waktu, telah terjadi perkawinan antar suku di nusantara seperti suku Sunda dengan
Dosen Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya. Alamat: Sudirman Empat14 Taman Jenggala
Sidoarjo Jatim. Mobile 081 330 171 495
Lampung (SULAM). Dengan perkawinan semacam itu lahirlah WNI dengan nama
suku baru, dengan istilah suku Nusan (Indo).
Dalam sejarah kelahiran Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia yang
dirumuskan dalam Piagam Jakarta, terdapat 4 orang tokoh Islam Nasionalis, dan 4
orang tokoh Nasionalis Muslim, ditambah seorang tokoh Nasionalis Kristen. Dari
percikan sejarah tersebut, bahwa saat itu sudah lahir tokoh Islam yang bercitra
Muslim Pancasilais.
Ajaran Islam yang telah tersebar di seluruh penjuru dunia yang diyakini oleh
berbagai suku bangsa. Ajaran Islam tersebut telah membentuk berbagai corak warna
para penganutnya. Islam yang datang, tumbuh dan berkembang pesat di nusantara
telah melahirkan muslim Indonesia dengan citra muslim Pancasilais.
Pendahuluan
Ketika ajaran Islam difahami sebagai ajaran agama untuk manusia di muka bumi
yang bersumber dari langit (wahyu Allah), maka ajaran tersebut sudah ada sejak Nabi
Adam Alaihi Salam. Setelah Nabi Adam AS wafat ajaran Islam itu kemudian
diwahyukan Allah SWT kepada anak cucunya di pelbagai tempat. Mereka yang
menerima wahyu dan mengemban amanat untuk menyebarkan ajaran Islam itu
disebut dengan istilah Rasulullah. Jumlah para rasul itu yang mencapai ratusan ribu
orang dinamakan anbiya (para nabi), namun yang dikenal umat Islam hanya 25 orang.
Nabi dengan rasul terakhir bernama Muhammad putra Abdullah yang lahir di Mekah
pada 571 M (52 SH)
Nabi Muhammad SAW mengemban tugas suci sebagai rasulullah tercatat dalam
sejarah selama 23 tahun, 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Beliau sukses
menyampaikan ajaran Islam di wilayah Arab dan sekitarnya sekalipun dalam waktu
yang relatif singkat. Pada abad ke 7 ajaran Islam tersebar sampai ke nusantara, bahkan
sampai ke daratan Cina. Sejarah awal masuknya Islam ke nusantara dibawa langsung
para saudagar Arab yang singgah di Aceh. 2 Dengan itu, Islamisasi di nusantara sudah
berlangsung selama 14 abad, sehingga lahirnya puluhan kerajaan Islam dari Sabang
sampai ke Marauke..
2
Al-Habib Alwi bin Thohir al-Hadad, Sejarah masuknya Islam di Timur Jauh, (Jakarta, Lentera,
2001), 83
A. Sejarah Islamisasi
Islamisasi adalah upaya yang dilakukan umat Islam sepanjang zaman di
pelbagai tempat, dengan menggunakan beragam cara yang dibenarkan aturan di
tengah masyarakat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kepribadian kaum
muslimin. Bagi sebagian orang, melaksanakan islamisasi adalah sebuah bentuk
jihad fisabilillah, yang diyakini mendapatkan imbalan pahala ukhrawi dan
duniawi. 3
Yang dimaksud dengan peningkatan kuantitas adalah upaya yang terus
menerus untuk menambah jumlah umat Islam dengan berbagai macam cara,
seperti mewujudkan keluarga muslim yang sakinah, mawaddah, warahmah
dengan melalui akad nikah. Cara semacam ini disebut dalam metodologi
Islamisasi dengan istilah Dakwah Bil-Nikah (Islamisasi Via Perkawinan) atau
berusaha mengajak orang yang belum beragama (penganut animisme dan
dinamisme) menjadi muslim.
Sedangkan yang dimaksud dengan peningkatan kualitas adalah upaya yang
terus menerus untuk menambah nilai keimanan, keilmuan dan ketakwaan kaum
muslimin dengan melalui berbagai cara, seperti upaya melahirkan para
cendekiawan muslim melalui jalur lembaga pendidikan formal, informal dan
nonformal.
