Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

FIELD TRIP KE TPA GAMPONG JAWA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Pengelolaan Sampah

Dosen Pengampu : Yeggi Darnas, S.T., M.T.

Disusun oleh:

1. Arivandi rovianda (210702060)

Prodi Teknik Lingkungan

Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Ar—Raniry

Banda Aceh

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas berkat dan
Rahmat,karunia serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan field trip ke TPA Gampong Jawa.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi perjalanan field trip penulis
ke TPA Gampong Jawa yang diselenggarakan dalam rangka menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai kondisi dan operasional TPA di lapangan
pada mata kuliah Praktikum Pengelolaan Sampah. Dalam penulisan laporan ini,
penulis mengharapkan laporan ini akan menambah wawasan bagi yang
membacanya.

Penulis mengetahui bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik, saran, serta perbaikan dari para pembaca
agar laporan ini akan menjadi lebih baik kedepannya.
LAPORAN

1. TPA (Tempat Pengolahan Akhir) Gampong Jawa, kota Banda Aceh

TPA Gampong Jawa dibangun oleh UNDP (United Nations Development


Programme) atau Program Pembangunan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
dalam rangka bantuan dampak bencana Gempa dan Tsunami Samudera Hindia
2004. Desain dari TPA ini diprakarsai oleh UNDP, akan tetapi tidak melibatkan
masyarakat dan aparat daerah setempat. Pembangunan TPA ini dimulai dari tahun
2008 dan diresmikan pada tahun 2009. Lokasi TPA ini berada di Gampong Jawa,
kecamatan Kutaraja, kota Banda Aceh. TPA ini sudah beroperasi selama 13 tahun
sejak 2009 hingga 2022 tanpa ada kendala dan kecelakaan sehingga sudah
beberapa kali mendapatkan penghargaan Adipura dari pemerintah.

Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008, TPA berubah dari Tempat Pembuangan


Akhir menjadi Tempat Pemrosesan Akhir. TPA Gampong Jawa yang awalnya
berfungsi sebagai tempat pembuangan yang bersifat Open Dumping (pembuangan
secara terbuka) menjadi Sanitary Landfill (penutupan sampah menggunakan tanah
selama sehari sekali) dan Control Landfill (penutupan sampah menggunakan
tanah selama seminggu sekali) karena ketinggian sampah di TPA yang sudah
mencapai 35 meter diatas permukaan laut (mencapai batas sesuai UU no. 18
Tahun 2008) dan tak memungkinkan lagi untuk ditimbun. TPA Gampong Jawa
sifatnya hanya mengolah sampah sisa sehingga sampah utama akan dibawa ke
TPA regional yang berlokasi di Blang Bintang.

Komponen penyusun yang ada di TPA Gampong Jawa ada beberapa


macam,yaitu pos jaga dan security, jembatan timbang dan gedung checker, sumur
dan kolam pantau, saluran air hujan, saluran dan kolam air lindi, saluran gas
metan, doorsmeer, bengkel dan workshop, serta mesin shredder. Unit
pengumpulan dibagi menjadi 2, yaitu zonasi yang mengambil dari seluruh daerah
kota Banda Aceh dan sekitarnya, serta pengumpulan ke TPA regional. Untuk
pengantaran ke TPA regional, ada 6 unit truk yang berkapasitas mulai 10 hingga
15 ton. Sampah yang masuk per hari ke TPA Gampong Jawa berkisar di angka
140 ton, namun keadaan lapangan melebihi perkiraan hingga mencapai kisaran
300 ton per hari,terutama saat di bulan Ramadhan serta dua hari raya Ied (Idul
Fitri dan Adha).

