Anda di halaman 1dari 59

GERAKAN ISLAMISASI NUSANTARA

Pendahuluan
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi wa sallam dan
berkembang di Jazirah Arab pada abad ke 7 M. Nabi Muhammada shalallahu ‘alayhi wa sallam
menyiarkan Islam selama dua tahap, yaitu tahap pertama yang dinamakan dengan periode Mekah
selama 13 tahun, dan tahap kedua periode Medinah selama 10 tahun. Ketika Nabi Muhammad
SAW wafat, kepemimpinan Islam dilanjut oleh para pengikutnya yang dikenal dengan khulafaur
Rasyidin tahun 613-656 M yaitu Abu Bakar Sidiq (11 H-13 H/ 632-634 M), Umar bin Khattab
(13-23 H/ 634-644 M), Usman Bin Affan (23-35 H/ 644-656 M), dan Ali Bin Abu Thalib (35-40
H/ 656-661).

Faktor-faktor perkembangan Islam sangat pesat dari zaman Nabi Muhammad sampai
berakhirnya kejayaan Islam :

1. Islam disamping mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang
mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan
ajaran Islam (dakwah) keseluruh dunia.
3. Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleransi,
tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam (Yatim, 1993:41)
Teori-teori Islamisasi Nusantara
1. Teori Gujarat
Teori ini dicetuskan oleh para sarjana yang kebanyakan dari Belanda. Teori ini mengemukakan
bahwa perkembangan Islam di Nusantara berasal dari Gujarat, yang di mana pada saat itu
Gujarat masih kerajaan Hindu, yang kemudian ditaklukan oleh para penyebar Muslim dari pantai
Coromandel pada akhir abad ke-13.

2. Teori Makkah
Teori ini dicetuskan oleh Hamka dalam pidatonya pada  Dies Natalis PTAIN ke-8 di Yogyakarta.
Pada teori ini Islam datang langsung dari Arabia, tidak dari India, tidak pada abad ke-12 atau ke-
13, melainkan dalam abad pertama hijriah atau abad ke-7 Masehi.

3. Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa agama Islam
yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan waktunya sekitar
abad ke-13

Tahap-tahap Perkembangan Islam di Nusantara


1. Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia
Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama
dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandar-bandar
perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping itu, cara lain
yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan oleh para mubaligh.

2. Penyebaran Islam melalui Peranan Kaum Pedagang


Pedagang muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat singgah di pulau Jawa yang penduduknya masih
kafir. Para pedagang muslim mulailah mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para
pedagang yang lainnya. Setelah para penduduk setempat memeluk Islam, kemudian
menyebarkan Islam kepada sesama pedagang dan sanak familinya. Setelah Islam semakin
berkembang, para pedagang muslim tersebut menikah dengan penduduk setempat, yang
kemudian lahirlah kelurga dan anak-anak muslim.

3. Peyebaran Islam melalui Peranan Bandar-Bandar di Indonesia


Dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi kota bahkan
menjadi kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon,
Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore. Dari situ, banyak
pemimpin bandar yang memeluk Islam, sehingga rakyatnya banyak yang memeluk Islam juga.

4. Penyebaran Islam melalui Perkawinan


Karena perdagangan Internasional memerlukan jarak tempuh yang jauh dan memerlukan sebuah
prediksi cuaca agar kapal bisa berlayar, banyak dari pedagang muslim menikah dengan
penduduk pribumi untuk bisa menetap dan mendapatkan pendamping hidup sebagai kebutuhan
biologis. Dikarenakan para pedagang statusnya sebagai saudagar yang kaya, sehingga banyak
penduduk pribumi,terutama putri-putri bangsawan ingin menjadi istri seorang saudagar. Sebelum
menikah mereka wajib di Islamkan agar bisa menjadi Istri seorang saudagar muslim.

5. Peyebaran Islam melalui peran Para Wali dan Ulama


Peyebaran agama Islam  dilakukan dengan cara dakwah oleh para mubaligh dan para Wali. Di
Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 Wali). Wali ialah orang yang
sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’alaa.
Kesembilan wali tersebut adalah sebagai berikut :

1)      Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Wali pertama yang datang ke Jawa pada abad ke-
13 dan menyiarkan agama Islam di Gresik.

2)      Sunan Ampel  (Raden Rahmat). Meyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur.


3)      Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel, yang menyiarkan Islam disekitar
Surabaya.

4)      Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel yang menyiarkan Islam di
Tuban, Lasem, dan Rembang.

5)      Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/ Jaka Said). Murid Sunan Bonang yang menyiarkan
Islam di Jawa Tengah.

6)      Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa
Tenggara, dan Maluku.

7)      Sunan Kudus (Jafar sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah.

8)      Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di Lereng Gunung Muria, terletak
antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah.

9)      Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan
Cirebon.

6. Penyebaran Islam melalui Pondok Pesantren


Penyebaran Islam dilakukan dengan mendirikan sebuah pendidikan Islam di tempat-tempat
ibadah semacam masjid, musholla bahkan di rumah-rumah para ulama, yang saat ini dikenal
dengan pondok pesantren.

7. Penyebaran Islam melalui Tasawuf


Mengajarkan Teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal lama oleh masyarakat
Indonesia. Para pengajar Tasawuf mahir dalam sebuah magis dan mempunyai kekuatan yang
menyembuhkan, sehingga banyak penduduk pribumi yang tertarik.

8. Penyebaran Islam melalui kesenian


Mengajarkan dan memperkenalkan ajaran Islam melalui sebuah kesenian, salah satu contohnya
ialah melalui seni pertunjukan Wayang.

9. Penyebaran Islam melalui Kekuasaan (Politik)


Banyaknya masyarakat yang memeluk Islam dikarenakan pada jaman dahulu para pemimpin-
pemimpin (tokoh masyarakat) dan raja-raja pada masa kerajaan banyak yang memeluk Islam.
Sehingga Islam mendapatkan anginsegar dan dukungan penuh untuk menyebarkan ajaran Islam.
Corak Islam di Indonesia
Islam di Indonesia pada dasarnya memiliki corak dan karakter yang beragam, baik dari sisi
pemikiran dan gerakan. Keragaman ini tercermin dari jumlah organisasi keislaman dan
kelompok kepentingan atas nama Islam yang dari waktu ke waktu semakin bervariasi.

BAB II
IKHWAL BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
1. Pendahuluan
Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, yang bertepatan dengan 18 Nopember
1912 M. Muahmmadiyah di dirikan oleh KH. Ahmad Dahan (nama kecil beliau Muhammad
Darwis). Secara garis besar, factor yang melatarbelakangi lahirnya Muhammadiyah antara lain
dikarenakan : (1) Kondisi internal umat Islam dan (2) Kondisi eksternal umat Islam.

1. Kondisi Internal Umat Islam


Umat Islam pada kondisi ini, khususnya di tanah Jawa masih banyak menganut tradisi dan
kepercayaan tradisional yang telah berubah menjadi adat istiadat bersifat agama dengan bentuk
mistik berbentuk Hindu dan Budha. Tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa pra Islam tersebut
masih tetap hidup bahkan ikut berkembang bersamaan dengan proses perkembangan Islam
selanjutnya. Hal ini disebabkan para penyebar Islam di Jawa adalah para saudagar dari Gujarat,
mereka berasal dari India yang sudah terbiasa dengan kepercayaan yang beraroma animistic dan
dinamistik, selain itu mereka menyebarkan ajaran Islam menggunakan metode Tasawuf,
sehingga banyak penduduk Jawa yang tertarik

1. Kondisi Eksternal Umat Islam


2. Kebijakan politik kolonial Belanda terhadap umat Islam
Pada kondisi ini banyak penduduk Jawa mendapatkan pengaruh dari budaya Belanda sehingga
banyak penduduk Jawa yang memeluk agama Kristen. Disamping itu politik Belanda juga telah
membatasi ruang gerak umat Islam pada saat itu, seperti memutus hubungan umat Islam dengan
dunia luar, seperti melarang menunaikan ibadah Haji. Belanda juga membuat kelompok-
kelompok aliansi dari kalangan masyarakat Indonesia untuk memerangi umat Islam di Indonesia.

Misi dan Visi Muhammadiyah


1. Menegakkan keyakinan “tauhid” yang murni sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah Rasul.
2. Meyebarluaskan ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasul
dengan sistem pendidikan modern.
3. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan perorangan, keluarga, dan
masyarakat.
4. Reformasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern.
Profil Pendiri Muhammadiyah
Muhammad Darwis adalah nama kecil dari seorang Ahmad Dahlan, lahir pada tahun 1868 dari
pasangan orang tua yang dikenal sebagai pemuka agama. Ayahnya Kyai Abu Bakar dan ibunya
bernama Siti Aminah. Ahamad Dahlan mendapatkan pendidikan agama Islam pertama kali dari
orang tuanya. Beliau belajar mengaji Al-Quran dan dasar-dasar ilmu agam Islam dari ayahnya,
kemudian belajar tentang fiqih dan tentang nahwu kepada kedua kakak iparnya, yaitu KH.
Muhammad Shalih dan KH Muhsin. Beliau juga belajar tentang Islam kepada kakak iparnya
yang lain. Beliau juga belajar tentang Islam di Mekah pada usia 22 tahun. Kemudian beliau
menikah dengan Siti Walidah yang berumur 17 tahun yang dikarunia seorang putri bernama Siti
Johanah.

BAB III
MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH
Sejarah Perumusan
Bagi Muhammadiyah, konsep Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dapat dikatakan
sebagai rumusan ideology Muhammadiyah dalam membentuk prinsip-prinsip. Konsep ini
dirumuskan pada tahun 1942 pada era Ki Bagus Hadikusumo dan termasuk hal mendasar karena
dirumuskan untuk mensistematisasi langkah dan pemikiran KH Ahmad Dahlan dan
Muhammadiyah sebelum itu. Pokok-pokok pikiran Muqaddimah A.D Muhammadiyah :

1. Hidup manusia haruslah mentauhidkan Allah, bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat
hanya kepada Allah.
2. Hidup manusia adalah bermasyarakat.
3. Hanya hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi pembentuk pribadi
utama, dan mengatur tata tertib hidup bersama menuju kehidupan bahagia sejahtera yang
hakiki dunia dan akhirat.
4. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah kewajiban bagi orang yang mengaku bertuhan
kepada Allah.
5. Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti jejak perjuangan
Nabi Muhammad SAW.
6. Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan diatas hanya akan tecapai apabila
dilaksanakan dengan berorganisasi.
 

Identitas dan Asas Muhammdiyah


Identitas/ hakekat Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan
tajdid, bersumber dari Al-Quran dan Sunnah. Asas Muhammadiyah adalah Islam. Sedangkan
maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Keanggotaan Muhammadiyah
Anggota biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1)      Warga Negara Indonesia beragama Islam

2)      Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah

3)      Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah

4)      Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah

5)      Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal

Anggota luar biasaadalah seseorang bukan warga Negara Indonesia, beragama Islam, setuju
dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya
Anggota kehormatanadalah seseorang beragama Islam, berjasa terhadap Muhammadiyah dan
atau karena kewibawaan dan keahliannya diperlakukan atau bersedia membantu
Muhammadiyah.
Keorganisasian Muhammadiyah
Susunan dan penetapan organisasi Muhammadiyah diatur dalam AD Muhammadiyah Bab V.
Susunan organisasi Muhammadiyah diatur dalam AD Muhammadiyah. Bab V, pasal 9, terdiri
atas : ranting, cabang, daerah, wilayah, pusat. Adapun penjelasan susunan diatas tercantum
dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah(ARTM).

Peran Cabang dan Ranting sebagai Ujung Tombak Organisasi Muhammadiyah


Adanya kaderisasi, dimana kaderisasi merupakan keharusan dan sebagai nafas organisasi.
Kesinambungan sangat ditentukan oleh adanya pelanjut. Kalau tidak ada kaderisasi, tentunya
gerakan ini tidak dapat berlanjut. Adanya organisasi-organisasi kader, khususnya Angkatan
Muda Muhammadiyah (IMM : Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), (NA : Nasyiatul Aisyiah),
(PM : Pemuda Muhammadiyah), (IPM : Ikatan Pemuda Muhammadiyah), termasuk Hizbul
Wathan dan Tapak Suci, sangat membantu dan berkomitmen sebagai pelanjut, pelangsung, dan
penyempurna Amal Usaha Muhammadiyah.

BAB IV
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Pendahuluan
Dalam menjalankan usahnya, Muhammadiyah berjalan di atas prinsip-prinsip gerakannya,
seperti yang dimaksud di dalam Muqaddimah AD/ART, Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dan Kepribadian Muhammadiyah.

Sejarah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah


Kepribadian Muhammadiyah disahkan oleh Mukhtamar Muhammadiyah ke-35 tahun 1962 di
Jakarta, pada masa kepemimpinan H.M. Yunus Anis (1959-1960) atau sering disebut dengan
Mukhtamar setengah abad. Perumusan tersebut berkaitan dengan jaman Nasakom. Proses
munculnya Nasakom berawal dari Presiden Soekarno membentuk Kabinet atau Dewan Mentri
mengikutsertakan tiga kekuatan politik pemenang pemilu 1955 (PNI, NU, PKI).

Fungsi Kepribadian Muhammadiyah


Fungsinya sebagai landasan, pedoman, dan pegangan setiap gerak langkah Muhammadiyah
menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Isi Kepribadian Muahammadiyah


Apakah Muhammadiyah itu ?
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan, yaitu merupakan “Gerakan Islam”. Maksudnya
dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang ditujukan kepada dua hal yaitu perseorangan dan
masyarakat.

Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah


Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip dalam
Muqaddimah Anggaran Dasarnya, yaitu :

1)      Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah SWT

2)      Hidup manusia harus bermanfaat

3)      Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam


4)      Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat

5)      Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW

6)      Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi

Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah


Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan
lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah SWT

Sifat Muhammadiyah
1)      Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan

2)      Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah

3)      Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam

4)      Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan

5)      Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar Negara yang sah

6)      Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik

7)      Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai
dengan ajaran Islam

8)      Kerjasama dengan golongan agama Islam mana pun dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam

9)      Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain, sebagai pemelihara dan
membangun Negara

10)   Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dangan bijaksana

Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah


Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (‘aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan Dinul Islam sebagai subyek (sumber nilai) dan
sumber obyek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subyek adalah bahwa semua
kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakan oleh ruh al-Islam. Sebagai sumber
obyek adalah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah dimaksudkan untuk “menegakkan
dan menjunjung tinggi agama Allah SWT”.

2. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah


Gerakan dakwah Muhammadiyah adalah gerakan Islam, amar makruf nahi munkar. Tujuan
umum dari dakwah ada tujuan vertical dakwah yaitu mencari keridlaan Allah SWT, dan tujuan
horizontal yaitu menyampaikan rahmat bagi seluruh alam semesta. Tujuan proporsional meliputi
tiga sasaran, yaitu :

1)      Agar umat manusia menyembah kepada Allah SWT, tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu, dan tidak akan menyembah tuhan selain Allah semata-mata.

2)      Agar umat manusia bersedia menerima Islam sebagai agamanya, memurnikan


keyakinannya, hanya mengakui Allah sebagai tuhannya, membersihkan jiwanya dari penyakit
nifaq (kemunafiqan) dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak bertentangan dengan
ajaran agama yang dianutnya

3)      Dakwah ditujukan untuk merubah sistem pemerintahan yang lazim ke pemerintahan Islam

Obyek yang dijadikan sasaran dakwah Muhammadiyah ada dua macam, yaitu

1)      Orang yang belum Islam

Dakwah kepada orang yang belu Islam adalah ajakan, seruan, dan panggilan, yang sifatnya
menggembirakan dan menyenangkan.

2)      Orang sudah Islam

Sifat dakwah kepada orang yang sudah Islam adalah sifatnya tajdid dalam arti ialah pemurnian
dan dapat juga berarti pembaruan (reformasi)

3. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid


1)      Membersihkan Islam dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam

2)      Reformasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern

3)      Reformulasi ajaran Islam dan pendidikan Islam

4)      Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan orang di luar Islam


Kepada siapa Kepribadian Muhammadiyah kita Pimpinkan/ Berikan
Memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita, agar mereka tahu tugas dan
kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk
bagaimana mereka bertindak pada saat melaksanakan tugas kewajibannya.

Cara Memberikan atau Menentukan


1. Penandaan atau pendalaman pengertian tentang da’wak dan bertabliqh
2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah. Tidak merasa randa diri dalam
menjalankan da’wah, namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam lapangan
lainnya (politik, ekonomi, seni-budaya, dan lain-lain)
3. Keadaan mereka –pra warga- hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu, bukan
dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan.
4. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan cara musyawarah yang sifatnya
mengevaluasi tugas-tugas itu
5. Sesuai dengan suasana sekarang, perlu pula dilakukan dengan formalitas yang menarik,
yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan bantuan logistic
6. Pimpinan cabang, ranting bersama-sama dengan anggota-anggotanya memusyawarahkan
sasaran-sasaran yang dituju, bahan-bahan yang perlu dibawakan dan membagi petugas-petugas
sesuai dengan kemampuan dan sasarannya
7. Pada musyawarah yang melakukan evaluasi, sekaligus dapat ditambahkan bahan-bahan
atau bekal yang diperlukan, yang akan dibagikan kepada warga selaku muballigh dan
muballighot
 

BAB V
MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH
Pendahuluan
Kejayaan dan kelangsungan organisasi sangat tergantung pada  kemulian dan keluhuran cita-cita
para pendiri dan penerusnya, kemaslahatan (idealitas) dan kemanfaatan (fugnsionalitas) maksud
dan tujuan yang diperjuangkannya. Cita-cita dan tujuan organisasi itu biasanya dirumuskan
dalam core belief, core values, visi, misi, dan tujuan organisasi Muhammadiyah disebut MKCH
atau MKCHM.

Sejarah dan Rumusan MKCH


Pada mulanya putusan siding Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo Jawa Timur
dalam rangka melakasanakan amanat Muktamar Muhammadiyah yang ke-37 tahun 1968 di
Yogyakarta yang menghasilkan 9 ayat. Kemudian disempurnakan kemabali pada tahun 1970
dalam sidang Tanwir Muhammadiyah di Yogyakarta yang menghasilkan menjadi 5 ayat.
Pada tahun 1968, Muktamar Muhammadiyah yang ke-37di Yogyakarta dengan tema “Tajdid”
menggagas pembaharuan dalam lima bidang, yaitu :

1. Ideologi
2. Khittah Perjuangan
3. Gerak dan Amal Usaha
4. Organisasi
5. Sasaran
Beberapa tokoh dalam keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta yaitu :

1. Buya KH. Malik Ahmad


2. Buya AR. Sutan Mansur
3. Prof. Dr. H. M. Rasyidi
4. KHM. Djindar Tamimy
5. KH. Djarnawi Hadikusuma
6. KH. AR Fachruddin
7. Drs. Muhammad Djazman al-Kindi
Sistematika dan Pedoman untuk memahami Rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah
Sistematika
1)      Rumusan matan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” terdiri dari 5 angka.

2)      Lima angka tersebut di bagi menjadi 3 kelompok.

(1)    Kelompok kesatu : Mengandung pokok-pokok persoalan yang besifat ideologis.

(2)    Kelompok kedua : Mengandung persoalan mengenai faham agama yang menurut


Muhammadiyah yaitu angka 3 dan 4.

3)      Kelompok ketiga : Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah


dalam masyarakat Negara Republik Indonesia yaitu pada angka 5.

Pedoman untuk memahami


Uraian singkat mengenai Matan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah”.

1)      Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yang terkandung dalam angka 1 dan 2 dari
Matan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah”, adalah :

(1)    Aqidah
(2)    Cita-cita/ Tujuan

(3)    Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan aqidah dalam mencapai cita-cita/ tujuan
tersebut : “Agama Islam adalah agama Allah sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada ummat
sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, duniawi, dan ukhrawi.

2)      Fungsi aqidah dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita hidup adalah sebagai sumber yang
menentukan bentuk kayakinan dan cita-cita hidup itu sendiri.

3)      Fungsi cita-cita/ tujuan dalam persoalan keyakinan dan cita-cita ialah sebagai kelanjutan/
konsekwensi dari pada asas.

4)      Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang berasas Islam dan dikuatkan oleh hasil
penyelidikan secara ilmiah, historis, dan sosiologi, Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa ajaran
yang dapat untuk melaksanakan hidup yang sesuai dengan “Asas” dalam mencapai “cita-cita/
tujuan” hidup dan perjuangan sebagaimana yang dimaksud, hanyalah Islam.

5)      Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya telah


diuraikan dengan singkat di atas, adalah dibentuk dan ditentukan oleh pengertian dan fahamnya
mengenai Islam.

6)      Faham agama

Dasar Agama Islam :

1. Al-Quran : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW


2. Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al-Quran yang diberikan oleh Nabi
Muhammad SAW, dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam (nukilan
dari matan).
Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran Islam merupakan “kesatuan ajaran” yang tidak boleh
dipisah-pisah dan meliputi :

1. Aqidah : ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan


2. Akhlaq : ajaran yang berhubungan dengan pembentukan mental
3. Ibadah (mahdlah) : ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tata cara hubungan
manusia dengan Tuhan
4. Mu’amalat Duniawiya :ajaran yang berhubungan dengan pengolahan dunia dan
pembinaan masyarakat.
 
Islam agama universal

I.    Pengertian Islam.

Pengertian Islam ada 2 (dua)

1.     Islam dalam arti sempit adalah arkanu ‘i-islam, rukun islam yang lima.

2.     Islam dalam arti yang luas adalah sama dengan dinu ‘i-islam.

 
(q.s    3:19)
  Sesungguhnya din disisi allah (hanyalah) islam tiada berselisih orang-orang yang diberi kitab kecuali
sesudah datang ilmu (keterangan) kepada mereka disebabkan kedengkian diantara mereka. Barang
siapa yang ingkar akan ayat-ayat allah, maka sesungguhnya allah sangat cepat perhitungannya.

Beberapa definisi tentang islam oleh beberapa ulama dan sarjana islam  :

A.    Syaikh mahmud syaltut .

Islam itu adalah agama allah yang diperintahkan-nya untuk mengajarkan tentang peraturan-

peraturan-nya kepada nabi muhhamad saw. Dan menugaskannya untuk menyampaikan islam tersebut

kepada seluruh manusia dan mengajak mereka untuk memeluknya.

B.     Gaffar ismail.

Islam nama agama yang dibawa oleh muhammad saw. Berisi kelengkapan dari pelajaran-pelajaran

meliputi kepercayaan, peribadatan, tata tertib penghidupan pribadi, tata tertib pergaulan hidup,

peraturan tuhan, budi pekerti yang utama,menjelaskan rahasia penghidupan yang kedua (akhirat).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian islam adalah  :

Sebuah nama dari suatu ajaran yang diwahyukan oleh allah swt kepada nabi muhammad saw.

II.   Islam sesuai dengan fitrah manusia.

Setelah kita tinjau perkembangan hidup manusia dan perkembangan caranya berfikir, sejak

dari zaman sangat sederhana (primitif), sampai dia meningkat bermasyarakat, nyatalah sudah bahwa
pokok asli pendapatnya ialah  tentang adanya “yang maha kuasa dan ghaib”. Inilah perasaan yang

semurni - murninya dalam jiwa manusia, perasaan akan adanya yang maha kuasa adalah fitrah

manusia.

 Dicobanya memfilosofi sampai berjalan akalnya sejauh-jauh mungkin, akhirnya tertumbuk

kepada dinding yang tak kuasa diseberangi lagi. Sampai disanapun kalau dia akan menyatakan tidak

ada, dia harus mengumpulkan sebanyak-banyak alasan untuk memungkiri ada’nya’. Oleh karena itu

pengakuan ‘yang ada’ tumbuh dalam fitrah. Kalau orang memungkirinya berarti memungkiri fitrahnya

sendiri.

Kesan pertama tentang adanya ‘yang ada’ , adalah fitrah jiwa. Diakuilah kemurnian dan

ketinggian martabat manusia dari pada mahkluk yang lain, dia berakal dan pendapat akal yang mula-

mula ialah kepercayaan kepada yang ghaib. Sebab itu maka agama manusia yang mula-mula itulah

agama fitrah, maka insyaflah manusia akan kelemahan dirinya, dan insyaf akan maha besarnya ‘yang

ada’ itu, maka menyerah lah dia dengan segala rela hati. Penyerahan yang demikian  dalam bahasa

arab dinamai islam.

Jadi dibaikkanlah sangka akan kemurnian manusia. Pada pokok mulanya dia mempunyai

jiwa  murni (fitrah), walaupun dia  masih dikatakan primitif.

Dan dibaikkan pula sangka bahwa sehabis-habis dan sejauh-jauh perjalanan akal manusia , dia

akan bertemu suatu perhentian yaitu insyaf akan kelemahan diri, berhadapan dengan yang maha

kuasa, maha perkasa.

Kesimpulan  :

Permulaan perjalanan dinamai fitrah, akhir perjalanan dinamai islam. Seluruh kemanusiaan adalah dari

satu kekeluargaan dan fitrah mereka senantiasa mencari hubungan dengan yang menjadikannya,

sampai dia berjumpa, sampai dia menyerah (islam).

III.  Ajaran islam berlaku umum dan abadi.

Ajaran islam ialah ajaran-ajaran yang terkandung di dalam al-quran dan ajaran islam mencakup

berbagai aspek kehidupan.

Ajaran islam berlaku umum dan abadi ini sudah ada di dalam al-quran :
(q.s. 49:13)
“hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan perempuan dan
kami jadikan kamu berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal satu sama lainnya”.

Ajaran islam yang didasari al-quran telah dapat jaminan allah swt berlaku sampai akhir zaman.

B A B  II

 A. Konsepsi islam tentang manusia

I. Proses kejadian manusia menurut islam.

   Manusia itu pertama kali diciptakan tuhan dari tanah.

 
(q.s 38 : 71).
“ketika rab mu berkata kepada malaikat-malaikat : sesungguhnya aku menciptakan manusia dari pada
tanah”.

   Penciptaan selanjutnya dari sari pati tanah.


 (q.s    23 : 12).
“dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari sari tanah”

   Dengan melalui proses/tahapan sari pati tanah menjadi air mani.


 (q.s    32 : 8).
“kemudian dia menjadikan keturunan manusia dari air mani yang hina”.

   Air hina yang bila terpancar dinamakan mani. Dari air mani yang tercampur dinamakan nutfah

yang selanjutnya disimpan dalam rahim.

 
(q.s    23 : 13).
“kemudian kami jadikan dia air mani (yang disimpan) di dalam tempat yang kokoh (rahim)”.

   Dari nutfah jadi segumpal darah dari darah jadi segumpal daging (40 hari), dari daging jadi

tulang belulang (40 hari), tulang belulang dibalut daging (40 hari). Selama 4 bulan sudah

terbentuk.

  
(q.s    23 : 14).
“kemudian kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging lalu segumpal daging itu kami jadikan tulang-tulang, maka kami liputi tulang-tulang
itu dengan daging, kemudian kami jadikannya satu bentuk yang lain”, maha suci allah sebaik-baiknya
pencipta.

   Disaat itulah ditiupkan ruh dan disaat itulah ditentukan umur, rejeki, jodoh, maut.
 
(q.s    32 : 9).
“kemudian dia menyempurnakannya dan meniupkan kepadanya dari ruhnya dan dia menjadikan untuk
kamu pendengaran. Penglihatan dan hati sedikit sekali kamu bersyukur”.

   Ruh apa yang ditiupkan ? Ruh itu adalah al-quran.