Dengan
melalui
lembaga
pendidikan
tersebut,
bisa
untuk
meningkatkan kualitas kekhusyukan dalam salat dan kualitas amal ibadah lainnya.
Sesungguhnya ajaran Islam itu sudah diwahyukan Allah Swt kepada para nabi
dan rasul di muka bumi, sejak keberadaan Nabi Adam AS atas dasar firman Allah
dalam QS. al-Baqarah, 2:31. 4 . Wahyu tentang keislaman tersebut dilanjutkan
kepada anak cucunya di seluruh penjuru dunia sampai lahirnya Nabi Muhammad
SAW 14 abad yang silam (baca QS. al-Dhuha, 93:7) 5 .
Dalam sebuah hadis nabi diinformasikan bahwa jumlah nabi dan rasul itu
mencapai 125.000 orang yang tersebar di lima benua dan ribuan kepulauan,
berdasarkan pada informasi dalam QS. al-Zuhruf, 43:6 dan QS. al-Radu, 13:38. 6
Para nabi tersebut menyatakan dirinya sebagai muslim seperti ungkapan Nabi
Ibrahim AS yang berbunyi wa ana awwalul muslimyn (QS. al-Anam, 6:163) 7
Adapun nabi dan rasul yang direkam dalam kitab suci al-Quran hanya para
nabi dan rasul yang hidup di wilayah Timur Tengah yang berjumlah 25 orang
(0,0002 %). Mereka itu pada umumnya adalah anak cucu Nabi Ibrahim AS dari
jalur keturunan Nabi Ishak AS putra Siti Sarah, sedangkan Nabi Muhammad
SAW hanya sendirian dari jalur keturunan Nabi Ismail putra Siti Hajar.
Mereka yang dikenal saat ini sekitar 0,0002 % dari jumlah semua nabi dan
rasul yang diutus Allah Swt ke muka bumi sepanjang zaman. Dalam silsilah para
nabi dan rasul yang tertera pada grafik di bawah ini, nampak sebuah silsilah yang
bersambung yang ditakdirkan menjadi nabi dan.rasul yaitu dari garis Nabi
4
.Terjemahan ayat Dan Allah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada Adam, kemudian
Adam menyampaikannya kepada para malaikat
5
. Terjemahan ayat Dan menemukanmu (Muhammad) dalam kebingungan, lalu Allah memberi
petunjuk
6
. Terjemahan ayat Dan berapa banyak nabi-nabi yang telah Kami utus di kalangan orang-orang
terdahulu dan dan Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu
7
. Terjemahan ayat dan Aku adalah orang yang pertama sebagai muslim
Ibrahim, ke Ishak, ke Yakqub terus ke Yusuf. Anak cucu mereka ini, kemudian
disebut dengan nama Bani Israel (Yahudi).
SITI HAWA
2. IDRIS AS
3. NUH AS
4. HUD AS
5. SALEH AS
8. LUTH AS
6. IBRAHIM AS
9. ISHAK AS
7. ISMAIL AS
13. AYYUB AS
12. SYUAIB AS
10. YAKQUB AS
17. DAUD AS
11. YUSUF AS
21. YUNUS AS
15. MUSA AS
16. HARUN AS
18. SULAIMAN AS
22. ZAKARIA AS
23. YAHYA AS
14. ZULKIFLI AS
19. ILYAS AS
24. ISA ALM AS
20. ILYASAK AS
25. MUHAMMAD RASULULLAH SAW
Para nabi dan rasul tersebut dalam strata sosial bisa diklasifikasikan dalam tiga
tingkatan yaitu nabi lokal, nabi nasional dan nabi global. 8 Nabi Luth AS termasuk
kategori nabi lokal (baca QS. al-Naml, 27:54) 9 , yang diutus untuk sebuah
masyarakat desa yang melakukan liwath (homosek), yang diperkirakan desa itu
tenggelam di laut mati Turki. Kemudian Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS adalah
nabi nasional diutus hanya untuk Bani Israel (direkam dalam QS.Bani Israel,
. Zaid Husein al-Hamid, Kisah 25 Nabi dan Rasul, (Jakarta, Pustaka Amani, 1995), 61
. Terjemnahan ayat Dan ingatlah ketika Luth berkata kepada kaumnya, Mengapa kamu lakukan
perbuatan yang menjijikkan itu?