Jam kerja di TPA ini mulai dari jam 6 pagi hingga jam 10 malam. Ada 3
operator penting yang bekerja di TPA ini, dan setiap pekerja dibagi menjadi 5
shift, dimana setiap 1 shift dilakukan setiap 4 jam dan 1 orang pekerja mendapat
jatah 2 kali shift. Shift pertama mulai dari jam 6 hingga 10 pagi, shift kedua jam
10 pagi hingga 2 siang, shift ketiga jam 2 siang hingga 6 sore, shift keempat jam 6
sore hinnga 8 malam, dan shift kelima dari jam 8 hingga 10 malam. TPA ini juga
berisi beberapa perusahaan pengumpul sampah swasta yang harus membayar 50
rupiah per kilogram sampah yang dibawa masuk. Kendaraan yang masuk ke TPA
melalui pos penjagaan lalu menuju jembatan timbang dan pos checker. Kendaraan
ditimbang berat kotornya dan datanya dimasukkan ke Excel sehingga akan
terhitung secara otomatis. Sampah lalu dibawa dan dibuang ke WCP (Waste
Central Point) yang merupakan titik pusat pembuangan dan diolah dengan 2 unit
Excavator namun 1 Excavator rusak sehingga hanya 1 yang masih berfungsi.
Pemulung juga berada di WCP untuk memilah sampah agar dapat dijual kembali.
WCP menggunakan 2 sistem pemilahan yaitu pemilahan sampah yang akan
dibawa ke TPA regional dan pemilahan sampah yang masih bernilai harga jual
yang tidak diambil oleh pemulung. Kedua jenis pemilahan tadi akan melewati
jembatan timbang sekali lagi untuk menghitung berat bersih.

Air lindi dari tumpukan sampah akan megalir ke kolam lindi melalui 2 jalur
yaitu jalur bawah tanah berupa pipa horizontal yang terletak di dasar pondasi TPA
yamg memiliki lapisan plastik PVC yang sama dengan kolam lindi serta melalui
jalur atas yang menggunakan selokan. Gas metan yang dihasilkan sampah
dialirkan melalui pipa vertical menuju ITF (Intermediate Treatment Facility).
Kolam dan sumur pemantau digunakan untuk mengecek kebocoran air lindi,
namun sejauh ini belum ada laporan mengenai kebocoran air lindi. Di kolam air
lindi terdapat mesin yang akan memutar oksigen dan air yang ada di dalam kolam
untuk mempercepat penjernihan air lindi.

Doorsmeer berfungsi sebagai pembersihan truk yang akan digunakan dalam


mengangkut sampah baik sebelum muapun sesudah pengantaran. Bengkel tersedia
di TPA ini untuk memperbaiki truk yang rusak karena tidak boleh ada alat
pengangkut yang rusak di TPA ini. Satu unit truk rusak, maka sampah akan
tertahan di TPA ini selama 1 minggu. Mesin shredding adalah alat bantuan yang
berasal dari Jerman namun belum banyak tersedia di seluruh TPA di Indonesia
sehingga TPA Banda Aceh merupakan salah satu TPA yang beruntung karena di
suplai oleh Uni Eropa. Mesin Shredder digunakan dalam mengolah dan
mencincang ranting serta bahan organic kering lainnya menjadi lebih halus
sehingga memudahkan dalam pembuatan kompos dan pengolahan lanjutan.
Kondisi mesin ini saat ini rusak dan tak dapat digunakan akibat harga spare part
yang mahal dan lokasi pengambilan spare part yang jauh yaitu ke Jerman.

2. ITF (Intermediate Treatment Faciity)

ITF adalah fasilitas yang digunakan dalam menghasilkan listrik dari energi
hidrolisis yang berasal dari gas metan sampah organik. TPA Gampong Jawa
memiliki 14 unit hidrolisis namun tidak berjalan karena sampah organic yang
dihasilkan tidak mencukupi bak hidrolisis tepat waktu. Ruangan hidrolisis ini
akhirnya digunakan sebagai tempat pembuatan kompos. Salah satu ruangan
hidrolisis memiliki mesin compressor untuk mengolah gas-gas hidrolisis ini
ataupun mempercepat pembuatan kompos.