 
(q.s    42 : 52).
Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu ruh (al-quran) dengan perintah kami, engkau (sebelumnya)
tidak mengerti apa kitab dan apa iman. Tetapi kami menjadikan al-quran itu cahaya, yang dengannya
kami memberi petunjuk orang-orang yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami dan
sesungguhnya engkau menunjuki kepada jalan yang lurus”.

   Setelah ada ruh dinamakan zigot disinilah zigot bersaksi bahwa nantinya akan beral-quran dan

berjanji untuk mengabdi pada allah. Setelah terlahir tugasmu adalah beribadah kata allah.

 
(q.s    51 : 56).
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia    melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku”.

II.  Fungsi dan tujuan hidup manusia.

Manusia diciptakan tuhan dengan sebaik-baiknya struktur (baik rohani maupun jasmani) dan

semulia-mulianya mahkluk, melebihi dan mengatasi makhluk-makhluk allah lainnya.

Manusia di beri tiga komponen pendengaran, penglihatan, perasaan. Ketiga komponen tersebut

diberikan oleh allahkepada manusia untuk bisa mempelajari al-quran.

 
  (q.s    16 : 78).
“ dan    allah    mengeluarkan kamu dari perut ibumu sedang kamu tidak mengetahui sesuatu dan dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati supaya kamu bersyukur”.

Status dan fungsi manusia diatas dunia ini adalah sebagai khalifah untuk melaksanakan segala

yang diridhoi allah swt diatas bumi allah ini : untuk mengkulturkan natur dan dalam waktu yang sama

untuk mengislamkan kultur.

 
(q.s    6 : 165)
“dialah yang mengangkat kamu jadi khalifah di bumi, dan meninggikan    setengah kamu dari dari pada
yang lain beberapa derajat, supaya dia mencobaimu tentang apa yang diberikannya kepadamu.
Sesungguhnya tuhanmu amat lekas siksanya dan sesungguhnya dia pengampun lagi    penyayang.

Sebagai khalifah allah diatas bumi, manusia diperlengkapi allah dengan pelbagai macam hidayat

(insting, indra, akal, agama, dan hidayat taufiq).

Kepada manusia dianugerahkan tuhan beberapa kebebasan memiliki dengan konsekwensi

tanggung jawab yang ditanggung secara individual pada hari kiamat, dimana segala indra dan alat

badani lainnya dijadikan sebagai saksi, baik yang berbuat kebajikan maupun yang berbuat kejahatan,

bagaimana kecilpun niscaya bakal dinampakkan.

Di samping kedudukan sebagai khalifah dalam waktu yang sama manusia itu sebagai abdu’l-lah

(hamba/pengabdi allah), dengan tugas melaksanakan ibadah (pengabdian) dalam arti yang seluas-

luasnya kepada allah.

B A B III

Al-quran sumber utama ajaran islam

I.    Pengertian al-quran.

Al-quran ialah firman allah berupa  wahyu yang disampaikan  oleh malaikat jibril kepada nabi

muhammad saw. Yang didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan

seluruh aspek kehidupan melalui ijtihat.

Al-quran sebagai penutup dari kitab-kitab sebelumnya.   Al-quran bernama juga al-furqan. Al-

quran artinya bacaan, furqan artinya pemisah, diantar yang terang dengan yang gelap.

II.   Sejarah turunnya al-quran.

Turunnya quran sebagai perintah dan wahyu tuhan kepada nabi muhammad saw tidaklah

sekaligus tetapi berturut-turut seayat demi seayat.

Permulaan turunnya ialah pada 17 hari bulan ramadhon tahun ke 41 dari pada usianya,

diturunkan di gua hira, ayat yang mula-mula turun itu ialah .

 
(al-‘alaq.    S 96 : 1-5).
“bacalah ! Demi nama tuhan engkau yang telah    menjadikan manusia daripada segumpal darah bacalah
!  Dan tuhan engkau amat lah mulia. Yang mengajari dengan qalam. Mengajari    manusia akan    apa yang
tidak    mereka ketahui”.

Dan ayat yang penghabisan turun pada 9 hari bulan zulhijjah tahun ke 10 dari hijrahnya ke

madinah. Dalam waktu beliau mengerjakan haji akbar atau haji wadda (haji selamat tinggal), dan usia

beliau 63 tahun.
 (al-maidah . S    5 : 3).
“pada hari ini aku sempurnakanlah bagi kamu agama kamu, dan aku cukupkan atas kamu akan
nikmatku, dan aku relakan bagi kamu islam    menjadi    agama”.

Maka waktu sejak permulaan turunnya sampai penutupnya ialah 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Malam turun al-quran pada bulan ramadhon yang bertepatan dengan tanggal 17 ramadhon

beralasan kepada suatu ayat yang memperingati dua kejadian pentingyang menentukan arah kejadian

sejarah perjuangan islam :

  
(al-anfal ;s    8 : 41).
“jika kamu percaya dengan allah dan dengan apa yang pernah kami turunkan kepada hamba kami pada
‘hari pemisahan’,    ‘ hari pertemuan dua golongan’.

‘hari pemisahan’ ialah pemisahan zaman jahiliyah dengan zaman nur-ul islam.Itulah hari

permulaan turunnya al-quran di gua hiraa itu. Dan ‘hari perjumpaan dua golongan’ , ialah peperangan

badr, seketika berjumpa tentara islam yang memperjuangkan agamanya dengan kaum musyrikin yang

memperjuangkan berhalanya. Sedang peperangan badr yang menentukan itu kejadian 17 ramadhon

juga, yakni setelah beliau berpindah ke madinah (tahun kedua). Malam turun al-quran dinamai juga

“lailatul qadr”, (malam ketentuan), dan “lailatul mubarakatun”, (malam yang diberkati).

Adapun sejak turun ayat yang penghabisan, menyatakan bahwa agama telah disempurnakan dan

nikmat telah dicukupkan, tidak lagi nabi menerima wahyu sesudah itu. 81 hari setelah turun ayat itu,

beliau meninggal dunia.

III. Sejarah pembukuan al-quran.

Ayat-ayat yang turun mulanya belum terkumpul dalam satu buku. Ada yang dituliskan orang

dipucuk daun kurma dan di tulang iga unta atau di kulit kambing dan sebagian dalam hapalan orang .

Keempat khalifah nabi ada menyimpan tulisan itu dan juga ditulis oleh ‘amir ibn fuhairah, orang al-
anshar yang mula-mula menulisnya ialah ubayy bin ka’ab setelah itu ibn qais bin syammas, dan zaid ibn

tsabit, dan kedua anak abu sufyan yaitu mu’awiyah dan yazid. Masing-masing sahabat zubair ibn

‘awwam, mughirah ibn syu’bah, khalid ibn al-walid. ‘ula ibn al-hadhrami, ‘amir ibn ‘ash, abdullah ibn al-

hadhrami, muhammad ibn muslamah, dan ‘abdullah ibn ‘abdullah ibn ubay ibn salul semuanya

mempunyai catatan serba seayat, tidak ada yang mempunyai sekumpulan penuh, ada pula yang

menghapal semuanya walaupun tidak mempunyai catatan yaitu ‘abdullah bin mas’ud, salim ibn

ma’qal  maula abu huzaifah, mu’az ibn jabal, zaid ibn tsabit, abu zaid ibntsabit, abu zaid dan ubayy

ibn ka’ab dan abu darda.

Setelah nabi wafat, pemerintahan digantikan abu bakr dan atas perintah beliau dikumpulkanlah

menjadi satu buku atau “mush-haf”. Hal ini dilatar belakangi dengan adanya pemberontakan di

yamamah dimana 600 orang yang hapal al-quran mencapai mati syahid dalam peperangan itu. Oleh

sebab itu maka umar mengusulkan kepada abu bakr supaya segera al-quran itu dibukukan, usul umar

diterima  dan beliau perintahkanlah zaid ibn tsabit dibantu oleh beberapa orang memulai pekerjaan

itu, dimulailah dikumpulkan segala catatan yang ada mulai di pucuk kurma, di tulang unta, di kulit

kambing dan mana yang masih kurang, dimintanya perbandingan  kepada orang-orang yang menghapal

di luar kepala, sampai akhirnya tersusunlah quran menurut susunan yang diterima dari pada nabi.

Setelah pekerjaan itu selesai di saksikan bersama-sama, diakui oleh sahabat-sahabat yang utama

(abu bakr, umar, usman dan ali), dan juga oleh keenam sahabat pilihan nabi. Maka mereka pun turut

menyaksikan dan mengakui penyusunan itu, menurut susunan yang diwasiatkan oleh nabi, setelah itu

naskah yang lama pada pucuk kurma, tulang dan kulit kambing dibakar. Naskhah baru dipegang oleh

abu bakr.

Setelah abu bakr wafat naskah dipegang oleh umar dan setelah beliau wafat, dipelihara oleh

ummul-mu’minin hafsah, istri rasulullah dan putri dari umar.

Diriwayatkan oleh bukhari dari pada anas bin malik, bahwasannya huzaifah bin al-yamaan

datang kepada usman. Dia kembali dari peperangan bersama-sama ahli negeri syam menakhlukan

armenia, dan bersama penduduk negeri iraq menakhlukan azerbiyan, maka sangatlah terkejut

huzaifah mendengar sangat berbedanya bacaan mereka, maka berkatalah ia kepada usman : “

kejarlah lekas umat ini sebelum mereka bertikai berselisih sebagai mana orang yahudi dan nasrani”.

Mendengarkan usul huzaifah itu, usman mengutus orang itu kepada hafshah, minta dikirimkan

mush-haf untuk disalin dan setelah selesai akan dikembalikan. Setelah usman menerima mush-haf

kiriman hafshah maka usman memerintahkan kepada zaid bin tsabit penyusun mush-haf pertama
untuk menyalinnya dan kepada ‘abdullah bin zubair, sa-id bin al-ash dan ‘abdurrahman bin al-harris

bin hisyam, supaya disalin menjadi beberapa mush-haf. Dan beliau berkata kepada putra quraisy yang

bertiga, “kalau ada perlainan bacaan diantara kami dengan bacaan zaid bin tsabit, hendaklah ditulis

menurut lidah quraisy, sebab quran diturunkan dengan lidah mereka.

Setelah selesai mereka menyalinnya menjadi beberapa mush-haf, dikirimkanlah salinan itu ke

setiap penjuru. Dan kalau ada yang lain supaya dibakar. Mush-haf-mush-haf itu dikirim ke kufah,

bashrah, damaskus, makkah dan tinggal satu di madinah dan tinggal satu pula di tangan beliau. Mush-

haf yang tinggal di tangan beliau itulah yang terkenal dengan nama “mush-haf al-iman”, mush-haf-

mush-haf yang dikirim di letakkan dalam masjid masing-masing negeri. Penyalinan mush-haf ini

terjadi di tahun 25 hijrah.

IV. Fungsi al-quran sebagai sumber utama ajaran islam.

Al-quran adalah kitab, tiang dan dasar islam satu-satunya yang telah diturunkan allah untuk

menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa dan menjadi cahaya yang melepaskan dunia dari

belenggu syirik dan kebodohan.

Al-quran adalah sumber utama syari’at dan ajaran-ajaran islam yang sangat terpuji dan tahan

uji. Ditinjau dari segi hukum dan peraturan, ajaran-ajaran itu menjamin kemaslahatan umat di dunia

sekarang dan masa yang akan datang.

Secara ringkas dapat disebutkan bawa fungsi al-quran sebagai sumber utama ajaran islam adalah :

1.     Fungsinya untuk mengetahui segala hal yang menyangkut kehidupan di dunia dan akhirat bagi semua

makhluk ciptaan  allah.

2.     Menunjukan batasan-batasan hukum, larangan dan perintah allah swt.

B A B  IV

Al-quran sebagai way of life bagi manusia

I.  Isi pokok alquran.

Secara garis besar, pokok pokok kandungan al-quran sebagai berikut :

1.     Ajaran yang berhubungan dengan masalah akidah (keimanan), yaitu keimanan kepada allah swt, hal-hal

yang gaib, para rosul, wahyu, hari akhir dan sebagainya.


2.     Ajaran yang mengatur masalah-masalah ibadah, yaitu aturan-aturan tentang pengabdian seorang

hamba kepada tuhannya, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan sebagainya.

3.     Ajaran yang berkenaan dengan masalah ahklak manusia dengan allah, sesama manusia, maupun

manusia dengan alam sekitar.

4.     Ajaran yang berhubungan dengan hukum yang mengatur kepentingan umat manusia, seperti hukum

pembunuhan, pencurian,, dan sebagainya.

5.     Ajaran yang mengatur hubungan masyarakat seperti mu’amalat, munakahat, dan lain-lain. Juga tata

aturan yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.

6.     Ajaran yang berkenaan dengan janji dan ancaman. Orang yang taat beribadah dijanjikan surga,

sedang yang ingkar disediakan balasan siksa neraka.

7.     Hal-hal yang berhubungan dengan sejarah umat manusia masa lampau,sebagai teladan bagi manusia

masa sekarang dan yang akan datang.

8.     Berisi informasi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

II.   Al-quran sebagai way of life bagi manusia.

Agar manusia sukses menjalankan tugas utamanya itu, diperlukan suatu pedoman atau petunjuk

sehingga dia dapat tetap berada pada jalan yang benar dan tidak tersesat. Oleh karena itu, dengan

sifat rahman dan rahimnya allah menurunkan petunjuk berupa kitab suci.

Bagi kita umat muhammad saw, telah diberi pedoman berupa al-quran. Al-quran berisi

ketentuan-ketentuan tentang segala sesuatu yang bertujuan mengantarkan manusia selamat di dunia

dan di akhirat. Hal ini dijelaskan oleh allah dalam al-quran.

  
(q.s. Al-isra’:9)
“sesungguhnya la-quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal soleh bahwa bagi mereka pahala
yang besar”.

