Oleh :
A.
(Fauzan 2008)
Semantara itu di negara kita landfillnya tidak disiapkan terlebih dahulu untuk
digunakan sebagai pembangkit listrik. Maka dalam hal ini peneliti ingin meneliti
bagaimana agar penangkapan gas metan di landfill Indonesia dapat dilakukan secara
maksimal dan terstruktur, oleh karena itu peneliti mempunyai gagasan untuk membuat
desain perangkat penangkapan gas metan yang diharapkan dapat berguna untuk
pemanfaatan energi alternatif sebagai pembangkit tenaga listrik.
C.
PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan utama yang diselesaikan dalam proyek ini adalah: Diameter pipa
yang digunakan, diameter sumur gas, jarak antara pipa satu dan lainnya, pemasangan
Pipa tegak atau miring, berikut permasalahan lain yang terkait.
Permasalahan lain yang terkait adalah: kondisi landfill di Indonesia belum di
rancang secara khusus untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik, maka
disain yag cocok di gunakan di Indonesia belum dapat di pastikan.
Bagian pekerjaan lain seperti penggunaan mesin berbahan bakar gas metan,
sitim filterisasi gas, sistem kontrol, Generator listrik, tidak dikerjakan dalam program ini
tetapi dikerjakan tim lain.
D.
TUJUAN PROGRAM
Menginformasikan bahwa sampah dapat juga digunakan untuk energi
alternatif, menginformsikan bagaimana cara menagkap gas metan di landfill agar dapat
memaksimalkan penangkapan dan pemanfaatan gas metan, memanfaatkan landfill yang
terdapat di Indonesia untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.
E.
F.
KEGUNAAN PROGRAM
TINJAUAN PUSTAKA
Gas metan adalah gas yang timbul dari proses fermentasi anaerobik (tanpa
udara) dari bahan organik seperti limbah kotoran ternak, sampah, maupun limbah
pertanian. Diantara komponen yang menyusun gas metan (bio gas), yang paling
dominan adalah gas methan (54-70%) dan karbon dioksida (CO2) yakni sebesar 2745% (Hilman, 2006). Gas metan di atmostfir berasal dari Industri gas dan minyak
(45%), Sektor sampah (25%), Pertanian (20%), Sumber daya alam (10%) (Domselaar,
Ryan, 2006).
Gas metan dapat dikumpulkan dengan dua cara yaitu sitem koleksi pasif dan
sistem koleksi aktif. Sistem koleksi pasif maupun aktif, terdiri atas satu rangkaian
sumur-sumur pengumpul gas yang ditempatkan seluruh landfill. Jumlah dan pengaturan
jarak pemasangan pipa tergantung pada kondisi spesifik dan karakteristik landfill,
seperti volume sampah, kepadatan, kedalaman, dan area. Ketika landfill menghasilkan
gas metan, gas metan lebih menyukai jalan kecil untuk migrasi.. Sistem pengumpulan
gas metan yaitu sitem koleksi pasif dan sistem koleksi aktif akan dibahas sebagai berikut
(http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html)
Sistem Koleksi Pasif. Sistem koleksi pasif (Gambar 5-1) bertujuan untuk
menekan dan mengendalikan sistem konsentrasi gas metan agar tidak masuk ke dalam
atmosfir. Sistem koleksi pasif dapat dipasang selama operasi aktif atau setelah landfill di
beri cover. Sistem pasif menggunakan sumur-sumur koleksi untuk mengumpulkan gas.
Sumur-Sumur koleksi dibuat dari pipa dengan diameter tertentu dan dipasang tegak
lurus atau vertikal di landfill dengan kerendahan atau jarak dari dasar lanfill berkisar
antara 50% sampai 90% dari ketebalan sampah. Jika terdapat air di dalam sampah, maka
sumur sumur akan menutup aliran air itu. Sumur-Sumur vertikal dipasang setelah
landfill telah tertutup atau tercover. Sistem koleksi pasif dapat juga menggunakan
sumur-sumur horisontal. (http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html)
untuk pembangkit tenaga listrik, sistem ekstraksi horisontal tidak mungkin di lakukan
sebab di Indonesia belum mungkin melakukan pengeboran secara horisontal. Jadi yang
mungkin di lakukan adalah pemasangan pipa secara miring, dengan kemiringan yang
disesuaikan dengan kondisi landfill.
H.
METODE PENELITIAN
Kondisi landfill di Indonesia tidak memungkinkan untuk
dilakukan
pengeboran secara horisontal, dikarenakan landfill di Indonesia belum di persiapkan
secara khusus untuk pembangkit tenaga listrik, padahal sistem kolektor horisontal lebih
banyak menghisap gas metan dari pada sistem vertikal. Jadi menurut pendapat kami
sistem kolektor gas yang tepat di lakukan adalah dengan cara pengeboran miring dengan
sudut pengeboran yang di sesuaikan dengan kondisi landfill. Untuk mengetahui
perbedaan dari hasil pengambilan gas dengan sistem vertikal dan miring, maka akan
dilakukan percobaan dengan permodelan.
Tempat Pelaksanaan Program
Program akan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin, Laboratorium Bio
Gas UMM dan Di landfill Supit Urang Kota Malang.
Dalam hal ini kami hanya meneliti cara pemasangan pipa yang tepat untuk di terapkan
pada landfill di Indonesia, pemasangan vertikal atau miring.
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
I.
hasil
analisa hasil
percobaan
pengujian
sistem
miring
pengujian
sistem
vertikal
pengamata
n awal
Flow Chart
1. ASTDR (Agency For Toxic Subtances & Disease Registry) Landfill Gas Control
Measures http://www.atsdr.cdc.gov/HAC/landfill/html/ch5.html
2. Achmad Fauzan, 2008, Desain Perangkat Pembelajaran Pembangkit Tenaga
Listrik Mini Berbahan Bakar Gas Metan Pada Tpa Kota Malang, Lembaga
Penelitian UMM, Malang
3. Charmine Bocchino, 2004 The Design of The Landfill Gas Well Its Mass Flow
Control and Condensate Control Within The Extraction System
http://www.bocchtech.com/biomass/landfill_gas_well_design_guidelines.htm# The
Design Of The Landfil Gas Well Its Mass Flow. Atlanta, Georgia.
4. EPA. 1991. U. S. Environmental Protection Agency. Air emissions from municipal
solid waste landfills: background information for proposed standards and guidelines.
EPA-450/3-90/011a. March 1991.
5. http://en.wikipedia.org/wiki/Landfill
6. http://en.wilkepedia.org/wiki/Biogas
7. Komsilp Wang-Yao, Sirintornthep Towprayoon, Chart Chiemchaisri, Shabbir H.
Gheewala, Annop Nopharatana, june 2007, Methane collection efficiency of
horizontal landfill gas collectors.
8. Pemda Malang, 2007 Data Sampah di Kota Malang , Malang