Sampah adalah sisa dari aktifitas sehari-hari manusia. Sampah juga
merujuk kepada benda atau material yang tidak diinginkan atau tidak bermanfaat lagi setelah berakhirnya suatu aktifitas atau proses.
Tiga jenis sampah berdasarkan sifatnya :
anorganik organik B3. PENGERTIAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR
TPA atau Tempat Pemrosesan Akhir
merupakan tempat dimana sampah DI TPA tidak hanya ada proses penimbunan sampah, tetapi juga wajib terdapat empat diisolasi secara aman agar tidak aktivitas utama penanganan sampah, yaitu : menimbulkan gangguan terhadap Pemilahan sampah lingkungan sekitarnya. Karenanya Daur ulang sampah non-organik diperlukan penyediaan fasilitas dan Pengomposan sampah organik perlakuan yang benar agar keamanan Pengurugan/penimbunan sampah tersebut dapat dicapai dengan baik (landfill). (Kementerian PU, 2014). SANITARY LANDFILL Sanitary landfill merupakan suatu fasilitas yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah akhir. Pembuangan sampah di sanitary landfill dilakukan dengan cara ditimbun. Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian sampah dihamparkan lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah penutup harian setiap hari akhir operasi dan dipadatkan kembali setebal 10% -15% dari ketebalan lapisan sampah. Lalu pada bagian atas timbunan tanah penutup harian tersebut dapat dihamparkan lagi sampah yang kemudian ditimbun lagi dengan tanah penutup harian. Demikian seterusnya hingga terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Sebelum ditimbun, permukaan dasar sanitary landfill dilapisi terlebih dahulu dengan tanah lempung dan geomembran. Tujuannya agar air sampah atau yang biasa disebut dengan lindi tidak merembes ke bawah tanah dan dapat mencemari air tanah. Selain dilapisi tanah lempung dan geomembran, permukaan dasar sanitary landfill dilengkapi dengan pipa pengumpul lindi dan pipa gas metan. Lindi yang terkumpul akan diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sedangkan gas metan yang terbentuk akan diolah dan selanjutnya dapat digunakan sebagai energi yang terbarukan. SANITARY LANDFILL CONTROLLED LANDFILL
Controlled landfill diperkenalkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada
awal tahun 1990-an merupakan perbaikan atau peningkatan dari cara open dumping tetapi belum sebaik sanitary landfill. Pada skema ini pelapis dasar berupa lapisan geomembran. Aplikasi tanah penutup harian dilakukan setiap 5-7 hari. Setelah masa layan habis, dilakukan penutupan akhir. PERKEMBANGAN LANDFILL DI INDONESIA Masyarakat di lndonesia sampai sekarang masih menganggap sebuah TPA yang aktivitas utamanya adalah landfilling selalu identik dengan open dumping sehingga metode yang lebih baik, semacam sanitary landfill akan dicurigai sebagai open dumping. Hal ini tidak mengherankan karena sampai saat ini masih banyak pengelola persampahan yang menganggap bahwa sebuah TPA hanyalah sekedar tempat untuk menyingkirkan sampah agar kotanya menjadi bersih. Sebuah TPA yang telah dirancang dan disiapkan sebagai lahan-urug saniter akan dengan mudah berubah menjadi sebuah open dumping bila pengelola TPA tersebut tidak secara konsekuen menerapkan aturan-aturan yang berlaku. TPA tersebut akan menjadi bau, berasap, dan lindinya menyebar ke arah yang tidak diinginkan. TERIMA KASIH HALAMAN SUMBER Gunakan ikon dan ilustrasi ini dalam Presentasi Canva. Selamat mendesain! Jangan lupa hapus halaman ini sebelum presentasi.