 
(q.s. Al-baqarah: 1-5)
“alif lam mim. Kita (al-quran itu tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa
yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian
rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (al-quran)
yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah    diturunkan    sebelummu, serta mereka
yakin akan adanya kehidupan  akhirat”.
Dari ayat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hanya orang-orang yang bertakwalah yang

menjadikan al-quran sebagai petunjuk. Allah juga menegaskan, orang-orang yang bertaqwa itulah

yang selalu berada dalam hidayah dan akan selalu memperoleh keuntungan.

Oleh karena itu kalau ingin hidup selamat di dunia dan akhirat, tidak ada cara lain kecuali

menjadikan al-quran sebagai pedoman dalam kehidupan kita.

BABV

As-sunnah sumber kedua ajaran islam

I.    Pengertian as-sunnah dan hadist.

As-sunnah (etimologis berarti : tradisi dan perjalanan), sumber asasi islam yang kedua, ialah

segala perkataan, perbuatan dan sikap rasulullah saw yang di catat dan direkam di dalam al-hadist.

Al-hadist (etimologis berarti : ucapan atau pernyataan dan sesuatu yang baru), dalam arti

teknis as-sunnah identik dengan al-hadist.

II.   Macam-macam sunah.

Sunnah rasulullah dapat dibedakan menjadi 3 macam :

1.   Sunah qauliyah (perkataan)

Ialah sabda yang beliau sampaikan dalam beraneka tujuan dan kejadian. Misalnya sabda beliau  :

“tidak ada kemudharatan dan tidak pula memudharatkan”.

Adalah suatu sunnah qauliyah yang bertujuan memberikan sugesti kepada ummat islam agar tidak

membuat kemudharatan kepada dirinya sendiri atau orang lain.

2.   Sunnah fi’liyah

       Ialah segala tindakan rasulullahsaw sebagai rasul.  Misalnya :

Tindakan beliau mengerjakan shalat 5 waktu dengan menyempurnakan cara-cara, syarat-syarat dan

rukun-rukun melaksanakan, memutuskan perkara berdasarkan bukti atau saksi dan mengadakan

penyumpahan kepada seorang pendakwa.

3.   Sunnah taqririyah.

Ialah perkataan atau perbuatan sebagian sahabat yang telah disetujui oleh rasulullah saw. Secara

diam-diam atau tidak dibantahnya atau disetujui melalui pujian yang baik. Persetujuan beliau
terhadap perbuatan yang dilakukan oleh sahabatitu dianggap sebagai perbuatan yang dilakukan oleh

beliau sendiri.

III.  Tingkatan-tingkatan hadist serta hadist yang dapatdijadikan hujjah.

1.     Hadist maqbul (yang diterima), yaitu hadist yang dapat digunakan dan terdiri atas tiga  macam :

a.     Hadist hasan (yang baik), yaitu hadist yang boleh   dijadikan hujjah (alasan atau argumen), bila tidak

bertentangan dengan al-quran, dengan hadist shahih atau dengan hadist ashah.

b.     Hadist shahih (yang sah atau sehat), yaitu hadist yang boleh digunakan sebagai hujjah bila tidak

bertentangan dengan al-quran, dan hadist ashah.

c.     Hadist ashah (yang paling sah atau sehat) ialah hadist yang dapat digunakan sebagai hujjah bila tidak

bertentangan dengan al-quran.

2.     Hadist da’if (yang lemah), yaitu hadist yang tidak kuat untuk digunakan sebagai hujjah.

3.     Hadist maudhu’ (palsu), yaitu hadist yang sama sekali tidak dapat digunakan sebagai hujjah.

IV.  As-sunnah sebagai sumber kedua ajaran islam.

As-sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan rosul allah swt. Yang dimaksud

dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui rosulullah dan beliau

membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua

sesudah al-quran, sunnah juga berisi aqidah dan syariah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk

kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya

atau muslim yang bertaqwa. Untuk itu rosul allah menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri

mendidik, pertama dengan menggunakan rumah al-arqam ibn abi al-arqam, kedua dengan

memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga dengan mengirim para sahabat ke

daerah-daerah yang baru masuk islam.

Oleh karena itu sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi

manusia  muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang.

B A B  VI

Keharusan mengikuti sunnah

I.    Landasan keharusan mengikuti sunnah rosul menurut al-quran dan hadist.


Dalam al-quran banyak kita temui dalil-dalil yang menyatakan untuk mengikuti as-sunnah

diantaranya :

Surat al-hasyar : 20.


“apapun yang diperintahkan oleh rasul kepada mu laksanakanlah    dan    apapun    yang dilarang maka
jauhilah”.

Hadist rosul riwayat bukhari muslim

“aku tinggalkan    kepadamu dua pusaka apabila kamu berpegang teguh    dengan keduanya maka kamu
tidak akan    sesat selama-lamanya, dua hal itu adalah al-quran  dan    sunnah ku.

Jelaslah bagi kita bahwa kita  wajib untuk mengikuti sunnah rasul yang berlandaskan dan

didasarkan dengan al-quran sebagai sumber utama dan sunnah rasul sebagai sumber kedua.

II. Pentingnya mengikuti sunnah dalam kehidupan.

Hukum-hukum yang dipetik dari as-sunnah wajib ditaati sebagaimana hukum-hukum yang

terdapat dalam al-quran al-quran.

Yang menetapkan bahwa as-sunnah menjadi hujjah bagi kaum muslimin sebagai sumber hukum ialah :

1.   Al-quran.

Di dalam al-quran banyak terdapat ayat-ayat yang memerintahkan kaum muslimin agar mentaati

rasulullah saw dengan ungkapan yang berbeda-beda.

      

            Firman    tuhan (ali imran : 32)


Katakanlah: “taatilah allah dan rasul-nya jika kamu berpaling, sungguh allah tidak menyukai orang
kafir”.

Di dalam surat an-nisa’: 80, tuhan menjelaskan bahwa taat kepada rasulullah saw. Adalah sama

dengan taat kepada allah, firman-nya :

(an-nisa : 80)
“barang siapa yang mentaati rosul, sungguh ia telah    mentaati allah…

2.    Hadist.    

Merintahkan agar kaum muslimin selalu berpegang kepada sunnah rasulullah antara lain hadist abu

najih al-irbadh bin sariyah ra. Yang menceritakan :


Rasulullah saw memberikan    nasihat kepada kita dengan suatu nasihat yang  menggetarkan hati dan
mencucurkan    airmata.  Kami bertanya : “ hai rasulullah, nampaknya nasihat itu nasihat (pamitan)
terakhir. Karena itu beri nasihatlah kita ! Sabda beliau : “aku nasihatkan    kepadamu agar kamu
taqwa kepada allah, taat dan patuh, biarpun seorang hamba sahaya memerintah kamu.  Sungguh orang
yang hidup lama    (berumur panjang) diantara kamu nanti bakal mengetahui adanya pertentangan-
pertentangan yang hebat.

Oleh karena itu hendaklah kamu berpegang teguh kepada sunnahku, sunnah khulafa’ur-rasyidin yang
pada mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah dengan taringmu ! Jauhilah mengada-adakan perkara, sebab
perkara yang diada-adakan itu adalah bid’ah. Padahal setiap bid’ah itu adalah tersesat dan setiap
tersesat itu di neraka. (rw. Ahmad dan lainnya).

Jelaslah kiranya hadist tersebut memerintahkan kepada kaum muslimin agar berpegang kepada

sunnah rasulullah saw.

III.Macam-macam penyimpangan terhadap sunnah.

Sumber-sumber hukum islam yang diperselisihkan kedudukannya tersebut ialah hadist nabi

muhammad saw. Dari perselisihan inilah timbul penyimpangan penyimpangan terhadap sumber hukum

islam, disini akan diperinci macam-macam perselisihan dalam hadist:

1.     Sampai atau tidaknya suatu hadist.

2.     Percaya atau tidaknya terhadap seorang  perawi  hadist.

3.     Sahih atau tidaknya sesuatu hadist.

4.     Pembagian hadist dla’if.

5.     Pemakaian hadist murshal.

6.     Perlawanan hadist ahad dengan quran.

7.     Perlawanan antara dua hadist ahad.

8.     Perlawanan antara hadist dan qiyas atau aturan dasar (aturan umum).

9.     Pemahaman terhadap perbuatan rasulullah.


10.   Dari perselisihan-perselisihan diatas dapat ditarik kesimpulan macam-macam penyimpangan terhadap

sunnah itu adalah sebagai berikut :

1.     Penyimpangan dari segi sanad

2.     Penyimpangan dari segi matan

3.     Penyimpangan dari segi rawi

4.     Penyimpangan dari segi pemahaman sunnah.

IV.  Sebab-sebab terjadinya penyimpangan terhadap  sunnah dan bahayanya terhadap kehidupan ummat

islam.

Sunnah rasul baru dibukukan 2 abad setelah rasulullah wafat dengan begitu banyak terjadi

penyimpangan-penyimpangan terhadap sunnah rasul, sebab-sebab terjadinya penyimpangan terhadap

sunnah rasul antara lain adalah :

1.     Orang yang menerima sunnah berada di daerah yang berbeda-beda, sehingga kadang-kadang terjadi

perbedaan pemahaman sunnah dari masing-masing daerah tersebut.

2.     Ada sebaian orang yang berpendapat bahwa dalam al-quran itu semua sudah lengkap, sehingga

sebagian orang tersebut beranggapan bahwa sunnah rasullullah tidakalah perlu.

3.     Ada juga karena jarak contoh : negeri iraq jauh dari madinah sehingga ulama Iraq cenderung

memakai ijtihad.

Bahaya penyimpangan terhadap sunnah terhadap kehidupan ummat islam :

         Dalam islam ada tauhid, dalam tauhid tersebut ada pengakuan terhadap allah swt dan secara

otomatis ada pengakuan terhadap rasul dan pembuktiannya dengan mengikuti sunnahnya, kalau tidak

mengikuti sunnahnya berarti telah mengingkari rosul, jika mengingkari rasul maka secara otomatis

mengingkari adanya allah swt.

         Tujuan ajaran islam adalah untuk mengatur ketertiban dunia, kelangsungan hidup di dunia,

kesejahteraan  dan keselamatan hidup di dunia.  Sedang sunnah adalah salah satu aturan yang akan

membawa manusia menuju keselamatan hidup, jadi kalau tidak mengikuti aatau terjadi

penyimpangan terhadap sunnah dapat membahayakan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.

         Bahaya nya penyimpangan sunnah terhadap kehidupan umat islam secara umum dapat dikatakan

bahwa : tidak akan bisa umat islam menjalankan ajaran islam dengan baik dan sempurna apabila tidak

mengikuti sunnah rasul karena sunnah rasul merupakan sumber ajaran atau hukum islam.
B A B VII

Aqidah sebagai landasan fundamental

I.   Pengertian aqidah, tauhid dan iman.

Pengertian aqidah.

Aqidah adalah suatu sistim kepercayaan, yakni sesuatu yang harus diyakini sebelum apa-apa,

dan sebelum melakukan apa-apa, tanpa ada keraguan sedikitpun, dan tanpa ada unsur-unsur yang

dapat mengganggu kebersihan keyakinan itu.

Pengertian tauhid.

Perkataan tauhid berasal dari bahas arab, masdar dari kata ‘wahhada yuwahhidu’ .

Secara etimologi, tauhid berarti keesaan maksudnya, ikhtikad atau keyakinan bahwa allah swt adalah

esa, tunggal, satu.

Pengertian iman :

Kata iman berasal dari bahas arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, iman

adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
II.  Ruang lingkup dan sendi-sendi aqidah islam.

Ruang lingkup dan sendi-sendi aqidah islam , baik mengenai wujud allah beserta segala atribut-

nya, mengenai kerasulan, malaikat, kitab suci, kehidupan akhirat berupa surga dan neraka berikut

prosedur hisabnya, dan tentang qadha dan qadhar, disampaikan lewat wahyu.

Dalam doktrin aqidah juga terdapat berbagai ajaran-ajaran dalam aspek-aspek keagamaan

lainnya, dalam doktrin aqidah juga terdapat berbagai interpretasi para tokoh ulama, serta

intelektual muslim, interpretasi-interpretasi tersebut, oleh para ulama sendiri dikategorikan sebagai

pemikiran dan bukan ajaran. Karena posisinya sebagai pemikir itulah, maka rumusan-rumusan

normatifnya tidak mengikat, boleh diikuti dan boleh juga tidak

III. Fungsi aqidah bagi ummat islam.

Aqidah merupakan landasan dan dasar pijakan untuk semua perbuatan. Berbagai amal perbuatan

akan memiliki nilai ibadah yang besar kalau bertolak dari keyakinan aqidah. Dan senantiasa terkontrol

dari berbagai penyimpangan kalau diimbangi dengan suatu keyakinan aqidah yang cukup

kuat. Merupakan jaminan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

IV.  Kebutuhan manusia terhadap aqidah.

Kebutuhan manusia terhadap aqidah dilihat dari individu pelakunya, serta lingkungan sosialnya.

Secara individual, seseorang yang namun secara konsisten mengikuti aqidah islam dalam hidup

dunianya akan senantiasa memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa. Tanpa adanya aqidah

bagaimana manusia dapat menjalankan amanatnya sebagai khalifah allah di bumi. Tanpa aqidah

bagaimana manusia dapat menuju kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.

Kebutuhan Manusia terhadap aqidah adalah semata-mata untuk benar-benar

melaksanakan  perintah allah swt yang telah ada dalam al-quran.

Jadi aqdah adalah kebutuhan yang utama bagi manusia dalam menjalankan syariat Allah.
B A B  VIII

Aqidah islam terhadap malaikat, kitab, rosul, hari akhirat, serta qadha dan qadhar.

I.    Iman kepada malaikat.

Al-quran dan sabda nabi muhammad saw  memberikan petunjuk-petunjuk tentang adanya yang

ghaib bernama  malaikat. Dia adalah tenaga-tenaga yang diperintah oleh tuhan mengerjakan

beberapa tugas yang telah ditentukan.

