar 15. Foto bersama dengan staf/ petugas TPA Blang Bintang

Anda mungkin juga menyukai