9
17:2) 10 , sedangkan Nabi Muhammad SAW dinyatakan sebagai nabi global, yang
diutus untuk seluruh umat manusia di permukaan bumi sepanjang zaman
(ditetapkan Allah pada QS. al-Anbiya, 21:107) 11 .
Dengan pemahaman tersebut, maka kesempurnaan Islam (baca QS. al-Maidah,
5:3) 12 yang bersumber dari kandungan al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai penutup pintu kenabian dan kerasulan (baca QS. alAhzab, 33:40). 13 . Kesempurnaan itu melalui proses yang panjang. Bahwa ajaran
yang terkandung dalam kitab suci Zabur (Dawud AS), Taurat (Musa AS) dan Injil
(Isa AS), hanya diperuntukkan buat pedoman kaumnya saja, masih belum cukup
(lengkap) buat pedoman bagi seluruh umat manusia di muka bumi. Isi kitab-kitab
suci tersebut disempurnakan Allah Swt, yang kemudian menjelma menjadi kitab
al-Quranul Karym yang berisi114 surat dengan 6236 ayat.
Dalam ungkapan lain, bahwa ajaran Agama Yahudi dan Nasrani adalah ajaran
Islam yang dikhususkan buat Bani Israel saja, bukan untuk umat lain yang
berdomisili di luar wilayah kekuasaan Bani Israel. Bagi umat yang berada di
wilayah lainnya diutus nabi dan rasul sendiri, sebagaimana yang ditegaskan Allah
dalam QS. Yunus, 10:47. 14 Hal ini termasuk di pulau Jawa terdapat nabi dan rasul
yang bersuku Jawa. Namun nama mereka itu tidak tercantum dalam daftar nama
nabi dan rasul dalam al-Quran.
Dalam hal ini, tentang sejumlah filosuf yang pernah memberikan fatwa
tentang jalan kehidupan menuju terminal kebahagiaan (nirwana), sebagian ulama
berpendapat bahwa seperti tokoh pendiri agama Budha yang bernama Sidharta
Gautama adalah seorang nabi yang bernama Dzulkifli (Pemilik Kafila Wastu),
termasuk Kong Fu Tse (Konghucu) adalah sosok Nabi Hud AS, 15 indikasinya
terdapat patung Dewa Hud di dalam kelenteng mereka. (Wallahu aklam).
Berdasarkan pemikiran di atas, maka ajaran Islam yang telah disempurnakan
Allah untuk seluruh umat manusia di muka bumi (rahmaattan lilalamin), banyak
sekali persamaannya dengan ajaran agama lain yang hidup dan berkembang di
10
. Terjemahan ayat Dan telah Kami berikan kepada Musa sebuah kitab dari Kami jadikan sebegai
petunjuk bagi Bani Israel
11
. Terjemahan ayat Dan Kami tidak mengutus kamu kecuali sebagai rahmat alam semesta
12
. Terjemahan ayat Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu buat kamu
13
. Terjemahan ayat Muhammad itu bukan ayah dari siappapun diantara seorang lelaki, tetapi dia
sebagai utusan Allah dan penutup pinta kenabian
14
. Terjemahan ayat Dan bagi setiap umat ada rasulnya
15
. Abdul Mudjahid, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta, Raja Grafindo, ,1994) 19
. Terjemahan hadis Ajaran Islam itu lebih tinggi derajatnya dari ajaran agama lainnya
. Terjemahan ayat Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan bijak
18
. Terjemahan ayat Sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
17
puluhan sampai ribuan orang Arab yang tertarik terhadap ajaran Islam yang
kemudian mengucapkan syahadatain (pengakuan terhadap Allah dan Rasul-Nya
Muhammad). 19
Kemudian beliau melakukan dakwah bil-lisan (baca QS. al-Ikhlas, 112 :1-4) 20
yaitu islamisasi via ucapan. Beliau berkewajiban menjelaskan pokok-pokok dan
intisari ajaran Islam kepada umatnya (kaum muslimin) melalui dialog (tanya
jawab) dan khutbah yang berisi nasehat dan fatwa. Selain itu beliau mengajarkan
kepada para sahabatnya setiap kali turunnya wahyu yang dibawa Malaikat Jibril,
yang kemudian dihafalkan dan ditulis di pelepah kurma.