Maka tenaga-tenaga besar itulah yang dijadikan alat oleh tuhan di dalam mengatur  perjalanan

alam ini dan sebagai tentara tuhan oleh sebab zat malaikat itu bukanlah benda, bukan jenis, bukan

laki-laki dan bukan pula  perempuan.

Maka kepercayaan akan adanya malaikat , adalah menjadi salah satu sendi kepercayaan yang

enam di dalam islam.

Dasar yang mewajibkan beriman kepada malaikat adalah :

(q.s. Al anbiya’:19-20).
“dan kepunyaan-nyalah segala yang dilangit dan dibumi dan malaikat-malaikat di sisinya, mereka tiada
yang mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-nya, dan tiada pula merasa letih. Mereka selalu
bertasbih siang dan malam tiada henti-hentinya.”
II.   Iman kepadakitab-kitab allah.

Al-kitab itu dua artinya, pertama perintah illahi, kedua buku yang tercatat, maka bahwasannya

allah pernah menurunkan wahyunya untuk keselamatan manusia dengan perantara nabi musa yang

bernama taurat, dan perantara nabi daud yang bernama zabur, dan perantara  nabi isa al-masih yang

bernama injil.

Mempercayai kitab taurat, zabur, injil adalah menjadi pokok kepercayaan islam. Isi kitab

sebagai perintah illahi tentu saja tidak salah, sebab isi kitab ialah buat kemuslihatan manusia di

dalam hubungan nya dengan tuhan, dan di dalam hubungannya dengan sesama manusia. Maka bilamana

berobah tempat dan berobah zaman, berobahlah syariat yaitu peraturan-peraturan. Namun pokok

tidaklah berubah, oleh karena itu al-quran adalah penutup dari segala kitab itu. Isi segala kitab yang

telah lalu telah tersimpul di dalamnya. Sehingga dengan memegang pokok al-quran itu dengan

sendirinya terpegang jugalah kitab-kitab yang terdahulu. Apalagi di dalam al-quran itu sendiri

terang-terang dinyatakan bahwa dia membenarkan akan isi kitab yang telah terdahulu itu.

Kepercayaan kepada keempat kitab itu adalah dasar iman orang muslimin

III. Iman kepada rasul-rasul allah.

Di dalam islam, kepercayaan kepada nabi dan rosul, adalah termasuk rukun iman, tiang

kepercayaan.

Setiap orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, dengan sendirinya insaf dan percaya

bahwa alamat kasih tuhan kepada manusia diutusnya rosul-rosul itu. Mereka bukan orang lain, tetapi

manusia juga. Manusia yang dipilih. Memberi peringatan akan bahaya. Menganjurkan menuju jalan

yang bahagia. Menunjukkan siapa tuhan itu dan apa sifatnya. Mereka datang buat dijadikan contoh

teladan di dalam menempuh hidup. Setengah dari rosul-rosul itu diberi kitab-kitab buat menuntun

kita. Menunjukkan batas-batas hukum, larangan dan suruhan. Kadang-kadang diberilah mereka

perbantuan dengan perkara-perkara yang ajaib, yang diluar dari pada hukum sebab-akibat yang biasa

menurut perjalanan akal kita. Jiwa mereka murni, akal mereka sehat dan kata mereka benar.

Mereka shiddiq, jujur menyatakan apa yang benar dan apa yang salah, karena cintanya kepada

peri kemanusiaan dan taatnya akan perintah allah. Mereka memegang amanah, yaitu kepercayaan

besar yang dilimpahkan tuhan kepadanya menjadi penuntun manusia. Mereka tagbligh, yakni

menyampaikan apa yang diperintahkan tuhan. Tidak ada yang ditahannya, disampaikannya tuntunan
illahi, walaupun berlawanan dengan hawa nafsu manusia. Dan mereka mempunyai sifat fatonah, yaitu

bijaksana. Dapat mengatur kekuatan kaumnya.

Kesimpulannya mempercayai nabi dan rosul itu adalah pokok kepercayaan di dalam islam.

IV. Iman kepada hari kiamat.

Apabila kita telah masuk ke dalam lingkungan agama, kita mesti bertemu dengan kepercayaan

kepada hari kiamat, sebab itu maka kepercayaan kepada hari akhirat adalah agama. Tidak percaya

pada hari akhirat artinya tidak beragama. Kepercayaan dalam agama, adalah kepercayaan dalam

keseluruhan. Meninggalkan kepercayaan kepada hari akhirat, haruslah merombak seluruh

kepercayaan. Yaitu tidak percaya kepada tuhan.

Bahkan terdapat banyak perbedaan diantara agama-agama, namun di dalam kepercayaan kepada

adanya allah dan adanya hidup sesudah mati, seluruh agama di pandang satu. Tujuan agama adalah

satu, yaitu mempercayai allah dan mempercayai hari kemudian.

Firman allah :    (al-baqarah; s. 2:62).


“sesungguhnya orang-orang yang beriman (percaya) dan orang-orang yang beragama yahudi, dan
nasrani, dan agama shabi”, siapa yang percaya dengan allah dan hari yang akhir, dan yang
mengerjakan amal yang saleh, maka bagi mereka itu pahala di sisi allah; dan tidaklah ada ketakutan
atas mereka dan    tidak lah    mereka itu akan berduka cita.”

Alangkah luas pandangan yang di tanamkan tuhan dengan perantara nabi-nya kepada umat

manusia di dalam ayat ini. Tujuan seluruh keagamaan hanyalah satu, yaitu “percaya kepada allah dan

hari kemudian”, diiringi dengan bukti, yaitu berbuat baik, beramal saleh.

V.    Iman kepada qadha dan qadhar.

Rukun iman yang keenam, atau tiang kepercayaan yang paling akhir ialah kepercayaan kepada

taqdir, atau qadla dan qadar.kepercayaan ini ialah bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam alam ini,

atau terjadi pada diri kita manusia sendiri, buruk dan baik, naik dan jatuh, senang dan sakit dan

segala gerak-gerik hidup kita, semuanya tidaklah lepas daripada “taqdir” atau ketentuan illahi. Tidak

lepas daripada qadar, artinya jangka yang telah tertentu, dan qadla artinya ketentuan.
B A B IX

Ibadah

I.    Pengertian ibadah.

Pengertian ibadah dalam agama islam adalah suatu perbuatan yang dilakukan untuk menjalankan

perintah allah dan menjauhi larangan allah sesuai dengan apa yang terklandung di dalam al-quran.

Pengertian ibadah  bisa bermacam-macam antara lain : mengabdi, perbuatan, taat dan

sebagainya.

II.   Macam-macam ibadah.

         Ibadah dalam arti sempit : yaitu melakukan sesuatu yang telah diwajibkan dalam rukun islam atau

disebut ibadah mahdhah antara lain : shalat, zakat, puasa, dan haji.

         Ibadah dalam arti luas : yaitu melakukan perbuatan yang diridhoi oleh allah swt baik yang

berhubungan dengan allah, sesama manusia, maupun alam sekitar dan menjauhi larangan-nya. Apapun

bentuk ibadahnya selalu berpedoman kepada al-quran.

III. Hakekat dan tujuan ibadah.

Hakekat ibadah  :

Hakekat ibadah ialah mendekatkan diri kepada allah swt, dengan mentaati segala perintah-

perintahnya, menjauhi larangan-larangan-nya dan mengamalkan segala yang diizinkan-nya.

Tujuan ibadah.

Tujuan ibadah amat banyak yaitu sebanyak macamnya ibadah itu sendiri. Tiap sesuatu itu

diciptakan allah dengan tujuan tertentu. Secara garis besarnya tujuan ibadah ada tiga yaitu  :

         Membina pribadi.
Tujuan serta arti ibadah adalah untuk melatih dan mendidik kalbu manusia supaya dapat dibimbing

dan dikendalikan kepada tujuan yang mulia.

         Mensukseskan tugas khalifah.

Manusia di dunia ini sebagai khalifah allah (wakil allah), manusia dilahirkan dengan diberi 3 komponen

yaitu penglihatan, pendengaran, perasaan (hati), ketiganya diberikan oleh allah supaya kita dapat

mempelajari al-quran dan bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari serta mematuhi hukum-

hukum  allah yang telah ditentukan di dalam al-quran.

         Mencari keridhoan allah.

Apapun bentuk ibadah yang kita lakukan semua bermuara pada pencarian ridha allah.

IV. Prinsip-prinsip ibadah.

Untuk memberikan pedoman ibadah yang bersifat final, islam memberikan prinsip-prisip ibadah

sebagai berikut :

         Yang berhak disembah hanyalah allah.

Q.s al-fatihah (1) : 5


“hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan.”

     

Mengajarkan bahwa hanya allah yang berhak disembah dan dimintai pertolongan.

Q.s an-nisaa’ (4) : 36


“dan sembahlah allah dan janganlah kamu mempersekutukan-nya dengan sesuatupun, dan berbuat
baiklah untuk ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan budak-budak
kamu.Sesungguhnya allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong lagi  membangga-banggakan
diri.”

Memerintahkan agar orang menyembah hanya kepada allah, jangan ada sesuatupun yang disekutukan

kepada allah .

Itulah beberapa ayat dalam al-quran mengenai allah yang berhak disembah atau keesaan mutlak.
         Ibadah tanpa perantara.

Islam membebaskan manusia dari ikatan sistim perantara.

Q.s al-baqarah (2) : 186


“dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), sesungguhnya aku
dekat. Aku memperkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaku, sebab itu
hendaklah mereka memohon perkenan kepada-ku dan beriman kepada-ku supaya
mereka  memperoleh    petunjuk.”

Mengajarkan bahwa allah dekat kepada hambanya. Akan dikabulkannya permohonan orang yang

berdoa kepadanya. Orang supaya memenuhi ajakannya  dan beriman kepadanya, agar senantiasa

berada diatas kebenaran.

Q.s qaaf (50) : 16.


“dan sungguh kami telah menciptakan manusia dan kami mengetahui apa yang dibisikkan
oleh    hatinya. Dan kami lebih    dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

Menegaskan bahwa allah sangat dekat kepada manusia, lebih dekat dari pada irat lehernya.

         Ikhlas sendi ibadah yang akan diterima.

Ikhlas adalah niat hati yang murni hanya untuk memperoleh keridhoan allah, semata-mata ibadah

yang disertai oleh hati yang ikhlas sajalah yang akan diterima sebagai pengabdian kepada allah.

Hakikat ibadah bukan dalam bentuk pekerjaan lahiriah, tetapi pada hati yang murni.

Q.s al-kahfi (18) : 110.


Katakanlah, “sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia sepertikamu, diwahyukan kepadaku
bahwa tuhan kamu hanyalah tuhan yang esa. Maka barang siapa yang mengharapkan perjumpaan
dengan tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal saleh dan janganlah dia mempersekutukan
tuhan-nya dalam beribadah    dengan    seorang pun”.

Mengajarkan , barang siapa yang mengharapkan bertemu dengan allah, hendaklah berbekal amal yang

saleh dan ibadah yang ikhlas, tidak berbau mempersekutukan sesuatu dengan tuhan.

         Ibadah sesuai dengan tuntunan

Selain dengan niat yang ikhlas hanya karena allah, ibadah harus dilakukan dengan cara yang telah

dituntunkan. Ibadah tidak dilakukann dengan cara yang dibuat oleh  manusia sendiri.

Apabila manusia dibenarkan membuat cara sendiri dalam urusan ibadah, pasti terjadi bentuk yangt

beraneka ragam dan pasti terjadi penyelewengan sebagaimana dialami umat yang terdahulu, umat

sekarangpun demikian.

Q.s ali’imran (3) : 31.


Katakanlah, “jika kamu (benar-benar) mencintai allah, ikutilah aku, niscaya allah mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”

Mengajarkan bahwa orang-orang yang benar cinta kepada allah harus mengikuti tuntunan yang

diberikan nabi saw.

         Memerlukan keseimbangan unsur rohani dan jasmani.

Ajaran islam ditujukan untuk umat manusia agar memperoleh pedoman yang menjamin kebahagiaan

dan kesejahteraan hidup duniawi dan ukhrawi, jasmani dan rohani, perorangan maupun

kemasyarakatan.

Islam mengajarkan bahwa kenyataan manusia yang berunsur jasmani dan rohani, hidup di dunia

menuju akhirat itu, harus memperoleh tempat masing-masing secara seimbang.

Q.s al-baqarah (2) : 201.


Dan diantara mereka ada orang yang berkata, “ya tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan (pula)di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka”.
Mengajarkan agar manusia mohon kepada tuhan untuk di beri kebaikan hidup di dunia dan kebaikan

hidup di akhirat serta dipelihara dari siksa neraka.

         Mudah meringankan.

Q.s al-baqarah (2) : 286.


“allah tiada membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.Baginya (pahala) apa yang
dia kerjakan dan dia mendapat (siksa dari kejahatan) yang dia kerjakan. (mereka memohon), “wahai
tuhan kami, janganlah engkau menyiksa kami jika kami lupa atau kami bersalah. Wahai tuhan kamu,
jangan engkau pikulkan kepada kami beban yang berat sebagaimana telah engkau pikulkan kepada
orang-orang sebelum kami, wahai tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak
sanggup kami memikulnya, maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami, engkaulah pelindung
kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

Mengajarkan kepada kita kaum yang beriman supaya berdoa kepada allah agar jangan dibebani hal

yang berat, seperti yang pernah dibebankan kepada umat sebelum kita.

Nabi juga memperingatkan agar kita jangan keterlaluan dalam melaksanakan ajaran agama

karena umat sebelum kita mengalami kehancuran justru karena keterlaluan itu. (hr. Muslim).

V.    Ittiba’ dalam ibadah mahdah.

Ittiba’ dalam ibadah mahdah artinya mengikuti atau melaksanakan ibadah yng telah ditentukan

dengan mengetahui dalil-dalil atau argumentasinya .