ITF juga memiliki fasilitas untuk mengolah sampah organic dan plastik
menjadi minyak yang setara dengan premium atau pertalite, minyak tanah,ataupun
solar namun masih belum bisa digunakan pada kendaraan. Alat yang digunakan
dan minyak yang dihasilkan bisa dikatakan kurang efektif. Alat yang digunakan
menyerap banyak solar hingga berliter-liter serta memerlukan waktu yang lama.
Minyak yang dihasilkan tidak sebanding dengan minyak yang digunakan dalam
prosesnya, yaitu tidak sampai 1 liter. Minyak yang dihasilkan pun berbau plastic
dan berwarna coklat sehingga masih kurang cocok jika digunakan untuk
kendaraan bermotor sebagai BBM.

3. IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)

IPLT berguna untuk mengolah tinja yang sudah tidak terpakai untuk
menghasilkan kompos maupun energi berupa biogas berbentuk metan. Sistem
pengolahan tinja di TPA Gampong Jawa berupa system terbuka sumbangan dari
pihak Jepang dan tertutup yang merupakan sumbangan dari pihak UNICEF.
Sistem terbuka menggunakan model penjemuran dengan beberapa kolam terbuka
dengan kapasitas 30 m2 per hari. Sistem terbuka tidak dimanfaatkan lagi karena
kurang efektif, banyak gas terbuang, serta biaya operasional dan perawatan yang
besar.

Sistem tertutup lebih dimanfaatkan karena menggunakan biaya lang lebih


kecil, gas tersalurkan lebih baik, serta sangat efektif sehingga dapat memenuhi
kebutuhan gas para pekerja TPA dan 120 hingga 210 rumah yang ada di
Gampong Jawa. Ada 7 tahap dalam pemrosesan lumpur tinja dengan proses
tertutup, yaitu receiving point yang merupakan temat pertemuan pertama yang
memiliki saringan untuk menyaring lumpur tinja sebelum dipisahkan pada proses
selanjutnya. Biodigester merupakan saluran pemisahan pertama untuk
menampung gas, sementara Stabilizer Reactor berfungsi menampung lumpur dan
airnya mengakir ke Anaerobic Reactor. Lumpur yang tersaring lalu dijemur di
Sludge Drying Bed. Anaerobic Reactor menampung air dari Stabilizer Reactor
lalu disaring dan diakirkan ke 2 kolam yang berbeda untuk diolah dengan bantuan
tanaman. Gas yang dihasilkan dari Biodigester dapat digunakan untuk memasak
dengan syarat harus dipancing terlebih dahulu agar apinya menyala setelah gas
dibuka. Gas ini memiliki beberapa kelemahan seperti tidak bisa menyalakan api
dengan cara dipetik dan gas ini memiliki kandungan H2O didalamnya sehingga
bukan 100% gas murni seperti elpiji dan menyebabkan efek samping berupa
perkaratan pada besi kompor.
4. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Sistem IPAL yang ada di TPA Gampong Jawa sudah mulai dibangun namun
mangkrak akibat kurangnya perluasan lahan dan konflik sengketa tanah yang
merupakan makam ulama aceh pada masa kerajaan, namun sekarang masalah
tersebut sudah diselesaikan oleh kedua belah pihak dan mencapai kesepakatan.
IPAL ini rencananya mulai dibangun kembali setelah pemindahan kuburan ulama
aceh tersebut bersamaan dengan perluasan tanah TPAGampong Jawa.
LAMPIRAN

1. FOTO

No. Gambar Keterangan


1

Pengukuran berat truk di pos checker

Pos jaga (Security)

Gedung checker

Jembatan timbang.

Sumur pantau
6

Mesin shredder

WCP (Waste Central Point) dengan


Excavator

Tabel pencatatan berat sampah

Kompos yang telah diolah

10

Rumah generator hidrolisis

11

Mesin kompresor hidrolisis


12

Ruangan hidrolisis dan pembusukan


kompos

13

Mesin pengolah sampah menjadi


minyak

14

Kolam IPLT terbuka

15

Gambar system IPLT tertutup

16

Penyalaan biogas
17

Sludge Drying Bed system IPLT


tertutup

18

Alat pengupas sabut kelapa

19

Alat pengolah plastic sebelum


pembakaran

20

Alat pembakaran plastik

Anda mungkin juga menyukai