Rasulullah melakukan dakwah bil-hijrah (baca QS. al-Anfal, 8:72) 21 yaitu
islamisasi via transmigrasi dan imigrasi dari Mekah ke Yatsrib (Madinatul
Munawarah). Hal ini kemudian dilakukan para sahabat dan para tabiin serta para
tabiit-tabiin dalam proses pengembangan ajaran Islam ke wilayah lainnya.
Sejak beliau berdomisili di kota Madinah, beliau melakukan dakwah bil-yad
(baca QS. al_Syura, 42:38) yaitu islamisasi via politik. Dengan melalui proses
musyawarah kepada semua golongan penduduk Yatsrib, dibuatlah sebuah
kesepakatan bersama yang hasilnya dinamakan dengan Piagam Madinah
Piagam tersebut adalah undang-undang dasar berdirinya sebuah Negara Islam
yang tertulis pertama kali di dunia. 22 Dalam negara Madinah tersebut yang
berstatus sebagai kepala Negara adalah Muhammad bin Abdullah. Dengan itu
beliau bukan hanya sebagai nabi dan rasul saja, tetapi punya jabatan kenegaraan
sebagai presiden. Kemudian setelah beliau wafat, kepemimpinannya dilanjutkan
khulafaur-rasyidin, yaitu Saidina Abubakar, Saidina Umar bin Khathab, Saidina
Usman bin Afan dan Saidina Ali bin Abi Thalib.
Dalam status beliau sebagai Presiden (Kepala Negara), beliau melakukan
dakwah bil-qalam (baca QS. al-Qalam, 68:1) yaitu islamisasi via tulisan kepada
para raja dan penguasa wilayah lain di sekitarnya, seperti mengirimkan surat ke
Raja Persia, Abruwaiz bin Harmizan dan Hiraclius Penguasa Kerajaan Romawi.
Surat-surat beliau yang berisi ajakan masuk Islam yang dikirimkannya ke
19
. Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta, Raja Grapindo Persada, 1999), 31
. Terjemahan ayat Katakanlah hai Muhammad, Dia Tuhan Yang Mahaesa, dst
21
. Terjemahan ayat Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan
pertolongan, mereka itu saling melindungi
22
.Thomas W. Arnold, Sejarah Dawah Islam, Terjemahan A. Nawawi Rambe, (Jakarta, Widjaja,
1979), 42
20
27
. Terjemahan ayat ..dan bertukar-pikiranlah kepada mereka dengan bahasa yang santun
. Terjemahan ayat Sesungguhnya engkau tidak bisa memberi petunjuk kepada orang yang kau
cintai, tetapi Allah memberi petnjuk kepada siapa saja yang dikehendakNya. Dan Allah mengetahui
orang--orang yang mau menerima petunjuki
29
. Seh Alwi al-Gamel, kiaji Asep al-Amin, Kisah Mujahadah Ulama NU Dalam Saham Dakwah
Islam, (Sidoarjo, Garisi, 2007), 55
28
10
H
L
A
W
U
S
Adapun jumlah umat Islam yang telah mencapai hampir 2 miliar orang saat
ini, jumlahnya akan terus bertambah dari hari ke hari, jumat ke jumat, bulan ke
bulan dan tahun ke tahun. Pertambahan itu, baik dari lahirnya keturunan dari
11
internal umat Islam sendiri maupun dari eksternal penganut agama lain yang
menyatakan diri sebagai muslim (pindah ke agama Islam). 30
Mereka yang pindah agama dan kemudian memilih Islam, mereka adalah
hamba Allah yang mendapatkan hidayah dari langit. Dalam hal islamisasi ini,
hidayah Allah merupakan kata kunci pertambahan jumlah muslim di penjuru
dunia. Orang Islam yang luput dari hidayah Allah bisa menjadi umat yang murtad.
Bahwa dalam kehidupan beragama, tidak boleh ada paksaan dari siapapun
juga (QS. al-Baqarah, 2:256). Setiap orang mempunyai hak asasi (HAM) untuk
menganut agama yang diyakininya. Allah berfirman dalam QS. al-Kahfi, 18:29 31 ,
bahwa setiap insan diperkenankan memilih antara dua pilihan yaitu boleh menjadi
orang beriman (muslim) atau memilih menjadi orang kafir (non muslim). Dalam
hal ini, resikonya harus dipertanggungjawabkan masing-masing orang di hari
kemudian nanti.
