Anda di halaman 1dari 11

Desain Perangkat Penangkap Gas Metan Pada Landfill Di TPA

Supit Urang Untuk Bahan Bakar Generator Listrik

Oleh :

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2012

A.

LATAR BELAKANG MASALAH


Dewasa ini pemanfaatan energi alternatif sangat gencar di sosialisasikan oleh
berbagai pihak, tidak terkecuali pemanfaatan gas metan yang dihasilkan oleh sampah
yang berada di landfill, yang juga merupakan salah satu temuan baru dalam hal
pemanfaatan energi alternatif khususnya di Indonesia, di negara negara maju energi
alternatif seperti gas metan yang dihasilkan dari sampah landfill sudah dimanfaatkan
untuk pembangkit tenaga listrik.
Gas metan yang berasal dari sampah di landfill merupakan gas yang dihasilkan
oleh limbah padat yang dibuang. Sampah ditimbun dan ditekan secara mekanik dengan
tekanan dari lapisan diatasnya. Karena kondisinya menjadi anaerob, bahan organik
tersebut terurai dan menghasilkan gas metan. Gas ini semakin berkumpul untuk
kemudian perlahan-lahan terlepas ke atmosfer. Hal ini menjadi berbahaya karena dapat
menyebabkan ledakan, pemanasan global melalui metana yang merupakan gas rumah
kaca, dan material organik yang terlepas (volatile organic compounds) dapat
menyebabkan photochemical smog. (www. wikipediaindonesia.co.id) Perlu diketahui
bahwa metana 21 kali lebih kuat pengaruhnya terhadap pemanasan global dibandingkan
CO2.
Nilai kalori dari 1 meter kubik gas metan yang dihasilkan di landfill sekitar
6.000 watt/jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Gas
metan sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan
pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal
dari fosil. (www. wikipediaindonesia.co.id).
Kota malang terletak di jawa timur dengan populasi penduduk sebanyak
799.597 jiwa pada tahun 2007, dengan pertumbuhan 1,24 % pertahun maka diperkirakan
pada tahun 2011 akan menjadi 839.681 pada 2017 menjadi 903.948 seiring dengan itu
maka akan terjadi kenaikan produksi sampah. Pada tahun 2007 produksi sampah
mencapai 1051,613 m3 perhari atau 472.640 kg perhari, pada tahun 2011 akan menjadi
1104 m3 perhari atau 496176 kg perhari, sedang tahun 2016 akan menjadi 1188 m3
perhari atau 533910 kg perhari di Landfill atau tempat pembuangan akhir sampah di
malang. landfill supiturang di kota malang memiliki enam sel, empat sel sudah terisi
penuh satu sel sedang pengisian dan satu sel untuk cadangan ( pemda malang 2007 ).
Sel-sel yang sudah terisi sampah berpotensi menghasilkan gas metan yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel 15 hingga 20 tahun kedepan, dengan
kapasitas 1800 m3 perhari yang setara dengan 108.000.000 watt, di samping itu
subsitusi gas metan dapat mengurangi minyak disel (solar) yang juga mengurangi emisi
CO2 , pengurangan emisi CO2 tersebut dapat memperoleh insentif melalui perdagangan
karbon dengan mekanisme CDM (Clean Development Mecanism) yang diwadahi oleh
UNFCCC.
Teknologi yang digunakan untuk menangkap gas metan di negara maju
khususnya Belanda sudah mendisain landfill untuk digunakan sebagai alternatif energi
pembangkit tenaga listrik, jadi landfill di Belanda sudah dipersiapkan sedini mungkin,
contohnya sebelum sampah masuk kedalam landfill, landfill sudah terlebih dahulu
dilapisi dengan karet yang berfungsi sebagai alas agar air dari sampah tidak mencemari
air tanah. Kemudian di pasang pipa yang sudah di disain khusus sebagai alat penangkap
gas metan. Gas metan tersebut nantinya akan di hisap kompresor,untuk selanjutnya di
saring karena kemungkinan masih terdapat jenis-jenis gas yang berbahaya seperti S
(sulfur),CO2 yang tentunya akan mengotori atmosfir setelah itu baru gas yang telah di
saring di injeksikan ke dalam mesin diesel sebagai bahan bakar yang nantinya akan
menggerakkan generator pembangkit listrik
Gambar sekema landfill di luar negri

(Fauzan 2008)
Semantara itu di negara kita landfillnya tidak disiapkan terlebih dahulu untuk
digunakan sebagai pembangkit listrik. Maka dalam hal ini peneliti ingin meneliti
bagaimana agar penangkapan gas metan di landfill Indonesia dapat dilakukan secara
maksimal dan terstruktur, oleh karena itu peneliti mempunyai gagasan untuk membuat
desain perangkat penangkapan gas metan yang diharapkan dapat berguna untuk
pemanfaatan energi alternatif sebagai pembangkit tenaga listrik.
C.

PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan utama yang diselesaikan dalam proyek ini adalah: Diameter pipa
yang digunakan, diameter sumur gas, jarak antara pipa satu dan lainnya, pemasangan
Pipa tegak atau miring, berikut permasalahan lain yang terkait.
Permasalahan lain yang terkait adalah: kondisi landfill di Indonesia belum di
rancang secara khusus untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik, maka
disain yag cocok di gunakan di Indonesia belum dapat di pastikan.
Bagian pekerjaan lain seperti penggunaan mesin berbahan bakar gas metan,
sitim filterisasi gas, sistem kontrol, Generator listrik, tidak dikerjakan dalam program ini
tetapi dikerjakan tim lain.

D.

TUJUAN PROGRAM
Menginformasikan bahwa sampah dapat juga digunakan untuk energi
alternatif, menginformsikan bagaimana cara menagkap gas metan di landfill agar dapat
memaksimalkan penangkapan dan pemanfaatan gas metan, memanfaatkan landfill yang
terdapat di Indonesia untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.

E.

LUARAN YANG DIHARAPKAN


1. Artikel atau naskah publikasi
2. Draft paten
3. Disain perangkat penangkap gas metan di lanfill

F.

KEGUNAAN PROGRAM

Sampah yang ditimbun di landfill menghasilkan LFG (Landfill Gas), yang


kandungan utamanya adalah gas methan (CH4). Gas Methan yang lepas ke atmostfir
berpengaruh 21 kali lebih kuat dari CO2 terhadap pemanasan global. Dengan
memanfaatkan gas methan sebagai bahan bakar mesin diesel generator listrik, dapat
mengurangai emisi gas methan ke atmosfir yang berarti pengurangan gas rumah kaca
penyebab pemanasan global dan dapat memperoleh insentif melalui perdagangan
karbon dengan mekanisme CDM (Clean Development Mecanism) yang diwadahi oleh
UNFCCC. Selain itu juga dapat menghasilkan energi listrik sekaligus memanfaatkan
energi alternatif untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil untuk pembangkit
listrik.
Nilai kalori dari 1 meter kubik gas metan yang dihasilkan di landfill sekitar
6.000 watt/jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Gas
metan sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan
pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang
berasal dari fosil. (www. wikipediaindonesia.co.id)
Jika hasil penelitian ini diterapkan pada landfill di Indonesia kota Malang
khususnya, program ini dapat menjadi bentuk sosialisasi dan pengembangan
kemampuan masyarakat dan mahasiswa tentang pemanfaatan gas methan sampah
untuk pembangkit listrik.
G.

TINJAUAN PUSTAKA
Gas metan adalah gas yang timbul dari proses fermentasi anaerobik (tanpa
udara) dari bahan organik seperti limbah kotoran ternak, sampah, maupun limbah
pertanian. Diantara komponen yang menyusun gas metan (bio gas), yang paling
dominan adalah gas methan (54-70%) dan karbon dioksida (CO2) yakni sebesar 2745% (Hilman, 2006). Gas metan di atmostfir berasal dari Industri gas dan minyak
(45%), Sektor sampah (25%), Pertanian (20%), Sumber daya alam (10%) (Domselaar,
Ryan, 2006).
Gas metan dapat dikumpulkan dengan dua cara yaitu sitem koleksi pasif dan
sistem koleksi aktif. Sistem koleksi pasif maupun aktif, terdiri atas satu rangkaian
sumur-sumur pengumpul gas yang ditempatkan seluruh landfill. Jumlah dan pengaturan
jarak pemasangan pipa tergantung pada kondisi spesifik dan karakteristik landfill,
seperti volume sampah, kepadatan, kedalaman, dan area. Ketika landfill menghasilkan
gas metan, gas metan lebih menyukai jalan kecil untuk migrasi.. Sistem pengumpulan
gas metan yaitu sitem koleksi pasif dan sistem koleksi aktif akan dibahas sebagai berikut
(http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html)
Sistem Koleksi Pasif. Sistem koleksi pasif (Gambar 5-1) bertujuan untuk
menekan dan mengendalikan sistem konsentrasi gas metan agar tidak masuk ke dalam
atmosfir. Sistem koleksi pasif dapat dipasang selama operasi aktif atau setelah landfill di
beri cover. Sistem pasif menggunakan sumur-sumur koleksi untuk mengumpulkan gas.
Sumur-Sumur koleksi dibuat dari pipa dengan diameter tertentu dan dipasang tegak
lurus atau vertikal di landfill dengan kerendahan atau jarak dari dasar lanfill berkisar
antara 50% sampai 90% dari ketebalan sampah. Jika terdapat air di dalam sampah, maka
sumur sumur akan menutup aliran air itu. Sumur-Sumur vertikal dipasang setelah
landfill telah tertutup atau tercover. Sistem koleksi pasif dapat juga menggunakan
sumur-sumur horisontal. (http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html)