Contoh :

1.     Ibadah sholat dalam mengerjakan ibadah sholat sudah ada ketentuan dalil-dalilnya misalnya

bagaimana tata cara dan bacaannya dan sebagainya.

2.     Ibadah puasa dalam melaksanakan ibadah puasa harus mengikuti dalil dalil yang telah

ditentukan  baik mengenai tata caranya dan sebagainya.

3.     Ibadah zakat  dalam pelaksanaannya telah ada ketentuan dalilnya.

4.     Pelaksanaan ibadah haji harus sesuai dengan dalil yang ditentukan.

BABX

Thaharah
I.    Pengertian thaharah.

Kata thaharah menurut bahasa artinya bersuci (dari kotoran), sedangkan menurut istilah

thaharah berarti membersihkan diri dari segala sesuatu, baik berupa hadas maupun najis.

Thaharah adalah salah satu kewajiban penting dalam agama islam, sebab orang yang

melakukannya akan dicintai oleh allah, sebagaimana  firman-nya :

(q.s. Al-baqarah:222).
“…. Sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang tobat dan orang-orang yang menyucikan diri”.

II.   Perbedaan najis dengan hadas.

Hadast ialah  :

Akibat mengeluarkan sesuatu dari qubul (kemaluan) atau dubur (anus) atau segala sesuatu kotoran

yang bersumber dari dalam diri manusia  baik berupa cairan maupun kotoran. Dengan ketentuan

tertentu dianggap hadast

Najis ialah  :

Kotoran dari luar tubuh manusia yang melekat ke tubuh bisa berupa cairan atau kotoran yang

dianggap ketentuan najis.

Kesimpulan perbedaan  :

Terletak pada sumber asal dari kotoran atau cairan yang dianggap najis.

III. Macam-macam najis dan cara mensucikannya.

Ditinjau dari tingkatan berat atau tidaknya, najis terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu :

1.     Najis mughalazhah.

Artinya      :

Najis yang berat. Yang termasuk dalam najis ini adalah jilatan anjing dan babi.

Cara mensucikannya adalah                :

Dengan membasuh tujuh kali dengan air dan salah satunya dicampur dengan tanah (debu) yang

suci. Pada basuhan pertama, harus dapat menghilangkan zat, warna, bau, dan rasanya.
Sabda nabi muhammad saw yang artinya :
            “cara mensucikan bejana salah seorang diantaramu bila dijilat anjing, yaitu membasuh (dengan air)
sampai tujuh kali. Salah satu basuhan itu dicampur dengan debu.”(h.r muslim).

2.   Najis mutawasithah.

Artinya      :

Najis dengan kadar sedang atau pertengahan, yang termasuk najis ini antara lain :      air kencing,

tinja, nanah, darah, dan kotoran binatang.

Najis mutawasithah terbagi menjadi dua bagian, yaitu       :

a.     Najis hukmiyyah, adalah najis mutawasithah yang  diyakini adanya, tetapi bau, zat, warna, dan

rasanya tidak tampak secara  nyata. Misalnya air kencing yang sudah lama mengering. Cara

mensucikannya cukup dengan mengalirkan air diatas benda yang terkena najis tersebut.

b.     Najis ainiyyah, adalah najis mutawasithah yang zat, warna, bau, dan rasanya atau salah satu dari

keempat sifat tersebut masih terlihat dengan nyata. Cara mensucikan hendaklah dengan

menghilangkan zat, warna, bau, dan rasanya. Tetapi seandainya warna atau baunya sulit dihilangkan

maka hal itu dapat dimaafkan.

3.  Najis mukhafafah.

Adalah najis ringan yang termasuk najis ini antara lain adalah air kencing anak laki-laki yang belum

berumur dua tahun dan belum  makan apa-apa selain air susu ibunya. Sedangkan air kencing anak

perempuan seusia tersebut tidak termasuk najis mukhafafah.

Cara mensucikannya adalah :

Dengan memercikkan atau mengusapkan air atas benda yang terkena najis. Sedangkan air kencing

anak perempuan dibasuh dengan air yang mengalir sehingga hilang zat atau sifatnya.

IV. Macam-macam hadas.
a.     Hadas kecil.

      Cara mensucikannya dengan wudhu atau tayamum.

b.     Hadas besar.

      Seperti haid, nifas, wiladah (melahirkan), dan janabat. Cara mensucikannya dengan mandi wajib atau

tayamum.

V.    Perbuatan yang terlarang bagiorang-orang yang berhadas.

Perbuatan yang terlarang bagi orang-orang yang berhadast antara lain  :

1.     Berpuasa  ramadhan atau puasa sunnat

2.     Bersenggama.

3.     Bersholat.

4.     Bertawaf.

5.     Menyentuh atau membawa quran (tetapi sebagian ulama membolehkan dengan keterangan seperti

yang lain).

6.     Diam di masjid.

B A B XI

Thaharah

I.    Kaifiat I Istinjak.

I’istinja’ artinya segala yang keluar dari qubul dan dubur seperti kencing dan berak, wajib

disucikan dengan air hingga bersih.

Kaifiat i’istinjak antara lain  :

1.     Jika beristinjak dengan batu hendaknya dengan bilangan ganjil dan setidak-tidaknya sebanyak 3 biji,

sedangkan yang lebih baik nantinya dicuci dengan air.


2.     Boleh menggunakan benda-benda keras yang lain seperti kayu dan tidak dibenarkan dengan kaca

karena licin, dan juga tidak boleh dengan makanan karena merupakan pemborosan.

3.     Tidak membawa benda-benda yang bertuliskan ayat-ayat al-quran.

4.     Sebelum memasuki wc (kakus) sunat membaca  :

5.     Tidak membelakangi ataupun menghadap kiblat (tapi jika diantaranya ada sesuatu yang membatasi

maka hal itu tidak apa-apa).

6.     Tidak berkencing ke dalam lobang.

7.     Larangan berkencing atau buang kotoran pada tempat-tempat perhentian atau jalanan umum, naungan

mereka atau tempat pertemuan mereka.

8.     Nabi melarang berkencing di air yang tenang (kecuali airnya luas).

9.     Masuk kakus dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan dan sesudah itu membaca 

II.   Wudhuk.

Wudhu menurut bahasa artinya bersih, sedangkan menurut istilah syara’, wudhu berarti

membasuh anggota badan tertentu dengan air dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

Adapun syarat-syarat wudhu adalah:

1.     Islam.

2.     Mumayiz (sudah dewasa, yakni telah dapat membedakan baik dan buruk).

3.     Tidak berhadas besar

4.     Memakai air suci dan mensucikan.

5.     Tidak ada menghalangi air sampai kekulit.

III.  Mandi.

Mandi menurut hukum fiqih yaitu menyiramkan air keseluruh tubuh dengan menggunakan air

suci yang dialirka kepada semua anggota badan dengan niat untuk mandi (wajib atau sunat). Hal itu

dilakukan setelah tubuh dibersihkan dari najis  atau benda-benda tertentu yang manghalangi

masuknya air ke dalam pori-pori kulit. Dan allah swt telah memerintahkan untuk mandi dengan

firmannya .

“jika kamu berjunub (berhadats besar) maka bersucilah/ mandilah”


Adanya mandi menimbulkan kegiatan tubuh, membawa kebersihan badan, sehinggan tubuh orang

yang mandi itu diharapkan terhindar dari beberapa penyakit, juga orang lain yang bergaul dengan nya

tidak merasa terganggu oleh bau busuk, sebab tubuh yang kotor  menimbulkan bau yang tidak baik,

sehingga mengganggu manusia lain yang bergaul dengannya.

Pasal yang menyebabkan mandi  :

1.     Janabat yaitu keluar mani atau masuk kelamin laki-laki ke dalam kelamin wanita.

2.     Haidh atau nifas.

3.     Bersalin (melahirkan).

4.     Mati.

Syarat-syarat mandi  :

Air mutlak, dan tidak ada dinding dalam badan, dan tidak ada yang merubah air diatas anggota

seperti kotoran dibawah kuku, atau za’faran, dan daun bidara. Dan mengalirkan air di anggota badan.

Fardhunya mandi  :

Niat menunaikan mandi janabat.dan meratakan air kesemua badan yang lahir yang dapat  dibersihkan,

dan apa yang dibawah kulit kemaluan bagi orang yang belum sunat (khitan).

Sunnat-sunnat mandi  :

1.     Membaca bismillah.

2.     Membersihkan semua kotoran dari badan.

3.     Wudhu’

4.     Membasuh sela-sela dan liku-liku badan dan menggosok

5.     Mendahulukan yang kanan.

6.     Menghadap kiblat.

7.     Tidak minta tolong orang untuk menuangkan air.

8.     Membaca dua kalimat syahadat sesudahnya.

VI. Tayamum.

Tayamum yaitu menyapukan tanah\debi ke muka dan tangan sampai siku dengan beberapa

syarat yang ditentukan, sebagai pengganti wudhu atau mandi wajib. Tayamum ini merupakan rukhsah
(keringanan) bagi orang yang berhalangan (uzur) menggunakan air, atau bagi orang yang tidak

mendapatkan air.

Allah swt berfirman :

(q.s. Al maidah : 6)
“,,,, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh
perempuan lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih).
Sapukan mukamu dan tanganmu dengan tanah itu….”

Adapun syarat-syarat tayamum adalah:

1.     Ada sebab yang membolehkan mengganti wudhu atau mandi dengan tayamum.

2.     Sudah masuk waktu sholat.

3.     Dapat menghilangkan najis yang melekat di badan.

4.     Tidak dalam keadaan haid atau nifas (bagi perempuan).

5.     Menggunakan tanah atau debu yang suci

6.     Sudah diusahakan mendapatkan air, tetapi dengan berbagai sebab air tidak diperolehnya.

Sebab-sebab tayamum.

1.     Sakit/luka yang dikawatirkan akan bertambah sakitnya atau bertambah lama sembuhnya jika terkena

air.

2.     Karena dalam perjalanan.

3.     Tidak ada air dan telah diusahakan untuk mendapatkan air tetapi tidak memperolehnya.

4.     Ada air tapi suhu air sangat dingin dengan perkiraan jika menggunakan air akan mendatangkan

kemudaratan.

5.     Ada air, tetapi air itu hanya cukup untuk keperluan minum.

6.     Ada air, tetapi tempatnya terlalu jauh dan apabila pergi ketempat itu akan ketinggalan atau

kehabisan waktu sholat.

7.     Ada air, tetapi untuk menjangkau tempat air terhalang oleh bahaya yang mengancam jiwa dan harta.
B A B XII

Ibadah shalat

I.    Pengertian shalat.

Kata shalat dari segi bahasa berarti “doa”, yakni permohonan yang diajukan oleh makhluk

kepada khalik dalam keadaan merendahkan diri dengan menggunakan lafal yang dikehendaki serta

memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Memang, tidak jarang al-quran menggunakan kata shalat

dalam arti doa. Salah satu tandanya adalah tidak diiringinya kata shalat tersebut dengan……, atau

yang seakar dengannya, seperti dalam firmannya :

“dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa
bagi    mereka”. (at-taubah 103)

Ini mengandung makna bahwa yang melakukan shalat (doa) benar-benar menyadari

kebutuhannya kepada allah, menyadari betapa ia harus menyandarkan diri kepadanya, dan menyadari

pula bahwa hanya allah semata yang dapat memenuhi seluruh kebutuhannya.

Menurut istilah syarak, sholat adalah ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu yang

dimaksudkan untuk mengagungkan allah , dimulai dengan takbir (allahu akbar) dan diakhiri dengan

taslim (assalamu’alaikum).

Pengertian ini tidak terlepas dari makna doa, karena dalam bacaan sholat terdapat permohonan

kepada allah juga, bahwa shalat dikerjakan dengan merendahkan diri dihadapan allah sebagai

pengakuan akan keagungan-nya. Bahkan, dalam  shalat telah terhimpun segala bentuk dan cara yang

dikenal umat manusia untuk memberikan penghormatan dan pengagungan. Terdapat berbagai cara

memuja yang dilakukan oleh umat manusia, namun umumnya hanya menggunakan salah satu cara saja,

seperti sekedar berdiri dengan penuh hormat atau sekedar tunduk, duduk bersimpuh atau sujud dan

sebagainya. Sedangkan shalat yang disyariatkan oleh islam telah mencakup seluruhnya.
Sementara ulama ada pula yang berpendapat bahwa kata shalat berasal dari shilah yang berarti

hubungan, dinamakan demikian karena shalat menghubungkan antara manusia dengan penciptanya dan

mendekatkan kepada rahmat tuhannya (kitab ruhus shalat fil islam).

Sebagian lagi berkata, asalnya adalah shilak yang berarti api atau panggang. Dinamakna

demikian karena dengan mengerjakan ibadah ini, berarti seseorang telah menjauhkan dirinya dari

panggangan api neraka (kitab mufradat fi garibil quran).

“apakah yang memasukkan kamu ke dalam saqar (neraka) ?” Mereka menjawab : “kami dahulu tidak
termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”  (al-mudassir 42-43)

II.  Macam-macam sholat.             

1.     Sholat fardlu

Sholat yang wajib dikerjakan. Sholat fardlu ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu yang

ditentukan. Kita diperintahkan menunaikan sholat-sholat itu di dalam waktunya masing-masing yaitu :

a.     Sholat zhuhur.

Awal waktunya setelah cenderung mantahari dari Pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang-

bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan sesuatu itu.

b.     Sholat ashar.

      Waktunya mulai dari habisnya waktu zhuhur, sampai terbenamnya matahari.

c.     Sholat magrib.

Waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (awan senja) merah.

d.     Sholat isya.

      Waktunya mulai dari terbenam syafaq (awan senja), hingga terbit fajar.

e.     Sholat subuh.

      Waktunya dari terbit fajar shidiq, hingga terbit matahari.

f.     Sholat jum’at itu hukumnya fardlu ain bagi tiap-tiap muslim, mukallaf, laki-laki sehat dan bermukim.