. Mereka yang pindah agama ke Islam disebut dengan para muallaf. Proses keislaman para muallaf
tersebut, sering dilaksanakan dalam upacara formal di masjid dwengan mengucapkan syahadatain.
31
. Terjemahan ayat Dan katakanlah Kebenaran ityu datangnya dari Tuhanmu, maka barabg siapa
yang mau beriman hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang mau kafir biarlah ia kafir
32
Abdul Qadir Djaelani, Peta Sejarah Perjuangan Politik Umat Islam di Indonesia, (Surabaya, Tri
Bakti, 1996), 66
12
33
. Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta, LP3ES, , cet VII, 1995), 35
13
Islam
selanjutnya
adalah
memasuki
pulau
Borneo
. Azyumardi Azra, Jaringan Global dan lokal Islam Niusantara, (Bandung, Mizan, 2002), 51
. Sjamsudduha, Sejarah Sunan Ampel, Guru Para Wali di Jawa dan Perintis Pembangunan Kota
Surabaya, (Surabaya, Jawa Pos Press, 2004) 77
35
14
melahirkan wali songo lainnya, seperti Sunan Drajat dan Sunan Bonang adalah
putra Sunan Ampel, termasuk istri Sunan Kalijaga. Dengan demikian, para wali
songo tersebut telah melakukan metodologi islamisasi dakwah bil-hijrah, dakwah
bil-nikah dan dakwah bil-yad, selain dakwah bil-lisan dan dakwah bil-hikmah
serta metode dakwah lainnya. Pada saat itu, mereka belum disebut sebagai bangsa
Indonesia.
Bangsa Indonesia ini terdiri dari berbagai macam ras dan suku, seperti suku
Batak, Melayu, Minang, Palembang, Lampung (Sumatera), Banten, Sunda, Jawa,
Madura (Jawa), Dayak (Kalimantan), Bugis, Menado (Sulawesi), Ambon
(Maluku), Bali, Sasak (Mataram) dan ribuan suku lainnya, termasuk ras Arab,
Cina, Eropa dan Hindia disingkat ACEH.
15
orang Cina yang berstatus WNI dan lahir di Indonesia, istilah ini tidak berlaku
bagi orang Arab dan Pakistan.
Dalam hal ini, apa tidak sebaiknya dicarikan sebuah istilah khusus, misalnya
kata INAR atau RABIN (Arab-Indonesia) dan INCIN (Indonesia- Cina), sebagai
tambahan dari istilah Indo. Istilah yang baru dimunculkan tersebut adalah bagian
dari makna istilah Indonesiawi (ke-Indonesia-an).
36
. Muhammad Syamsu As, Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya, (Jakarta,
Lentera, Cet 2,1999), 77
16
Kisah dan kasus semacam ini sudah terjadi dan berjalan di tanah air Indonesia
selama ini. Inilah salah bentuk yang dimaksudkan dalam istilah Islamisasi dan
Indonesiawi. Si ust Rijal dalam melaksanakan amar makruf dan nahi munkar di
tengah masyarakat, sudah melakukan beberapa macam metoda dakwah yang
pernah dicontohkan rasulullah, antara lain metoda dakwah bil-hijrah, dakwah bilhikmah, dakwah bil-lisan, dakwah bil-nikah dan metoda dakwah lainnya.
Dalam pelaksananan dakwah bil-nikah tersebut, yang bermakna islamisasi
dalam arti kuantitas atau menambah jumlah umat Islam, yang tadinya sendirian,
kemudian berdua, lalu menjadi berempat dan bertambah lagi menjadi delapan
hingga mewujudkan sebuah nama Bani Rijal, setelah memiliki anak, mantu,
cucu dan cicit sampai berjumlah puluhan orang. Gambaran tenang metoda dakwah
bil-nikah tersebut, ditampilkan dalam bentuk grafik di bawah ini.