Gambar 5-1 Sistem Koleksi Pasif


(http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html)
Efisiensi dari sistem koleksi pasif sebagian tergantung pada seberapa besar
kandungan gas metan di dalam landfill itu. Efisiensi dari sistem koleksi pasif juga
tergantung pada kondisi-kondisi lingkungan, jika tekanan di dalam landfill tidak cukup
untuk mendorong gas metan masuk ke dalam pipa penangkap, maka sistem koleksi
pasif dianggap gagal untuk memindahkan gas metan di landfll secara efektif. Tekanan
yang terlalu tinggi kadang-kadang mengakibatkan udara di luar memasuki landfill
melalui lubang penangkap gas. Karena pertimbangan ini, sistem koleksi pasif tidak
dipertimbangkan untuk digunakan di area dengan migrasi gas metan tinggi, terutama
jika gas metan terkumpul hingga dapat meledak.
(http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html)
Sistem Koleksi Gas Aktif dirancang dengan baik ( Gambar 5-2) dengan
mempertimbangkan hal-hal yang paling efektif untuk sistem tersebut (EPA 1991).
Sistem koleksi gas aktif meliputi sumur-sumur koleksi gas metan horisontal dan
vertikal yang terkombinasi. Tidak sama dengan sumur-sumur koleksi gas di dalam
sistem pasif, sumur-sumur di dalam sistem aktif perlu mempunyai klep untuk mengatur
aliran, komposisi, dan tekanan gas.
Sistem koleksi gas aktip terdiri dari ruang hampa atau pompa untuk
menggerakkan gas metan untuk keluar dari landfill, dan pipa yang menghubungkan
sumur-sumur koleksi dengan ruang hampa itu. Ruang hampa digunakan untuk
menghisap gas metan dari landfill dengan membuat tekanan rendah di dalam sumursumur koleksi gas metan .Tekanan rendah di dalam sumur membuat suatu jalan kecil
untuk migrasi gas.

Gambar 5-2 sistem koleksi gas aktif


(http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html)
Dengan informasi tentang kondisi, komposisi, dan tekanan gas di landfill, operator
dapat menjalankan sistem koleksi gas aktif secara efisien.
(http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html)
Diameter dan kedalaman sumur gas di landfill
Diameter optimal untuk sumur penangkapan gas berkisar antara 900mm
hingga 1200mm. Diameter bertanggungjawab terhadap tekanan statis tanah. Jika
tekanan statis rendah <1000 Pascal maka diameter sumur harus antara 1100mm sampai
1500mm. Jika tanah memiliki kadar bahan organik tinggi dan ukuran tekanan statis
tinggi >1000 Pascal dan kondisi lain, maka sumur diameter lebih kecil 900mm adalah
yang sesuai. (Charmine Bocchino, 2004)
Sumur dapat dibor pada kedalaman penuh dari landfill, atau di kedalaman 2
meter diatas groundwater. Sumur dengan kedalaman lebih tinggi dari 20 meter maka
desain konversi dual harus digunakan. Sumur terdalam yang pernah dibor adalah
sedalam 24 meter (hanya terdapat satu) sedangkan rata-rata kedalaman sumur adalah
sekitar 12-16 meter dengan diameter standar sebesar 1200mm. (Charmine Bocchino,
2004)
Pipa penangkap gas metan di landfill