2      Sholat-sholat sunnat.

Selain sholat fardlu (wajib) ada juga sholat sunnat.


Macam-macam sholat sunnat antara lain :

a)    Sholat sunnat rawatib.

Sholat rawatib ialah sholat sunnat yang di kerjakan sebelum dan sesudah  sholat fardlu. Hukum

sholat rawatib dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1)     Sholat sunnat rawatib  muakkad.

2)    Sholat sunnat rawatib gairu muakkad.

Sholat sunnat rawatib baik yang muakkad maupun gairu muakkad apabila dihitung keseluruhannya

adalah sebagai berikut :

         2 rakaat sebelum sholat subuh.

         2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah sholat dzuhur.

         4 rakaat sebelum sholat ashar.

         2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah sholat magrib.

         2 rakaat sesudah sholat isya.

b)    Sholat sunnat wudlu.

Setiap kali seseorang selesai berwudlu, disunnatkan mengerjakan sholat sunnat wudlu’ 2 rakaat.

c)    Sholat sunnat dluha.

Sholat dluha ialah sholat sunnat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik. Sekurang-

kurangnya sholat dluha ini 2 rakaat, boleh 4 rakaat, 6 rakaat, atau 8 rakaat. Waktu shalat dluha ini

kira-kira  matahari sedang naik setinggi kurang lebih 7 hasta (pukul 7 sampai masuk waktu zhuhur).

d)    Shalat sunnat tahiyyatul masjid.

Sholat tahiyyatul masjid ialah sholat sunnat yang dikerjakan oleh jamaah yang sedang masuk ke

masjid, baik pada hari jumat maupun hari lainnya. Diwaktu malam atau siang.

Jika kita masuk ke dalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan sholat sunnat 2 rakaat.

Sholat sunnat inilah yang disebut sholat tahiyyatul masjid, artinya untuk menghormati masjid.

e)    Sholat sunnat tahajjud.

Sholat sunnat yang dikerjakan pada waktu malam, sedikitnya 2 rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak

terbatas. Waktunya sesudah sholat isya sampai terbit fajar dengan syarat apabila dilakukan sesudah

bangun dari tidur malam, sekalipun hanya sebentar. Kalau dikerjakan tanpa tidur sebelumnya, maka

ini bukan sholat tahajjud tetapi solat sunatt saja seperti witir dan sebagainya.
Kalau sudah diketahui waktu melakukan sholat tahajjud ini dari waktu isya sampai waktu subuh,

sedang sepanjang malam ini ada saat-saat utama, lebih utama dan paling utama, maka waktu malam

yang panjang ini dapat kita bagi menjadi 3 bagian yaitu :

1)     Sepertiga pertama, yaitu kira-kira dari jam 19 sampai dengan jam 22 ini saat utama.

2)    Sepertiga kedua, yaitu kira-kira dari jam 22 sampai dengan jam 1, ini saat yang lebih utama.

3)    Sepertiga ketiga, yaitu kira-kira dari jam 1 sampai dengan masuknya waktu subuh, ini adalah saat

yang paling utama.

f)    Solat sunnat istikharah.

Sholat sunnat 2 rakaat untuk memohon kapada allah ketentuan pilihan yang lebih baik diantara 2 hal

yang belum dapat ditentukan baik buruknya

Sholat istikharah dan sholat hajat waktunya lebih utama, jika dikerjakan seperti sholat tahajjud

yakni dimalam hari, dan dikerjakan seperti sholat biasa, sesudah selesai sholat dengan sempurna

kemudian terus berdoa dengan doa istikharah dan sesudah berdoa hendaknya memilih dalam hati,

mana yang cenderung hati antara dua hal itu.

g)    Sholat sunnat muthlaq.

Sholat sunnat yang boleh dikerjakan pada waktu kapan saja, kecuali pada waktu yang terlarang untuk

mengerjakan sholat sunnat. Jumlah rakaatnya tidak terbatas. Sholat sunnat ini sholat yang tidak

bersebab.

h)    Sholat sunnat awwabin.

Sesudah sholat sunnat ba’dal magrib (ba’diyyah), disunatkan pula bagi siapa saja yang mengerjakan

sunnat 2 samapi 6 rakaat.

i)     Sholat sunnat tasbih.

Sholat yang sebagaimana diajarkan oleh rasullullah saw . Sholat sunnat tasbih ini dianjurkan

mengamalkannya, kalau bisa tiap-tiap malam, kalau tidak bisa tiap malam, maka sekali seminggu, dapat

juga dilakukan sebulan sekali atau setahun sekali, dan kalau tidak bisa setahun sekali, setidak-

tidaknya sekali seumur hidup.

j)     Sholat sunnat taubah.

Sholat yang disunnatkan. Sholat ini dilakukan setelah seseorang melakukan dosa atau merasa

berdosa, lalu bertaubat kepada allah swt.

Bertaubat dari sesuatu dosa artinya menyesal atas perbuatan yang telah dilakukannya, dan berniat

tidak akan melakukannya lagi disertai permohonan ampunan kepada allah.


k)    Sholat sunnat hajat.

Sholat sunnat yang dikerjakan karena mempunyai hajat agar diperkenankan hajat nya oleh allah swt.

Sholat sunnat hajat dikerjakan 2 rakaat sampai dengan 12 rakaat, dengan tiap-tiap rakaat 2 salam.

l)     Sholat sunnat tarawih.

Sholat sunnat malam yang dikerjakan pada bulan ramadhan. Sholat ini hukumnya sunnat muakkad,

boleh dikerjakan sendiri atau berjamaah.

Sholat tarawih dilakukan sesudah sholat isya sampai waktu fajar. Bilangan yang pernah dilakukan

rasulullah saw, ada 8 rakaat.

m)   Sholat sunnat witir.

Hukumnya sunnat, yakni sholat sunnat yang sangat diutamakan.

Bilangan rakaatnya 1 rakaat, atau 3, 5, 7, 9 dan 11 . Kalau sholat witir itu banyak dikerjakan 2 rakaat

satu salam, kemudian yang terakhir satu rakaat dengan satu salam.

n)    Sholat sunnat ied\ hari raya.

Sholat hari raya ada 2, yaitu hari raya idul fitri tanggal 1 syawal dan pada hari raya adl-ha tanggal 10

dzulhijjah.

Waktu sholat ied dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya. Kedua sholat hari raya

tersebut, hukumnya sunnat muakkad bagi laki-laki dan perempuan, mukim atau musafir. Boleh

dikerjakan sendirian atau boleh berjamaah.

o)    Sholat sunnat dua gerhana.

Ialah sholat kusufain yakni sholat karena gerhana bulan dan gerhana matahari.

Kalau gerhana bulan kita lakukan sholat khusuf, dan kalau gerhana matahari kita lakukan sholat

kusuf, kedua sholat ini hukumnya sunnat muakkad.

Waktu melakukan sholat gerhana  matahari yaitu dari timbul gerhana itu samapai matahari kembali

sebagaimana biasa, atau sampai terbenam. Sedang sholat gerhana bulan waktunya mulai dari

terjadinya gerhana itu sampai terbit kembali, atau bulan sampai nampak utuh.

p)    Sholat sunnat istisqa’ (memohon hujan).

Sholat sunnat untuk memohon hujan dan disunatkan bagi orang-orang yang muqim atau musafir,

dikala sangat menghajatkan air karena tidak ada hujan atau keputusan air dari sumbernya.
III. Fungsi sholat dalam pembinaan kepribadian individu dan fungsi sholat  dalam masyarakat.

“sesungguhnya sholat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”

Terjemahan ayat diatas tentu telah dipahami maksudnya. Sholat selain mencegah perbuatan

keji dan mungkar, sholat adalah tiang agama, sholat adalah kuncinya surga, dan sholat merupakan

ibadah yang paling utama dibanding dengan ibadah yang lain.

Orang sholat itu diumpamakan oleh nabi kita sebagai orang mandi, lima kali sholat dalam sehari

seperti mandi lima kali sehari.

Selain daripada itu amat banyak pula fungsi sholat dalam pembinaan kepribadian individu dan

masyarakat secara garis besarnya antara lain :

1      Sebagai peryataan terima kasih kepada allah atas segala anugerah dan karunianya yang sangat

banyak.

2      Melatih jiwa jadi tenang dan sabar

         Tidak tergesa-gesa dalam suatu pekerjaan yang akan dilakukan.

         Tidak akan gelisah ketika  menghadapi kesusahan dan cobaan.

         Tidak lupa daratan dalam  memperoleh kesenangan.

3.   Mengajarkan untuk mengatur waktu.

Dengan dap[at mengatur waktu semua pekerjaan dapat dikerjakan dengan  baik dan sukses.

4.   Mengajarkan tata tertib dan hidup teratur.

Ex :  dalam sholat berjamaah, siapa yang datang terdahulu, duduk dimuka, yang     datang kemudian

duduk dibelakang, barisan shaf harus teratur sedemikian rupa harus lurus, tidak boleh bengkok yang

kosong harus diisi.

5.  Mengajarkan hidup disiplin dan taat pemimpin.

Ex :  para ma’mum harus menuruti imam dalam segala gerak-gerik dan bacaannya, dalam ruku’ dan

sujud, tidak boleh ada yang mendahului imam.

6.  Menanamkan rasa persatuan dan persamaan.

Dari berbagai golongan orang datang untuk sholat berjamaah di masjid, menuju satu tempat untuk

bersama-sama melakukan sholat. Mengabdi kepada satu tuhan, menghadap kesatu arah, satu tujuan

dengan satu ajaran. Berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Tidak ada perbedaan antara miskin dan

kaya. Duduk berdampingan.

7.  Mengajarkan kebersihan.
Orang yang akan sholat harus bersih badannya, pakaiannya, tempatnya. Kebersihan termasuk

sebagian dari pada iman dan kebersihan pangkal kesehatan.

8.  Memelihara kesehatan.

Sholat mengandung hikmah gerakan keolahragaan yang perlu bagi kesehatan badan. Gerakan-gerakan

badan itu perlu selama hidup dan memperpanjang umur.

9.  Mendidik mengerjakan sesuatu tepat pada waktunya.

      Sholat dikerjakan tepat waktunya sehingga dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebiasaan dalam

mengerjakan sesuatu.

IV. Kaifiat shalat menurut tuntunan rasulullah serta doa dan zikir.

Kaifiat shalat serta doa dan zikir adalah tata cara yang sudah ditentukan dalam melakukan

shalat serta doa dan zikir, baik berupa susunan bacaan maupun gerakan.

1)     Kaifiat shalat dikerjakan secara berurutan sebagai berikut :

a)    Berdiri bila mampu, menghadap kiblat, mata memandang tempat sujud, kedua tangan lurus ke bawah

disisi badan, jari tangan terbuka, lebar rentang kaki disamakan dengan lebar rentang bahu.

b)    Mengangkat kedua tangan dengan jari-jari terbuka sejajar dengan telinga, gerakan ini selalu

dilakukan setiap akan rukuk, bangun dari rukuk, dan berdiri setelah tasyawud awal.

c)    Besedekap, tangan kanan diatas tangan kiri, mata lurus menatap tempat sujud.

d)    Rukuk : badab membungkuk, punggung dan kepala sama datar, kedua telapak tangan berpegangan pada

kedua lutut, pandangan tetap menatap tempat sujud.

e)    I’tidal pertama : berdiri kembali dari rukuk sambil mengangkat kedua tangan, kemudian tangan

kembali lurus kebawah disisi badan.

f)    Sujud pertama : kedua telapak tangan dengan jari-jari terbuka, kedua lutut, dahi, hidung, dan kedua

jari-jari kaki menyentuh pada tempat shalat dan jari kaki di tekuk menghadap kiblat.

g)    Duduk diantara dua sujud : pantat diatas telapak kaki kiri, sedangkan telapak tangan tegak, dan jari-

jari kanan ditekuk menghadap kiblat (duduk iftirasy).

h)    Sujud kedua :  gerakan sama pada point f.

i)     Berdiri kembali untuk melaksanakan rakaat kedua gerakan sama point c.

j)     Rukuk kedua, gerakan sama dengan point d.

k)    I’tidal kedua, gerakan sama dengan point e.

l)     Qunut bagi yang biasa melakukan untuk sholat subuh.


m)   Sujud ketiga gerakan sama dengan point f dan h.

n)    Duduk diantara dua sujud gerakan sama dengan point g.

o)    Sujud keempat gerakan sama dengan point f, h, m.

p)    Duduk akhir bagi sholat subuh, pantat menduduki tempat sholat, kaki kiri keluar dari bawah kaki

kanan, telapak kaki kanan ditegakkan, jari-jari ditekuk menghadap kiblat (duduk tawarruk), tangan

kanan diatas tangan kanan jari-jari menggengam (kecuali telunjuk tangan kiri diatas paha kiri), jari-

jari terbuka dan rapi. Salam : memalingkan muka kekanan dan kekiri.

q)    Duduk iftirasy bagi sholat magrib dhuhur, asar, isya.  Berdiri kembali untuk melaksanakan rakaat

selanjutnya.

r)     Duduk akhir, gerakan sama dengan point p, sesuai rakaat nya masing-masing.

2)    Kaifiat berdoa : tata cara dalam memanjatkan doa kepada allah swt agar doa dikabulkan , harus

memperhatikan hal sebagai berikut :

a)    Dilakukan dengan mengangkat tangan setinggi bahu dan menghadap kiblat.

b)    Membaca salawat atas nabi muhammad saw.

c)    Merendahkan suara antara terdengar dengan tidak terdengar.

d)    Berdoa dilakukan dalam keadaan suci dari hadas, merendahkan diri, khusyu, sepenuh hati, penuh

harapan dan keyakinan atas doa yang dipanjatkan.

e)    Mengulang-ulang doa dan tidak putus asa bila doa belum dikabulkan.

f)    Selesai doa menghapus kedua telapak tangan ke muka.