Grafik ini adalah sebuah gambaran tentang kisah singkat (kissing)
keberhasilan dari pernikahan Bapak Abdul Karim dalam membentuk dan
mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warohmah, yang kemudian keluarga
besar ini dinamakan dengan Bani Karim. Cerita singkatnya sebagai berikut
bahwa:
Karim (muslim keturunan) menikahi Endang (muslim mualaf), punya 4 anak
(Umar, Alfi, Gani dan Aini), umar bin Karim menikahi Linda (mualaf), punya 2
anak (Murni dan Usman). Gani bin Karim menikahi Rahmah, punya 2 anak (latif
dan Idrus). Usman bin Umar menikahi Sari, punya 2 anak (Salamah dan
mahmud). Idrus bin Gani menikahi Maria (mualaf) punya 2 anak (Ridwan dan
Aisyah). Salamah binti Usman dinikahi Alex (mualaf) dan Ridwan bin Idrus
menikahi Aminah.
Demikianlah kising keluarga besar Bani Karim yang berasal dari seorang
muslim (Karim), kemudian via pernikahan bertambah 19 orang (istri, anak,
menantu, cucu, dan cicit). Jadilah mereka KELUARGA MUSLIM ASMARA .
(As-Sakinah Mawadah wa Rahmah).
17
Anak-anak bangsa yang dilahirkan dari kedua orang tua yang berbeda suku
dan pulau, sebagian menjadi tokoh nasional, seperti Dr. Ir. H. Soekarno (JawaBali), Prof. Dr. H. BJ. Habibie (Sulawesi-Jawa), Dr. Hj. Megawati Soekarnoputri
(Nusan-Sumatera), ketiganya mantan Presiden RI dan sederet nama tokoh
nasional lainnya. Mereka yang bisa dikategorikan kelompok suku bangsa Nusan
(Indonesiawi) adalah mereka yang lahir sejak Indonesia merdeka pada 17
Agustsus 1945.
Dalam hal sebutan tentang status kesukuan seseorang, seperti kasus pada diri
Sheh sendiri telah terjadi perbedaan sisi pandang. Keluarga besar Sheh di
kampung halaman menyebut Sheh adalah orang Jawa (Sidoarjo), sementara teman
dan tetangga di Sidoarjo dan Surabaya menyebutkan Sheh orang Sumatera (
Lahat, Palembang). Pada hal yang benar, yang sesuai dengan perasaan dan
pernyataan Seh sendiri, yaitu Seh adalah orang Sidoarjo (Jawa Timur) yang
18
19
membubarkan diri atas desakan penguasa pemerintah orde lama yang menerapkan
kebijakan Nasakom (Nasional, Agama dan Komunis), yaitu PNI, NU dan PKI.
Kebijakan pemerintah orde lama tersebut telah mengantarkan lahirnya
pemerintah orde baru pada 1966, akibat tragedi Gestapu PKI pada 1965 dengan
terbunuhnya 7 orang Jenderal TNI AD di Lubang Buaya Jakarta Timur.
Berbekalkan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret 1966), Mayor Jenderal
Soeharto (Pak Harto) berani menyatakan bahwa PKI adalah partai terlarang di
bumi Indonesia, yang kemudian pada 1968, beliau diangkat MPRS menjabat
Presiden RI menggantikan Ir. H. Soekarno. Beliau berkuasa selama 32 tahun
(1966-1998) dengan 7 kali mengemban amanat MPR/DPR RI sebagai Presiden
RI.
Pada pemilu 1971, peserta kontestan pemilu sebanyak 9 partai politik
ditambah 1 Sekber Golkar. Pada pemilu tersebut terdapat 4 partai Islam, yaitu
NU, Parmusi, PSII dan Perti. Keempat partai itu kemudian fusi menjadi PPP
(Partai Persatuan Pembangunan) pada 1973 atas dasar kebijakan pemerintah
tentang penyederhanaan partai politik dengan cukup hanya 3 kontestan pemilu
saja pada pemilu 1977 hingga pemilu 1997. 37
Dalam upaya menampilkan citra muslim nasionalis, pemerintah orde baru
mengatur dan menetapkan kebijakan Azas Tunggal Pancasila bagi semua partai
politik dan organisasi kemasyarakatan. Dengan ketentuan tersebut, maka PPP
yang berasaskan Islam diubah menjadi asas tunggal Pancasila pada pemilu 1982.