Jika standar ukuran diameter sumur yang digunakan(1200mm), kemudian


jumlah maksimum diameter pipa sumur gas metan di landfill adalah 200mm, maka
material yang bisa digunakan adalah pipa PVC kelas 12 (socketed). Jika menggunakan
pipa HDPE akan lebih baik tetapi lebih mahal(dalam beberapa kondisi ABS & MDPE
juga digunakan). Pipa lapis expoksi beton diameter 350mm harus digunakan ketika
sistem ekstraksi yang digunakan berisi migrasi gas pada bangunan ditempatkan
langsung diatas tanah. Bangunan atau struktur yang ditempati tidak boleh dibangun
diatas tanah sampai semua produksi metana sepenuhnya dikeluarkan. Tidak perduli
ukuran keselamatan apa yang digunakan selalu terdapat resiko kebocoran gas akan
terjadi pada waktu yang tidak diharapkan dan menyebabkan akibat yang tidak
diinginkan. (Charmine Bocchino, 2004)
Pipa standar harus memiliki garis slot terputus dengan panjang 200mm x lebar
5mm pada pemisahan lingkaran. Untuk pipa diameter 2000 ini sama dengan 8 garis sot.
Pipa diameter 300mm memiliki 12 jalur slot. Slot mulai 500mm dari setiap ujung.
(Charmine Bocchino, 2004)
Alasan utama memilih diameter sumur luas dan diameter pipa sumur ekstraksi
luas adalah mengurangi kadar benda detrit yang dibawa kedalam kolong sumur dan
kedalam pipa sumur dengan daya isap kuat. Sumur konversi dual memiliki pipa
diameter luar 300mm dan bagian dalam 200mm. Bagian luar berfungsi untuk kolong
atas dan 200mm untuk kolong bawah. Penyumban beton mengikat kolong bawah dari
bagian atas. Alat aliran massa dual membantu dalam menyesuaikan performa setiap
kolong. (Charmine Bocchino, 2004)
Terdapat dua cara umum untuk mendapatkan LFG adalah sumur ekstraksi
vertikal dan kolektor horisontal. Teknik baku dan paling sering digunakan adalah sumur
ekstraksi vertikal. Sumur dibor pada tanah dengan jarak biasanya dari 45 hingga 90m.
Dua pipa berdiameter 8 inci (biasanya PVC atau HDPE) ditempatkan ke dalam lubang,
yang ditopang dengan batu berdiameter 1 inci atau lebih. Pipa dilobangi pada bagian
bawah dimana LFG dikumpulkan. (Komsilp Wang-Yao, dkk, 2007)
Kolektor ekstraksi horisontal atau parit bisa dipasang atau kombinasi dengan
sumur vertikal untuk mengumpulkan LFG. Kolektor ekstraksi horisontal lebih murah
daripada sumur ekstraksi vertikal dan khususnya cocok untuk instalasi dalam area
pengisian aktif.

Gambar 1 sistem kolektor vertical (Jacobs 2007)


Kelebihan kolektor ekstraksi horisontal adalah dampak kecil dari tingginya
masalah kadar pelepasan pada tanah, kendala yang lebih kecil untuk operasi pengisian
tanah yang disebabkan oleh tudung kolektor dan mudahnya pemasangan, lebih banyak
mengambil gas metan dari pada kolektor vertikal. Kelemahan kolektor ekstraksi
horisontal adalah tingginya dampak pembersihan limbah dan rendahnya tingkat efisiensi
perbaikan per sumur. (Komsilp Wang-Yao, dkk, 2007)
Sistem koleksi LFG harus digunakan bersama dengan praktik penataan
pelepasan yang bagus. Akumulasi pelepasan dalam sampah bisa berpengaruh besar pada
tingkat penemuan LFG karena cairan dalam sumur ekstraksi dan parit pengumpulan
membatasi kemampuan pipa untuk mengumpulkan dan membawa LFG. (Komsilp
Wang-Yao, dkk, 2007)

Gambar 2: skematika kolektor horisontal (Komsilp Wang-Yao, dkk, 2007)


Pada dasarnya sistem ekstraksi horisontal lebih banyak menangkap gas metan
di bandinkan sistem vertikal, jangkauan penangkapan sistem horisontal lebih luas dari
sistem vertikal. Tetapi karena kondisi landfill di Indonesia belum dirancang khusus

untuk pembangkit tenaga listrik, sistem ekstraksi horisontal tidak mungkin di lakukan
sebab di Indonesia belum mungkin melakukan pengeboran secara horisontal. Jadi yang
mungkin di lakukan adalah pemasangan pipa secara miring, dengan kemiringan yang
disesuaikan dengan kondisi landfill.
H.