3)    Kaifiat berzikir yang harus dilakukan seseorangyaitu :

a)    Zikir disunatkan dengan suara pelan (sir).

b)    Orang yang berzikir haruslah bersih pakaiannya dan suci badannya dari hadas.

c)    Orang yang berzikir sebaiknya memakai harum-haruman.

d)    Menghadap kiblat.

B A B XIII

Ibadah zakat
I.   Pengertian zakat.

Zakat berasal dari kata tazkiyah yang berarti mensucikan harta benda yang dimiliki. Zakat mal

adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan

beberapa syarat yang telah ditentukan.

Allah berfirman :

(q.s. At taubah: 103)


“ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka”.

II.   Macam-macam  zakat, benda yang wajib dizakatkan serta nisabnya.

1.     Zakat firtah yaitu zakat buat setiap pribadi muslim, baik laki-laki, wanita, anak kecil maupun orang

dewasa. Wajib dikeluarkan pada akhir bulan ramadhan, dengan satu  sha’ (=2 1\2 kg) kurma, atau

satu sha’(=2 1\2 kg) beras.

2.     Zakat pertanian yaitu dimulai setelah hasil pertanian itu dikumpulkan, jumlah zakat yang harus

dikeluarkan yaitu sepersepuluhnya (1\10), atau 10% jika diairi dengan air hujan atau tanpa pengairan

yang memakai alat atau mesin., tetapi jika pertanian itu menggunakan alat (mesin) buat menaikan

airnya, maka zakatnya seperduapuluh (1\20) atau 5%.

3.     Zakat perdagangan yaitu semua barang dagangan yang telah diperhitungkan dengan kontan, baik

berupa uang dirham, dinar (atau rupiah), jumlah yang harus dikeluarkan yaitu sebanyak 2 1\2%

(1\40nya).

4.     Zakat harta yaitu harta yang telah disimpan dengan masa satu tahun, jumlah yang harus dikeluarkan

adalah 21\2%.

5.     Zakat perhiasan berupa emas dan perak, jumlah yang harus dikeluarkan adalah 21\2%.

6.     Zakat binatang syaratnya harus sudah sampai nishab atau jumlah yang telah ditentukan untuknya,

berlangsung setahun, digembala pada tempat rumput umum. Yang wajib untuk dikeluarkan zakatnya

adalah unta, sapi (lembu), dan kambing (domba).

III.  Fungsi zakat dalam pembinaan individu dan masyarakat.

Fungsi zakat dalam pembinaan individu adalah melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim,

mensucikan harta dan menghilangkan sifat kikir dan tamak.


Fungsi zakat dalam pembinaan masyarakat adalah :

1.     Meringankan beban hidup fakir miskin.

2.     Menumbuhkn sikap persaudaraan antar muslim.

3.     Memberi ketentraman bagi orang-orang yang baru memeluk agama islam.

4.     Menunjang suksesnya pembangunan sarana umat islam (masjid,madrasah dll).

5.     Mengurangi tingkat kejahatan dalam masyarakat.

6.     Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

IV. Orang-orang yang berhak menerima zakat.

Quran menjelaskan bahwa zakat itu diberikan kepada fakir, miskin, panitia zakat (amil),

muallaf, pembebasan budak, orang yang berhutang, jalan allah dan musafir. (qs. Taubah 60).

1.     Fakir yaitu orang yang tidak cukup hartanya dari kebutuhannya yang pokok.

2.     Miskin yaitu orang yang memerlukan harta dan enggan meminta (mengemis) pada orang lain.

3.     Amil zakat yaitu panitia zakat yang mengurusi pengumpulan zakat dan menyerahkan kepda yang

berhak.

4.     “muallafati qulubuhum” (orang yang dilunakan hatinya) yaitu mereka yang dikehendaki agar

keislamannya menjadi kuat setelah termasuk orang-orang yang baru masuk islam, dan senantiasa

perlu pada harta untuk membawa kekuatan dalam agamanya dan untuk menolong mereka.

5.     “wa firriqab” yaitu mereka yang menjadi budak atau tertawaan atau tahanan, sedang untuk

kebebasan mereka diperlukan uang guna diserahkan kepada yang menguasai budak guan melepaskan

mereka dari perbudakan.

6.     “gharim” yaitu orang yang menanggung hutang yang tidak kuasa  membayar karena lemah dan miskin.

7.     “sabilillah” yaitu segala usaha untuk mencapai keridhaan allah, perjuangan dijalan allah, tidak memiliki

gaji yang cukup.

8.     “ibnu sabil”yaitu seorang musafir yang berpergian keluar dari daerahnya sedangkan uang bekalnya

tidak mencukupi., syarat yang diperlukan ibnu sabil untuk mendapat zakat adalah perjalanan  dengan

secara baik dan tidak melakukan maksiat.


B A B XIV

Ibadah puasa

I.    Pengertian puasa.

 Puasa (saum) berarti menahan diri dari segala sesuatu, seperti menahan makan, menahan

minum. Menurut istilah menahan dari segala sesuatu yang dibatalkan selama satu hari lamanya, mulai

terbit fajar sampai terbenam  matahari dengan niat dan syarat-syarat tertentu .

Firman allah swt surat al baqarah 187


“dan    makan    minumlah, hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.”
II.   Macam-macam puasa.

Puasa wajib :

Puasa bulan ramadhan, salah satu rukun islam yang lima diwajibkan pada tahun kedua hijriyah.

Hukumnya fardhu ain atas tiap-tiap mukallaf. (baliq, berakal)

Firman allah (q.s. Al-baqarah 183)


“hai orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.

Puasa sunnah :

Sunat puasa wajib, ada juga puasa yang di sunnahkan yaitu :

1.     Puasa selama enam hari dalam bulan syawal.

2.     Puasa arafah, yaitu puasa pada tanggal 9 dzulhijah (bulan haji), terkecuali orang yang sedang

mengerjakan ibadah haji maka tidak disunnahkan atasnya.

3.     Puasa asyura, yaitu puasa pada tanggal 10 muharram.

4.     Puasa sya’ban, berpuasa dalam bulan sya’ban.

5.     Puasa pada hari senin dan kamis

6.     Puasa pada setiap pertengahan bulan kamariyah (tanggal 13, 14, 15).

III. Kaifiat dan amalan-amalan puasa.

Kaifiat atau tata cara berpuasa antara lain  :

1.     Berniat pada malam hari, waktunya yaitu setelah matahri terbenam sampai sebelum imsak.

2.     Makan sahur, waktunya yaitu mulai dari jam 00 sampai menjelang waktu imsak.

3.     Tidak makan dan minum mulai dari terbit fajar (waktu imsak sampai terbenam matahari)

4.     Menyegerakan berbuka  apabila telah tiba waktunya.

Amalan-amalan puasa  :

1.     Sholat terawih.

Sholat terawih ialah sholat malam yang dikerjakan pada setiap malam dan merupakan salah satu

ibadah yang paling utama dalam bulan ramadhan, hukumnya sholat muakkad. Waktu mengerjakannya

sesudah sholat isya.


   Cara mengerjakan sholat terawih ada  2 macam  :

a.     20 rakaat dengan 10 kali salam, ditambah dengan 3 rakaat witir

b.     8 rakaat dengan 4 kali salam atau 2 kali salam  ditambah tiga rakaat  witir dengan satu kali salam.

2.     Tadarus al-quran.

Tadarus al-quran artinya membaca al-quran. Pada waktu membaca al-quran perlu diperhatikan tata

tertib sebagai berikut  :

a.     Disunatkan membaca al-quran itu dalam keadaan suci (berwudhu).

b.     Membacanya di tempat yang bersih dan suci seperti di masjid, rumah musolla dan sebagainya.

c.     Diawali dengan ta’awudz dan basmalah dan diakhiri dengan shadaqallahul ‘azhiim.

d.     Membaca dengan tenang dan khusyu’.

e.     Membacanya didasarkan dengan ilmu tajwid agar tidak salah.

3.     Sadaqah.

Memberikan sesuatu kepada orang lain karena allah, khususnya dibulan ramadhan, memberikan

sadaqah sangat dianjurkan

      Banyak hal yang dapat digolongkan kedalam kegiatan sadaqah, antara lain  yaitu  :

a.     Memberi makan dan minum untuk berbuka atau sahur kepada orang yang berpuasa.

b.     Memberi bantuan kepada fakir miskin, anak yatim dan siapa saja yang memerlukan bantuan, baik

berupa materi dan sebagainya sesuai menurut batas kemampuan.

IV. Hikmah puasa.

Puasa disamping sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada allah swt, juga mengandung

nilai-nilai keutamaan yang bermanfaat bagi pembinaan pribadi muslim.

Keutamaan serta hikmah yang terkandung di dalamnya antara lain :

1.     Latihan kedisiplinan, kejujuran dan kepercayaan diri. Dengan berpuasa berarti kita melatih diri kita

sendiri untuk mampu menahan makan, minum dan apa saja yang dapat merusak puasa dalam  waktu

yang ditentukan. Kemampuan menahan diri dari makan dan minum serta apa saja yang dapat merusak

puasa dalam waktu yang ditentukan, dapat menumbuhkan kedisiplinan, kejujuran dan percaya diri.

2.     Latihan pengendalian diri.


Dengan berpuasa, kita dilatih bukan saja menahan makan minum, tetapi juga menahan agar selalu

bersabar, tidak cepat marah, mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan tercela.

3.   Memelihara kesehatan.

“berpuasalah niscaya  kamu sehat” begitulah sabda  rasulullah saw.

4.     Tanda terima kasih kepada  allah swt, karena semua ibadah mengandung arti

5.     Terima kasih kepada allah swt atas nikmat, pemberiannya yang tidak terbatas.

6.   Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir miskin, agar suka mengentaskannya.

B A B XV

Ibadah haji
I.    Pengertian haji.

Haji adalah sebagian rukun islam, atau penutup dari rukun islam dan dalam surat al-imran

disebutkan bahwa allah mewajibkan pada manusia untuk berhaji ke baitullah (masjidil haram) bagi

yang mampu. Dalam hal ini ayat tersebut menyebutkan “manusia” dengan pengertian laki-laki dan

perempuan. Selanjutnya jika disebutkan ihram, maka yang dimaksud yaitu seperti niat untuk

melaksanakan haji, setelah nabi menyebutkan bahwa sesungguhnya semua perbuatan itu dengan niat.

II.   Tata cara pelaksanaan haji.

1.     Tamatu’

Tamatu’ ialah mengerjakan umrah lebih dahulu, baru mengerjakan haji. Cara ini  wajib membayar

dam.   

2.     Qiran.

Mengerjakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus.Cara ini wajib membayar

dam.

3.     Ifrad.

Mengerjakan haji lebih dulu, baru mengerjakan umrah, cara ini tidak membayar dam.

Bagi jamaah yang mengambil haji ifrad dan haji qiran disunatkan mengerjakan tawaf qudum

bukan tawaf umrah dan bukan tawaf haji.

Tawaf qudum ini boleh disambung atau tidak disambung dengan sa’i. Tetapi apabila disambung

dengan sa’i, maka sa’inya sudah termasuk sa’i haji.

III. Doa penting dalam ibadah haji.

1.    Doa tawaf.

         Pada awal putaran pertama, menghadap hajar aswad sambil mengangkat tangan dan mengucap  :

Serta mengecupnya maka mulailah bergerak dengan posisi ka’bah disebelah kiri.

         Doa putaran 1 sampai dengan putaran 7 dibaca mulai hajar aswad sampai rukun yamami.

         Membaca doa diantara rukun yamami dan hajar aswad.

2.     Doa sesudah tawaf.

         Doa sesudah tawaf munajat di multazam, yaitu tempat antara hajar aswad dan pintu ka’bah.
         Doa sesudah shalat tawaf di makam ibrahim, setelah munajat di multazam, kemudian ke makam

ibrahim untuk sholat sunat tawaf dua rakaat. Rakaat pertama setelah al-fatihah membaca surat al-

kafirun dan setelah al-fatihah rakaat kedua membaca al-ikhlas

         Doa sesudah sholat di hijir ismail.

         Doa  waktu minum air zam-zam.

3.   Doa sa’i.

         Doa ketika mendaki bukit safa sebelum mulai sa’i.

         Doa di atas bukit safa ketika  menghadap ka’bah.

         Doa perjalanan ke 1 sampai dengan perjalanan ke 7 dari bukit safa ke bukit marwah, dibaca  mulai

dari bukit safa sampai pilar hijau.

o    Diantara dua pilar membaca doa

o    Membaca doa ketika  mendekati bukit marwa.

o    Doa di bukit  marwa selesai sa’i.

4.   Doa diarafah.

         Doa ketika berangkat ke arafah.

         Doa  waktu masuk arafah.

         Doa  melihat jabal rahmat.

         Zikir dan  wukuf.

5.   Doa di muzdhalifah dan mina

         Doa  waktu berangkat dari arafah.

         Doa ketika sampai muzdhalifah.

         Doa ketika sampai di may’ aril haram.

         Doa ketika sampai di mina.

         Doa melontar jumroh. Setiap melontar 1 jumroh 7 kali lontaran masing-masing dengan 1 kerikil dan

doa.

         Doa setelah melontar ketiga  jumroh.

6.   Doa tawaf wada’.

Pelaksanaan tawaf wada’ sebanyak 7 kali putaran mengelilingi ka’bah sebagai berikut :

a.       Putaran pertama.
1)     Putaran pertama dimulai dari hajar aswad sampai rukun yamami dengan membaca  doa.

2)    Putaran dari rukun yamami sampai hajar aswad membaca doa.

b.   Doa  putaran ke dua dan seterusnya.

      Doa putaran kedua sampai dengan ketujuh, gerakan dan doannya seperti

      Putaran pertama.

c.    Doa sesudah tawaf wada’

             Sesudah selesai tawaf wada’ kemudian berdiri di multazam yaitu antara hajar aswad dan pintu

ka’bah atau yang searah lalu membaca doa.

Anda mungkin juga menyukai