Hal ini diikuti oleh ormas Islam lainnya yang dipelopori NU pada 1984, kecuali
PII (Pelajar Islam Indonnesia).yang menyatakan lebih baik mati (fakum) dari pada
mengubah asas Islam menjadi asas tunggal Pancasila.
Semua itu yang telah menjadi bagian dari sejarah perjuangan umat Islam di
Indonesia, adalah bagian dari upaya gerakan Islamisasi dan Indonesiawi di
wilayah nusantara. Dalam kaitan dengan upaya tersebut, Presiden Soeharto pernah
mendirikan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila dengan obsesi membangun
999 buah masjid di nusantara. Atas obsesi tersebut, Pak Harto dicatat dalam
sejarah nasional sebagai Presiden 1001 masjid. Dalam hal ini, Pak Harto telah
37
. Seh Sulhawi Rubba, Kebajikan dan Kebijakan Emha Sheh Harto, Presiden Seribu Satu Masjid,
(Sidoarjo, Garisi, 2008), 201
20
H. Penutup
Ajaran Islam yang telah tersebar di seluruh penjuru dunia yang diyakini
oleh berbagai suku bangsa. Ajaran Islam tersebut telah membentuk berbagai corak
warna para penganutnya. Islam yang tumbuh dan berkembang di Arab melahirkan
bentuk Muslim Arab. Demikian pula Islam yang hadir dan berkembang pesat di
nusantara telah melahirkan muslim Indonesia yang memproduk filsafat negara
Pancasila, sehingga disebut dengan istilah muslim Pancasilais. Selain itu, ajaran
Islam telah melahirkan beraneka ragam format umat Islam di seluruh dunia, yaitu
muslim Turki, muslim Eropa, muslim Amerika, muslim Cina, muslim Iran, dan
format citra muslim lainnya. Masing-masing mempunyai ciri khas kebangsaannya.
Inilah sebuah bukti bahwa Islam itu sebagai rahmatan lil-alamin.
Demikianlah sebuah wacana tentang Formulasi Islamisasi dan Citra Muslim
Pancasilais yang perlu dikaji lagi secara mendalam oleh para pakar Sosiologi
Islam, Sosiologi Politik dan Sosiologi Antropologi. Selain para tokoh tersebut,
gagasan ini perlu dikoreksi oleh para pakar Ilmu Dakwah tentang masalah
Perumusan Metodologi Islamisasi. Akhirulqalam, afwan wa syukran ala kully hal.
Walhamdulillahi Allahu Akbar.
. (Delta Manggalarang, Senin, 15 Maret 2010 / 29 Rabiulawal 1431).
21
Daftar Pustaka
al-Hamid, Zaid Husein, Kisah 25 Nabi dan Rasul, Pustaka Amani, Jakarta, 1995
Lapidus, Ira M, Sejarah Sosial Umat Islam, Raja Grapindo Persada, Jakarta, 1999
Madjid, Nurcholish, Khazanah Intelektual Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1984
M. Natsir, Fiqhud-Dawah, Dewan Dakwah Islam Indonesia, Jakarta, 1978
Mudjahid, Abdul, Sejarah Agama-Agama, Raja Grafindo, Jakarta,1994
Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, LP3ES, Jakarta, cet
VII, 1995.
Rubba, Seh Sulhawi, Kebajikan dan Kebijakan Emha Sheh Harto, Presiden
Seribu Satu Masjid, Garisi, Sidoarjo, 2008
Saifuddin Anshari, Endang Piagam Jakarta 22 Juni 1945, Sebuah Konsennsus
Nasional Tentang Dasar Negara Republik Indonesia, Gema Insani Press, Jakarta,
1997
Syamsu As, Muhammad, Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya,
Lentera, Jakarta, Cet 2,1999
Sjamsudduha, Sejarah Sunan Ampel, Guru Para Wali di Jawa dan Perintis
Pembangunan Kota Surabaya, Jawa Pos Press, Surabaya, 2004
Qadir Djaelani, Abdul, Peta Sejarah Perjuangan Politik Umat Islam di
Indonesia,Tri Bakti, Surabaya, 1996
W. Arnold, Thomas Sejarah Dawah Islam, Terjemahan A. Nawawi Rambe,
Widjaja, Jakarta, 1979
Dan beberapa sumber informasi lainnya
22