METODE PENELITIAN
Kondisi landfill di Indonesia tidak memungkinkan untuk
dilakukan
pengeboran secara horisontal, dikarenakan landfill di Indonesia belum di persiapkan
secara khusus untuk pembangkit tenaga listrik, padahal sistem kolektor horisontal lebih
banyak menghisap gas metan dari pada sistem vertikal. Jadi menurut pendapat kami
sistem kolektor gas yang tepat di lakukan adalah dengan cara pengeboran miring dengan
sudut pengeboran yang di sesuaikan dengan kondisi landfill. Untuk mengetahui
perbedaan dari hasil pengambilan gas dengan sistem vertikal dan miring, maka akan
dilakukan percobaan dengan permodelan.
Tempat Pelaksanaan Program
Program akan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin, Laboratorium Bio
Gas UMM dan Di landfill Supit Urang Kota Malang.
Dalam hal ini kami hanya meneliti cara pemasangan pipa yang tepat untuk di terapkan
pada landfill di Indonesia, pemasangan vertikal atau miring.
1.
2.
3.
4.
5.

Alat Dan Bahan Yang di Gunakan


Pipa
Manometer
Drum plastik ( 25cm, tinggi 35cm)
Sampah organik
Karet ban dalam bekas
Cara Kerja
Hal pertama yang di lakukan adalah mengisi 4 drum plastik dengan sampah
organik, lalu drum yang telah terisi sampah ditutup dengan cover karet (karet yang di
gunakan adalah karet ban dalam bekas). Proses frekmentasi sampah hingga
menghasilkan gas metan adalah sekitar 2-3 minggu.
Ketika proses frekmentasi dirasa cukup, masing-masing drum di pasangi pipa
dengan posisi yang berbeda yaitu; vertikal, kemiringan 5, kemiringan 10, dan
kemiringan 30. Lalu masing-masing posisi di ukur tekanan gasnya dengan
menggunakan manometer, posisi manakah yang menghasilkan tekanan paling besar.
Dari hasil percobaan di atas, maka dapat di simpulkan sistem manakah yang tekanannya
paling optimal.
Setelah percobaan di atas selesai dan hasilnya sudah di dapat, kemudian
percobaan akan langsung di lakukan di TPA Supit Urang untuk menerapkan hasil dari
percobaan di atas, kemudian menentukan diameter pipa yang ideal, kedalaman
pengeboran, dimeter sumur pipa yang ideal, dan jarak antar pipa.

DAFTAR PUSTAKA

disain pemasangan pipa


spesifkasi disain pemasangan pipa

I.

hasil

tekanan yang di hasilkan dari masingmasing pegujian


sistem yang digunakan dalam penerapan di
lapangan

analisa hasil
percobaan

pengujian
sistem
miring

sudut yang di gunakan dalam pengujian


sudut pengujian yang menghasilkan
tekanan paling tinggi

tekanan yang dihasilkan dengan sistem ini

pengujian
sistem
vertikal

pengamata
n awal

alat dan bahan yag di gunakan


tempat pelaksanaan

Flow Chart

1. ASTDR (Agency For Toxic Subtances & Disease Registry) Landfill Gas Control
Measures http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html
2. Achmad Fauzan, 2008, Desain Perangkat Pembelajaran Pembangkit Tenaga
Listrik Mini Berbahan Bakar Gas Metan Pada Tpa Kota Malang, Lembaga
Penelitian UMM, Malang
3. Charmine Bocchino, 2004 The Design of The Landfill Gas Well Its Mass Flow
Control and Condensate Control Within The Extraction System
http://www.bocchtech.com/biomass/landfill_gas_well_design_guidelines.htm# The
Design Of The Landfil Gas Well Its Mass Flow. Atlanta, Georgia.
4. EPA. 1991. U. S. Environmental Protection Agency. Air emissions from municipal
solid waste landfills: background information for proposed standards and guidelines.
EPA-450/3-90/011a. March 1991.
5. http://en.wikipedia.org/wiki/Landfill
6. http://en.wilkepedia.org/wiki/Biogas
7. Komsilp Wang-Yao, Sirintornthep Towprayoon, Chart Chiemchaisri, Shabbir H.
Gheewala, Annop Nopharatana, june 2007, Methane collection efficiency of
horizontal landfill gas collectors.
8. Pemda Malang, 2007 Data Sampah di Kota Malang , Malang

Anda mungkin juga menyukai